Anda di halaman 1dari 8

Total

Nilai
Skor

Nama Skor Total


Nilai
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor
Asih 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 7 70
Afzya 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
Imam 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 90
Rifa 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
Septian 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 10 90
Yuda 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 80

Nomor Soal Bobot Soal


1-10 1

Jumlah skor
10
maksimal

Predikat
KKM
<70 70-79 80-89 90-100
70 D C B A
Setelah mempelajari Modul 6 KB1, saya akan memaparkan mengenai contoh pelaksanaan kelas
yang menunjukkan pengukuran, penilaian dan evaluasi.

Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai materi pembelajaran yang telah
dilaksanakan, saya memberikan tes tertulis dalam bentuk objektif pilihan ganda sebanyak 10 soal
kepada siswa.

Setelah siswa selesai mengerjakan soal, saya memeriksa lembar jawaban siswa sesuai dengan
kunci jawaban. Kemudian saya melakukan penskoran sesuai pedoman penskoran dan KKM.

Nomor Soal Bobot Soal


1-10 1

Jumlah skor
10
maksimal

Nilai = skor perolehan x 100%


skor maksimal

Interval Nilai KKM

KKM = 70

intervalnya adalah 100-70 = 10


3

Predikat
KKM
<70 70-79 80-89 90-100
70 D C B A

Maka skor yang didapat siswa adalah

Nama Skor Total


Nilai Predikat
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor
Asih 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 7 70 C
Afzya 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 A
Imam 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 90 A
Rifa 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 A
Septian 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 10 90 A
Yuda 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 80 B

Berdasarkan total skor tersebut, maka Afzya dan Rifa mendapat nilai 100, Imam dan Septian
mendapat nilai 90, maka keempat anak tersebut mendapat predikat A (Sangat Baik). Sedangkan
Yuda mendapat nilai 80 dengan predikat B (Baik) dan Asih mendapat nilai 70 dengan predikat C
(Cukup)

Pengukuran Penilaian Evaluasi

Guru dan siswa melakukan kegiatan pembelajaran bersama-sama merupakan objek yang akan
diukur dengan alat ukur berupa ujian (sekumpulan soal) akan menghasilkan alat ukur berupa
angka. Untuk mengambil keputusan, angka yang diperoleh ditransformasikan ke dalam nilai A, B,
C, dan D.
Evaluasi hasil belajar merupakan proses mulai dan menentukan objek yang diukur, mengukurnya,
mencapai hasil pengukuran, mengambil keputusan lulus tidaknya siswa, dan efektif tidaknya
metode yang digunakan guru.

Dari beberapa uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa hubungan


antara pengukuran
(
measurement
), penilaian (
assessment
), dan evaluasi
(
evaluation
) bersifat hirarkis. Pengukuran membandingkan hasil pengamatan
dengan Kriteria, penilaian menjelaskan dan menafsirkan hasil
pengukuran, sedangkan evaluasi adalah penetapan nilai atau implikasi
suatu perilaku, bisa perilaku individu atau lembaga. Sifat yang hirarkis
ini menunjukkan bahwa setiap kegiatan evaluasi melibatkan penilaian
dan peng
ukuran.
Penilaian
berarti menilai sesuatu, sedangkan menilai itu mengandung arti
mengambil
keputusan terhadap sesuatu dengan mendasarkan diri
pada ukuran atau
criteria tertentu, seperti menilai seseorang sebagai orang yang pandai
karena
memiliki skor tes i
nteligensi lebih dari 120, sedangkan evaluasi menacakup
baik kegiatan pengukuran maupun penilaian.

Malam Bu Ria,,, Pembelajaran tematik benar benar memberi kesan yang


berbeda untuk saya, karena saya dituntut untuk selalu aktif mencari
referensi, kreatif menciptakan rangkaian proses dan kegiatan pembelajaran
juga inovatif dalam menciptakan teknik dan taktik untuk menciptakan
pembelajaran yang aktif, efektif dan menyenangkan. Saya juga harus
merubah dan mnghilangkan kemalasan saya untuk belajar dan terus belajar
karena perkembangan pembelajaran tematik ini selalu menghadirkan
sesuatu yang baru. Sehingga perubahan perkembangan kemampuan tidak
hanya untuk siswa tetapi juga untuk guru nya.
meurut saya pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang mampu
meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran tetapi tergantung
bagaimana kita sebagai guru dalam pengelolaannya

banyak sekali kesan yang saya peroleh dari pembelajaran tematik terutama
saat mengajar, salah satu contohnya adalah bingung harus menggabungkan
mapel, agar tidak begitu mencolok ketika kita menggabungkan beberapa
mata pelajaran tanpa harus menyebutkan pelajaran apa yang akan di
sampaikan. namun sampai saat ini saya belum menemukan trik dalam
mengajar tematik terutama di kelas atas agar dalam 1 hari pembelajaran
dapat selesai karena di kelas atas materinya banyak beda dengan di kelas
bawah mungkin bisa beres 1 pembelajaran dalam 1 hari. Menurut ibu Ria
adakah trik atau cara agar pembelajaran dapat terselesaikan dalam 1 hari
dalam waktu yang terbatas?

Menurut saya kelemahannya yaitu beberapa materi pokok tiap mata


pelajaran sulit untuk dicari keterkaitan menjadi satu tema dan penilaian yang
dilakukan lebih rumit karena harus lebih teliti untuk memilah KD tiap mata
pelajaran sedangkan pembelajaran serta evaluasi nya berdasarkan tema
pembelajaran ini siswa dituntut untuk lebih aktif menggali informasi dari
berbagai sumber, namun tidak dibarengi dengan melengkapi sumber belajar
itu sendiri.

Penilaian otentik yang saya lakukan berdasarkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor baik
yang tampak sebagai hasil akhir dari suatu proses pembelajaran, maupun berupa perubahan dan
perkembangan aktifitas, dan perolehan belajar selama proses pembelajaran di dalam kelas
maupun di luar kelas.

1. Aspek kognitif untuk mengetahui tingkat mengingat sampai kemampuan memecahkan


masalah. Bentuk tes yang biasa saya berikan adalah tes tertulis berupa pilihan ganda, isian
singkat dan uraian. kemudian tes lisan berupa daftar pertanyaan yang dijawab dengan diucapkan
secara langsung oleh siswa. selain itu saya memberikan penugasan berupa PR yang diberikan di
akhir sub tema.

2. Aspek afektif melalui observasi secara berkesinambungan terhadap sikap spiritual dan sikap
sosial siswa berdasarkan rumusan KI1 dan KI2 yang dilaksanakan selama proses pembelajaran
dan di luar pembelajaran. selain itu, penilaiannya melalui penilaian diri dengan cara meminta
kepada siswa untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya.

3. Aspek psikomotor untuk mengetahui keterampilan melalui penilaian kinerja yang menuntut
siswa mendemonstrasikan suatu kompetensi, biasanya saya melakukan penilaian berupa tes
praktik berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas; projek berupa perancangan, pelaksanaan,
dan pelaporan secara lisan maupun tertulis; dan portopolio berupa kumpulan seluruh karya siswa
untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan kreatifitas siswa.
Perubanan tingkah laku
Percaya diri Jujur Displin
No Nama
K C B SB K C B SB K C B SB
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
5
dst

Tujuan utama pembelajaran adalah mendidik peserta didik agar tumbuh kembang menjadi
individu yang bertanggung jawab dan dapat mempertanggung jawabkan perbuatannya. Guru
harus mampu menggunakan berbagai pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran yang
mendidik secara kreatif dengan standar kompetensi guru. Maka yang harus dilakukan oleh guru
untuk mewujudkan semuanya, yaitu :

1. Guru harus memperhatikan perbedaan individu setiap peserta didik yang memiliki
kemampuan dan tingkat intelektual yang berbeda. Dalam prosesnya guru mampu
mengembangkan dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengaktualisasikan
diri sesuai dengan kemampuannya.

2. Guru harus menanamkan pendidikan karakter dengan mengedepankan keteladanan guru


sehingga menghasilkan generasi yang berkarakter, berbudaya dan bermoral.

3. Guru memberikan motivasi belajar sesuai dengan manfaat dan mengaplikasikan materi ajar
dalam kehidupan sehari-hari

4. Guru harus meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar baik
secara individual maupun kelompok

5. Guru harus membudayakan gerakan literasi yang diterapkan dan dikembangkan pada kegiatan
proses pembelajaran di kelas sehingga peserta didik dapat memberikan fakta informasi dan
pengetahuan dari membaca.

6. Guru harus memberikan umpan balik berupa penguatan, pengayaan, dan remidial serta
merefleksikan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep dan pencapaian kompetensi
peserta didik
7. Guru harus menerapkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sehingga peserta
didik dituntut untuk memiliki kemampuan keterampilan dengan menggunakan sistem teknologi
yang memudahkan mereka mencari informasi

iya betul pak Ian, faktor keluarga menjadi faktor yang sangat mempengaruhi dalam pemerolehan bahasa
anak, karena keluarga merupakan lingkungan terdekat dengan anak. dari sejak bayi, anak lebih
menghabiskan waktunya untuk berada di rumah sehingga intensitas berinteraksi dengan keluarga lebih
banyak. dalam keluarga, seoarang anak pertama kali diajarkan pada pendidikan. melalui pendidikan
dalam keluarga tersebut, anak mendapatkan pengalaman, kebiasaan, keterampilan dan berbagai sikap
dan bermacam-macam ilmu pengetahuan terutama dalam hal kemampuan berbahasa.

tapi menurut saya teacher centerd cocok digunakan untuk melatih kemampuan bahasa anak di
kelas rendah misalnya kelas 1 selama beberapa waktu, misalnya kemarin ketika minggu pertama
masa pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru, guru mengajarkan bahasa dengan
santun dan bertutur kata yang baik sehingga anak merasa nyaman dan mendapat kesan yang
baik. selanjutnya ketika anak sudah beradaptasi, baru menggunakan student centered dalam
pembelajaran untuk memberikan kesempatan lebih aktif berbicara.

mungkin di sekolah ibu, anak-anak kelas 1 nya sudah pandai berbahasa jadi ya pantas kalau
langsung menggunakan student centered dari pada teacher centered. bagi saya 2 metode ini
sangat bermanfaat walau ada kelebihan dan kekurangannya.

Terimaksih bu Siti atas tanggapannya, menurut saya bahasa ibu/bahasa


daerah yang sering dibawa ke sekolah itu tidak dikatakan salah, dalam hal ini
bahasa daerah adalah bahasa yang patut di lestarikan sesuai daerahnya
sendiri dalam hal ini juga dapat mengondisikan siswa tersebut ke arah
komunikasi yang baik/bahasa pengantar pendidikan , baik itu dengan
temannya maupun dengan kita selaku gurunya, dan kita sebagai guru
sepatutnya kita bimbing anak tersebut untuk dapat mengarahkan dan
menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar secara perlahan.
menurut saya gak apa-apa, karna disekolah saya ada mata pelajaran bahasa
daerah. Terima kasih.

Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan karena bahasa
Indonesia menjadi penunjang keberhasilan siswa dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran
bahasa Indonesia diharapkan membatu siswa untuk mengenal dirinya, budayanya, dan daharapkan
mampu mengemukakan gagasan, perasaan dan berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh
karena itu, kita sebagai guru kita harus benar-benar memahami dalam pembelajaran bahasa agar siswa
memiliki keterampilan bahasa menyimak, berbicara, membaca dan menulis.

Anda mungkin juga menyukai