Makalah RencanaTugasAkhir
Disusun Oleh :
YOGA PRASETIA
062115051
Pertama dan yang paling utama penulis ingin mengucapkan puji serta
syukur kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan nikmat-Nya yang tak
terhingga penulis masih diberikan kesempatan untuk terus menimba ilmu.
Sholawat bersayapkan salam selalu penulis curahkan kepada Nabi Muhammad
SAW sebagai penyampai risalah Ilahi. Penulis ingin mengucapkan banyak
terimakasih kepada:
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu segala kritikan dan saran sangat terbuka lebar
guna penyempurnaan makalah ini. kepada semua pihak yang telah
membantusemoga Allah SWT membalas atas segala kebaikan yang telah
diberikan kepada penulis dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman
Halaman
H CH3
C C
H2C H2C
n
Karet alam eksis dalam bentuk yang berbeda-beda, tetapi sejauh ini yang
paling penting adalah yang tersusun hamper seluruhnya dari cis-1,4-
poliisoprena. Karet sintesis, yang pada tahun 1950-an produksinya telah
melampaui karet alam, muncul dalam berbagai bentuk (Stevens, 2001).
Menurut Utami dan Siswanto (1989), lateks terdiri atas partikel karet dan
bahan bukan karet. Di dalam lateks, pertikel bukan lateks memiliki jumlah
yang relatif kecil dan berperan penting dalam mengendalikan sifat lateks dan
karetnya. Apabila lateks segar Havea dipusingkan dengan alat pemusing ultra
pada kecepatan ± 18000 putaran per menit, maka lateks akan terpisah menjadi
4 (empat) fraksi, yaitu:
1. Fraksi karet (37%) : Karet (poliisopren), protein, lipida,
dan ion logam
2. Fraksi Frey Wysling (1-3%) : Karotenoid, lipida, air, karbohidrat,
dan inositol, protein dan turunannya.
3. Fraksi serum (48%) : Senyawa nitrogen, asam nukleat dan
nukleotida, senyawa organik, ion anorganik, dan logam.
4. Fraksi dasar (14%) : Air, protein dan senyawa nitrogen,
karet dan karotenoid, lipida dan ion logam
2.4 Depolimerisasi
Depolimerisasi merupakan salah satu cara modifikasi karet alam dengan cara
degradasi rantai molekul karet. Degradasi polimer dapat terjadi secara kimia.
Degradasi polimer secara kimiawi terjadi dengan bantuan senyawa pemutus rantai
molekul polimer. Tujuan depolimerisasi adalah untuk melunakkan atau sekedar
menurunkan viskositas karet dan untuk memperoleh karet dengan rantai polimer
yang sangat pendek atau karet cair.
Bolland and Gee (1988) mengusulkan rekasi auto-oksidasi karet alam melalui
meanisme rekasi berantai radikal bebas dengan tahapan reaksi sebagai berikut :
Inisiasi :
ROOH -
RO- + OH
Propagasi :
RO2- + RH ROOH + R-
R- + O2 RO2-
Terminasi :
2R- R-R
R- + RO2- RO2R
2RO2 Produk non radikal + O2
H
O O
H
Gambar 3. Struktur Molekul Hidrogen Peroksida (H2O2)
Cl Na
O
Gambar 4. Struktur Molekul Natrium Hipoklorit (NaClO)
Natrium Hipoklorit (NaClO) merupakan bahan yang mampu mempercepat
reaksi pemutusan rantai molekul oleh peroksida pada suhu rendah. Selain itu,
Natrium Hipoklorit (NaClO) berperan dalam menyediakan oksigen yang akan
digunakan oleh H2O2 dalam proses oksidasi.
C
H OH
Gambar 5. Struktur Asam Formiat
Keterangan :
v = frekuensi
𝑃𝑎 (𝑃30)
𝐏𝐥𝐚𝐬𝐭𝐢𝐜𝐢𝐭𝐲 𝐑𝐞𝐭𝐞𝐧𝐭𝐢𝐨𝐧 𝐈𝐧𝐝𝐞𝐱 = × 100
𝑃𝑜
Po = Plastisitas awal
Ditambahkan kloroform 10 mL
sampai larut