Anda di halaman 1dari 14

“PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN & LINGKUNGAN HIDUP”

UJIAN SEMESTER

NAMA : TRY KURNIAWAATI ANTHONI


NIM : 17302191

Penerapa Analisi Dampak Lingkungan

A. ASPEK SOSIAL EKONOMI


B. ASPEK SOSIAL BUDAYA
C. ASPEK KESEHATAN MASYAKAT

A. ASPEK SOSIAL EKONOMI

Pengetian Aspek Sosial Ekonomi adalah Bagi masyarakat adanya investasi ditinjau
dari aspek ekonomi adalah akan memberikan peluang untuk meningkatkan pendapatannya.
Dampak positif dari aspek social bagi masyarakat secara umum adalah tersedianya sarana dan
prasarana yang dibutuhkan, seperti pembangunan jalan, jembatan, listrik dan sarana lainnya.

 Dampak Aspek Ekonomi dan Sosial

Dampak yang ditimbulkan dengan berdirinya sebuah perusahaan melalui kaca mata ekonomi
dan Sosial yaitu sebagai berikut :

 Dampak dari aspek ekonomi dengan adanya suatu proyek atau usaha meliputi :

1. Dapat meningkatkan ekonomi rumah tangga melalui :

a. Terbukanya kesempatan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekaligus mengurangi angka


pengangguran.

b. Tersedianya sarana dan prasarana umum yang kelak akan dbisa berguna untuk masyarakat
banyak juga pemerintah berupa : jalan raya, listrik, sekolah,masjid dan lain-lain.
c. Tersedianya beragam produk barang dan jasa di masyarakat, sehingga meningkatkan
persaingan dalam menciptakan dan memenuhi kebutuhan masyarakat.

2. Menggali, mengatur dan menggunakan ekonomi sumber daya alam melalui :

a. Penggunaaan lahan yang efisien dan efektif

b. Peningkatan nilai tambah sumber daya alam

c. Membangkitkan lahan tidur

3. Meningkatkan perekonomian pemerintah yaitu:

a. Menambah peluang dan kesempatan kerja bagi masyarakat.

b. Pemerataan pendistribusian pendapatan.

c. Meningkatkan devisa negara.

d. Memperoleh pendapatan berupa pajak dari sumber-sumber yang dikelola oleh perusahaan.

4. Pengembangan wilayah

a. Meningkatan pemerataan pembangunan( dengan prioritas daerah tertentu).

b. Membuka isolasi wilayah dan cakrawakala pemikiran masyarakat dengan masuknya


pembangunan.

Dampak negatip yang mungkin timbul dari aspek ekonomi :

1. Eksplorasi sumberdaya yang berlebihan.

2. Masuknya pekerja dari luar yang mengurangi kesempatan atau peluang kerja bagi
masyarakat sekitar.

Sedangkan dampak sosial dengan adanya suatu proyek atau investasi meliputi :

1. Komponen Demografi

a. Struktur penduduk

b. Tingkat pendapatan penduduk.

c. Pertumbuhan penduduk.

d. Tenaga kerja.

2. Komponen Budaya
a. Kebudayaan (adat istiadat, nilai dan norma budaya)

b. Proses sosial.

c. Warisan budaya .

d. Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha atau kegiatan.

3. Kesehatan masyarakat

a. Parameter lingkungan masyarakat yang diperkirakan terkena dampak rencana pembangunan


dan berpengaruh terhadap kesehatan.

b. Proses dan potensi terjadinya pencemaran.

c. Potensi besarnya dampak timbulnya penyakit(angka kesakitan dan angka kematian).

d. Kondisi lingkungan yang dapat memperburuk proses penyebaran penyakit.

Dampak negatif aspek sosial :

1. Perubahan gaya hidup, budaya, adat istiadat dan struktur sosial lainnya.
2. Meningkatnya kriminalitas.

Pengukuran manfaat ekonomis lebih sulit dibanding pengukuran biaya ekonomis, karena di
samping manfaat ekonomis yang diterima secara langsung berupa output proyek yang dapat
diukur dengan satuan moneter, terdapat juga manfaat sekunder yang sulit diukur dengan satuan
moneter.[3]

Manfaat sekunder ekonomi yang sulit diukur dengan satuan moneter :

1. Naiknya tingkat konsumsi.

2. Membantu proses pemerataan pendapatan.

3. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

4. Mengurangi ketergantungan (menambah swadaya negara).

5. Mengurangi pengangguran (menambah kesempatan kerja).

6. Manfaat sosial, budaya dll.

Pengukuran manfaat ekonomi lebih sulit dibanding biaya ekonomi, karena:

1. Beberapa manfaat primer sulit diukur dengan uang.


2. Kebanyakan manfaat memerlukan perkiraan jangka panjang.

3. Banyak manfaat yang bersifat tidak langsung dan dalam perwujudannya perlu proyek
tambahan.

Ada manfaat yang dinikmati oleh pihak yang berkembang secara tidak seimbang, artinya
kadang-kadang sulit mencapai efek distributif yang seimbang.

B. ASPEK SOSIAL BUDAYA

Pengertian Aspek Sosial Budaya adalah dalah segala sesuatu yang di ciptakan oleh manusia
dengan pemikiran dan akal budinya serta hati nuraninya dalan kehidupan bermasyarakat serta
asepek tersebut telah melekat dalam diri manusia.

 Kehidupan sosial tergantung pada persatuan dan kesatuan


Apabila menelaah pernyataan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa peristiwa Sumpah Pemuda
merupakan konsensus nasional yang mendapat perwujudannya di dalam sistem budaya Indonesia
yang didasarkan pada asas penting, yaitu sebagai berikut ini.[1]
1. Asas kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Kesempurnaan hanya dapat dicapai oleh manusia dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara melalui semangat dan takwa, sebab pada akhirnya apa yang diperoleh manusia,
masyarakat, bangsa, dan Negara, bahkan kemerdekaan itu adalah rahmat Tuhan Yang
Maha Esa.[1]
2. Asas merdeka
Kemerdekaan adalah hak segala bangsa, karena itu kehidupan pribadi/ keluarga,
masyarakat, dan bangsa yang bebas itu mempunyai tanggung jawab
dan kewajibanbermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang
menghargai, menghormati dan menjunjung tinggi kemerdekaan itu.[1]
3. Asas persatuan dan kesatuan
Bangsa Indonesia terdiri atas aneka ragam suku, budaya, bahasa, adat istiadat daerah dan
sebagainya telah membentuk Negara Republik Indonesia yang
meletakkanpersatuan dan kesatuan sebagai asas sosial budayanya.[1]
4. Asas kedaulatan rakyat
Kehidupan pribadi atau keluarga dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara selalu
mengutamakan musyawarah untuk mufakat dalam rangka mengutamakan kepentingan
umum di atas kepentingan golongan/pribadi.[1]
5. Asas adil dan makmur
Setiap pribadi atau keluarga dalam kehidupan harus mempunyai kehidupan yang layak
dan adil sehingga pekerjaan, pendidikan,
[[profesi], kesehatan, pangan,pakaian, perumahan, dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa menjadi hak yang dipertanggungjawabkan dalam bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.[1]

 Pola Pikir, Pola Tindak, dan Fungsi Sistem Sosial Budaya Indonesia
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk, yang hidup tersebar diseluruh tanah air, yang
memiliki berbagai macam ragam budaya.[1] Sehingga menimbulkan keanekaragaman institusi
dalam masyarakat.[1] Institusi adalah suatu konsep sosiologi yang paling luas digunakan, walau
memiliki pengertian yang berlainan:

1. Digunakan untuk merujuk suatu badan, seperti universitas dan perkumpulan


2. Organisasi yang khusus atau disebut pula institusi total, seperti penjara atau rumah sakit
3. Suatu pola tingkah laku yang telah menjadi biasa atau suatu pola relasi sosial yang
memiliki tujuan sosial tertentu
Bronislaw menganggap institusi sosial merupakan konsep utama untuk memahami masyarakat,
yang setiap institusi saling berkaitan dan masing-masing memiliki fungsinya.[1]Koentjaraningrat
mengemukakan bahwa institusi itu mengenai kelakuan berpola dari manusia dalam kebudayaan
yang terdiri atas tiga wujud, yaitu:

 Wujud idiil
 Wujud kelakuan
 Wujud fisik dari kebudayaan
Koentjaraningrat mengatakan, bahwa seluruh total dari kelakuan manusia yang berpola tertentu
bisa diperinci menurut fungsi-fungsi khasnya dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam
bermasyarakat.[1] Maka pola pikir, pola tindak dan fungsi sistem sosial budaya Indonesia
merupakan institusi sosial, yaitu suatu sistem yang menunjukkan bahwa peranan sosial dan
norma-norma saling berkait, yang telah disusun guna memuaskan suatu kehendak atau fungsi
sosial. Komponen-komponen dari pranata social adalah:Sistem Norma, Manusia, dan Peralatan
fisik.[1]
 Pola Pikir Sistem Sosial Budaya Indonesi
1. Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa
Kehidupan Beragama atau kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus dapat
mewujudkan kepribadian bangsa Indonesia yang percaya terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.[1]
2. Negara Persatuan
Negara Republik Indonesia adalah negara persatuan yang mendasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945. Hal ini berarti bahwa penyelenggaraan kehidupan negara
harus berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 secara murni dan
konsekuen. Maka, pembangunan nasional adalah pengamalan Pancasila dan hakikatnya
pembangunan nasional itu adalah pembangunan seluruh manusia Indonesia dalam
kehidupan manusia yang serba cepat dan canggih.[1]
3. Demokrasi Pancasila
Dalam negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas
kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan, kehidupan pribadi atau keluarga dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus mampu memilih perwakilannya dan
pemimpinnya yang dapat bermusyawarah untuk mufakat dalam mengutamakan
kepentingan umum diatas kepentingan golongan dan perseorangan demi
terselenggaranya kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat. Karena itu, sistem menejemen
sosial perlu ditegakkan, baik melalui peraturan perundang- undangan maupun moral.[1]
4. Keadilan Sosial bagi Semua Rakyat
Letak geografis Indonesia, sumberdaya alam, dan penduduk Indonesia dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus mempunyai politik, ekonomi, sosial,
budaya, pertahanan, dan keamanan yang berkeadilan bagi semua rakyat.[1]

5. Budi Pekerti
6. Setiap pribadi atau keluarga dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
harus memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita
moral rakyat yang luhur.[1] Berarti bahwa kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya
itu harus dijamin, dimana pendidikan dan pengajaran menjadi hak warga negara yang
membutuhkan suatu sistem pendidikan nasional.[1] Kebudayaan Nasional adalah
kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi daya rakyat Indonesia seluruhnya,
termasuk kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan
didaerah-daerahseluruh Indonesia.[1] Kebudayaan harus menuju kearah kemajuan serta
tidak menolak bahan- bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan
atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri serta mempertinggi derajat kemanusiaan
bangsa Indonesia.[1]
 Pola Tindak Sistem Sosial Budaya Indonesia
1. Prasaja
Keadilan sosial bagi seluruh masyarakat tidak akan terwujud apabila kehidupan
yang sederhana, hemat, cermat, disiplin, professional, dan tertib tidak dilaksanakan.[1]
2. Musyarawah untuk Mufakat
Mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan golongan atau perorangan dapat
menemui perbedaan yang tidak yang tidak diakhiri dengan perpecahan atau perpisahan,
maupun pertentangan.[1]
3. Kesatria
Persatuan dan kesatuan, maupun keadilan sosial tidak dapat terwujud tanpa keberanian,
kejujuran, kesetiaan, pengabdian, dan perjuangan yang tidak mengenal menyerah demi
kehidupan bersama.[1]
4. Dinamis
Kehidupan pribadi/keluarga, bangsa dan negara juga bersifat dinamis sesuai dengan
zaman, sehingga waktu sangat penting dalam rangka persatuan dan kesatuan, maupun
keadilan sosial bagi seluruh rakyat.[1]

Fungsi Sistem Sosial Budaya Indonesia


Dalam keluarga Keluarga adalah lahan pembibitan manusia seutuhnya. Keluarga adalah
organisasi alami yang penuh kasih sayang.[2]
1. Dalam Masyarakat
Organisassi sosial kemasyrakatan ini adalah lahan pengkaderan, sebagai keluarga buatan,
gotong royong buatan, yang penuh perbedaan kepentingan.[2]
2. Dalam Berbangsa dan Bernegara
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, penyelenggaraan negara
dan pemerintah harus mengutamakan kepentingan umum.[2]

Struktur Sistem Sosial Budaya Indonesia

Raymond firth mengemukakan bahwa konsep struktur sosial merupakan alat analisis yang
diwujudkan untuk membantu pemahaman tentang tingkah laku manusia dalam kehidupan
sosial.[3] Dasar yang penting dalam struktur sosial ialah relasi-relasi sosial yang jelas penting
dalam menentukan tingkah laku manusia, yang apabila relasi sosial itu tidak dilakukan, maka
masyarakat itu tak terwujud lagi. Struktur sosial juga dapat ditinjau dari segi status, peranan,
nilai-nilai, norma, dan institusi sosial dalam suatu relasi.[3] Nilai adalah pembentukan mentaliatas
yang dirumuskan dari tingkah laku manusia sehingga menjadi sejumlah anggapan yang hakiki,
baik, dan perlu dihargai.[3] Dari pendapat Raymond Firth dan Max Weber, sistem nilai yang
harus diwujudkan atau diselenggarakan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara ditemukan dalam proses pertumbuhan pancasila sebagai
dasar falsafah atau ideologi Negara.[3]
Jadi, struktur system sosial budaya indonesia dapat merujuk pada nilai-nilai yang terkandung
dalam pancasila yang terdiri atas:

 Tata nilai
Tata nilai ini meliputi:

 Nilai agama; * Nilai kebenaran; * Nilai moral; * Nilai vital; * Nilai material.[4]
 Tata sosial
NKRI adalah Negara hukum, semua orang adalah sama di mata hukum. Tata hukum di Indonesia
adalah sistem pengayoman yang mewujudkan keadilan dan kesejahteraan sosial bagi seluruhu
rakyat Indonesia.[4]

 Tata laku
Dalam mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat, maka tata laku harus berpedoman pada
norma-norma yang berlaku, yaitu: norma agama, norma kesusilaan/kesopanan, norma adat
istiadat, norma hukum setempat, norma hukum Negara.[4]

 Proses sistem sosial budaya Indonesia sebagai bagian yang tidak dapat terpisahkan
dari proses pembangunan nasional

Pengamalan Pancasila, yang pada hakikatnya pembangunan seluruh rakyat Indonesia. Maka pada
dasarnya proses sistem sosial budaya Indonesia selalu berkaitan denganpembangunan nasional di
mana ia berlangsung beriringan dengan pebangunan nasional, bahkan kadang bisa mendahului
pembangunan nasional agar masyarakat dapat menerima pembaharuan sebagai hasil
pembangunan nasional.[1] Setelah menyiapkan masyarakat agar mampu menerima pembangunan,
maka kemudian menyiapakan agar manusia dan masyarakat dapat berperan serta dalam proses
pembangunan nasional tersebut dengan memiliki kualitas sebagai berikut:

 Beriman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa


 Berbudi pekerti luhur
 Berkepribadian
 Bekerja keras
 Berdisiplin
 Tangguh
 Bertanggung jawab
 Mandiri
 Cerdas dan terampil
 Sehat jasmani dan rohani
 Cinta tanah air
 Memiliki sifat kebangsaan dan kesetiakawanan sosial
 Percaya pada diri sendiri dan memiliki [[[harga diri]]
 Inovatif dan kreatif
 Produktif dan berorientasi ke masa depan

Cara mengubah mentalitas yang lemah

1. Memberi contoh yang baik.[1] Asumsinya ialah karena banyak orang Indonesia
mempunyai mentalitas beorientasi kearah pembesar-pembesar, maka asal saja orang-
orang pembesar itu memberi contoh yang benar dari atas, itu dapat dikembangkan,
misalnya sifat hemat dll.[1]
2. Memberi perangsang yang cocok sebagai motivasi. Motivasi dapat untuk menggerakkan
orang untuk bersikap.[1] Contoh, yaitu perangsang yang bisa mendorong orang menjadi
lebih berhasrat untuk menabung uangnya di bank adalah tentu tidak hanya bunganya
yang menarik misalnya, namun perlu ada perangsang lain, yaitu pelayanan yang baik.[1]
3. Melaksanakan persuasif dan penerangan merupakan jalan lain yang sebenarnya harus di
intensifkan oleh para ahali penerangan dan ahli media masa, karena meraka mempunyai
imajinasia yang besar.[1]
4. Menanamkan suatu mentalitas pembangunan yang baru.[1]
5. Hal itu tentunya hanya mungkin pada generasi yang baru,yaitu anak-anak yang harus
diasuh dan dibina dengan kesadaran yang tinggi agar 15 tahun lagi mereka akan menjadi
manusia Indonesia baru yang bangga akan usaha dan kemampuannya sendiri,
mempunyai hasil
C . ASPEK KESEHATAN MASYAKAT

Pengertian Apek kesehatan masyakat adalah adalah ilmu dan seni mencegahpenyakit,
memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan efisiensi melalui usaha masyarakat yang
terorganisir untuk meningkatkan sanitasi lingkungan, kontrol infeksi di masyarakat, pendidikan individu
tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan, untuk diagnosa dini,
pencegahan penyakit dan pengembangan aspek sosial, yang akan mendukung agar setiap orang di masyarakat
mempunyai standar kehidupan yang kuat untuk menjaga kesehatannya.

Ruang Lingkup Kesehatan Masyaraka


1. Epidemiologi dan Biostatistika

3. Kesehatan Lingkungan

4. Pendidikan Kesehatan dan Perilaku

5. Administrasi Kesehatan Masyarakat

6. Gizi Kesehatan Masyarakat

7. Kesehatan dan Keselamatan Kerja

8. Kesehatan Reproduksi

9. Sistem Informasi Kesehatan

10.Surveilans Penyakit Menular dan Tidak Menular

Menyimak difinisi tersebut di atas, maka terlihat bahwa ternyata Ilmu Kesehatan Masyarakat itu
menyangkut sebuah kompleksitas yang amat dalam sekali, namun sebenarnya tidak tidak mudah
bagi seseorang untuk memahami Ilmu Kesehatan Masyarakat.Berdasarkan definisi IKM menurut
Winslow dapat disimpulkan bahwa kesehatan masyarakat mempunyai dua aspek teoritis (ilmu
atau akademik) dan praktis (aplikatif). Kedua aspek ini masing-masing mempunyai peran dalam
kesehatan masyarakat. Dari aspek teoritis kesehatan masyarakat perlu didasari dan didukung
dengan hasil-hasil penelitian. Artinya dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat
(aplikasi) harus didasarkan pada temuan-temuan (evident based) hasil kajian ilmiah (penelitian).
Sebaliknya kesehatan masyarakat juga harus terapan (applied) artinya hasil-hasil studi kesehatan
masyarakat harus mempunyai manfaat bagi pengembangan program.

2. Menurut Prayitno (1994) dalam pandangan yang sempit mungkin dapat dikatakan bahwa Ilmu
Kesehatan Masyarakat itu adalah ilmu yang mempelajari sehat dan sakit saja, dan dalam arti
yang luas ternyata Ilmu Kesehatan Masyarakat adalah ilmu yang lebih menitikberatkan
penanganan kasus-kasus pada upaya-upaya pencegahan, bukan pada upaya kuratif, sebab dalam
IKM dikenal adanya 5 tahap pencegahan (The Five Level of Prevention) yang terdiri atas :
3. Upaya Promotive (meningkatkan pemahaman kesehatan)
4. Upaya Preventive (miningkatkat upaya pencegahan penyakit)
5. Upaya Protective (meningkatkan perlindungan terhadap penyakit)
6. Upaya Curative (upaya penyembuhan terhadap penyakit)
7. Upaya Rehabilitative (upaya pemulihan)

Kelima, Rehabilitative atau rehabilitatif atau upaya pemulihan adalah upaya tertentu yang
dilakukan agar penderita dimungkinkan meng-alami tahap kembali seperti semula sebelum
menderita penyakit dan dimungkinkan untuk dikembalikan ketengah-tengah masyarakat lagi,
contoh untuk tahap rehabilitasi adalah :
1. Lembaga Pemasyarakatan (Pembinaan Khusus untuk Narapidana)
2. Lokalisasi Wanita Tuna Susila (Pembinaan Khusus untuk Wanita dengan Risiko Penyakit
Menular Seksual)
3. Pembinaan ODHA (Pembinaan Khusus untuk Orang Dengan HIV/AIDS)
4. Rumah Sakit Lali Jiwa, Pakem Yogyakarta (Pembinaan Khusus untuk Penderita Sakit Jiwa) dan
sejenisnya.

 Faktor Genetik
Faktor ini paling kecil pengaruhnya terhadap kesehatan perorangan atau masyarakat
dibandingkan dengan faktor yang lain.Pengaruhnya pada status kesehatan perorangan
terjadisecara evolutif dan paling sukar di deteksi .Untuk itu ,perlu dilakukan konseling genetik
.Untuk kepentingan kesehatan masyarakat atau keluarga ,faktor genetikperlu mendapat perhatian
dibidang pencegahan penyakit. Misalnya :seorang anakyang lahir dari orangtua penderita
diabetas melitus akan mempunyai resiko lebih tinggi dibandingkan anak yang lahir dari orang
tua bukan penderita DM.Untuk upaya pencegahan ,anak yang lahir dari penderita DM harus
diberi tahu dan selalu mewaspadaif aktor genetik yang diwariskan orangtuanya .Olehkarenanya
,ia harus mengatur dietnya ,teratur berolahraga dan upaya pencegahan lainnya sehingga tidak ada
peluang faktor genetiknya berkembang menjadi faktor resiko terjadinya DM pada dirinya .Jadi
dapat di umpamakan ,genetik adalah peluru (bullet ) tubuh manusia adalah pistol (senjata),dan
lingkungan /prilaku manusia adalah pelatuknya (trigger). Semakin besar penduduk yang
memiliki resiko penyakit bawaan akan semakin sulit upaya meningkatkan derajat kesehatan.
Oleh karena itu perlu adanya konseling perkawinan yang baik untuk menghindari penyakit
bawaan yang sebenarnya dapat dicegah munculnya. Akhir-akhir ini teknologi kesehatan dan
kedokteran semakin maju. Teknologi dan kemampuan tenaga ahli harus diarahkan untuk
meningkatkan upaya mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
 Faktor Pelayanan Kesehatan
Ketersediaan pelayanan kesehatan ,dan pelayanan kesehatan yang berkualitas akan
berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat .Pengetahuan dan keterampilan petugas
kesehatan yang diimbangi dengan kelengkapan sarana /prasarana ,dan dana akan menjamin
kualitas pelayanan kesehatan .Pelayanan seperti ini akan mampu mengurangi atau mengatasi
masalah kesehatan yang berkembang di suatu wilayah atau kelompok masyarakat.Misalnya
,jadwal imunisasi yang teratur da penyediaan vaksin yang cukup sesuai dengan kebutuhan ,serta
informasitentang pelayanan imunisasi yang memadai kepada masyarakat akan meningkatkan
cakupan imunisasi.Cakupan imunisasiyang tinggi akan menekan angka kesakitan akibat penyakit
yang bisa dicegah dengan imunisasi .

 Faktor Prilaku Masyarakat


Faktor ini terutama di negara berkembang paling besar pengaruhnya terhadap munculnya
gangguan kesehatan atau masalah kesehatan i masyarakat .Tersedianya jasa pelayanan kesehatan
(health service) tanpa disertai perubahan tingkah laku (peran serta) masyarakat akan
mengakibatkan masalah kesehatan tetap potensial berkembang di masyarakat.Misalnya:
Penyediaan fasilitas dan imunisasi tidak akan banyak manfaatnya apabila ibu ibu tidak datang ke
pos-pos imunisasi.Perilaku ibu ibu yang tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan yang sudah
tersedia adalah akibat kurangnya pengetahuan ibu ibu tentang manfaat imunisasi dan
efeksampingnya.Pengetahuan ibu ibu akan meningkat karena adanya penyuluhan kesehatan
tentang imunisasi yang di berikan oleh petugas kesehatan .Perilaku individu atau kelompok
masyarakat yang kurang sehat juga akan berpengaruh pada faktor lingkungan yang memudahkan
timbulnya suatu penyakit. Perilaku yang sehat akan menunjang meningkatnya derajat kesehatan,
hal ini dapat dilihat dari banyaknya penyakit berbasis perilaku dan gaya hidup.

 Faktor Lingkungan
Lingkungan yang mendukung gaya hidup bersih juga berperan dalam meningkatkan
derajat kesehatan. Dalam kehidupan di sekitar kita dapat kita rasakan, daerah yang kumuh dan
tidak dirawat biasanya banyak penduduknya yang mengidap penyakit seperti: gatal-gatal, infeksi
saluran pernafasan, dan infeksi saluran pencernaan. Penyakit demam berdarah juga dipengaruhi
oleh factor lingkungan. Lingkungan yang tidak bersih, banyaknya tempat penampungan air yang
tidak pernah dibersihkan memyebabkan perkembangan nyamuk aedes aegypti .
penyebab demam berdarah meningkat. Hal ini menyebabkan penduduk si sekitar memiliki resiko
tergigit nyamuk dan tertular demam berdarah.

 Sasaran Kesehatan Masyarakat


Individu-Individu yang mempunyai masalah keperawatan dan kesehatan ,yang dapat
dilakukan di Rumah Sakit ,klinik ,puskesmas,rumah bersalin,posyandu,kelurga binaan dan
masyarakat binaan.
Keluarga
Keluarga binaan yang mempunyai masalah keperawatan dan kesehatan yang tergolong
dalam keluarga resiko resiko tinggi ,diantaranya adalah:
1.Anggota keluarga yang menderita penyakit menular
2.Keluarga keluarga denga kondisi sosial ekonomi dan pendidikan yang rendah
3.Keluarga keluarga dengan masalah sanitasi lingkungan yang buruk
4.Keluarga keluarga dengan keadaan gizi buruk
5.Keluarga keluarga dengan jumlah keluarga yang banyak di luar kemampuan kapasitas keluarga
6.Dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai