Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BENTUK BAHAN PUSTAKA BAHAN, DASAR PENELITIAN


KEPUSTAKAAN DALAM HUKUM NORMATIF

DI SUSUN OLEH :

CHANDRA AL’AMIN 17210200161


MUHAMMAD ZULKARNAIN 17210202025
OVELINDA NABILA PUTRI 17210200074

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI


RADEN INTAN
LAMPUNG
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadhirat Allah Swt, yang telah memberikan
kita karunia dan nikmat kesehatan, sehingga kita telah dapat menyelesaikan
penulisan makalah ini dengan tepat waktu.

Adapun tujuan penulisan makalah metodologi penelitian ini adalah salah satu
tugas untuk menambah ilmu disamping itu juga untuk mengetahui metode, cara
dan tahapan dalam penulisan penelitian hukum.

Dengan tersusunnya makalah ini penyusun menyadari masih banyak terdapat


kekurangan dan kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini penyusun sangat
berharap perbaikan, keritik dan saran yang sifatnya membangun apa bila terdapat
kesalahan.

Demikian, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi
penyusun sendiri dan seluruh masyarakat umumnya.

Bandar Lampung, September 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER .......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI... ............................................................................................ .iii

BAB 1 PENDAHULUAN.. .......................................................................... 1


A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

BAB 2 PEMBAHASAN....................................................................2
A. Pengertian Penelitian Normatif............................................................. 2
B. Sumber Data Sekunder ......................................................................... 6

BAB 3 PENUTUP....................................................................................... 10
A. Kesimpulan ......................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hukum sebagai kumpulan peraturan atau kaidah mempunyai isi yang bersifat
umum dan normatif, umum karena berlaku bagi setiap orang dan normatif
karena menentukan apa seyogyanya dilakukan, apa yang tidak boleh dilakukan
atau harus dilakukan serta menentukan bagaimana caranya melaksanakan
kepatuhan pada kaedah-kaedah.1

Tujuan pokok hukum adalah menciptakan tatanan masyarakat yang tertib,


menciptakan ketertiban dan keseimbangan. Dengan tercapainya ketertiban di
dalam masyarakat diharapkan kepentingan manusia akan terlindungi. Dalam
mencapai tujuannya itu hukum bertugas membagi hak dan kewajiban antar
perorangan di dalam masyarakat, membagi wewenang dan mengatur cara
memecahkan masalah hukum serta memelihara kepastian hukum.2

Dalam mencari segala sesuatu secara tepat dan konkrit tentu dibutuhkan suatu
penelitian. Penelitian ini dilakukan dalam rangka suatu kegiatan ilmiah di mana
seseorang berusaha untuk mencari kebenaran yang didasarkan oleh pendapat dan
hasil pengujian atas kebenaran dari temuan orang yang dianggap sebagai ahli atau
dihormati. Kegiatan ilmiah ini adalah kegiatan yang dilakukan berdasarkan
pengalaman, umumnya kegiatan ini tidak dilandasi oleh suatu pemikiran yang
kritis. Dengan kata lain, tepat apabila suatu penelitian dianggap sebagai bentuk
kegiatan ilmiah yang dilakukan.

1
Amirudin & Zainal Asikin, 2013, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Rajawali Pers.
2
Dimyati, Khudzaifah dan Kelik Wardiono, 2004, Metode Penelitian Hukum, Surakarta: Fakultas
Hukum UMS.

1
BAB 2
PEMBAHASAN

Ditinjau dari disiplin hukum yang mempunyai ruang lingkup yang begitu luas,
seorang peneliti dapat memilih jenis penelitian sebagai berikut:
A. Pengertian Penelitian Normatif
Penelitian hukum normatif pada hakekatnya merupakan kegiatan sehari- hari
seorang sarjana hukum. Bahkan, penelitian hukum normatif hanya mampu
dilakukan oleh seorang sarjana hukum yang sengaja dididik untuk memahami dan
menguasai disiplin hukum. Kegunaan dari metode penelitian hukum normatif,
adalah:3
a) Untuk mengetahui atau mengenal apakah dan bagaimanakah hukum
positifnya mengenai suatu masalah tertentu;
b) Untuk dapat menyusun dokumen-dokumen hukum;
c) Untuk menulis makalah atau ceramah maupun buku hukum;
d) Untuk menjelaskan atau menerangkan kepada orang lain apakah dan
bagaimanakah hukumnya mengenai suatu peristiwa atau masalah tertentu;
e) Untuk melakukan penelitian dasar di bidang hukum;
f) Untuk menyusun rancangan undang-undang atau peraturan perundang-
undangan baru;
g) Untuk menyusun rencana pembangunan hukum.
Menurut Soerjono Soekanto, penelitian normatif dilakukan terhadap hal- hal
sebagai berikut:4
1) Penelitian menarik asas hukum, di mana dilakukan terhadap hukum positif
tertulis maupun tidak tertulis;
2) Penelitian sistematik hukum, di mana dilakukan terhadap pengertian dasar
sistematik hukum yang meliputi subyek hukum, hak dan kewajiban,
peristiwa hukum, hubungan hukum, maupun obyek hukum;
3) Penelitian taraf sinkronisasi peraturan perundang-undangan yang
dilakukan dengan dua cara, yaitu:

3
Soekanto, Soerjono, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas Indonesia.
4
Soerjono soekanto. 2007. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta:Penerbit: UII-Press

2
a. Secara vertikal, di sini yang dianalisa adalah peraturan perundang-
undangan yang derajatnya berbeda yang mengatur bidang yang sama;
b. Secara horizontal, di mana yang dianalisa adalah peraturan
perundang-undangan yang sama derajat dan mengatur bidang yang
sama.
4) Penelitian perbandingan hukum, di mana dilakukan terhadap berbagai
sistem hukum yang berlaku di masyarakat;
5) Penelitian sejarah hukum, di mana dilakukan dengan menganalisa
peristiwa hukum secara kronologis dan melihat hubungannya dengan
gejala sosial yang ada.

Dalam melakukan penelitian normatif atau penelitian kepustakaan, Soejono


Soekanto dan Sri Mamudji dalam bukunya “Penelitian Hukum Normatif”
menyebutkan bahwa agar penelitian kepustakaan dilakukan secara teratur dan
sistematis, maka seseorang perlu mengikuti langkah-langkah tertentu. Langkah-
langkah tersebut pada umumnya, adalah sebagai berikut:5
1. Langkah Pertama
Peneliti perlu mempelajari ketentuan atau peraturan yang dipergunakan oleh
perpustakaan dimana penelitian dilakukan. Dengan mengetahui peraturan tersebut,
maka peneliti akan dapat terhidar dari hal-hal yang tidak dinginkan misalnya :
 Meminjam bahan pustakan yang lebih dari jumlah yang boleh dipinjam
 Dikenakan denda oleh karena meminjam bahan pustaka melewati waktu
yang ditentukan
 Datang ke perpustakaan justru pada waktu perpustakaan sudah tutup, dan
seterusnya.

2. Langkah Kedua
Peneliti harus mengetahui sistem pelayanan perpustakaan tersebut. Sistem
pelayanan perpustakaan dapat dibedakan paling sediikit dua jenis pelayanan
yakni:

5
http://lukmanhakimmyslu.blogspot.com/2016/01/makalah-langkah-langkah-penelitian-
hukum.html

3
 Sistem Terbuka : Perpustakaan yang menganut sistem ini tidak melarang
para pemakainya untuk mencari senidiri bahan pustaka yang diinginkan
atau diperlukan di tempat koleksi disimpan.
 Sistem Pelayanan Tertutup : Dengan sistem ini, maka para pemakai
perpustakaan tidak dapat mencari sendiri bahan pustaka yang dibutuhkan,
oleh karena ruang koleksi tertutup bagi orang yang selain petugas
perpustakaan. Bahan pustaka yang dikehendaki dapat diperoleh melalui
bantuan petugas yang akan mengambilkan bahan pustaka tersebut dari
ruang koleksi bahan pustaka.
3. Langkah Ketiga
Penelitian perlu juga mengetahui bentuk dan jenis bahan pustaka yang dimiliki
perpustakaan yang bersangkutan. Perpustakaan yang sudah cukup maju dan
berkembang, bentuk koleksinya biasanya cukup lengkap. Bukan hanya buku dan
majalah saja yang menjadi bagian koleksinya, akan tetapi juga bahan-bahan
pandang-dengar.
Jenis bahan pustaka biasanya ditentukan oleh jenis perpustakaannya. Pada
perpustakaan perguruan tinggi jenis koleksi disesuaikan dengan program
pendidikan, penelitian/ pengembangan ilmu pengetahuan maupun pengabdian
masyarakat (Tri Dharma Perguruan Tinggi). Jenis koleksi pada perpustakaan
khusus disesuaikan dengan kekhususan perpustakaan tersebut, misalnya dalam
perpustakaan hukum. Lain pula jenis koleksi pada perpustakaan umum, yang
koleksinya beraneka ragam.

4. Langkah Keempat
Penelitian harus pula memeriksa apakah bahan pustaka yang diperlukan atau
diinginkan ada dalam koleksi perpustakaan yang bersangkutan. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara mempergunakan suatu alat penelusuran yang disebut
katalog, yang penjelasanya adalah, sebagai berikut:
a. Fungsi Katalog
Katalog merupakan suatu daftara yang memberikan informasi mengenai koleksi
bahan pustaka yang dimiliki oleh suatu perpustkaan. DIsamping itu, maka katalog
juga menafsirkan koleksi perpustakaan tersebut. Dari katalog tersebut akan dapat

4
diketahui apakah perpustakaan memiliki buku-buku dari penulis/pengarang
tertentu, judul-judul buku yang ada dalam perpustakaan tersebut, atau
menunjukkan ada tidaknya buku-buku mengenai subjek tertentu. Disamping itu
katalog memberikan petunjuk apakah suatu buku terdiri lebih dari satu jilid, dan
juga apakah suatu buku dilengkapi dengan daftar pustaka, peta, ilustrasi, indeks,
dan lain sebagainya.
b. Bentuk-Bentuk Katalog
Bentuk-Bentuk Katalog yang pokok adalah sebagai berikut:
 Katalog buku yang merupakan katalog yang dicetak dalam bentuk buku
 Katalog berkas yang merupakan lembaran-lembaran lepas yang disatukan
atau dijilid dalam satu sampul
 Katalog kartu yang merupakan bentuk yang paling umum yang dapat
dijumpai hampir di setiap perpustakaan. Katalog kartu disimpan di laci-
laci atau lemari katalog dan mempunyai ukuran standar yaitu 7,5 cm x
12,5 cm.

5. Langkah Kelima
Peneliti harus mencari informasi yang diperlukan melalui katalog. Hal itu pada
umumnya dapat dilakukan melalui tiga cara, yakni:
1. Mempergunakan kartu pengarang atau penulis. Cara ini dilakukan apabila
penelitian telah mengatahui dengan pasti nama pengarang atau penulis dari
bahan pustaka yang dicarinya.
2. Mempergunakan kartu judul. Hal ini dapat dilakukan apabila peneliti tidak
mengetahui secara pasti nama pengarang atau penulis, namun dia
mengatahui judul yang dicarinya itu.
3. Mempergunakan kartu subjek. Yang dimaksud dengan subjek adalah
pokok bahasan atau bidang ilmu yang menjadi isi dari suatu bahan.
4. Dari kartu subjek tersebut peneliti tidak perlu mengetahui nama pengarang
ataupun judul suatu bahan pustaka, akan tetapi dapat secara langsung
mencari pokok bahasan dari penelitiannya. Kartu subjek sangat membantu
peneliti dalam mencari data, oleh karena sekali dia menemukan kartu dari

5
subjek yang dicarinya, maka akan diperoleh sekumpulan bahasan
mengenai pokok bahasan yang diteliti.

6. Langkah Keenam
Langkah yang keenam, berkaitan dengan pembuatan catatan-catatan. Setelah
bahan yang diperlukan diperoleh, tentunya seorang peneliti perlu membuat
catatan-catatan mengenai hal-hal yang dianggapnya penting dan berguna bagi
penelitian yang sedang dilakukannya. Sebaiknya catatan dibuat pada kartu-kartu
dengan ukuran tertentu dan dengan cara yang tertentu pula, halmana akan
memudahkan peneliti untuk menelusuri kembali data yang telah diperolehnya
pada waktu dia mengolah data dan menulis laporan penelitian.
Lazimnya dikenal 2 macam kartu yang perlu dipersiapkan untuk mencatat data,
yakni:
1. Kartu kutipan, yang dipergunakan untuk mencatat atau mengutip data
beserta sumber dari mana data tersebut diperoleh (nama
pengarang/penulis, judul buku atau artikel, impresum, halaman dan lain
sebagainya).
2. Kartu bibliografi dipergunakan untuk mencatat sumber bacaan yang
dipergunakan. Kartu ini sangat penting dan berguna pada waktu peneliti
menyusun daftar kepustakaan sebagai bagian penutup dari laporan
penelitian yang ditulis atau disusunnya.

B. Sumber Data Sekunder


Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari kepustakaan. Hal ini
merupakan langkah awal dari seorang peneliti dalam melakukan penelitian. Studi
dokumen atau kepustakaan paling penting untuk dilakukan untuk merumuskan
kerangka teori dan konsep. Pada tahap analisis dan penyusunan laporan penelitian,
seorang peneliti harus juga melakukan studi dokumen di dalamnya. Salah satu
cara yang dapat digunakan adalah dengan melakukan analisa isi (content
analysis). Content analysis adalah teknik untuk menganalisa tulisan atau dokumen
dengan cara mengidentifikasi secara sistematik ciri atau karakter dan pesan atau
maksud yang terkandung dalam tulisan atau dokumen suatu dokumen.

6
Sumber data sekunder atau bahan pustaka bila ditinjau dari bidang non hukum,
adalah sebagai berikut:6
1) Sumber primer (primary sources), merupakan dokumen yang berisi
pengetahuan ilmiah atau fakta yang diketahui ataupun tentang ide.
Contoh: buku, makalah, simposium, lokakarya, seminar, kongres, laporan
teknik, artikel majalah, surat kabar, skripsi, dan peraturan perundang-
undangan.
2) Sumber sekunder (secondary sources), merupakan dokumen yang berisi
informasi tentang bahan pustaka sumber primer.
Contoh: bahan-bahan referens (acuan atau rujukan).
Sumber data sekunder atau bahan pustaka bila ditinjau dari kekuatan
mengikatnya, adalah sebagai berikut:7
a) Sumber primer, dalam hal ini sumber data sekunder berasal dari:
a. Norma Dasar;
b. Peraturan Dasar;
c. Undang-undang;
d. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang;
e. Peraturan Presiden;
f. Peraturan Daerah;
g. Bahan hukum yang tidak dikodifikasi;
h. Yurisprudensi;
i. Traktat;
j. Peraturan zaman penjajahan yang hingga kini masih berlaku.
b) Sumber sekunder (secondary sources), merupakan bahan-bahan yang
memberikan informasi atau hal-hal yang berkaitan dengan isi sumber
primer serta implementasinya.
Contoh: Rancangan Undang-undang, laporan penelitian, artikel
ilmiah, buku, makalah, skripsi, tesis, dan disertasi.

6
Peter Mahmud Marzuki, 2009, Penelitian Hukum, Jakarta : Kencana Prenada Media Group
7
Soerjono soekanto. 2007. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta:Penerbit: UII-Press

7
c) Sumber tersier (tertierary sources), merupakan bahan-bahan yang
memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap sumber primer
atau sumber sekunder.
Contoh: abstrak, almanak, bibliografi, buku pegangan, buku petunjuk,
buku tahunan, ensiklopedia, indeks artikel, kamus, penerbitan
pemerintah, sumber biografi, sumber geografi, dan timbangan buku.

Studi pustaka dapat membantu peneliti dalam berbagai keperluan seperti berikut
ini:8
a) Mendapatkan gambaran atau informasi tentang penelitian yang sejenis dan
permasalahan yang hendak ditelit;
b) Mendapatkan metode dan teknik pemecahan masalah yang digunakan;
c) Sebagai sumber data sekunder;
d) Mengetahui historis dan perspektif dari permasalahan penelitiannya,
mendapatkan informasi tentang cara evaluasi atau analisis data yang dapat
digunakan;
e) Memperkaya ide-ide baru;
f) Mengetahui siapa saja peneliti lain di bidang yang sama dan siapa pemakai
hasilnya.
g) Studi kepustakaan berdasarkan fungsi kepustakaan, dapat dibedakan
menjadi 2 (dua) macam, yaitu:
a. Acuan umum, di mana kepustakaan berisikan konsep-konsep, teori-teori,
dan informasi-informasi lain yang bersifat umum, misalnya: buku-buku,
indeks, ensiklopedia, farmakope, dan sebagainya;
b. Acuan khusus, yang berisi hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan
dengan permasalahan penelitian yang hendak diteliti, misalnya jurnal,
laporan penelitian, buletin, tesis, disertasi, brosur, dan sebagainya.

Penulis menggunakan data kepustakaan sebagai data utama yang hendak


digunakan dalam penyusunan skripsi ini. Hal ini disebabkan penulis
menggunakan sumber primer, sekunder, dan tersier sebagai data yang

8
Amirudin & Zainal Asikin, 2013, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Rajawali Pers.

8
diperuntukkan bagi penelitian hukum ini. Sumber primer yang digunakan dalam
hal ini adalah Undang-undang dan Peraturan Pemerintah yang terkait dengan
Privatisasi dan juga Pasar Modal sebagai acuan. Sumber sekunder berupa teori
yang dikemukakan oleh ahli dan juga hasil dari penelitian narasumber tentang
Privatisasi maupun Initial Public Offering (IPO). Sumber tersier berupa kamus, di
mana penulis hendak menggunakan kamus hukum untuk membantu dalam
memahami istilah-istilah yang asing bagi penulis demi kelancaran penelitian
hukum ini.

Data sekunder pun juga diperoleh dari dokumen-dokumen berupa Putusan Rapat
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Komisi XI tentang Privatisasi
Badan Usaha Milik Negara di Tahun 2008. Putusan Rapat DPR-RI tersebut
merupakan dokumen yang telah ditulis dengan kata lain dapat dikatakan sebagai
data sekunder. Selain itu, ada pun surat-surat yang disusun dalam rangka meminta
persetujuan Komisi XI DPR-RI yang berasal dari Kementerian Negara Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) dan juga Departemen Keuangan selaku pemerintah.
Berdasarkan dokumen ini, maka sebagian besar data yang dimiliki penulis adalah
data sekunder. 9

9
Soekanto, Soerjono, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas Indonesia.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan latar belakan dan uraian pembahasan pada makalah diatas dapat
disimpulkan bahwa kepustakaan sangat penting dalam penulisan dan penelitian
hukum untuk memperkuat penelitian yang kita lukukan dan sebagai teori yang
dapat dijadikan acuan dalam penulisan dan penelitian hukum.

10
DAFTAR PUSTAKA

Amirudin & Zainal Asikin, 2013, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta:
Rajawali Pers.

Dimyati, Khudzaifah dan Kelik Wardiono, 2004, Metode Penelitian Hukum,


Surakarta: Fakultas Hukum UMS.

Soekanto, Soerjono, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas


Indonesia.

Soerjono soekanto. 2007. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta:Penerbit: UII-


Press

Peter Mahmud Marzuki, 2009, Penelitian Hukum, Jakarta : Kencana Prenada


Media Group

http://lukmanhakimmyslu.blogspot.com/2016/01/makalah-langkah-langkah-
penelitian-hukum.html

https://balianzahab.wordpress.com/makalah-hukum/metode-penelitian-hukum/

11

Anda mungkin juga menyukai