Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM BENGKEL SEMESTER VI

”KONTROL POMPA AIR BERSIH”

Dosen Pembimbing :

Suparmono, S.T.

Ir. Gunoro

Oleh :

Agus Priono 0805031002

EL – 6B

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

2011
LEMBAR PENILAIAN

Judul Laporan : ”Kontrol Pompa Air Bersih”

Kelompok : 1 (satu)

No. Drawer : 1 (satu)

Nama Praktikan : Agus Priono

Tanggal Praktikum : 20 Juni 2011 – 09 Juli 2011

Tanggal Penyerahan Laporan : 22 Juli 2011

Dosen Pembimbing I : Suparmono, S.T.

Dosen Pembimbing II : Ir. Gunoro

Nilai : “__________”

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PENILAIAN............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

DAFTAR TABEL...................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

I.1 Pendahuluan....................................................................................................1

I.2 Tujuan.............................................................................................................2

BAB II DASAR TEORI..........................................................................................3

II.1 Teori...............................................................................................................3

II.1.1 Pedoman Merencanakan Panel Kontrol.................................................3

II.1.2 Pedoman Merakit / Merangkai...............................................................3

II.1.3 Deskripsi Kerja.......................................................................................4

BAB III LANGKAH KERJA..................................................................................6

III.1 Peralatan dan Bahan.....................................................................................6

III.1.1 Peralatan................................................................................................6

III.1.2 Bahan....................................................................................................7

III.2 Langkah Kerja............................................................................................10

III.3 Diagram Rangkaian Kontrol......................................................................11

BAB IV ANALISA HASIL...................................................................................24

ii
IV.1 Analisa Kerja Rangkaian............................................................................24

BAB V KESIMPULAN.........................................................................................29

iii
DAFTAR TABEL

Tabel III. 1 Peralatan yang digunakan................................................................6

Tabel III. 2 Bahan yang digunakan..........................................................................8

iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar II. 1 Gambar Simulasi Pompa Air Bersih.............................................4

v
BAB I PENDAHULUAN

I.1 Pendahuluan

Latihan bengkel semester VI ini tertuju pada instalasi kontrol listrik pada
pada pompa air bersih yang diperkecil yang bertujuan agar kelak dapat
menginstalasi pada proyek yang sebenarnya .

Pada semester VI ini setiap mahasiswa dibagi atas 2 group, yaitu kontrol
pompa air bersih dan kontrol pencegah air melimpah. Masing-masing group
berbeda pada sistem operasinya, dengan maksud agar mahasiswa dapat menyerap
informasi teknik sebanyak mungkin.

Pada akhir praktek semester VI ini mahasiswa akan mendapat tugas


membuat laporan praktek. Maksud dari pembuatan laporan praktek ini adalah
membimbing mahasiswa untuk mencapai tujuan utama yakni menghasilkan
mahasiswa yang memiliki nalar, kreatifitas, dan kemampuan/skill yang tinggi
sebagai modal dalam menghadapi dan menguasai keadaan lapangan kelak

Karena hal-hal di atas maka pemasangan instalasi kontrol listrik harus


benar-benar di rencanakan dari awal hingga selesai. Untuk lebih maksimal
sebaiknya pekerjaan tersebut mengikuti sistem yang di sarankan pada PUIL.
Karena disana telah di jelaskan dengan rinci bagaimana tentang instalasi kontrol
listrik yang baik dan benar serta memenuhi standard. Disana juga diterangkan
beberapa teknik pemasangan instalasi kontrol listrik sebagaimana mestinya.
Misalnya ; melakukan pengawatan, penarikan kabel, penempatan peralatan,
penyambungan kabel, serta mencari kesalahan ( trouble shooting ).

Ingat :

Instruktur hanya memberikan instruksi dan teknis pemasangannya, maka


keaktifan Anda pada praktek bengkel listrik semester VI ini untuk mengelola

1
semua perencanaan yang bersangkut paut dengan teknis pemasangannya sangatlah
diharapkan.

Setiap pekerjaan selalu utamakan keselamatan diri Anda.

I.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum bengkel ini adalah :

1. Praktikan dapat memahami diagram rangkaian kontrol pompa air bersih


sekaligus mengetahui cara kerja dari rangkaian kontrol pompa air bersih.

2. Praktikan mampu menganalisa rangkaian kontrol air bersih, dan memperbaiki


rangkaian kontrol air bersih jika ditemukan kesalahan.

3. Praktikan diharapkan mampu mengetahui letak kesalahan/trouble dari sistem


kontrol pompa air bersih dan sekaligus mampu untuk memperbaikinya.

4. Melatih praktikan agar mampu bekerja dengan cepat dan tepat sesuai dengan
skedul/jadwal yang telah disepakati bersama.

5. Melatih daya nalar dan kecepatan pengambilan tindakan dalam menghadapi


suatu sistem, baik dalam keadaan normal dan trouble.

2
BAB II DASAR TEORI

II.1 Teori

II.1.1 Pedoman Merencanakan Panel Kontrol

Pedoman merencanakan panel kontrol :

1. Kumpulkan data tentang kegunaan peralatan / bahan yang diperlukan.

2. Rencanakan ukuran kotak panel / frame yang distandartkan, baik kualitas


maupun keamanan listriknya.

3. Konsultasikan dengan ”Instruktur”.

4. Dapat dilanjutkan sesuai langkah dengan pekerjaan.

II.1.2 Pedoman Merakit / Merangkai

Pedoman merangkai :

1. Mengetahui sistem kerja rangkaian.

2. Diketahiu fungsi setiap komponen dengan pasti.

3. Dapatkan spesifikasi setiap komponen.

4. Buat sheet peletakan setiap komponen.

5. Konsultasikan dengan ”Instruktur” tentang kapasitasnya.

6. Tentukan ukuran rangka / landasan komponen.

7. Rakit tempat landasan komponen.

8. Tempatkan komponen sesuai sheet yang anda buat.

9. Tandai setiap komponen sesuai kode pada rangkaian kontrolnya.

3
10. Rangkailah komponen, kolom demi kolom sesuai tahap, kelas kerja atau level
tegangan sumber.

11. Lanjutkan kepenyelesaian.

II.1.3 Deskripsi Kerja

Gambar II. 1 Gambar Simulasi Pompa Air Bersih

4
Bila bak penampungan dalam kondisi kosong dan ada air di dalam sumur
maka kedua pompa akan bekerja secara bersamaan hingga air mencapai level 3.
Bila air turun hingga ke level 2 maka salah satu pompa akan bekerja kembali
hingga air menyentuh level 3. Kemudian jika air turun kembali ke level 2 maka
salah satu pompa yang lain akan bekerja hingga air menyentuh level 3. Saat
terjadi hujan atau sensor level 3 rusak maka air akan mencapai level 4 dan alarm
akan berbunyi untuk memberitahukan operator bahwa terjadi over flow. Bila
pemakaian air banyak hingga air mencapai level satu maka kedua pompa akan
bekerja hingga air mencapai level 3.

5
BAB III LANGKAH KERJA

III.1 Peralatan dan Bahan

Peralatan dan bahan merupakan unsur yang penting dalam melaksanakan


praktek di bengkel. Kedua unsur ini tidak dapat dipisahkan dalam suatu pekerjaan
karena kedua unsur tersebut saling ketergantungan dan merupakan unsur pokok
dalam melaksanakan praktek. Dalam hal ini peralatan ini dipergunakan untuk
membuat tempat-tempat bahan yang digunakan untuk pemasangan bahan tersebut.

III.1.1 Peralatan

Pada praktek di bengkel ini, peralatan mekanik dan listrik dipakai secara
bersama-sama. Alat mekanik lebih digunakan pada saat pembuatan rangka panel
dan kontrol. Peralatan listrik untuk merangkai rangkaian kontrol, simulasi dan
panel kontrol. Peralatan ini ada yang berupa peralatan tangan (hand tool) sampai
alat besar.

Pembuatan lubang dengan diameter tertentu yang harus disesuaikan


dengan bahan yang digunakan, dengan menggunakan drilling machine Rochwell
LVC, dan drilling machine VSC Twenty pada kecepatan rendah.

Peralatan - peralatan yang digunakan :

Tabel III. 1 Peralatan yang digunakan.

NO. NAMA PERALATAN JUMLAH SATUAN

1. Tang Kombinasi 1 Buah

2. Tang Potong 1 Buah

3. Tang Pengupas Kabel 1 Buah

6
4. Obeng Positif ( + ) 1 Buah

5. Obeng Negatif ( - ) 1 Buah

6. Kunci Inggris 1 Buah

7. Gergaji Besi 1 Buah

8. Mesin Bor 1 Buah

9. Multimeter 1 Buah

III.1.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada praktek kontrol Pompa Air Bersih ini terdiri
dari bahan yang digunakan sebagai pengontrol dan bahan simulasi. Bahan
simulasi digunakan karena jika bahan yang sebenarnya digunakan, tidak
mencukupi untuk semua praktikan ataupun mungkin tidak ada tersedia di bengkel,
misalnya motor. Jadi untuk mengetahui cara kerja motor tersebut cukup
digunakan bahan simulasi, dan dari bahan simulasi ini nantinya akan terlihat
bagaimana cara kerja motor yang sebenarnya. Pada praktek kontrol Pompa Air ini
bahan simulasi untuk motor digunakan lampu tanda.

Setiap bahan yang digunakan diusahakan seefisien mungkin dan sesuai


dengan cara kerja rangkaian. Bahan yang digunakan dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu:

a. Bahan tetap, yaitu: bahan yang tidak habis, merupakan bahan masih utuh
setelah digunakan selesai praktek dan dapat digunakan kembali sesuai dengan
fungsi yang sebenarnya dimasa yang akan datang. Bahan tetap diletakkan pada
rangka panel, panel kontrol dan simulasi, misalnya kontaktor, triver trafo,
relay 48 V dan relay 220 V, dioda, lampu tanda 48 V dan lampu tanda 220 V,
saklar, hour meter, push button NO/NC, terminal, dan lain-lain.

7
b. Bahan habis, yaitu: bahan yang berubah bentuk dari aslinya, dimana bahan
ini digunakan untuk modifikasi dari rangkaian kontrol, maupun panel kontrol,
contohnya : chanel, profil C dan profil G, din profil, plat besi, PVC pejal,
kabel, dan lain-lain. Penggunaan bahan pada praktek ini dipisahkan antara
bahan untuk panel kontrol dan simulasi.

Adapun bahan – bahan yang digunakan dalam perakitan Panel Kontrol


Pompa Air Bersih dan simulasinya adalah :

Tabel III. 2 Bahan yang digunakan

NO. NAMA BAHAN MEREK SPESIFIKASI JUMLAH SATUAN

1. Auxiliary kontak 2 NO + 2 NC 2 Buah

2. Bell alarm 220 Volt 1 Buah

3. Dioda IN 4006 7 Buah

4. Dudukan Fuse 9 Buah

5. Fuse 10 Ampere 6 Buah

6. Fuse 6 Ampere 3 Buah

7. Hour Meter Z 2 Buah

8. Impuls BBC 1 Buah

9. Kaki (Relay + Timer) Omron 15 Buah

10. Kontaktor Tel.Mekanik 2 Buah

11. Lampu Simulasi E.12 220 Volt 4 Buah

12. Lampu Tanda B.9 48 Volt 7 Buah

13. Line Up Terminal 16 mm 7 Buah

14. Line Up Terminal 2,5 mm 21 Buah

15. Line Up Terminal 35 mm 5 Buah

8
16. Mur Geser 20 Buah

17. Phneumatik Tel.Mekanik ON Delay 2 Buah

18. Push Button Tel.Mekanik NO (Hijau) 2 Buah

19. Push Button Tel.Mekanik NC (Merah) 3 Buah

20. Relay Comet 220 Volt 7 Buah

21. Relay Comet 48 Volt 5 Buah

22. Sakelar 3 Phasa Mocller 1 Buah

23. Sakelar Pilih I-0-II Mocller 2 Buah

24. Sakelar Satu Arah Voltama 5 Buah

25. Terminal Strip 6 mm2 2 Buah

26. Thermal Over Load Tel.Mekanik 15 A 2 Buah

27. Timer 220 Volt CMC.RSD1 ON Delay 2 Buah

28. Timer 48 Volt CMC RSR OFF Delay 1 Buah

29. Trafo 220V / 48V SUN CT (10 A) 1 Buah

30. Tusuk Kontak 1 Phasa 250 V / 6 A 1 Buah

31. Wiring Chanel 30 x 30 mm 3 Meter

32. Profil C 1,4 Meter

33. Profil G 440 mm

34. Rel Omega 1,76 Meter

35. Kabel Merah NYAF 1,5 mm2 35 Meter

36. Kabel Kuning NYAF 1,5 mm2 35 Meter

37. Kabel Hitam NYAF 1,5 mm2 20 Meter

9
38. Kabel Biru NYAF 1,5 mm2 15 Meter

39. Kabel Biru Muda NYAF 1,5 mm2 10 Meter

40. Pintu panel 410 x 290 mm 1 Lembar

41. Papan simulasi 400 x 50 mm 1 Lembar

III.2 Langkah Kerja

Langkah kerja :
1. Buatlah kerangka panel untuk meletakkan komponen terlebih dahulu.
2. Periksa semua alat dan bahan masih dalam keadaan baik.
3. Pasang semua komponen sesuai dengan tata letak komponen.
4. Hubungkan semua penghantar netral terlebih dahulu (perhatikan untuk
penggunaan 220 V dan 48 V).
5. Kawati rangkaian utama untuk ke motor.
6. Kawati semua rangkaian kontrol.
7. Periksa apakah semua komponen telah terhubung dengan baik.
8. Lakukan pengetesan untuk memastikan bahwa rangkaian telah berfungsi
dengan baik.
9. Laporkan kepada instrukstur untuk diperiksa.

III.3 Diagram Rangkaian Kontrol

10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
BAB IV ANALISA HASIL

IV.1 Analisa Kerja Rangkaian

Bila main switch S01 ON dan S11 ON (pelampung pada sumur A) yang
menandakan air pada sumur A ada, dan tangki B dalam keadaan kosong (S26
OFF) maka kedua motor akan langsung bekerja untuk mengisi tangki B dengan
air, sampai mencapai level 3.. Bila air kembali surut (air yang keluar lebih besar
dari air yang masuk), dalam hal ini air berada antara level 1 dan level 2 maka
salah satu pompa kembali bekerja. Bila air yang masuk lebih besar dari air yang
keluar maka suatu saat air akan kembali mencapai level 3. Bila air kembali surut
dan air berada antara level 1 dan level 2 maka salah satu pompa yang lain akan
bekerja. Pada saat pemakaian air semakin banyak dan air mencapai level 1 maka
kedua pompa akan bekerja bersama-sama.

Pada saat pengisian air pada tangki B dari level 2 sampai level 3 terjadi
pergantian motor yang bekerja secara bergantian (bila air menyusut terlebih
dahulu di bawah level 2). Hal ini disebabkan karena pada saat antara level 2 dan
level 3, S27 yang bekerja sehingga mengaktifkan K27. Aktifnya K27 akan
menghubungkan arus ke saklar impuls dimana saklar impuls mengoperasikan K25
yang berfungsi sebagai penentu pompa mana yang akan bekerja berikutnya.

Pada saat air mencapai level 3 maka S28 ON yang akan memutuskan
semua hubungan ke kedua pompa, sehingga pada saat air mencapai level 3 maka
tak satu pun motor akan bekerja.

Bila air pada tangki B telah mencapai level 3 dan terus meningkat sampai
ke level 4 (bisa saja tangki B pada ruangan terbuka dan tidak di tutup sehingga air
hujan masuk pada tangki B dan menampung air hujan tersebut atau dikarenakan
rusaknya sensor S28 pada level 3 sehingga air terus bertambah di dalam tangki B)
maka lampu tanda over flow H47 akan ON dan alarm akan berbunyi. Agar alarm
OFF maka kita harus menekan push button SI51 (meski air masih pada level 4)
dalam hal ini setelah kita mengetahui bahwa air sudah mencapai level 4, dengan
berbunyinya alarm, maka alarm harus kita matikan terlebih dahulu, lalu kita

22
mengambil tindakan untuk mengatasi hal ini . setelah tindakan dilakukan sehingga
air tidak lagi mencapai level 4, baru kita dapat meng-OFFkan lampu tanda over
flow dengan menekan push button S45 (reset over flow).

Untuk mereset alarm kita cukup menekan push button SO51. Apabila kita
tidak mereset alarm, maka kelak jika terjadi gangguan (over load, over flow,
maupun no flow) maka alarm tidak akan berbunyi. Tetapi bila kita mereset alarm,
maka apabila gangguan terjadi lagi alarm akan berbunyi, hal ini disebabkan
karena K51 kembali pada kodisi normal, sehingga tetap ada kontak yang selalu
stand by mengalirakan arus ke alarm apabila terjadi gangguan (over flow, over
load, no flow) pada sistem kontrol.

Hal-hal yang berhubungan pada sistem kontrol pompa air bersih adalah
sebagai berikut :

1. No Flow

Pada kenyataannya no flow terjadi pada sistem karena pada pipa tidak ada
aliran air pada saat pompa bekerja.

Untuk simulasi agar no flow terjadi pada pompa 1 (M1) dan atau pompa 2
(M2) maka pengaturan waktu pada K13T harus lebih cepat dari pada pengaturan
waktu pada K10T (untuk M1), sedangkan agar no flow terjadi pada M2 maka
pengaturan waktu pada K17T harus lebih cepat dari pada pengaturan waktu pada
K15T.

2. M1 Over Load

Over load adalah keadaan dimana motor (M1) mengalami beban lebih. Bila
M1 over load, maka lampu tanda H41 akan menyala.

3. M2 Over Load

Over load adalah keadaan dimana motor (M2) mengalami beban lebih. Bila
M2 over load, maka lampu tanda H43 akan menyala.

23
4. No Flow dan Over Load Terjadi pada M1

Bila no flow terjadi pada M1 kemudian over load juga terjadi pada M1, maka
lampu tanda over load M1 (H41) akan menyala, sedangkan lampu tanda no flow
M1 (H15) akan OFF, meski motor pada keadaan no flow

5. No Flow dan Over Load Terjadi pada M2

Bila no flow terjadi pada M2 kemudian over load juga terjadi pada M2, maka
lampu tanda over load M2 (H43) akan menyala, sedangkan lampu tanda no flow
M2 (H19) akan OFF, meski motor pada keadaan no flow.

6. Ada Aliran

Pada kenyataannya kejadian ada aliran adalah pada saat motor bekerja air pada
pipa tetap ada.

Agar situasi ini terjadi, pada simulasi pompa air bersih ini, maka pengaturan
waktu K10T harus lebih cepat dari K13T (untuk Pompa 1). Untuk M2 agar terjadi
aliran pada simulasi ini, maka pengaturan waktu K15T harus lebih cepat dari
K17T.

7. Over Flow

Yaitu air dalam sumur B berlebih (air mecapai level 4).Hal ini harus
diantisipasi karena mengakibatkan kerja sistem menjadi tidak efektif dan efisien.
Cara mengantisipasinya adalah dengan membuat pelampung pada level 4 yang
megakibatkan alarm berbunyi dan lampu tanda over flow (H47) menyala. Ketika
operator mendengar alarm tanda over flow maka alarm harus dimatikan terlebih
dahulu lalu kemudian mengambil tindakan untuk mengatasi hal ini. Setelah
tindakan dilakukan sehingga air tidak lagi mencapai level 4, baru kita dapat meng-
OFFkan lampu tanda over flow dengan menekan S45 (reset over flow).

8. Main Switch

24
Main switch berfungsi sebagai saklar utama yang menghubungkan sistem
dengan supply PLN.

9. Jmp

Untuk mencek apakah motor dalam keadaan baik atau tidak, kita hanya
memutar switch pump 1 (untuk M1) dan switch pump 2 (untuk M2) pada posisi
jmp.

10. Auto

Pada pintu panel terdapat switch pump 1 (untuk M1) dan switch pump 2
(untuk M2). Bila switch pump 1 dan 2 kita arahkan pada posisi auto maka
pengoperasian sistem kontrol air bersih ini sudah dapat kita operasikan
sebagaimana mestinya.

11. Check Lamp

Untuk mencek semua lampu tanda pada pintu panel apakah semua bekerja
dengan baik, kita cukup menekan S48 saja. Bila semua lampu tanda pada pintu
panel dalam keadaan ON selama S48 ditekan, maka semua lampu tanda pada
pintu panel dalam keadaan baik.

12. Stop Alarm

Saklar tekan stop alarm berfungsi untuk meng-OFFkan alarm apabila alarm
berbunyi.

13. Reset Alarm

Saklar tekan reset alarm berfungsi untuk me-reset alarm setelah alarm bekerja,
sehingga alarm tetap akan bekerja apabila terjadi gangguan (over flow, over load
dan no flow). Apabila kita tidak menekan reset alarm maka alarm tidak akan
berbunyi lagi setelah sebelumnya alarm berbunyi.

1. Check Run Pump

25
Check run pump berfungsi untuk memeriksa apakah motor dapat bekerja
dalam keadaan baik.

Untuk check run pump pastikan dahulu bahwa K31M (M1) dan K36M (M2)
bekerja. Setelah itu S57 kita tekan, maka selama pengaturan waktu tertentu pada
S57 lampu tanda run pump 1 dan run pump 2 akan menyala, sedangkan M1 dan
M2 tetap ON selama K31M dan K36M ON. Demikian pula sebaliknya bila K31M
dan K36M tidak bekerja, maka check run pump tidak dapat kita lakukan.

15. Reset Over Flow

Saklar tekan reset over flow berfungsi untuk meng-OFFkan lampu tanda over
flow setelah air dibawah level 4, yang mana sebelumnya air telah mencapai level
4 dan lampu tanda over flow ON.

26
BAB V KESIMPULAN

Dari hasil praktek dapat kita ambil kesimpulan, yaitu :

1. Untuk mengoperasikan pompa air bersih ini pertama sekali kita harus
mengetahui apakah motor dalam keadaan baik atau tidak. Untuk itu kita harus
memutar selector switch pada keadaan jmp, apabila motor bekerja dengan
baik, maka kita dapat mengoperasikan pompa air bersih ini pada posisi auto
untuk memompa air ke suatu penampungan.

2. Rangkaian kontrol air bersih ini merupakan rangkaian kontrol yang digunakan
untuk memompa air dari suatu sumur ke dalam suatu penampungan air
dimana rangkaiannya dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat diaplikasikan
ke dalam proyek-proyek yang mengelola air bersih.

3. Untuk merancang dan merakit kontrol pompa air bersih kita harus dapat
membaca diagram rangkaian dan mengetahui sistem kerja rangkaian serta
mengetahui fungsi setiap komponen dengan pasti.

4. Untuk merancang dan merakit panel kontrol, posisi komponen-komponen


haruslah tepat agar dalam pengawatannya mudah, dan pada umumnya
komponen-komponen yang berat diletakkan pada posisi paling bawah pada
rangka / landasan panel komponen.

5. Dalam melakukan pengawatan rangkaian kontrol pompa air bersih, penarikan


kabel dari terminal utama panel ke komponen-komponen yang terpasang di
pintu panel haruslah memiliki toleransi agar pintu panel dapat dibuka dan
ditutup dengan mudah (leluasa).

6. Apabila kita mengalami trouble (masalah) pada bagian rangkaian kontrol air
bersih ini maka kita terlebih dahulu :

 Menganalisa kesalahan rangkaian dengan cara mengalokasikan kesalahan


(mengumpulkan setiap kesalahan) dengan melakukan pengoperasian awal
sebelum diperbaiki;

27
 Men-check apakah supply sudah ada diberikan pada rangkaian kontrol;

 Men-check apakah fuse, MCB dan pengaman lainnya masih berfungsi atau
tidak;

 Men-check apakah ada kabel yang tidak terhubung pada tempatnya


(lepas/putus);

 Periksa peralatan selain bagian kontrol (seperti lampu) apakah baik atau
tidak;

 Periksa bagian pengontrol (saklar) apakah masih berfungsi atau tidak;

 Periksa bagian pengontrol (kontaktor/timer) apakah masih berfungsi atau


tidak;

 Sesuaikan rangkaian kontrol panel berdasarkan gambar rangkaian.

Medan, 22 Juli 2011

Praktikan,

Agus Priono

NIM. 0805031002

28

Anda mungkin juga menyukai