Anda di halaman 1dari 14

OPTIKA GEOMETRIS, OPTIKA FISIS, DAN ALAT –

ALAT OPTIK

Nama Kelompok :
1. Rizki Amalia 17030234001
2. Shela Insanul Hikmah 17030234011
3. Nur Wanda Aini Natasya 17030234021
4. Gading Adjie Brilianto 17030234024
5. Irene Cornelia Constanty 17030234033
6. Rizka Dwi Safitri 17030234052
Optika merupakan cabang ilmu fisika yang mempelajari tentang konsep cahaya, terutama
mengkaji sifat-sifat cahaya, hakikat, dan pemanfaatannya. Optika terbagi atas dua bagian yaitu
optika geometris merupakan optika yang membahas tentang pemantulan dan pembiasan cahaya, dan
optika fisis merupakan cabang studi cahaya yang membahas tentang sifat-sifat cahaya, interferensi
cahaya, hakikat cahaya dan pemanfaatan sifat-sifat cahaya.
A. Optika Geometris
Optika Geometris merupakan optika yang membahas tentang pemantulan dan pembiasan
cahaya.. Sifat cahaya sama dengan sifat gelombang elektromagnetik. Cahaya dan gelombang
elektromagnetik dapat merambat dalam ruang vakum (ruang hampa).
1) Pemantulan Cahaya

Gambar : ardianaputria.wordpress.com
Hukum Pemantulan Cahaya
Cermin merupakan suatu benda yang tidak tembus cahaya dan permukaannya sangat
halus dan rata sehingga hampir semua cahaya yang datang padanya dapat dipantulkan.

Dari sifat-sifat pemantulan cahaya pada cermin diperoleh hukum pemantulan cahaya,
yaitu:
a. Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar,
b. Sudut datang sama dengan sudut pantul.

Keterangan :
Sinar datang adalah sinar yang datang ke cermin.
Sinar pantul adalah sinar yang dipantulkan ke cermin.
Garis normal adalah garis yang tegak lurus permukaan cermin.
Sudut pantul adalah sudut antara sinar pantul dan garis normal.
1.1 Pemantulan Cahaya pada Cermin Datar
Cermin datar adalah cermin yang mempunyai permukaan pantul berbentuk bidang datar.
Bayangan yang dibentuk oleh cermin datar sama persis dengan ukuran bendanya.
Bayangan pada cermin datar memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
a. Merupakan bayangan maya.
b. Tegak seperti bendanya.
c. Sama besar dengan bendanya.
d. Menghadap terbalik dengan bendanya.
e. Jarak benda ke cermin sama dengan jarak bayangan ke cermin

1.2 Pemanulan Cahaya pada Cermin Cekung


Cermin cekung adalah cermin yang permukaan pemantulnya melengkung
kedalam. Cermin cekung bersifat mengumpulkan sinar pantul atau konvergen.
Tiga sinar istimewa pada cermin cekung, yaitu :
1) Sinar datang yang sejajar dengan sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus.
2) Sinar datang yang melalui titik fokus dipantulkan sejajar dengan sumbu utama.
3) Sinar datang yang melalui titik pusat kelengkungan cermin (C) dipantulkan melalui
titik itu juga.

Rumus Cermin Cekung


Cermin Cekung berfokus positif. Jika sobat mempunyai benda dengan jarak S dari cermin
maka untuk mencari jarak bayangannya menggunakan rumus

f = fokus cermin
s = jarak benda dari cermin
s’ = jarak bayangan
sedangkan perbesaran bayangannya menggunakan rumus

s = jarak benda dari cermin


s’ = jarak bayangan
h’ = tinggi bayangan
h = tinggi benda

1.3 Pemantulan Cahaya pada Cermin Cembung


Cermin cembung merupakan jenis cermin lengkung yang permukaan
pemantulnya melengkung keluar. Cermin cembung disebut juga
cermin divergen, karena cermin cembung bersifat menyebarkan cahaya yang
mengenainya.
Tiga sinar istimewa pada cermin cembung, yaitu :
1) Sinar datang yang sejajar dengan sumbu utama dipantulkan seolah-olah berasal dari
titik fokus.
2) Sinar datang yang menuju titik fokus dipantulkan sejajar dengan sumbu utama.
3) Sinar datang yang menuju pusat kelengkungan dipantulkan melalui lintasan yang
sama.

2) Pembiasan Cahaya
Salah satu sifat cahaya adalah dapat dibiaskan. Cahaya akan dibiaskan atau dibelokkan
ketika cahaya tersebut melewati dua buah medium yang kerapatan optiknya berbeda. Arah
perambatan cahaya dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
a. Mendekati garis normal
Cahaya akan dibiaskan(dibelokan) mendekati garis normal apabila cahaya datang dari
medium optik yang kurang rapat menuju medium optik yang lebih rapat, contohnya cahaya
datang dari uair menuju kaca.
b. Menjauhi garis normal
Cahaya akan dibiaskan(dibelokkan) menjauhi garis normal apabila cahaya cahaya datang
dari medium optik yang lebih rapat menuju medium optik yang kurang rapat, contohnya
cahaya datang dari kaca menuju udara.
Syarat-syarat terjadinya pembiasan cahaya :
1) Cahaya meewatii dua medium yang memiliki perbedaan kerapatan optik.
2) Sudut datang lebih kecil dari 90° karena sinar datang tidak tegak lurus dengan bidang
batas kedua medium
Peristiwa pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari :
1. Kolam menjadi terlihat lebih dangkal dari aslinyabila dilihat dari atas.
2. Ikan yang berada di dalam akuarium terlihat lebih besar dari aslinya
3. Adanya pelangi setelah hujan turun.
4. Penggaris yang dimasukkan ke dalam gelas
berisi air akan terlihat patah.
Indeks Bias
Adanya periatiwa pembiasan cahaya disebabkan
perbedaan laju cahaya pada dua buah medium
yang memiliki kerapatan optik berbeda. Kelajuan cahaya pada medium yang kerapatan
optiknya lebih rapat akan lebih kecil daripada kelajuan cahaya pada medium
yangkerapatan opiknya kurang rapat. Christian Huygens mendefinisikan indeks bias
sebagai
“Perbandingan laju cahaya di ruang hampa dengan laju cahaya dalam suatu medium".
indeks bias dirumuskan
n = c/v
dimana :
n = indeks bias
c = laju cahaya dalam ruang hampa ( 3 x 100000000 m/s)
v = laju cahaya dalam zat
Nilai indeks bias suatu medium selalu lebih dari 1
Hukum Pembiasan Cahaya Snellius
Seorang ilmuwan Belanda bernama Willebrord Snellius melakukan eksperimen untuk
mencari tahu hubungan antara sudut datang dengan sudut bias. Hasil eksperimen ini
menghasilkan hukum Snellius yang berbunyi
1. sinar datang, sinar bias serta garis normal, terletak pada satu bidang datar yang sama
(segaris).
2. Apabila sinar (cahaya) datang dari medium kurang rapat menuju medium yang lebih
rapat dibiaskan mendekati garis normal, sementara sinar (cahaya) yang datang dari medium
lebih rapat menuju medium kurang rapat dibiaskan menjauhi garis normal. hasil pembagian
dari sinus sudut datang dengan sinus sudut bias merupakan bilangan tetap dan disebut
indeks bias.
B. Optik Fisis
Sifat sifat yang ada pada cahaya adalah :
1. Dispersi
Sifat yang dimiliki cahaya yang disebut Dispersi ini dapat kita jumpai dalam kehidupan
sehari hari. peristiwa yang berkaitan adalah pada terbentuknya pelangi serta sinar yang
dihasilkan oleh prisma.
Proses terjadinya pelangi adalah pada saat cahaya matahari datang dari belakang pengamat,
direfraksikan ke dalam sebuah tetes air, kemudian ia akan dirfleksikan dari permukaan
belakang tetesan air, selanjutnya direfraksikan kembali ke udara. Dalam semua prosesnya
cahaya mengalami dispersi, maka terurailah cahaya putih menjadi pelangi.
Difraksi berdasarkan teori adalah Peristiwa peruraian cahaya polikromatik (putih) menjadi
spektrum cahaya monokromatik ( merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila , ungu). Dan bila
seberkas sinar putih (Polikromatik) mengenai batas antara dua media bening yang
mempunyai indeks bias berbeda, maka selain dibiaskan, berkas sinar inipun akan diuraikan
menjadi berbagai warna, hal ini secara sederhana dapat digunakan prisma sebagai media
bening.
2. Interferensi
Pada sifat cahaya yang kedua ini, contoh nyata yang dapat kita amati adalah pada saat
gelembung sabun yang terkena cahaya matahari, maka akan terbentuk warna warni pada
gelembung tersebut. akan tetapi, terbentuknya warna tersebut bukan karena proses
pembiasan. tetapi dikarenakan terjadi interferensi konstruktif dan distruktif dari sinar yang
dipantulkan oleh suatu lapisan tipis.
Interferensi sendiri adalah Perpaduan dua gelombang yang memiliki beda fase konstan
(koheren). Ketika dua gelombang yang koheren menyinari/melalui dua celah sempit, maka
akan teramati pola interferensi terang dan gelap pada layar. percobaan Interferensi ini
Pertama kali ditunjukkan oleh Thomas Young pada tahun 1801.
Syarat terjadinya interferensi
 Sumber harus bisa mempertahankan suatu beda fasa yang tetap (sumber koheren).
 Sumber harus monokromatis dan menghasilkan cahaya dengan panjang gelombang sama.
3. Polarisasi
Sifat cahaya yang selanjutnya adalah Polarisasi. polarisasi ini adalah —Pengkutuban
daripada arah getar dari gelombang transversal. (Dengan demikian tidak terjadi polarisasi
pada gelombang longitudinal). polarisasi merupakan salah satu sifat cahaya yang bergerak
secara oscillasi dan menuju arah tertentu.
Polarisasi cahaya disebabkan oleh beberapa hal.
a. Polarisasi akibat refleksi
Pemantulan akan menghasilkan cahaya terpolarisasi jika sinar pantul dan sinar biasnya
membentuk sudut 90o. Arah getar sinar pantul yang terpolarisasi akan sejajar dengan
bidang pantul. Oleh karena itu sinar pantul tegak lurus sinar bias, berlaku ip + r =
90° atau r = 90° – ip .
b. Polarisasi karena absorbsi selektif
Polarisasi ini terjadi dengan adanya bantua kristal polaroid. Polaroid sendiri
mempunyaisifat meneruskan cahaya dengan arah getar tertentu dan menyerap cahaya
dengan arah getar yang lain. Cahaya yang diteruskan adalah cahaya yang arah getarnya
sejajar dengan sumbu polarisasi polaroid.
4. Difraksi
Sifat cahaya yang terakhir adalah Difraksi. peristiwa difraksi adalah peristiwa dimana
terjadi peristiwa pembelokan arah sinarjika sinar tersebut mendapat halangan.
Penghalang yang dipergunakan biasanya berupa kisi, yaitu celah sempit. berdasarkan
prinsip Huygens, Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar.
ALAT OPTIK
1. MATA

Mata merupakan alat optik manusia yang sangat canggih. Mata berfungsi untuk melihat apapun.
Mata dapat melihat benda dengan jelas apabila benda berada dalam jangkauan penglihatan, yaitu
antara titik dekat mata ( punctum proximum/PP ) dan titik jauh mata ( Punctum Remotum/PR ).
Titik dekat mata normal rata-rata adalah 25 cm. sedangkat titik terjauh mata normal adalah tidak
terhingga (~)

2. Kamera

Kamera merupakan alat optik yang dapat digunakan untuk menyimpan atau merekam bayangan
dalam bentuk gambar foto. Kamera terdiri atas lensa cembung. Cahaya yang masuk pada kamera
diatur oleh lebar celah diafragma atau aperture dan film negatif{untuk menangkap cahaya. Jika
dihubungkan dengan bagian mata, ada keserasian antara.mata dan kamera, yaitu diafragma seperti
iris dan negatif film seperti retina mata.
Ketentuan:
Jarak fokus tetap, mengatqr jarak benda maupun jarak bayangannya dengan menggeser-geser
bayangan. Bayangan yang diperoleh bersifat nyata, terbalik, dan diperkecil. Oleh karena benda berada
di ruang III, bayangan di ruang I.

3. LUP

Lup adalah alat optik yang berfungsi mengamati benda kecil agar tampak besar dan jelas dengan
menggunakan lensa cembung. Bayangan yang dihasilkan lup bersifat Maya, Tegak dan Diperbesar

Pembesaran pada lup :

4. MIKROSKOP
Mikroskop adalah alat optik untuk melihat benda-benda yang sangat kecil agar tampak lebih besar
dan jelas. Mikroskop terdiri dari dua lensa cembung : lensa okuler (dekat mata) dan lensa objektif
(dekat benda). Fokus obejektif lebih kecil dari fokus okuler.

Lensa Objektif menghasilkan bayangan nyata terbalik, diperbesar. Bayangan ini sekaligus manjadi
benda bagi lensa okuler.

Sifat Bayangan Akhir pada mikroskop adalah Maya, terbalik dan diperbesar.

Persamaan dalam mikroskop sama dengan persamaan pada lensa


cembung, karena lensa objektif dan okuler merupakan lensa cembung. Sedang perbesaran
mikroskop sama dengan perkalian dari perbesaran lensa objektif dan okuler.
Panjang mikroskop merupakan jumlah jarak bayangan lensa
objektif dengan jarak benda lensa okuler. Secara matematis panjang mikroskop
dirumuskan sebagai berikut :

5. Teleskop (Teropong)

Teropong adalah alat optik yang digunakan untuk mengamati benda-benda yang letaknya jauh
agar tampak lebih dekat dan lebih jelas. Teropong juga sering disebut teleskop. Teleskop pertama kali
ditemukan oleh Galileo Galilei.
Teropong ada dua macam, yaitu teropong bintang dan teropong bumi.
Teropong bintang digunakan untuk mengamati benda-benda angkasa, sedangkan teropong
bumi digunakan untuk mengamati benda-benda di bumi yang letaknya jauh dari pengamat.

a. Teropong bintang

Teropong bintang sederhana terdiri atas dua buah lensa cembung yang berfungsi sebagai lensa
objektif dan lensa okuler. Pengamatan benda-benda angkasa dengan menggunakan teropong bintang
dilakukan dengan mata tidak berakomodasi.
Bayangan yang terbentuk pada teropong bintang bersifat nyata,
terbalik, dan diperkecil. Perbesaran pada teropong bintang dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan berikut.
b. Teropong Bumi
Teropong bumi sering disebut sebagai teropong yojana atau teropong medan. Teropong bumi
terdiri atas tiga buah lensa cembung, yaitu lensa objektif, lensa okuler, dan lensa pembalik. Perhatikan
proses pembentukan bayangan pada teropong bumi berikut ini

Bayangan yang terbentuk pada teropong bumi bersifat nyata, tegak, dan diperkecil. Bayangan
benda pada teropong bumi bersifat tegak karena adanya lensa pembalik yang berfungsi membalik
bayangan dari lensa objektif. Panjang teropong bumi dapat dihitung dengan menggunakan rumus
berikut :

Anda mungkin juga menyukai