Anda di halaman 1dari 18

Glaukoma

John F. Salmon, MD, FRCS

Glaukoma adalah suatu neuropati optik kronik didapat atau meningkatkan aliran keluar aqueous. Pembuatan
yang ditandai oleh pencekungan (cupping) diskus optikus pintas sistem drainase melalui pembedahan bermanfaat
dan pengecilan lapangan pandang; biasanya disertai pe- pada kebanyakan bentuk glaukoma bila terdapat kega-
ningkatan tekanan intraokular. Pada sebagian besar kasus, galan respons terapi dengan obat. Pada kasus-kasus yang
glaukoma tidak disertai dengan penyakit mata lainnya sulit ditangani, dapat digunakan laser, krioterapi, dan dia-
(glaukoma primer) (Tabel 11-1). termi untuk mengablasi corpus ciliare sehingga produksi
Hampir 60 juta orang terkena glaukoma. Diperkirakan aqueous humor menurun.
3 juta penduduk Amerika Serikat terkena glaukoma, dan di Perbaikan akses aqueous humor menuju sudut bilik
antara kasus-kasus tersebut, sekitar 50% tidak terdiag- mata depan pada glaukoma sudut tertutup dapat dicapai
nosis. Sekitar 6 juta orang mengalami kebutaan akibat glau- dengan iridotomi laser perifer atau iridektomi bedah bila
koma, termasuk 100.000 penduduk Amerika, menjadikan penyebabnya hambatan pupil; dengan miosis bila ada pen-
penyakit ini sebagai penyebab utama kebutaan yang dapat desakan sudut; atau dengan sikloplegia bila terdapat per-
dicegah di Amerika Serikat. Glaukoma sudut terbuka geseran lensa ke anterior. Pada glaukoma sekunder, harus
primer, bentuk tersering pada ras kulit hitam dan putih, selalu dipertimbangkan terapi untuk mengatasi kelainan
menyebabkan penyempitan lapangan pandang bilateral primernya.
progresif asimptomatik yang timbul perlahan dan sering Pada semua pasien glaukoma, perlu tidaknya diberikan
tidak terdeteksi sampai terjadi penyempitan lapangan terapi dan efektivitas terapi ditentukan dengan mela-
pandang yang luas. Ras kulit hitam memiliki risiko yang kukan pengukuran tekanan intraokular (tonometri), in-
lebih besar mengalami onset dini, keterlambatan diagnosis, speksi diskus optikus, dan pengukuran lapangan pandang
dan penurunan penglihatan yang berat dibandingkan ras secara teratur.
kulit putih. Glaukoma sudut tertutup didapatkan pada 10- Penatalaksanaan glaukoma sebaiknya dilakukan oleh
15% kasus ras kulit putih. Persentase ini jauh lebih tinggi oftalmolog, tetapi deteksi kasus-kasus asimptomatik ber-
pada orang Asia dan suku Inuit. Glaukoma sudut tertutup gantung pada kerjasama dan bantuan dari semua petugas
primer berperan pada lebih dari 90% kebutaan bilateral kesehatan, khususnya optometris. Oftalmoskopi untuk
akibat glaukoma di China. Glaukoma tekanan normal
mendeteksi cupping diskus optikus dan tonometri untuk
merupakan tipe yang paling sering di Jepang.
mengukur tekanan intraokular harus menjadi bagian dari
Mekanisme peningkatan tekanan intraokular pada
pemeriksaan oftalmologik rutin semua pasien yang berusia
glaukoma adalah gangguan aliran keluar aqueous humor
lebih dari 35 tahun, Pemeriksaan-pemeriksaan ini teruta-
akibat kelainan sistem drainase sudut bilik mata depan
ma penting pada pasien dengan riwayat glaukoma dalam
(glaukoma sudut terbuka) atau gangguan akses aqueous
keluarga dan termasuk kelompok risiko tinggi, seperti ras
humor ke sistem drainase (glaukoma sudut tertutup) (Tabel
kulit hitam, yang dianjurkan melakukan skrining teratur
11-2). Terapi ditujukan untuk menurunkan tekanan
setiap 2 tahun sekali sejak usia 35 tahun dan setahun sekali
intraokular dan, apabila mungkin, memperbaiki sebab
sejak usia 50 tahun.
yang mendasarinya. Walaupun tekanan intraokular
glaukoma tekanan normal berada dalam kisaran normal,
penurunan tekanan intraokular mungkin masih ada
manfaatnya. ■ FISIOLOGI AQUEOUS HUMOR
Tekanan intraokular diturunkan dengan cara mengu-
ran : produksi aqueous humor atau dengan meningkat- kan Tekanan intraokular ditentukan oleh kecepatan pemben-
aliran keluamva menggunakan obat, laser, atau pem- tukan aqueous humor dan tahanan terhadap aliran ke-
bedahan Obat-obatan, yang biasanya diberikan secara luarnya dari mata.
topikal, tersedia untuk menurunkan produksi aqueous

212
GLAUKOMA / 213

Tabel 11-1. Klasifikasi glaukoma berdasarkan etiologi.

A. Glaukoma primer 3. Akibat kelainan lensa (fakogenik)


1. Glaukoma sudutterbuka a. Dislokasi
a. Glaukoma sudut terbuka primer (glaukoma sudut- b. Intumesensi
terbuka kronik, glaukoma simpleks kronik) c. Fakolitik
b. Glaukoma tekanan normal (glaukoma tekanan 4. Akibat kelainan traktus uvea
rendah) a. Uveitis
2. Glaukoma sudut tertutup b. Sinekia posterior (seklusio pupilae)
a. Akut c. Tumor
b. Subakut d. Edema corpus ciliare
c. Kronik 5. Sindrom iridokorneoendotelial (ICE)
d. Iris plateau 6. Trauma
8. Glaukoma kongenital a. Hifema
1. Glaukoma kongenital primer b. Kontusio/resesi sudut
2. Glaukoma yang berkaitan dengan kelainan c. Sinekia anterior perifer
perkembangan mata lain 7. Pascaoperasi
a. Sindrom-sindrom pembelahan bilik mata depan a. Glaukoma sumbatan siliaris (glaukoma maligna)
Sindrom Axenfeld b. Sinekia anterior perifer
Sindrom Reiger c. Pertumbuhan epitel ke bawah
Sindrom Peter d. Pascabedah tandur kornea
b. Aniridia e. Pascabedah ablatio retinae
3. Glaukoma yang berkaitan dengan kelainan 8. Glaukoma neovaskular
perkembangan ekstraokular a. Diabetes melitus
a. Sindrom Sturge-Weber b. Oklusi vena centralis retinae
b. Sindrom Marfan c. Tumor intraokular
c. Neurofibromatosis 1 9. Peningkatan tekanan vena episklera
d. Sindrom Lowe a. Fistula karotis-kavernosa
e. Rubela b. Sindrom Sturge-Weber
kongenital C. Glaukoma 10. Akibat steroid
sekunder D. Glaukoma absolut: Hasil akhir semua glaukoma yang tidak
1. Glaukoma pigmentasi terkontrol adalah mata yang keras, tidak dapat melihat, dan
2. Sindrom eksfoliasi sering nyeri.

Tabel 11-2. Klasifikasi glaukoma berdasarkan mekanisme peningkatan tekanan intraokular.

A. Glaukoma sudut terbuka B. Glaukoma sudut tertutup


1. Membran pratrabekular: Semua kelainan ini dapat 1. Sumbatan pupil (iris bombe)
berkembang menjadi glaukoma sudut tertutup akibat a. Glaukoma sudut tertutup primer
kontraksi membran pratrabekular. b. Seklusio pupilae (sinekia posterior)
a. Glaukoma neovaskular c. Intumesensi lensa
b. Pertumbuhan epitel ke bawah d. Dislokasi lensa anterior
c. Sindrom ICE e. Hifema
2. Kelainan trabekular 2. Pergeseran lensa ke anterior
a. Glaukoma sudut terbuka primer a. Glaukoma sumbatan siliaris
b. Glaukoma kongenital b. Oklusi vena centralis retinae
c. Glaukoma pigmentasi c. Skleritis posterior
d. Sindrom eksfoliasi d. Pascabedah ablatio retinae
e. Glaukoma akibat steroid 3. Pendesakan sudut
f. Hifema a. Iris plateau
g. Kontusio atau resesi sudut b. Intumesensi lensa
h. Iridosiklitis (uveitis) c. Midriasis untuk pemeriksaan fundus
i. Glaukoma fakolitik 4. Sinekia anterior perifer
3. Kelainan pascatrabekular a. Penyempitan sudut kronik
a. Peningkatan tekanan vena episklera b. Akibat bilik mata depan yang datar
c. Akibat iris bombe
d. Kontraksi membran pratrabekular
214 / BAB 11
Komposisi Aqueous Humor pori yang semakin mengecil sewaktu mendekati kanal
Aqueous humor adalah suatu cairan jernih yang mengisi Schlemm. Kontraksi otot siliaris melalui insersinya ke
bilik mata depan dan belakang. Volumenya adalah sekitar dalam anyaman trabekular memperbesar ukuran pori-pori
250 pL, dan kecepatan pembentukannya, yang memiliki di anyaman tersebut sehingga kecepatan drainase aqueous
variasi diurnal, adalah 2,5 pL/mnt. Tekanan osmotiknya humor juga meningkat. Aliran aqueous humor ke dalam
sedikit lebih tinggi dibandingkan plasma. Komposisi aque- kanal Schlemm bergantung pada pembentukan saluran-
ous humor serupa dengan plasma, kecuali bahwa cairan ini saluran transelular siklik di lapisan endotel. Saluran eferen
memiliki konsentrasi askorbat, piruvat, dan laktat yang dari kanal Schlemm (sekitar 30 saluran pengumpul dan 12
lebih tinggi; protein, urea, dan glukosa yang lebih rendah. vena aqueous) menyalurkan cairan ke dalam sistem vena.
Sejumlah kecil aqueous humor keluar dari mata antara
Pembentukan & Aliran Aqueous Humor
berkas otot siliaris ke ruang suprakoroid dan ke dalam
Aqueous humor diproduksi oleh corpus ciliare. Ultra-
sistem vena corpus ciliare, koroid, dan sklera (aliran
filtrat plasma yang dihasilkan di stroma processus ciliares
uveoskleral) (Gambar 11-1).
dimodifikasi oleh fungsi sawar dan prosesus sekretorius
Tahanan utama aliran keluar aqueous humor dari bilik
epitel siharis. Setelah masuk ke bilik mata aqueous
mata depan adalah jaringan jukstakanalikular yang ber-
humor mengalir melalui pupil ke bilik mata depan
batasan dengan lapisan endotel kanal Schlemm, dan bukan
(Gambar 11-1) lalu ke anyaman trabekular di sudut bilik
sistem vena. Namun, tekanan di jaringan vena episklera
mata depan. Selama itu, terjadi pertukaran diferensial menentukan nilai minimum tekanan intraokular yang
kom- ponen-komponen aqueous dengan darah di iris. dapat dicapai oleh terapi medis.
Peradangan atau trauma intraokular menyebabkan pe-
ningkatan kadar protein. Hal ini disebut plasmoid aqueous
dan sangat mirip dengan serum darah.
■ PATOFISIOLOGI GLAUKOMA
Aliran Keluar Aqueous Humor
Anyaman trabekular terdiri atas berkas-berkas jaringan Mekanisme utama penurunan penglihatan pada glauko-
kolagen dan elastik yang dibungkus oleh sel-sel trabekular, ma adalah apoptosis sel ganglion retina yang menyebab-
membentuk suatu saringan dengan ukuran pori- kan penipisan lapisan serat saraf dan lapisan inti-dalam
retina serta berkurangnya akson di nervus opticus. Diskus

Kornea

Bilik mata depan Resesus

Anyaman trabekular bilik mata depan Iris

Q.
Kanal Schlemm
Bilik mata belakang

Lensa

Sklera
Serat Zonula

Processus ciliares

Panah menunjukkan arah aliran aqueous.


Gambar Struktui segmen anterior.
11-1.
r-
GLAUKOMA / 215
: ptikus menjadi atrofik, disertai pembesaran cawan optik
'.ihat berikut).
Patofisiologi peningkatan tekanan intraokular—baik .:
isebabkan oleh mekanisme sudut terbuka maupun yang :-
:rtu tup —akan dibahas sesuai dengan entitas penyakit- r
va (lihat berikut). Efek peningkatan tekanan intraokular
aipengaruhi oleh perjalanan waktu dan besar peningkatan
tekanan intraokular. Pada glaukoma sudut tertutup akut,
tekanan intraokular mencapai 60-80 mmHg, menimbul-
kan kerusakan iskemik akut pada iris yang disertai edema
ivomea dan kerusakan nervus opticus. Pada glaukoma 16 2
eudut terbuka primer, tekanan intraokular biasanya tidak Gambar 11-2. Distribusi tekanan intraokular pada individu berusia
meningkat lebih dari 30 mmHg dan kerusakan sel gang- di atas 40 fahun.
eon terjadi setelah waktu yang lama, sering setelah bebe-
rapa tahun. Pada glaukoma tekanan normal, sel-sel gang-
lion retina mungkin rentan mengalami kerusakan akibat lar semata tidak selalu diartikan bahwa pasien mengidap
tekanan intraokular dalam kisaran normal, atau meka- glaukoma sudut terbuka primer; untuk menegakkan diag-
nisme kerusakannya yang utama mungkin iskemia caput nosis diperlukan bukti-bukti lain seperti adanya diskus
nervi optici. optikus glaukomatosa atau kelainan lapangan pandang.
Apabila tekanan intraokular terus-menerus meninggi se-
mentara diskus optikus dan lapangan pandang normal (hi-
PENILAfAN GLAUKOMA SECARA pertensi okular), pasien dapat diobservasi secara berkala
KLINIS sebagai tersangka glaukoma.

Tonometri Gonioskopi (Lihat juga Bab 2)


Tonometri adalah pengukuran tekanan intraokular. In- Sudut bilik mata depan dibentuk oleh pertemuan kornea
strumen yang paling luas digunakan adalah tonometer perifer dengan iris, yang di antaranya terdapat anyaman
aplanasi Goldmann, yang dilekatkan ke slitlamp dan me- trabekular (Gambar 11-3). Konfigurasi sudut ini—yakni
ngukur gaya yang diperlukan untuk meratakan daerah lebar (terbuka), sempit, atau tertutup — memberi dampak
kornea tertentu. Ketebalan kornea berpengaruh terhadap penting pada aliran keluar aqueous humor. Lebar sudut
keakuratan pengukuran. Tekanan intraokular mata yang bilik mata depan dapat diperkirakan dengan pencaha-
korneanya tebal, akan ditaksir terlalu tinggi; yang kornea- yaan oblik bilik mata depan, menggunakan sebuah senter
nya tipis, ditaksir terlalu rendah. Kesulitan ini dapat di- (Gambar 11-4) atau dengan pengamatan kedalaman bilik
atasi dengan tonometer kontur dinamik Pascal. Tonometer- mata depan perifer menggunakan slitlamp. Akan tetapi,
tonometer aplanasi lainnya, yaitu tonometer Perkins dan sudut bilik mata depan sebaiknya ditentukan dengan
TonoPen, keduanya portabel; pneumatotonometer, yang gonioskopi, yang memungkinkan visualisasi langsung
dapat digunakan walaupun terdapat lensa kontak lunak di struktur-struktur sudut (Gambar 11-3). Apabila keselu-
permukaan kornea yang ireguler. Tonometer Schiotz ada- ruhan anyaman trabekular, taji sklera, dan processus iris
lah tonometer portabel; tonometer ini mengukur indentasi dapat terlihat, sudut dinyatakan terbuka. Apabila hanya
kornea yang ditimbulkan oleh beban yang diketahui se- garis Schwalbe atau sebagian kecil dari anyaman trabeku-
belumnya. (Untuk pembahasan lebih lanjut mengenai lar yang dapat terlihat, sudut dinyatakan sempit. Apabila
tonometri, lihat Bab 2; untuk teknik-teknik disinfeksi tono- garis Schwalbe tidak terlihat, sudut dinyatakan tertutup.
meter, lihat Bab 21). Mata miopia yang besar memiliki sudut lebar, dan
Rentang tekanan intraokular normal adalah 10-21 mm mata hiperopia kecil memiliki sudut sempit. Pembesaran
Hg (Gambar 11-2). Penyebaran didasarkan pada distribusi lensa seiring dengan usia mempersempit sudut ini dan
Gauss, tetapi dengan kurva miring ke kanan. Pada usia berperan pada beberapa kasus glaukoma sudut tertutup.
lanjut, rerata tekanan intraokularnya lebih tinggi sehingga
batas atasnya adalah 24 mmHg. Pada glaukoma sudut
Penilaian Diskus Optikus
Diskus optikus normal memiliki cekungan di bagian
terbuka primer, 32-50% individu yang terkena akan mem-
tengahnya (depresi sentral) — cawan fisiologik — vane
perlihatkan tekanan intraokular yang normal saat pertama
kali diperiksa. Sebaliknya, peningkatan tekanan intraoku-
216 / BAB 11

AC = bilik mata depan C I = Iris S = Sklera SC= Kanal TM = Anyaman trabekular


= kornea CB = corpus l-C= Sudut kornea-iris Schlemm SL= Garis TPB= Pita pigmen
ciliare CP = processus IP = Processus iris P = Schwalbe SP= Taji trabekular
ciliares Pupil sklera
Gambar 11-3. Ilustrasi gabungan memperlihatkan gambaran anatomi (kiri) dan gonioskopi (kanan) sudut bilik mata depan
normal. (Sumbangan R Shaffer.)

ukurannya tergantung pada jumlah relatif serat penyu- dan inferior dan disertai pembentukan takik (notching)
sun nervus opticus terhadap ukuran lubang sklera yang fokal di tepi diskus optikus (gambar 11-5). Kedalaman
harus dilewati oleh serat-serat tersebut. Pada mata hipe- cawan optik juga meningkat karena lamina kribrosa
ropia, lubang skleranya kecil sehingga cawan optik juga tergeser ke belakang. Seiring dengan pembentukan ce-
kecil; pada mata miopia hal yang sebaliknya terjadi. Atrofi kungan, pembuluh retina di diskus tergeser ke arah
optikus akibat glaukoma menimbulkan kelainan- kelainan hidung (Gambar 11-6). Hasil akhir proses pencekungan
diskus khas yang terutama ditandai oleh ber- kurangnya pada glaukoma adalah apa yang disebut sebagai cekungan
substansi diskus —yang terdeteksi sebagai pembesaran "bean-pot" (periuk), yang tidak memperlihatkan jaringan
cawan diskus optikus — disertai dengan pe- mucatan saraf di bagian tepinya (Gambar 11-7).
diskus di daerah cawan. Bentuk-bentuk lain atrofi optikus "Rasio cawan-diskus" adalah cara yang berguna untuk
menyebabkan pemucatan luas tanpa peningkatan mencatat ukuran diskus optikus pada pasien glaukoma.
pencekungan diskus optikus. Besaran tersebut adalah perbandingan antara ukuran
Pada glaukoma, mungkin terdapat pembesaran kon- cawan optik terhadap diameter diskus, mis., cawan kecil —
sentrik cawan optik atau pencekungan (cupping) superior rasionya 0,1 dan cawan besar —0,9. Apabila ter-

Gambar11-4. Perkiraan kedalaman b <


mata depan dengan penyinaran ofc *
(diagram). (Sumbangan R Shaffer.)
GLAUKOMA / 217
penyakit nervus opticus; namun, pola kelainan lapangan
pandang, sifat progresivitas, dan hubungannya dengan
kelainan-kelainan diskus optikus merupakan ciri khas
penyakit ini.
Gangguan lapangan pandang akibat glaukoma teruta-
ma mengenai 30 derajat lapangan pandang bagian sentral
(Gambar 11-8). Perubahan paling dini adalah semakin
nyatanya bintik buta. Perluasan kontinyu ke lapangan
pandang daerah Bjerrum —15 derajat dari fiksasi — mem-
bentuk skotoma Bjerrum, kemudian skotoma arkuata.
Gambar 11-5. Glaukoma stadium awal memperlihatkan takik Daerah-daerah penurunan lapangan pandang yang lebih
fokal- inferior tepi neuroretina (panah). parah di dalam daerah Bjerrum dikenal sebagai skotoma
Seidel. Skotoma arkuata ganda di atas dan di bawah me-
ridian horizontal — sering disertai oleh nasal step (Roenne)
dapat kehilangan lapangan pandang atau peningkatan karena perbedaan ukuran kedua defek arkuata tersebut.
tekanan intraokular, rasio cawan-diskus lebih dari 0,5 Pengecilan lapangan pandang perifer cenderung berawal di
atau terdapat asimetri yang bermakna antara kedua mata perifer nasal sebagai konstriksi isopter. Selanjutnya,
sangat diindikasikan adanya atrofi glaukomatosa. mungkin terdapat hubungan ke defek arkuta, menimbul-
Penilaian klinis diskus optikus dapat dilakukan kan breakthrough perifer. Lapangan pandang perifer tem-
dengan oftalmoskopi langsung atau dengan pemeriksaan poral dan 5-10 derajat sentral baru terpengaruh pada
menggunakan lensa 78 dioptri atau lensa kontak kornea stadium lanjut penyakit. Ketajaman penglihatan sentral
khusus yang memberi gambaran tiga dimensi. bukan merupakan petunjuk perkembangan penyakit yang
Bukti klinis lain adanya kerusakan neuron pada glau- dapat diandalkan. Pada stadium akhir penyakit, ketajaman
koma adalah atrofi lapisan serat saraf retina, yang men- penglihatan sentral mungkin normal tetapi hanya 5 derajat
dahului timbulnya kelainan diskus optikus. Kerusakan lapangan pandang di tiap-tiap mata. Pada glaukoma lanjut,
ini dapat terdeteksi dengan oftalmoskopi atau foto pasien mungkin memiliki ketajaman penglihatan 20/20
fundus, keduanya dilengkapi dengan cahaya bebas- tetapi secara legal buta.
merah, optical coherence tomography, scanning laser Berbagai cara untuk memeriksa lapangan pandang
polarimetry, atau scanning laser tomography. pada glaukoma adalah automated perimeter (mis.,
Humphrey, Octopus, atau Henson), perimeter Goldmann,
Pemeriksaan Lapangan Pandang Friedmann field analyzer, dan layar tangent. (Untuk teknik-
Pemeriksaan lapangan pandang secara teratur berperan teknik uji, lihat Bab 2). Conventional automated perimetry,
penting dalam diagnosis dan tindak lanjut glaukoma. paling sering menggunakan perimeter Humphrey, dengan
Penurunan lapangan pandang akibat glaukoma itu sen-
diri tidak spesifik karena gangguan ini terjadi akibat
defek berkas serat saraf yang dapat dijumpai pada semua

Gambar 11-6. Pencekungan glaukomatosa yang khas.


Per- hatikan pergeseran pembuluh darah ke nasal dan
tampilan diskus optikus yang bergaung (hollowed-out),
mengecualikan sebuah tepi tipis. Li hat lampiran
berwarna. Gambar 11-7. Pencekungan glaukomatosa "pec JK. pot)"
pada diskus optikus.
21 8 BAB 11

Bintik buta yang semakin nyata. Defek berkas serta saraf .ganda Skotoma Bjerrum terpisah dari
Defek berkas serat saraf yang paling dini. insipien (skotoma Bjerrum). bintik buta.

10

Defek berkas serat saraf yang


Stadium akhir kehilangan lapangan berkembang sempurna dengan
pandang glaukoma. Sisa lapangan nasal step (skotoma arkuata).
pandang sentral masih menunjukkan
nasal step.
9 defek-defek dasar tersebut.
Kehilangan lapangan pandang
dasar pada glaukoma, yaitu defek
berkas serat saraf disertai nasal step
dan depresi nasal perifer. Di sini,
kehilangan lapangan pandang
ditampilkan tumpang tindih di atas
lapisan serat saraf retina dan
Depresi perifer dengan defek berkas serat percabangan vaskular retina. Skotoma arkuata ganda dengan
saraf ganda. Lapangan pandang sentral Semua kelainan perimetri pada breakthrough-perifer dan nasal step.
terisolasi. glaukoma merupakan variasi dari

Depresi nasal berhubungan dengan serat saraf yang besar dengan nasal step Skotoma seidel. Pulau-pulau
skotoma arkuata. Nasal step Ronne. yang berkembang baik. dengan penurunan penglihatan
Breakthrough-perifer defek berkas yang lebih berat terletak di
dalam defek berkas serat saraf.

Gambar 11-8. Kelainan lapangan pandang pada glaukoma. (Dibuat ulang, seizin Harrington DO: The Visual Fields: A Textbook and Atlas of
Clinical Perimetry, 5,h ed. Mosby, 1981.)
GLAUKOM.A / 219
szmulus putih pada latar belakang putih (perimetri white ~ diberikan sebagai tambahan, walaupun tidak seefektif
white). Defek lapangan pandang tidak terdeteksi sam- 7 11 penghambat anhidrase karbonat sistemik. Efek samping
kira-kira terdapat kerusakan ganglion retina sebanyak - : utama adalah rasa pahit sementara dan blefarokonjung-
Berbagai penyempurnaan untuk mendeteksi kelain- in tivitis alergi. Dorzolamide juga tersedia bersama timolol
lapangan pandang dini di antaranya adalah peri- -etri blue dalam larutan yang sama.
on yellow, juga dikenal sebagai short-wavelength i .tcrmated Penghambat anhidrase karbonat sistemik—aceta-
perimetry (SWAP), frequency-doubling perimetry 7DP), dan zolamide adalah yang paling banyak digunakan, tetapi
high-pass resolution perimetry. terdapat alternatif, yaitu dichlorphenamide dan metha-
zolamide — digunakan pada glaukoma kronik bila terapi
TERAPI PADA PENINGKATAN TEKANAN
topikal kurang memuaskan serta pada glaukoma akut
NTRAOKULAR dengan tekanan intraokular yang sangat tinggi dan perlu
Terapi Medis
segera dikontrol. Obat-obat ini mampu menekan pemben-
A. SUPRESI PEMBENTUKAN AQUEOUS HUMOR
tukan aqueous humor sebanyak 40-60%. Acetazolamide
P enyekat adrenergik-beta dapat digunakan tersendiri :-JU dapat diberikan per oral dalam dosis 125-250 mg sampai
dikombinasi dengan obat lain. Larutan timolol maleat 25% empat kali sehari atau sebagai Diamox Sequels 500 mg
dan 0,5%, betaxolol 0,25% dan 0,5%, levobunolol 25% dan sekali atau dua kali sehari, atau dapat diberikan secara
0,5%, metipranolol 0,3%, serta carteolol 1% 7 ua kali sehari infravena (500 mg). Penghambat anhidrase karbonat me-
dan gel timolol maleate 0,1%, 0,25%, dan 5% sekali setiap nimbulkan efek samping sistemik mayor yang membatasi
pagi adalah preparat-preparat yang tersedia saat ini. kegunaannya untuk terapi jangka panjang.
Kontraindikasi utama pemakaian obat- :>at ini adalah Obat-obat hiperosmotik mempengaruhi pembentukan
penyakit obstruksi jalan napas kronik — terutama asma— aqueous humor serta menyebabkan dehidrasi korpus
dan defek hantaran jantung. Betaxolol, t.engan selektivitas vitreum (lihat berikut).
yang relahf tinggi terhadap receptor 5. lebih jarang
menimbulkan efek samping respiratorik, tetapi obat ini B. FASILITASI ALIRAN KELUAR AQUEOUS HUMOR
juga kurang efektif dalam menurunkan tekanan Analog prostaglandin — larutan bimatoprost 0,003%, lata-
intraokular. Depresi, kebingungan, dan fatigue dapat noprost 0,005%, dan travoprost 0,004%, masing-masing
timbul pada pemakaian obat penyekat beta topikal. sekali setiap malam, dan larutan unoprostone 0,15% dua
Frekuensi timbulnya efek sistemik dan tersedianya obat- kali sehari—meningkatkan aliran keluar aqueous melalui
obat lain telah menurunkan popularitas obat penyekat uveosklera. Analog prostaglandin merupakan obat-obat
adrenergik-beta lini pertama atau tambahan yang efektif. Di banyak negara
Apraclonidine (larutan 0,5% tiga kali sehari dan 1% selain Amerika Serikat, latanoprost tersedia dalam bentuk
sebelum dan sesudah terapi laser) adalah suatu agonis larutan kombinasi bersama timolol untuk digunakan satu
adrenergik-a2 yang menurunkan pembentukan aqueous kali setiap pagi. Semua analog prostaglandin dapat me-
humor tanpa menimbulkan efek pada aliran keluar. Ini nimbulkan hiperemia konjungtiva, hiperpigmentasi kulit
terutama berguna untuk mencegah peningkatan tekanan periorbita, pertumbuhan bulu mata, dan penggelapan iris
intraokular pascaterapi laser segmen anterior dan dapat yang permanen (terutama iris hijau-coklat dan kuning-
diberikan sebagai terapi jangka pendek pada kasus-kasus coklat). Obat-obat ini juga sering dikaitkan dengan reak-
vang sukar disembuhkan. Obat ini tidak sesuai untuk te- tivasi uveitis dan keratitis herpes walaupun jarang serta
rapi jangka panjang karena bersifat takifilaksis (hilangnya dapat menyebabkan edema makula pada individu dengan
efek terapi dengan berjalannya waktu) dan tingginya insi- faktor predisposisi.
dens reaksi alergi. Epinephrine dan dipivefrin memiliki Obat parasimpatomimetik meningkatkan aliran keluar
sejumlah efek dalam pembentukan aqueous humor, tetapi aqueous humor dengan bekerja pada anyaman trabekular
belakangan ini jarang digunakan (lihat bawah). melalui kontraksi otot siliaris. Pilocarpine jarang digu-
Brimonidine (larutan 0,2% dua kali sehari) adalah nakan sejak ditemukannya analog prostaglandin, tetapi
suatu agonis adrenergik-a yang terutama menghambat dapat bermanfaat pada sejumlah pasien. Obat ini diberikan
pembentukan aqueous humor dan juga meningkatkan dalam bentuk larutan 0,5-6% yang diteteskan hingga empat
pengaliran aqueous keluar. Obat ini dapat digunakan se- kali sehari atau bentuk gel 4% yang diberikan sebelum
bagai lini pertama atau sebagai tambahan, tetapi reaksi tidur. Carbachol 0,75-3% adalah obat kolinergik alternatif.
alergi sering ditemukan. Obat-obat parasimpatomimetik menimbulkan miosis di-
Dorzolamide hydrochloride larutan 2% dan brinzo- sertai penglihatan suram, terutama pada pasien katarak.
lamide 1% (dua atau tiga kali sehari) adalah pengham- bat dan spasme akomodatif yang mungkin menganggu pada
anhidrase karbonat topikal yang terutama efektif bila
220 / B A B 1 1
pasien usia muda. Ablasio retinae adalah kejadian yang laser YAG tidak efektif. Iridotomi laser YAG menjadi suatu
jarang namun serius. tindakan pencegahan bila dikerjakan pada sudut sempit
Epinephrine, 0,25-2% diteteskan sekali atau dua kali sebelum serangan pentupan sudut.
sehari, meningkatkan aliran keluar aqueous humor dan Pada beberapa kasus penutupan sudut yang tekanan
sedikit banyak disertai penurunan pembentukan aqueous intraokularnya tidak mungkin dikendalikan dengan obat
humor. Terdapat sejumlah efek samping okular eks- ternal, atau tidak dapat dilakukan iridotomi laser YAG, dapat
termasuk refleks vasodilatasi konjungtiva, endapan dikerjakan iridoplasti perifer laser argon (ALPI). Suatu
adrenokrom, konjungtivitis folikular, dan reaksi alergi. cincin laser yang membakar iris perifer menyebabkan
Dipivefrin adalah suatu prodrug epinefrin yang dimeta- kontraksi stroma iris dan secara mekanis, menarik sudut
bolisme secara intraokular menjadi bentuk aktifnya. Baik bilik mata depan hingga terbuka. Terdapat risiko terjadinya
epinefrin maupun dipivefrin tidak boleh digunakan untuk sinekia anterior perifer sebesar 30% dan peningkatan te-
mata dengan sudut bilik mata depan yang sempit. Kedua kanan intraokular secara kronis, tetapi ini mencerminkan
obat tersebut menimbulkan efek simpang pada hasil bedah sulitnya kasus yang ditangani.
drainase glaukoma sesudahnya.
B. TRABEKULOPLASTI LASER
C. PENURUNAN VOLUME VITREUS Penggunaan laser (biasanya argon) untuk menimbulkan
Obat-obat hiperosmotik mengubah darah menjadi hi- bakaran melalui suatu lensa-gonio ke anyaman trabekular
pertonik sehingga air tertarik keluar dari vitreus dan me- akan memudahkan aliran keluar aqueous humor; ini terjadi
nyebabkan penciutan vitreus. Selain itu, juga terjadi pe- karena efek yang dihasilkan pada anyaman trabekular dan
nurunan produksi aqueous humor. Penurunan volume kanal Schlemm, atau adanya proses-proses selular yang
vitreus bermanfaat dalam pengobatan glaukoma sudut meningkatkan fungsi anyaman trabekular. Teknik ini dapat
tertutup akut dan glaukoma maligna yang menyebabkan diterapkan pada beragam bentuk glaukoma sudut terbuka,
pergeseran lensa kristalma ke anterior (disebabkan oleh dan hasilnya bervariasi tergantung pada penyebab yang
perubahan volume vitreus atau koroid) dan menimbulkan mendasari. Penurunan tekanan biasanya memungkinkan
penutupan sudut (glaukoma sudut tertutup sekunder). pengurangan terapi medis dan penunda- an tindakan
Glycerin (glycerol) oral, 1 mL/kg berat badan dalam bedah glaukoma. Pengobatan dapat diulang (lihat Bab 24).
suatu larutan 50% dingin dicampur dengan jus lemon, Trabekuloplasti laser dapat digunakan dalam terapi awal
adalah obat yang paling sering digunakan, tetapi harus glaukoma sudut terbuka primer. Pada sebagian besar
hati-hati bila digunakan pada pengidap diabetes. Pilihan kasus, tekanan intraokular perlahan-lahan akan kembali ke
lain adalah isosorbide oral dan urea intravena atau manitol tingkat praterapi dalam 2-5 tahun. Hasil tindakan bedah
intravena (lihat Bab 3 untuk dosis). drainase glaukoma berikutnya dapat dipengaruhi tanpa
disengaja.
D. MIOTIK, MIDRIATIK, & SIKLOPLEGIK
Konstriksi pupil sangat penting dalam penatalaksanaan C. BEDAH DRAINASE GLAUKOMA
glaukoma sudut tertutup akut primer dan pendesakan Meningkatnya efektivitas terapi medis dan laser telah
sudut pada iris plateau. Dilatasi pupil penting dalam peng- menurunkan kebutuhan akan bedah drainase glaukoma,
obatan penutupan sudut akibat iris bombe karena sinekia tetapi tindakan bedah mampu menghasilkan penurunan
posterior tekanan intraokular yang lebih berarti.
Apabila penutupan sudut disebabkan oleh pergeseran Trabekulektomi adalah prosedur yang paling sering
lensa ke anterior, digunakan sikloplegik (cyclopentolate digunakan untuk memintas saluran-saluran drainase
dan atropine) untuk merelaksasi otot siliaris sehingga apa- normal sehingga terbentuk akses langsung aqueous humor
ratus zonular menjadi kencang dalam upaya menarik lensa dari bilik mata depan ke jaringan subkonjungtiva dan
ke belakang. orbita (Gambar 11-9). Komplikasi yang utama adalah
fibrosis jaringan episklera, yang menyebabkan penutupan
Terapi Bedah & Laser
jalur drainase baru tersebut. Hal ini lebih mudah terjadi
A. IRIDOPLASTI, IRIDEKTOMI & IRIDOTOMI PERIFER
pada pasien berusia muda, pasien berkulit hitam, pasien
Blokade pupil pada glaukoma sudut tertutup paling baik glaukoma akibat uveitis, dan pasien yang pernah menjalani
diatasi dengan membentuk saluran langsung antara bilik bedah drainase glaukoma atau tindakan bedah lain yang
mata depan dan belakang sehingga tidak ada perbedaan melibatkan jaringan episklera. Terapi adjuvan pra- dan
tekanan di antara keduanya. Iridotomi perifer paling baik pascaoperasi dengan antimetabolit, seperti 5-fluorouracil
dilakukan dengan laser YAG:neodymium walaupun laser dan mitomycin C memperkecil risiko kegagalan bleb dan
argon mungkin diperlukan pada iris berwarna gelap. Tin-
dakan bedah iridektomi perifer dilakukan bila iridotomi
GLAUKOMA / 221
dikaitkan dengan kontrol tekanan intraokular yang baik. Schlemm. Hal ini berbeda dari proses penuaan normal.
Akan tetapi, terapi ini dapat menimbulkan komplikasi Akibatnya adalah penurunan drainase aqueous humor
yang berkaitan dengan bleb, misalnya rasa tidak nyaman yang menyebabkan peningkatan tekanan intraokular.
terus-menerus pada mata, infeksi bleb, atau makulopati Glaukoma sudut terbuka onset juvenil (suatu glauko-
akibat hipotoni okular persisten. Trabekulektomi mem- ma sudut terbuka primer familial dengan onset dini),
percepat pembentukan katarak secara nyata. sekitar 5% dari seluruh kasus glaukoma sudut terbuka
Penanaman selang silikon untuk membentuk saluran familial, dan sekitar 3% kasus glaukoma sudut terbuka
keluar permaneri bagi aqueous humor adalah tindakan primer nonfamilial disebabkan oleh mutasi gen myocilin
alternatif untuk mata yang tampaknya tidak berespons pada kromosom 1.
terhadap trabekulektomi. Ini meliputi mata dengan glau- Peningkatan tekanan intraokular mendahului kelain-
koma sekunder — terutama glaukoma neovaskular — dan an diskus optikus dan lapangan pandang selama ber-
glaukoma pascabedah tandur kornea. bulan-bulan hingga bertahun-tahun. Walaupun terdapat
Viskokanalostomi dan sklerektomi dalam dengan hubungan yang jelas antara besarnya tekanan intraokular
implan kolagen menghindarkan dilakukannya insisi ke- dan keparahan penurunan penglihatan, efek yang ditim-
tebalan penuh (full-thickness) ke dalam mata. Penurunan bulkan peningkatan tekanan pada nervus opticus sangat
tekanan intraokular yang dihasilkan tidak sebaik trabe- bervariasi antar-individu. Sebagian mata menoleransi pe-
kulektomi, tetapi komplikasi yang timbul mungkin lebih ningkatan tekanan intraokular tanpa mengalami kelain- an
sedikit. Secara teknis, tindakan ini sulit dikerjakan. diskus atau lapangan pandang (hipertensi okular; lihat
Goniotomi dan trabekulotomi adalah. teknik-teknik berikut); yang lain memperlihatkan kelainan-kelainan
yang bermanfaat untuk mengobati glaukoma kongenital glaukomatosa dengan tekanan intraokular "normal" (glau-
primer, yang tampaknya terdapat sumbatan drainase aque- koma tekanan rendah; lihat berikut). Walaupun demikian,
tekanan intraokular yang lebih tinggi berkaitan dengan
ous humor di bagian dalam anyaman trabekular.
kehilangan lapangan pandang yang lebih berat. Apa- bila
D. TINDAKAN SIKLODESTRUKTIF pada pemeriksaan pertama ditemukan kehilangan
Kegagalan terapi medis dan bedah pada glaukoma lanjut lapangan pandang glaukomatosa, risiko perkembangan
dapat menjadi alasan untuk mempertimbangkan tindakan lebih lanjut akan jauh lebih besar. Karena merupakan satu-
destruksi corpus ciliare dengan laser atau pembedahan satunya faktor risiko yang dapat ditangani, tekanan
untuk mengontrol tekanan intraokular. Krioterapi, diater- intraokular tetap menjadi fokus terapi. Terdapat bukti kuat
mi, terapi laser YAG: neodymium thermal mode, atau laser bahwa pengendalian tekanan intraokular memper- lambat
dioda dapat digunakan untuk menghancurkan corpus kerusakan diskus optikus dan kehilangan lapangan
ciliare. Terapi biasanya diberikan dari luar melalui sklera, pandang. Pada setiap penurunan tekanan intraokular
tetapi telah tersedia sistem aplikasi laser endoskopi. sebesar 1 mm Hg, terdapat penurunan risiko progresivitas
glaukoma kira-kira sebesar 10%.
Apabila terdapat kelainan diskus optikus atau penu-
GLAUKOMA PRIMER runan lapangan pandang yang luas, dianjurkan untuk
menurunkan tekanan intraokular sesegera mungkin, se-
baiknya hingga kurang dari 15 mm Hg. Pada pasien yang
GLAUKOMA SUDUT TERBUKA PRIMER
baru dicurigai mengalami kelainan diskus optikus atau
Glaukoma sudut terbuka primer adalah bentuk glaukoma
lapangan pandang, mungkin dibutuhkan terapi yang tidak
yang paling sering pada ras kulit hitam dan putih. Di
terlalu agresif. Pada semua kasus, harus dipertim- bangkan
Amerika Serikat, 1,29-2% orang berusia lebih dari 40 tahun,
antara kenyamanan terapi dan komplikasi yang mungkin
meningkat hingga 4,7% pada orang berusia lebih dari 75
timbul. Banyak pasien glaukoma berusia lanjut serta lemah
tahun, diperkirakan mengidap glaukoma sudut terbuka
dan kemungkinan tidak dapat menoleransi terapi yang
primer. Penyakit ini empat kali' lebih umum dan enam kali
agresif. Dalam upaya memperoleh perspektif mengenai
lebih sering menimbulkan kebutaan pada orang berkulit perlu tidaknya terapi, mungkin diperlukan suatu periode
hitam. Pada glaukoma sudut terbuka primer, terdapat pengamatan tanpa terapi untuk menentu- kan kecepatan
kecenderungan familial yang kuat dan kerabat dekat perburukan kelainan diskus optikus dan lapangan
pasien dianjurkan menjalam pemeriksaan skrining secara pandang. Tidaklah dibenarkan bagi pasien berusia lanjut
teratur. untuk menerima berbagai terapi agresif se- mentara
Gambaran patologik utama pada glaukoma sudut ter- kemungkinan timbulnya penurunan lapangan pandang
buka primer adalah adanya proses degeneratif anyaman yang bermakna selama sisa hidup mereka kecii
trabekular, termasuk pengendapan materi ekstrasel di
dalam anyaman dan di bawah lapisan endotel kanal
222 / BAB 11
Diagnosis
Diagnosis glaukoma sudut terbuka primer ditegakkan
apabila ditemukan kelainan-kelainan glaukomatosa pada
diskus optikus dan lapangan pandang yang disertai
dengan peningkatan tekanan intraokular, sudut bilik mata
depan terbuka dan tampak normal, dan tidak terdapat
sebab lain yang menyebabkan peningkatan tekanan in-
traokular Sedikitnya sepertiga pasien glaukoma sudut
terbuka primer memiliki tekanan intraokular yang normal
sewaktu pertama kali diperiksa. Jadi, untuk menegakkan
diagnosis mungkin diperlukan pemeriksaan tonometri
berulang. Gambar
dan irid
Pemeriksaan Skrining untuk Glaukoma berwarn
Masalah utama dalam mendeteksi glaukoma sudut terbuka
primer adalah tidak adanya gejala sampai penyakit relatif
lanjut. Sewaktu pasien pertama kali menyadari adanya vaskular atau mekanis di caput nervi optici, atau bisa juga
kehilangan lapangan pandang, biasanya telah terjadi murni karena penyakit vaskular. Mungkin terdapat suatu
kerusakan nervus opticus yang bermakna. Terapi harus faktor predisposisi yang diwariskan; glaukoma te- kanan-
diberikan pada tahap dini penyakit agar berhasil; hal ini normal khususnya sering di Jepang. Sejumlah kecil
bergantung pada program skrining aktif. Sayang- nya, keluarga dengan glaukoma tekanan rendah memiliki
program-program skrining glaukoma sering terham- bat kelainan pada gen optineurin di kromosom 10. Beberapa
oleh ketidakandalan pemeriksaan tekanan intraokular penelitian menunjukkan hubungannya dengan vasospas-
tunggal dalam mendeteksi glaukoma sudut terbuka primer me. Perdarahan diskus lebih sering dijumpai pada tekanan
dan kompleksitas kelainan diskus optikus atau lapangan normal dibandingkan glaukoma sudut terbuka primer dan
pandang. Untuk diagnosis dini saat ini, sebagian besar sering menandakan progresivitas penurunan lapangan
masih mengandalkan pemeriksaan oftalmologik yang ter- pandang.
atur pada kerabat langsung individu-individu yang men- Sebelum diagnosis glaukoma tekanan rendah dapat
derita glaukoma. ditegakkan, sejumlah entitas harus disingkirkan:

Perjalanan Penyakit & Prognosis 1. Episode peningkatan tekanan intraokular sebelumnya,


seperti yang disebabkan oleh uveitis anterior, trauma,
Tanpa pengobatan, glaukoma sudut terbuka dapat ber-
atau terapi steroid topikal.
kembang secara perlahan hingga akhirnya menimbulkan
2. Variasi diurnal yang besar pada tekanan intraokular
kebutaan total. Apabila obat tetes antiglaukoma dapat
dengan peningkatan mencolok, biasanya pada pagi
mengontrol tekanan intraokular mata yang belum meng-
hari.
alami kerusakan glaukomatosa luas, prognosisnya akan
3. Tekanan intraokular yang berubah sesuai postur,
baik (walaupun penurunan lapangan pandang dapat terus
dengan peningkatan mencolok saat pasien berbaring
berlanjut pada tekanan intraokular yang telah normal).
rata.
Apabila proses penyakit terdeteksi secara dini, sebagian
4. Peningkatan tekanan intraokular intermiten, seperti
besar pasien glaukoma dapat ditangani dengan baik secara
pada penutupan sudut subakut.
medis. Trabekulektomi merupakan pilihan yang baik bagi
5. Penaksiran tekanan intraokular yang terlalu rendah
pasien yang mengalami perburukan meskipun telah
akibat berkurangnya ketebalan kornea.
menjalani terapi medis (Gambar 11-9).
6. Penyebab kelainan diskus optikus dan lapangan
GLAUKOMA TEKANAINMMORMAL (Glaukoma pandang yang lain termasuk kelainan diskus kongeni-
Tekanan-Rendah) tal, neuropati optik herediter, dan atrofi optik didapat
Beberapa pasien dengan kelainan glaukomatosa pada akibat tumor atau penyakit vaskular.
diskus optikus atau lapangan pandang memiliki tekanan Di antara pasien-pasien yang didiagnosis glaukoma
intraokular yang tetap di bawah 21 mm Hg. Pasien- pasien tekanan-normal, sekitar 60% mengalami penurunan la-
ini mengidap glaukoma tekanan normal atau rendah. pangan pandang yang progresif, mengisyaratkan kemung-
Patogenesis yang mungkin adalah kepekaan yang kinan patogenesis berupa-periode-periode iskemik akut
abnormal terhadap tekanan intraokular karena kelainan jjada pasien nonprogresif. Penurunan tekanan intraokular
bermanfaat bagi pasien dengan penurunan lapangan
pandang yang progresif, tetapi ini tidak dapat dicapai me-
GLAUKOMA / 223
.alui terapi medis. Mungkin diperlukan tindakan bedah GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP AKUT
arainase glaukoma disertai suatu antimetabolit. Kemung- • Glaukoma sudut tertutup akut ("glaukoma akut") terjadi
.nan adanya dasar vaskular pada glaukoma tekanan- bila terbentuk iris bombe yang menyebabkan oklusi sudut
normal mengindikasikan penggunaan obat-obat penyekat bilik mata depan oleh iris perifer. Hal ini menghambat
>.anal kalsium si stem ik, tetapi tindakan ini masih belum aliran keluar aqueous dan tekanan intraokular meningkat
ruenunjukkan keuntungan yang nyata. dengan cepat, menimbulkan nyeri hebat, kemerahan, dan
penglihatan kabur. Penutupan sudut pada mata hipero- pia
HIPERTENSI OKULAR yang sudah mengalami penyempitan anatomik bilik mata
Hipertensi okular adalah peningkatan tekanan intraoku- sr depan biasanya dieksaserbasi oleh pembesaran lensa
tanpa kelainan diskus optikus atau lapangan pandang dan kristalina yang berkaitan dengan penuaan. Serangan akut
lebih sering dijumpai dibandingkan glaukoma sudut tersebut sering dipresipitasi oleh dilatasi pupil, yang terjadi
terbuka primer. Angka terbentuknya glaukoma pada rara secara spontan di malam hari, saat pencahayaan ber-
pengidap hipertensi okular adalah sekitar 1-2% per :ahun. kurang. Dapat juga disebabkan oleh obat-obatan dengan
Risiko meningkat seiring dengan peningkatan te- >.anan efek antikolinergik atau simpatomimetik (mis., atropine
intraokular, bertambahnya usia, semakin beratnya supping" sebagai obat praoperasi, antidepresan, bronkodilator inha-
diskus optikus, riwayat glaukoma dalam ke- iuarga, dan lasi, dekongestan hidung, atau tokolitik). Serangan dapat
mungkin riwayat miopia, diabetes melitus, serta penyakit juga terjadi pada dilatasi pupil sewaktu oftalmoskopi, te-
kardiovaskular dalam keluarga. Timbulnya perdarahan tapi jarang. Apabila perlu dilakukan dilatasi pupil pada
diskus pada pasien dengan hipertensi okular 1’jga pasien dengan bilik mata depan yang dangkal (mudah
mengindikasikan peningkatan risiko terjadinya glaukoma. dideteksi dengan penyinaran senter secara oblik [Gambar
Pasien hipertensi okular dianggap tersangka-glauko- 11-4]), sebaiknya diberikan midriatik kerja-singkat, hindari
:na dan harus menjalani pemantauan teratur (satu sampai menimbulkan konstriksi pupil dengan pilocarpine, dan
dua kali setahun) tekanan intraokular, diskus optikus, dan minta pasien untuk segera mencari pertolongan bila ter-
lapangan pandang. Pasien hipertensi okular yang tidak dapat nyeri atau kemerahan di mata atau penglihatan yang
mengalami glaukoma kemungkinan besar mempunyai semakin kabur.
kornea yang relatif tebal sehingga memberikan penaksiran
tekanan intraokular yang terlalu tinggi. Oleh karena itu, Temuan Klinis
pengukuran ketebalan kornea sentral mungkin diperlukan Glaukoma sudut tertutup akut ditandai oleh munculnya
untuk menentukan pasien mana yang tidak membutuhkan kekaburan penglihatan mendadak yang disertai nyeri
pemantauan seksama tersebut. Sebaliknya, banyak indi- hebat, halo, serta mual dan muntah. Pasien terkadang
vidu hipertensi okular yang mengalami glaukoma, tetapi dikira menderita penyakit gastrointestinal akut. Temuan-
kerusakan sel ganglion retinanya tidak dapat terdeteksi temuan lainnya adalah peningkatan tekanan intraokular
dengan teknik-teknik yang tersedia saat ini. Perkembangan yang mencolok, bilik mata depan dangkal, kornea berka-
dalam perimetri dan pencitraan lapian serat saraf retina but, pupil berdilatasi sedang yang terfiksasi, dan injeksi
tengah mempermasalahkan topik ini. siliar. Mata sebelahnya harus dilakukan pemeriksaan go-
nioskopi untuk memastikan adanya predisposisi anatomi
GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP PRIMER terhadap glaukoma sudut tertutup primer.
Glaukoma sudut tertutup primer terjadi pada mata dengan
predisposisi anatomis tanpa disertai kelainan lain. Diagnosis Banding (Lihat Bagian Dalam Sampul
Peningkatan tekanan intraocular terjadi karena sumbat- an Depan)
aliran keluar aqueous akibat adanya oklusi anyaman Iritis akut lebih menimbulkan fotofobia dibandingkan
trabekular oleh iris perifer. Keadaan ini dapat bermani- glaukoma akut. Tekanan intraokular biasanya tidak me-
festasi sebagai suatu kedaruratan oftalmologik atau dapat ningkat; pupil konstriksi atau bentuknya iregular dan
tetap asimptomatik sampai timbul penurunan penglihat- kornea biasanya tidak edema. Di bilik mata depan tampak
an. Diagnosis ditegakkan dengan melakukan pemeriksa- an jelas flare dan sel, dan terdapat injeksi siliar dalam.
segmen anterior dan gonioskopi yang cermat. Istilah Konjungtivitis akut biasanya terjadi bilateral, nyerinya
glaukoma sudut tertutup primer hanya digunakan bila ringan atau tidak ada, dan tidak ada gangguan penglihatan.
penutupan sudut primer telah menimbulkan kerusakan Terdapat sekret mata dan konjungtiva yang meradang
nervus opticus dan kehilangan lapangan pandang. Faktor-
faktor risikonya antara lain bertambahnya usia, jenis ke-
lamin perempuan, riwayat keluarga glaukoma, dan etnis
Asia Tenggara, China, dan Inuit.
224 / BAB 11
hebat, tetapi tidak ada injeksi siliar. Respons pupil dan mata depan mungkin tidak pernah mengalami episode
tekanan intraokular normal, dan korneanya jernih. peningkatan tekanan intraokular akut, tetapi mengalami
sinekia anterior perifer yang semakin meluas disertai
Komplikasi & Sekuele
dengan peningkatan tekanan intraokular secara bertahap.
Apabila terapi ditunda, iris perifer dapat melekat ke
Para pasien ini bermanifestasi seperti yang di- perlihatkan
anyaman trabekular (sinekia anterior) sehingga menim-
oleh pasien glaukoma sudut terbuka primer, sering dengan
bulkan oklusi sudut bilik mata depan ireversibel yang
penyempitan lapangan pandang yang eks- tensif di kedua
memerlukan tindakan bedah untuk memperbaikinya. Se-
mata. Sesekali, pasien-pasien tersebut mengalami serangan
ring terjadi kerusakan nervus opticus.
penutupan sudut subakut.
Terapi Pada pemeriksaan dijumpai peningkatan tekanan in-
Glaukoma sudut-tertutup akut adalah suatu kedaruratan oftal- traokular, sudut bilik mata depan yang sempit disertai
mologik! sinekia anterior perifer dalam berbagai tingkat, serta ke-
Terapi pada awalnya ditujukan untuk menurunkan lainan diskus optikus dan lapangan pandang.
tekanan intraokular. Asetazolamid intravena dan oral — Iridotomi perifer dengan laser harus selalu dilakukan
bersama obat topikal, seperti penyekat-beta dan apra- sebagai langkah pertama penanganan pasien-pasien ini.
clonidine, dan, jika perlu obat hiperosmotik — biasanya Apabila mungkin, tekanan intraokular kemudian dikontrol
akan menurunkan tekanan intraokular. Kemudian dite- secara medis, tetapi luasnya sinekia anterior perifer dan
teskan pilokarpin 2% satu-setengah jam setelah terapi lambatnya'aliran keluar aqueous humor melalui anyaman
dimulai, yaitu saat iskemia iris berkurang dan tekanan trabekular yang tersisa menyebabkan pengontrolan te-
intraokular menurun sehingga memungkinkan sfingter kanan sangat sulit dilakukan. Jadi, sering kali diperlukan
pupil berespons terhadap obat. Steroid topikal dapat juga tindakan drainase secara bedah. Ekstraksi katarak dengan
digunakan untuk menurunkan peradangan intraokular implantasi lensa intraokular dapat mengendalikan tekanan
sekunder Setelah tekanan intraokular dapat dikontrol, intraokular secara efektif; tindakan ini menyebabkan
harus dilakukan iridotomi perifer untuk membentuk hu- penutupan sudut akibat sinekia tidak lebih dari dua
bungan permanen antara bilik mata depan dan belakang kuadran. Epinefrin dan miotik kuat tidak boleh dipakai,
sehingga kekambuhan iris bombe dapat dicegah. Ini paling kecuali bila sebelumnya telah dilakukan iridotomi atau
sering dilakukan dengan laser YAGineodymium (lihat iridektomi perifer, sebab obat-obat tersebut akan mem-
sebelumnya). Iridektomi perifer secara bedah meru- pakan perparah penutupan sudut.
terapi konvensional bila terapi laser tidak berhasil, tetapi
ALPI dapat dilakukan. Mata sebelahnya harus men- jalani IRIS PLATEAU
iridotomi laser profilaktik. Iris plateau adalah suatu kelainan yang jarang dijumpai.
Pada iris plateau, kedalaman bilik mata depan sentral
GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP SUBAKUT normal, tetapi sudut bilik mata depannya sangat sempit
Faktor-faktor etiologi yang berperan pada glaukoma sudut
karena posisi processus ciliares terlalu anterior. Mata
tertutup subakut sama dengan yang berperan pada tipe
dengan kelainan ini jarang mengalami blokade pupil, tetapi
akut, kecuali bahwa episode peningkatan tekanan in-
dilatasi akan menyebabkan merapatnya iris perifer,
traokularnya berlangsung singkat dan rekuren. Episode
sehingga menutup sudut (pendesakan sudut), sekalipun
penutupan sudut membaik secara spontan, tetapi terjadi
telah dilakukan iridektomi atau iridotomi perifer. Peng-
akumulasi kerusakan pada sudut bilik mata depan diser-
idap kelainan ini mengalami glaukoma sudut tertutup akut
tai pembentukan sinekia anterior perifer. Glaukoma sudut
pada usia muda, dan sering mengalami kekambuhan
tertutup subakut kadang-kadang berkembang menjadi
setelah tindakan iridotomi laser perifer atau iridektomi
glaukoma sudut tertutup akut.
bedah. Diperlukan terapi miotik jangka panjang atau iri-
Didapatkan riwayat serangan berulang berupa nyeri,
doplasti dengan laser.
kemerahan, dan kekaburan penglihatan disertai halo di
sekitar cahaya pada satu mata .'Serangan sering terjadi
pada malam hari dan sembuh dalam semalam.
GLAUKOMA KONGENITAL
Pemeriksaan di antara waktu serangan mungkin hanya
memperlihatkan sudut bilik mata depan yang sempit
Glaukoma kongenital jarang ditemukan. Glaukoma r:
disertai dengan sinekia anterior perifer. Diagnosis dapat
terbagi menjadi 1) glaukoma kongenital primer. ——
dipastikan dengan gonioskopi. Terapinya adalah iridotomi
perifer dengan laser.
GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP KRONIK
Pasien dengan predisposisi anatomi penutupan sudut bilik
GLAUKOMA / 225
-unjukkan kelainan perkembangan yang terbatas pada -
jdut bilik mata depan; (2) anomali perkembangan segmen
anterior — sindrom Axenfeld-Reiger dan anomali Peters,
xeduanya disertai kelainan perkembangan iris dan kornea;
dan (3) berbagai kelainan lain—termasuk aniridia, sindrom
5turge-Weber, neurofibromatosis-1, sindrom Lowe, dan
rubela kongenital — di sini, anomali perkembangan sudut
disertai dengan kelainan okular dan ekstraokular lain.

Temuan Kfinis
Lima puluh persen kasus glaukoma kongenital berma-
nifestasi sejak lahir, 70% kasus didiagnosis dalam 6 bulan
pertama, dan 80% kasus terdiagnosis di akhir tahun per-
Gambar
tama. Gejala paling dini dan paling sering adalah epifora.
Dapat dijumpai fotofobia dan berkurangnya kilau kornea.
Tanda utamanya adalah peningkatan tekanan intraokular. (embriotokson posterior), penyakit yang timbul dikenal
Pencekungan diskus optikus akibat glaukoma merupa- kan
sebagai sindrom Axenfeld. Apabila terjadi perlekatan
kelainan yang terjadi relatif dini dan yang terpenting.
iridokornea yang lebih luas yang disertai disrupsi iris,
Temuan-temuan lanjut meliputi peningkatan diameter
dengan polikoria, dan anomali tulang serta gigi, kelainan
kornea (melebihi 11,5 mm dianggap bermakna), edema
yang ada disebut sindrom Rieger (suatu contoh disgenesis
epitel, robekan membran Descemet, dan peningkatan ke-
iridotrabekula). Apabila perlekatan terjadi di antara iris
dalaman bilik mata depan (yang disertai pembesaran gene-
sentral dan bagian sentral permukaan posterior kornea,
ralisata segmen anterior mata), serta edema dan kekeruhan
penyakitnya disebut anomali Peters (suatu contoh trabe-
stroma kornea (Gambar 11-10).
kulodisgenesis iridokornea).
Diagnosis Banding Penyakit-penyakit ini biasanya diwariskan secara do-
minan walaupun dilaporkan adanya kasus-kasus spora-
Megalokornea, kekeruhan kornea akibat distrofi kongenital dik. Mutasi pada kromosom 4, 6, dan 13, yang kemung-
atau mukopolisakaridosis, dan ruptur traumatik membran kinan besar melibatkan gen-gen homebox, didapatkan pada
Descemet harus disingkirkan. Pengukuran tekanan pedigre sindrom Axenfeld-Rieger. Glaukoma terjadi pada
intraokular, gonioskopi, dan evaluasi diskus optikus sekitar 50% mata dengan kelainan tersebut dan sering
penting untuk membuat diagnosis banding. Penilaian belum muncul sampai masa kanak-kanak akhir atau de-
biasanya memerlukan anestesi umum. wasa muda. Angka keberhasilan goniotomi jauh lebih
rendah pada. kasus-kasus ini, dan mungkin dianjiirkan
Perjalanan Penyakit & Prognosis
trabekulotomi atau trabekulektomi. Banyak pasien sema-
Pada kasus yang tidak diobati, kebutaan timbul secara dini. cam ini memerlukan terapi glaukoma medis jangka
Mata mengalami peregangan hebat dan bahkan dapat panjang, dan prognosis bertahannya fungsi penglihatan
ruptur hanya karena trauma ringan. Pencekungan diskus jangka panjang yang baik meragukan.
optikus khas glaukoma timbul relatif cepat, menekankan
perlunya terapi segera. Terapi selalu dengan tindakan be- 2. Aniridia
dah, dan dapat dilakukan goniotomi atau trabekulektomi. Gambaran khas aniridia, seperti yang diisyaratkan oleh
namanya, adalah iris tidak berkembang (vestigial). Pada
1. Anomali Perkembangan Segmen Anterior banyak kasus, hanya ditemukan tidak lebih dari akar iris
Kelompok penyakit yang jarang ini membentuk suatu atau suatu batas iris yang tipis. Dapat dijumpai defor-
spektrum gangguan perkembangan segmen anterior, yang mitas mata yang lain, misalnya katarak kongenital, distrofi
mengenai sudut, iris, kornea, dan kadang-kadang lensa. kornea, dan hipoplasia fovea. Penglihatan biasanya buruk.
Biasanya terdapat sedikit hipoplasia stroma anterior iris Glaukoma sering kali timbul sebelum masa remaja dan
disertai jembatan-jembatan filamen yang menghubung- biasanya tidak merespons penatalaksanaan medis atau
kan stroma iris dengan kornea. Apabila jembatan filamen bedah.
terbentuk di perifer dan berhubungan dengan garis Sindrom yang jarang ini diwariskan secara genetis.
Schwalbe yang mencolok dan tergeser secara aksial Pernah dilaporkan kasus-kasus autosomal dominan dan
autosomal resesif.
226 / BAB 11
Apabila terapi medis tidak efektif, dilakukan tindakan kemungkinan diperlukannya tindakan bedah drainase
bedah drainase glaukoma. glaukoma disertai terapi antimetabolit. Trabekulo- plasti
dengan laser sering digunakan pada keadaan ini, tetapi
kecil kemungkinan dapat menghilangkan kebutuh- an akan
«■ GLAUKOMA SEKUNDER bedah drainase.

Peningkatan tekanan intraokular yang terjadi sebagai suatu GLAUKOMA PSEUDOEKSFOLIASI


manifestasi dari penyakit mata lain disebut glaukoma
Pada sindrom eksfoliasi terlihat endapan-endapan bahan
sekunder. Golongan penyakit ini sulit diklasifikasikan
berserat warna putih di permukaan anterior lensa (ber-
secara memuaskan. Terapinya adalah pengontrolan tekan-
beda dengan eksfoliasi kapsul lensa sejati akibat terpajan
an intraokular dengan cara-cara medis dan bedah, serta
radiasi inframerah, yakni, "katarak glassblower”), di proces-
mengatasi penyakit yang mendasari apabila mungkin.
sus ciliares, zonula, permukaan posterior iris, melayang
GLAUKOMA PIGMENTASI bebas di bilik mata depan, dan di anyaman trabekular
Sindrom dispersi pigmen ditandai oleh pengendapan ab- (bersama dengan peningkatan pigmentasi). Secara histo-
normal pigmen di bilik mata depan—terutama di anyam- logis, endapan-endapan tersebut juga dapat dideteksi di
an trabekular, yang sesuai perkiraan akan mengganggu konjungtiva, yang mengisyaratkan bahwa kelainan sebe-
aliran keluar aqueous, dan di permukaan kornea posterior narnya terjadi lebih luas. Penyakit ini biasanya dijumpai
(Krukenberg's spindle) — disertai defek transiluminasi iris. pada orang berusia lebih dari 65 tahun dan secara khusus,
Studi dengan ultrasonografi menunjukkan pelekukan iris dilaporkan sering terjadi pada bangsa Skandinavia wa-
ke posterior sehingga iris berkontak dengan zonula atau laupun tidak menutup kemungkinan adanya bias. Risiko
processus ciliares, mengindikasikan pengelupasan granul- kumulatif berkembangnya glaukoma adalah 5% dalam 5
granul pigmen dari permukaan belakang iris akibat friksi, tahun dan 15% dalam 10 tahun. Terapinya sama dengan
dan menimbulkan defek transiluminasi iris. Sindrom ini terapi glaukoma sudut terbuka. Insidens timbulnya kom-
paling sering terjadi pada pria miopia berusia antara 25 dan plikasi saat bedah katarak lebih tinggi pada mata dengan
40 tahun yang memiliki bilik mata depan yang dalam sindrom pseudoeksfoliasi.
dengan sudut bilik mata depan yang lebar.
Kelainan pigmentasi dapat terjadi tanpa disertai glau- GLAUKOMA AKIBAT KELAINAN LENSA Dislokasi
koma, tetapi orang-orang ini harus dianggap sebagai Lensa
"tersangka glaukoma". Hingga 10% dari mereka akan Lensa kristalina dapat mengalami dislokasi akibat trauma
mengalami glaukoma dalam 5 tahun dan 15% dalam 15 atau secara spontan, misalnya pada sindrom Marfan. Dis-
tahun (glaukoma pigmentasi). Pernah dilaporkan beberapa lokasi anterior dapat menimbulkan sumbatan pada aper-
pedigre glaukoma pigmentasi herediter autosomal domi- tura pupil yang menyebabkan iris bombe dan penutupan
nan, dan suatu gen untuk sindrom dispersi pigmen dipe- sudut. Dislokasi posterior ke dalam vitreus juga berkaitan
takan pada kromosom 7. dengan glaukoma meskipun mekanismenya belum jelas.
Terapi miotik maupun iridotomi perifer dengan laser Hal ini mungkin disebabkan oleh kerusakan sudut pada
telah menunjukkan mampu membalikkan konfigurasi iris waktu dislokasi traumatik.
yang abnormal, tetapi masih belum jelas apakah kedua- Pada dislokasi anterior, terapi definitifnya adalah eks-
nya memberikan keuntungan jangka panjang bagi per- traksi lensa segera setelah tekanan intraokular terkontrol
kembangan dan perburukan glaukoma. (Karena pasien secara medis. Pada dislokasi posterior, lensa biasanya di-
biasanya penderita miopia berusia muda, terapi miotik biarkan dan glaukoma diobati sebagai glaukoma sudut
kurang dapat ditoleransi, kecuali jika diberikan dalam terbuka primer.
bentuk pilokarpin sekali sehari, lebih disukai pada malam
hari.) Intumesensi Lensa
Baik sindrom dispersi pigmen maupun glaukoma Lensa dapat menyerap cukup banyak cairan sewaktu
pigmentasi khas dengan kecenderungannya mengalami mengalami perubahan-perubahan katarak sehingga ukur-
episode-episode peningkatan tekanan intraokular secara annya membesar secara bermakna. Lensa ini kemudian
bermakna - terutama setelah berolahraga atau dilatasi pupil dapat melanggar batas bilik mata depan, menimbulkan
—dan glaukoma pigmentasi akan berkembang dengan sumbatan pupil dan pendesakan sudut, serta menyebab-
cepat. Masalah selanjutnya adalah glaukoma pigmentasi
biasanya timbul pada usia muda; ini mening- katkan
GLAUKOMA / 227
ken glaukoma sudut tertutup. Terapi berupa ekstraksi ersa, Tumor
segera setelah tekanan intraokular terkontrol secara aedis. Melanoma traktus uvealis dapat menimbulkan glaukoma
2 aukoma Fakolitik akibat pergeseran corpus ciliare ke anterior yang me-
- ragian katarak stadium lanjut dapat mengalami ke- nyebabkan penutupan-sudut sekunder, meluas ke sudut
- .:oran kapsul lensa anterior, dan memungkinkan pro- - bilik mata depan, memblok sudut filtrasi dengan dispersi
pigmen, dan neovaskularisasi sudut. Biasanya diperlukan
em-protein lensa yang mencair masuk ke dalam bilik -eta
enukleasi.
depan. Terjadi reaksi peradangan di bilik mata :-pan,
anyaman trabekular menjadi edema dan tersumbat Pembengkakan Corpus Ciliare
eh protein-protein lensa, dan menimbulkan peningkat-
JT. tekanan intraokular akut. Ekstraksi lensa merupakan
Rotasi corpus ciliare ke depan, menyebabkan pergeseran
diafragma iris-lensa ke anterior dan glaukoma sudut ter-
erapi definitif, dilakukan segera setelah tekanan intrasellar
tutup sekunder; rotasi ini juga dapat terjadi akibat bedah
terkontrol secara medis dan terapi steroid topikal iah
vitreoretina atau krioterapi retina, pada uveitis posterior,
mengurangi peradangan intraokular.
dan pada terapi topiramate.
GLAUKOMA AKIBAT KELAINAN TRAKTUS
JVEALIS SINDROM IRIDOKORNE A ENDOTEL (ICE)
Uveitis (Atrofi Iris Esensial, Sindrom Chandler,
Tekanan intraokular pada uveitis biasanya di bawah - Sindrom Nevus Iris)
ormal karena corpus ciliare yang meradang berfungsi • Kelainan idiopatik pada dewasa muda yang jarang ini
urang baik. Namun, dapat pula terjadi peningkatan ikanan biasanya unilateral dan bermanifestasi sebagai dekom-
intraokular melalui beberapa mekanisme yang nerlainan. pensasi kornea, glaukoma, dan kelainan iris (corectopia
Anyaman trabekular dapat tersumbat oleh sel- sel radang dan polycoria).
dari bilik mata depan, disertai edema sekun- ier, atau
GLAUKOMA AKIBAT TRAUMA
kadang-kadang dapat terlibat dalam proses peradangan
yang secara spesifik mengenai sel-sel trabekula Cedera kontusio bola mata dapat disertai dengan pe-
trabekulitis). Salah satu penyebab meningkatnya tekanan ningkatan dini tekanan intraokular akibat perdarahan ke
intraokular pada individu dengan uveitis adalah peng- dalam bilik mata depan (hifema). Darah bebas menyumbat
runaan steroid topikal. Uveitis kronik atau rekuren menye- anyaman trabekular, yang juga mengalami edema akibat
rabkan gangguan fungsi trabekula yang permanen, sine- cedera. Terapi awal dilakukan dengan obat-obatan, tetapi
ua anterior perifer, dan kadang-kadang neovaskularisasi mungkin diperlukan tindakan bedah bila tekanannya tetap
sudut; semua kelainan tersebut meningkatkan kemung- tinggi, yang kemungkinan besar terjadi bila ada episode
kinan glaukoma sekunder. Seklusio pupilae akibat si- nekia perdarahan kedua.
posterior 360 derajat menimbulkan iris bombe dan Cedera kontusio berefek lambat pada tekanan intra-
glaukoma sudut tertutup akut. Sindrom-sindrom uveitis okular; efek ini timbul akibat kerusakan langsung pada
vang cenderung berkaitan dengan glaukoma sekunder sudut. Selang waktu antara cedera dan timbulnya glauko-
adalah siklitis heterokromik Fuchs, uveitis anterior akut ma mungkin menyamarkan hubungan tersebut. Secara
terkait-HLA-B27, dan uveitis akibat herpes zoster dan klinis, bilik mata depan tampak lebih dalam daripada mata
herpes simpleks. yang satunya, dan gonioskopi memperlihatkan resesi
Terapi terutama ditujukan untuk mengontrol uveitis sudut. Terapi medis biasanya efektif, tetapi mungkin di-
disertai pemberian terapi glaukoma sesuai keperluan; perlukan tindakan bedah.
miotik dihindari karena dapat meningkatkan kemungkin- Laserasi atau robek akibat kontusio pada segmen an-
an terjadinya sinekia posterior. Latanoprost mungkin juga terior sering disertai dengan hilangnya bilik mata depan.
harus dihentikan karena dilaporkan menimbulkan Apabila bilik mata tidak segera dibentuk kembali setelah
eksaserbasi dan reaktivasi uveitis. Terapi jangka panjang, cedera —baik secara spontan, dengan inkarserasi iris ke
di antaranya tindakan bedah, sering diperlukan karena dalam luka, atau secara bedah —akan terbentuk sine-sea
kerusakan anyaman trabekular bersifat ireversibel. anterior perifer dan menyebabkan penutupan sudut vast
Penutupan sudut akut akibat seklusi pupil dapat ireversibel.
dipulihkan dengan midriasis intensif, tetapi sering me-
merlukan iridotomi perifer dengan laser atau iridektomi
bedah. Setiap uveitis dengan kecenderungan pembentukan
sinekia posterior harus diterapi dengan midriatik selama
uveitisnya aktif untuk mengurangi risiko seklusi pupil.
228 / BAB 11
GLAUKOMA SETELAH TINDAKAN BEDAH secara abnormal, dan tindakan bedah berkaitan dengan
OKULAR risiko komplikasi yang tinggi.
Glaukoma Sumbatan Siliaris (Glaukoma GLAUKOMA AKIBAT STEROID
Maligna) Kortikosteroid intraokular, periokular, dan topikal dapat
Tindakan bedah pada mata yang menimbulkan peningkat- menimbulkan sejenis glaukoma yang mirip dengan glau-
an tekanan intraokular yang bermakna dan sudut sempit koma sudut terbuka primer, terutama pada individu
atau tertutup dapat menyebabkan glaukoma sumbatan dengan riwayat penyakit ini pada keluarganya, dan akan
siliaris. Segera setelah pembedahan, tekanan intraokular memperparah peningkatan tekanan intraokular pada para
meningkat hebat dan lensa terdorong ke depan akibat pengidap glaukoma sudut terbuka primer. Penghentian
penimbunan aqueous di dalam dan di belakang korpus pengobatan biasanya menghilangkan efek-efek tersebut,
vitreum. Pasien awalnya merasakan penglihatan jauh yang tetapi dapat terjadi kerusakan permanen apabila keadaan
kabur, tetapi penglihatan dekatnya membaik. Ini diikuti tersebut tidak disadari dalam waktu lama. Apabila terapi
dengan nyeri dan peradangan. steroid topikal mutlak diperlukan, terapi glaukoma secara
Terapi terdiri atas sikloplegik, midriatik, penekan medis biasanya dapat mengontrol tekanan intraokular.
aqueous humor, dan obat-obat hiperosmotik. Obat hiper- Terapi steroid sistemik jarang menyebabkan peningkatan
osmotik digunakan untuk menciutkan korpus vitreum dan tekanan intraokular. Pasien yang mendapat terapi steroid
membiarkan lensa bergeser ke belakang. topikal atau sistemik harus menjalani tonometri dan oftal-
Mungkin diperlukan sklerotomi posterior, vitrektomi, moskopi secara periodik, terutama apabila terdapat riwayat
dan bahkan ekstraksi lensa. glaukoma dalam keluarga.
Sinekia Anterior Perifer DAFTAR PUSTAKA
Seperti halnya trauma pada segmen anterior (lihat se- AG1S (Advanced Glaucoma Intervention Study) Investigators: 7.
belumnya), tindakan bedah yang menyebabkan men- The relationship between control of intraocular pressure and
visual field deterioration. Am J Ophthalmol 2000;130:429.
datamya bilik mata depan akan menimbulkan pemben-
[PMID: 11024415]
tukan sinekia anterior perifer. Diperlukan pembentukan Anderson DR et al: Natural history of normal-tension glaucoma.
kembali bilik mata depan melalui tindakan bedah dengan Ophthalmology 2001;108:247. [PMID: 11158794]
segera apabila hal tersebut tidak terjadi secara spontan. Anderson RS: The psychophysics of glaucoma in improving the
structure/function relationship. Prog Ret Eye Res 2006;25:79.
GLAUKOMA NEOVASKULAR {PMID: 16081311]
Aung T et al: Configuration of the drainage angle, intraocular
Neovaskularisasi iris (rubeosis iridis) dan sudut bilik mata pressure and optic disc cupping in subjects with chronic
depan paling sering disebabkan oleh iskemia retina yang angleclosure glaucoma. Ophthalmology 2005;112:28. [PMID:
luas seperti yang terjadi pada retinopati diabetik stadium 15629816]
lanjut dan oklusi vena centralis retinae iskemik. Glaukoma Busbee BG: Update on treatment strategies for bleb-associated en-
dophthalmitis. Curr Opin Ophthalmol 2005;16:170. [PMID:
mula-mula timbul akibat sumbatan sudut oleh membran
15870574]
fibrovaskular, tetapi kontraksi membran selanjutnya me- Casson RJ et al: Combined surgery in the treatment of patients with
nyebabkan penutupan sudut. cataract and primary open-angle glaucoma. J Cataract Refract
Glaukoma rieovaskular yang telah terbentuk sulit di- Surg 2001;27:1854. [PMID: 11709261]
atasi dan terapi sering tidak memuaskan. Baik rangsangan Chen PP et al: Blindness in patients with treated open-angle
glaucoma. Ophthalmology 2003;110:726. [PMID: 12689894]
neovaskularisasi maupun peningkatan tekanan intraokular Collaborative Normal-Tension Glaucoma Study Group: Com-
perlu ditangani. Pada banyak kasus, terjadi kehilang- an parison of glaucomatous progression between untreated patients
penglihatan dan diperlukan prosedur siklodestruktif untuk with normal-tension glaucoma and patients with therapeutically
mengontrol tekanan intraokular. reduced intraocular pressures. Am J Ophthalmol 1998;126:487.
[PMID: 9780093]
GLAUKOMA AKIBAT PENINGKATAN TEKANAN VENA Drance S et al: Risk factors for progression of visual field ab-
normalities in normal-tension glaucoma. Am ] Ophthalmol
EPISKLERA 2001;131:699. [PMID: 11384564]
Peningkatan tekanan vena episklera dapat berperan me- Edmunds B et al: Factors associated with success in first-time
nimbvnkan glaukoma pada sindrom Sturge-Weber, yang trabeculectomy for patients at low risk of failure with chronic
juga terdapat anomali perkembangan sudut, dan fistula open-angle glaucoma. Ophthalmology 2004; 111:97. [PMID:
14711719]
karotis-kavemosa, vang juga dapat menyebabkan neo-
vaskularisasi sudut akibat iskemia mata yang luas. Terapi
medis tidak dapat menurunkan tekanan intraokular di
bawah tingkat tekanan vena episklera yang meningkat

Anda mungkin juga menyukai