Kata Pengantar
Kata Pengantar
DI SUSUN OLEH :
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadhirat Allah Swt, yang telah memberikan
kita karunia dan nikmat kesehatan, sehingga kita telah dapat menyelesaikan
penulisan makalah ini dengan tepat waktu.
Adapun tujuan penulisan makalah metodologi penelitian ini adalah salah satu
tugas untuk menambah ilmu disamping itu juga untuk mengetahui metode, cara
dan tahapan dalam penulisan penelitian hukum.
Demikian, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi
penyusun sendiri dan seluruh masyarakat umumnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI... ............................................................................................. .iii
BAB 2 PEMBAHASAN....................................................................3
A. Pengertian Penelitian Hukum ............................................................... 3
B. Mengidentifikasi Fakta Hukum Dan Menetapkan Isu Hukum ............. 4
C. Pengumpulan Bahan-Bahan Hukum ..................................................... 4
D. Tala’ah Atas Isu Hukum ....................................................................... 5
D. Menarik Kesimpulan Yang Menjawab Isu Hukum .............................. 6
BAB 3 PENUTUP......................................................................................... 8
A. Kesimpulan ........................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum sebagai kumpulan peraturan atau kaidah mempunyai isi yang bersifat
umum dan normatif, umum karena berlaku bagi setiap orang dan normatif karena
menentukan apa seyogyanya dilakukan, apa yang tidak boleh dilakukan atau harus
dilakukan serta menentukan bagaimana caranya melaksanakan kepatuhan pada
kaedah-kaedah.1
1
Amirudin & Zainal Asikin, 2013, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Rajawali Pers.
2
Soekanto, Soerjono, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas Indonesia.
3
http://lukmanhakimmyslu.blogspot.com/2016/01/makalah-langkah-langkah-penelitian-
hukum.html
1
6) Langkah-langkah ini sesuai dengan krakter ilmu hukum sebagai ilmu yang
bersifat preskriptif dan terapan.
B. Rumusan Masalah
1) Bagai mana penelitian untuk keperluan praktik hukum?
2) Bagai mana pengmpulan bahan-bahan hukum?
3) Bagai mana tala’ah atas isu hukum?
4) Bagai mana menarik kesimpulan yang menjawab isu hukum?
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
B. Mengidentifikasi Fakta Hukum Dan Menetapkan Isu Hukum
Penelitian hukum untuk kegiantan praktik hukum. ini akan menghasilkan
agumentasi hukum agumentasi hukum ini oleh ahli hukum dituangkan kedalam
Legal Memorandum (LM) yang dibuat untuk sesama ahli hukum dan syarat
dengan bahasa hukum, jika untuk klien, agumentasi hukum dituangkan didalam
Legal Opiniaon (LO) dengan bahasa yang lebih dimengerti oleh klien. 6 Apabila
untuk keperluan berencana di pengadilan, agumentasi hukum dituangkan didalam
bentuk eksepsi,pleidoi,replik,(bagi jaksa),kesimpulan bagi kuasa penggugat
maupun tergugat, maupun putusan hakim.
Sebagai langkah pertama dalam penelitian hukum untuk keperluan praktis adalah
mengidentifikasi fakta hukum dan mengeliminir hal-hal yang tidak relevan,sering
kali kasus yang dikemukakan oleh klien. klien, dalam hal ini ahli hukum harus
dapat membedakan mana yang fakta dan mana yang pendapat klien. Lebih jauh
ahli hukum harus dapat membedakan mana yang fakta hukum dan mana yang
bukan fakta hukum, dengan membedakan fakta hukum dan fakta non hukum
penelitian dapat menetapkan isu hukum yang hendak dipecahkan, untuk mendapat
kan fakta dan memisahkannya dari pendapat dan keinginan kelien,ahli hukum
secara perlahan-lahan dan bijak menanyakan secar lebih dalam kepada klien
mengenai kasus tersebut.7 Dari berbincangan dengan klien, ahli hukum dengan
keahlian yang dimilikinya akan mampu memisahkan nya antara fakta antara fakta
dengan pendapat atau pun kinginan klien. Sebagai contoh dapat dikemukakan,
seorang klien menceritakan kejadian sebagai berikut.
6
Peter Mahmud Marzuki, 2009, Penelitian Hukum, Jakarta : Kencana Prenada Media Group
7
Soerjono soekanto. 2007. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta:Penerbit: UII-Press
4
perundang-undangan mengenai atau yang berkaitan dengan isu tersebut.
Perundang-undang dalam hal ini meliputi baik yang berupa legislation maupun
regulation bahkan juga delegated legislation dan dlagated regulation.8 Oleh
karena itulah untuk memicahkan suatu isu hukum, peneliti harus menelisuri
sekian banyak sebagai produk-produk zaman belanda. Bahkan undang-undang
yang tidak lansung berkaitan tentang isu hukum yang hendak dipecahkan
adakalanya harus juga menjadi bahan hukum bagi penelitian tersebut. Suatuh
contoh, seseorang ingin memicahkan isu hukum dalam kerangka perusahaan
penanaman modal asing, tidak mungkin tidak akan merujuk kepada
UUPA,undang-undang ketenagakerjaan, UUPT,UU pasar modal yang semuanya
lengkap dengan aturan pelaksanaannya, belum lagi ditambah dengan isu ahli
teknologi, harus juga dirujuk undang-undang paten.9
5
mempelajari (hukum perikatan). Atau setidak-tidaknya tulisan yang berjudul..dari
rujukan tersebut penelitian akan mendapatkan dasar ontologismdan retio legis
ketentuan yang terdapat pada buku III BW indonesia tersebut. Akan tetapi apabila
ditelaah ketentuan-ketentuan yang terdapat didalam BW. Dapat dipastikan peneliti
tidak akan menemukan hubungan antara produser dan pemasang water treatment.
Karena itu berada diluar BW. Didalam kasus itu jelas tidak ada perjanjian tertulis
antara pemasang water treatment, yaitu Riswanto dengan pengusaha tahu. Si
klien. Oleh karena itulah dapat dipastikan bahwa BW saja tidak mampu menjawab
isu hukum tersebut.
Dalam menjawab isu pertama, peneliti yang dalam hal ini lawyer dalam
kedudukannya sebagai kuasa penggugat, setelah menela’ah ketentuan-ketentuan
BW terutama pasal 1320, 1337 dan 1338, perlu menengok ke klausul-klausul
perjanjian tersebut untuk mencari adakah klausul tentang garansi (warranty) dan
apa bentu garansi tersebut. Jawaban atas isu tersebut tidak dapat diporoleh dari
bahan hukum primer saja baik berupa undang-undang maupun putusan pengadilan
dalam mencari pemecahan atas isu tersebut perlu diacu bahan hukum skunder.
Dari literature hukum inilah dapat diperoleh jawaban atas isu tersebut bahkan
untuk yang tidak ada klausul gransipun, bahan hukum skunder yang berupa
literature hukum yang dapat menjawabnya.
10
Peter Mahmud Marzuki, 2009, Penelitian Hukum, Jakarta : Kencana Prenada Media Group
6
Didalam alam piker civil law, didalam setiap perjanjian selalu terdapat apa yang
disebut bestindige gebruike (b,g.b.) yaitu klausul yang harus dianggap ada
meskipun tidak secara eksplisit tertuang didalam perjanjian. Berdasarkan bahan
hukum sekunder inilah kemudian peneliti sampai pada kesimpulan bahwa
sebenarnya gransi itu harus di sediakan oleh produsen baik tertuang atau tidak
dalam kontrak. Hanya saja pabila memang terdapat klausul mengenai gransi pada
umumnya gransi itu bersifat memperbaiki kerusakan atau mengganti suku cadang
atau paling banter mengganti dengan barang yang baru. Hal yang sama harus juga
dianggap sebagai b.g.b. jika tidak jelas-jelas tertuang didalam perjanjian. Masalah
yang dihadapi sekarang bukanlah barang itu rusak yang harus diperbaiki, diganti
suku cadangnya, atau diganti dengan barang yang baru, oleh karena itulah peneliti
harus berani mengambil kesimpulan bahwaadanya klausul garansi sekalipun tidak
dapat diterapkan untuk isu ini, karena dalam kasus ini barang tersebut tidak rusak.
7
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat kita uraikan bahwa praktik hukum. ini akan menghasilkan agumentasi
hukum. agumentasi hukum ini oleh ahli hukum dituangkan kedalam Legal
Memorandum (LM) yang dibuat untuk sesama ahli hukum dan syarat dengan
bahasa hukum, jika untuk klien, agumentasi hukum dituangkan didalam Legal
Opiniaon (LO) dengan bahasa yang lebih dimengerti oleh klien.sedangkan isu
hukum ditetapkan peneliti melakukan pene-lasuran untuk mencari bahan-bahan
hukum yang relevan terhadap isu yang dihadapi. Apabila didalam penelitian
tersebut peneliti sudah menyebutkan pendekatan perundang-undang (statute
approach) yang harus dilakukan peneliti adalah mencari peraturan perundang-
undangan mengenai atau yang berkaitan dengan isu tersebut. Dalam kerangka
menjawab isu hukum seperti dalam contoh pertama yang diberikan bab ini. Yaitu
masalah pemasangan water treatment.penelitian perlu merujuk kepada ketentuan-
ketentuan hukum perjanjian Indonesia.
8
DAFTAR PUSTAKA
Amirudin & Zainal Asikin, 2013, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta:
Rajawali Pers.
http://lukmanhakimmyslu.blogspot.com/2016/01/makalah-langkah-langkah-
penelitian-hukum.html
https://balianzahab.wordpress.com/makalah-hukum/metode-penelitian-hukum/