Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

METODE ILMIAH DALAM PENELITIAN PENDIDIKAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Mundilarto, M. Pd.,

DISUSUN OLEH :

1. Yustina Novi Kurniati – 16708251032


2. Anis Setyawati - 16708251024

PENDIDIKAN SAINS

PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TAHUN 2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kita ketahui bersama, bahwa di era post-modern saat ini telah
begitu banyak ditemukan penemuan-penemuan baru dalam ilmu
pengetahuan. Penemuan-penemuan tersebut dapat kita rasakan hampir dalam
segala bidang dan lingkungan di mana kita berada. Misalnya, keberadaan ilmu
tekhnologi yang semakin hari semakin canggih. Hasil penemuan baru tersebut
tentunya melalui sejumlah proses yang memakan waktu cukup relatif panjang. Hal
ini (semakin pesatnya penemuan-penemuan baru) merupakan suatu yang tidak
dapat terelakkan lagi, karena merupakan tuntutan dari keberadaan manusia itu
sendiri, yakni keberadaan kebutuhan dan keinginan manusia yang semakin tinggi
dan beragam. Di dalam proses penelitian tentang suatu ilmu tersebut maka
diperlukan yang namanya metode ilmiah sebagai jalan untuk meraih hasil
yang sesuai dengan keilmuannya terutama di bidang pendidikan. Karena
itulah kami mengambil judul tersebut sebagai topik utama dalam makalah ini.
Pada dasarnya setiap objek yang ada di dunia pendidikan, pastilah menuntut
metode tertentu. Suatu ilmu, mungkin membutuhkan lebih dari satu metode
ataupun dapat diselesaikan menurut berbagai metode. Untuk memperoleh
pengetahuan, maka digunakanlah metode berfikir ilmiah. Namun tidak
semua pengetahuan didapatkan melalui metode ilmiah. Tetapi agar ilmu
berkembang dan tetap eksis dan mampu menjawab berbagai tantangan yang
dihadapi, maka digunakanlah metode ilmiah ini.
Metode Ilmiah terutama di bidang pendidikan merupakan suatu cara sistematis
yang digunakan oleh para peneliti untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Metode ini menggunakan langkah-langkah yang sistematis, teratur dan terkontrol.
Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah.
Dewasa ini dunia pendidikan dihadapkan pada berbagai permasalahan berupa
penyimpangan yang menuntut pemecahan melalui metode yang sistematis dan
memerlukan penelitian untuk mendapatkan jawaban atau kesimpulan dari
permasalahan tersebut. Dalam penelitian, kedudukan masalah sangat penting
karena melalui masalah kita dapat menentukan tujuan penelitian, metode
penelitian, analisis data yang akan digunakan. Dengan kata lain tujuan dari
penelitian adalah untuk menyelesaikan permasalahan. Pada kesempatan ini, kami
akan membahas tentang permasalahan-permasalahan dalam penelitian pendidikan

B. Tujuan
Pada dasarnya tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu
tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini adalah
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan.
Adapun tujuan khusus dari penyusunan makalah ini adalah untuk memberikan
informasi dan menambah wawasan kepada pembaca mengenai metode ilmiah
dalam penelitian pendidikan.

C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa pengertian penelitian?
2. Apa pengertian dari metode ilmiah?
3. Bagaimana karakteristik penelitian ilmiah?
4. Apa perbedaan metode dan metodologi?
5. Apa saja permasalah dalam penelitian pendidikan?
6. Apa saja jenis penelitian pendidikan?
7. Bagaimana etika dalam penelitian pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penelitian
Pengertian Penelitian Secara etimologi, penelitian berasal dari bahasa
Inggris research (re berarti kembali dan search berarti mencari). Dengan demikian
research berarti mencari kembali. Penelitian adalah merupakan proses ilmiah yang
mencakup sifat formal dan intensif. Karakter formal dan intensif karena
merekaterkait dengan aturan, urutan, maupun cara pnyajiannya agar memperileh
hasil yang diakui dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. Intensif dengan
menerapkan ketelitian dan ketepatan dalam melakukan proses penelitian agar
memperoleh hasil yang dapat dipertanggungjawabkan, memecahkan problem
melalui hubungan sebab dan akibat, dapat diulang kembali dengan cara yang sama
dan hasil yang sama. Penelitian adalah suatu penyelidikan atau suatu usaha
pegujian yang dilakukan secara teliti dan kritis dalam mencari fakta-fakta atau
prinsip-prinsip dengan menggunakan langkah-langkah tertentu. Dalam mencari
fakta-fakta ini diperlukan usaha yang sistematis untuk menemukan jawaban
ilmiah terhadap sustu masalah.
Beberapa pakar lain memberikan definisi penelitian sebagai berikut:
1. David H Penny. Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai
berbagai jenis masalah yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan
penafsiran fakta-fakta.
2. Suprapto. Penelitian adalah penyelidikan dari suatu bidang ilmu
pengetahuan yang dijalankan fakta –fakta atau prinsip-prisip dengan sabar,
hati-hati, serta sistematis
3. Sutrisno Hadi. Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat diartikan sebagai
usaha untuk menemukan, mengembaggkan, dan menguji kebenaran suatu
pengetahuan.
4. Mohammad Ali. Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu
melalui penyelidikan atau asaha mencari bukti-bukti yang muncul
sehubungan dengan masalah itu, yang dilakukan secara hati-hati sekali
sehingga diperoleh pemecahannya.
Dari beberapa pendapat tersebut jelas kiranya bahwa setiap orang pada
prinsipnya akan memberikan pengertian tentang penelitian berbeda-beda.
Perbedaan tersebut biasanya tergantung dengan beberapa faktor seperti
diantaranya: latar belakang pengetahuan seseorang, dan pengalaman yang dimiliki
seseorang tersebut. Dapat disimpulkan bahwa penelitian tidak lain adalah usaha
seseorang yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan metodologi
misalnya observasi secara sistematis, dikontrol, dan mendasarkan pada teori yang
ada dan diperkuat dengan gejala yang ada.
B. Pengertian Metode Ilmiah
Secara etimologis, metode berasal dari Bahasa Yunani, yaitu “Meta” yang
artinya sesudah atau dibalik sesuatu, dan “Hodos” yang artinya jalan yang harus
ditempuh. Ada juga yang mengatakan metode berasal dari bahasa Yunani
‘Methodos’ yang berarti jalan. Sedangkan dalam bahasa latin ‘methodus’
berarti cara. Metode menurut istilah adalah suatu proses atau prosedur yang
sistematis berdasarkan prinsip-prinsip dan teknik-teknik ilmiah yang dipakai
oleh suatu disiplin (bidang studi) untuk mencapai suatu tujuan. Jadi, dapat
dikatakan sebagai cara kerja ilmiah. Pengertian “Ilmiah” secara istilah dapat
diartikan sebagai sesuatu hal yang bersifat keilmuan/sains (pemahaman tentang
sesuatu yang dapat diterima secara logika/akal/pikiran/penalaran). Ilmu yang
ilmiah (Ilmu Pengetahuan) adalah ilmu yang diperoleh dan dikembangkan dengan
mengolah atau memikirkan realita yang berasal dari luar diri manusia secara
ilmiah, yakni dengan menerapkan Metode Ilmiah. Sehingga metode ilmiah
merupakan suatu prosedur yang mencakup berbagai tindakan pikiran, pola kerja,
cara teknis, dan tata langkah untuk memperoleh pengetahuan baru atau
mengembangkan pengetahuan yang telah ada.
Tujuan dari penggunaan metode ilmiah ini yaitu agar ilmu berkembang
dan tetap eksis dan mampu menjawab berbagai tantangan yang dihadapi.
Kebenaran dan kecocokan kajian ilmiah, akan terbatas pada ruang, waktu, tempat
dan kondisi tertentu. Metode ilmiah dipengaruhi oleh unsur alam yang
berubah dan bergerak secara dinamik dan teratur.

B. Perbedaan Metode dan Metodologi


Metodologi bersangkutan dengan jenis, sifat dan bentuk umum mengenai
cara-cara, aturan-aturan dan patokan-patokan prosedur. Jalannya pendidikan,
yang menggambarkan bagaimana ilmu pengetahuan harus bekerja. Sedangkan
metode bersangkutan dengan cara kerja dan langkah-langkah khusus penyelidikan
secara sistematik menurut metodologi itu, agar tercapai suatu tujuan, yaitu
kebenaran ilmiah. Jika dibandingkan antara metode dan metodologi, maka
metodologi lebih bersifat umum dan metode lebih bersifat khusus.

Pola umum langkah metode ilmiah


Bersesuaian dengan Jujun S.S.(1987), Titus dkk menjelaskan
enam pola umum langkah metode utuk memperoleh pengetahuan yaitu:

a. Kesadaran adanya problema


Kesadaran akan adanya problema adalah penting sekali.karena
hanya demikian suatu pemikiran dan penyelidikan itu mungkin untuk diawali.
Dalam hal ini, kemampuan untuk melukiskan problema secara jelas dan
benar dalam suatu definisi adalah penting. Karena hanya dengan
demikian pula pengumpulan data yang faktual baru mungkin.

b. Pengumpulan data
Pengumpulan data yang relevan, yang juga memerlukan kesabaran dan
lebih-lebih kemampuan untuk menguji data-data apakah faktual atau tidak. Pada
persoalan yang sulit, untuk mendapatkan data-data seperti itu, memerlukan
pemikiran dan penyelidikan yang seksama dan tidak aneh jika memerlukan
waktu bertahun-tahun.

c. Penertiban data
Dalam masalah ini, diperlukan kemampuan analisis dan pengelompokan.
Bagi metode ilmiah, memperbandingkan dan mempertentangkan data yang satu
dengan data yang lain untuk diatur dalam urutan yang sesuai dengan kepentingan
adalah pokok. Jadi, setiap data harus diberi nomor, dianalisis, dan
diklasifikasikan.

d. Pembentukan Hipotesis
Langkah ini penting ketika melakukan pemeriksaan masalah. Hipotesis
dapat dibentuk setelah diperoleh data-data yang cukup.Dalam membentuk
hipotesis, hal yang penting adalah harus bersifat masuk akal. Artinya, suatu
deduksi harus dapat dicoba dan berfungsi sebagai petunjuk bagi penyelidikan
selanjutnya.

e. Penarikan deduksi/kesimpulan dari hipotesis


Maksudnya, hipotesis menjadi dasar penarikan deduksi atau kesimpulan
mengenai jenis susunan dan hubungan antara hal-hal atau benda-benda tertentu
yang sedang diselidiki.

f. Verifikasi
Masalah pengujian kebenaran dalam ilmu pengtahuan, keputusan akhirnya
terletak pada fakta. Jika fakta tidak mendukung suatu hipotesis, maka hipotesis
lain dipilih. Dengan demikian selanjutnya, kecuali fakta (data empirik), kaidah
umum, atau hukum tersebut telah memenuhi persyaratan pengujian empiris.
Terhadap hal ini, kaum rasionalis menyatakan bahwa suatu hipotesis baru
bisa diterima secara keilmuan bila konsisten dengan semua hipotesis yang
sebelumnya telah diuji kebenarannya.
C. Karakteristik Penelitian Ilmiah
Suatu penelitian harus memenuhi beberapa karakteristik untuk dapat
dikatakan sebagai penelitian ilmiah. Umumnya ada empat karakteristik penelitian
ilmiah, yaitu :
1. Sistematik, yang berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan
secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan
sederhana sampai yang kompleks.
2. Logis. Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan
berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut
prosedur atau kaidah bekerjanya akal, yaitu logika. Prosedur penalaran yang
dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan
umum dari berbagai kasus individual (khusus) atau prosedur deduktif yaitu
cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari
pernyataan yang bersifat umum.
3. Empirik, artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman
sehari-hari (fakta aposteriori, yaitu fakta dari kesan indra) yang ditemukan
atau melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil
penelitian. Landasan penelitian empirik ada tiga yaitu :
a) Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada
penggolongan atau perbandingan satu sama lain).
b) Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu.
c) Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan, melainkan ada penyebabnya
(ada hubungan sebab akibat).
4. Replikatif. Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji
kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila
dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat
replikatif, penyusunan definisi operasional variabel menjadi langkah penting
bagi seorang peneliti.
D. Pengertian Masalah dan Jenis-Jenis Masalah Dalam Penelitian
Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa penelitian dilakukan untuk
menyelesaikan masalah yang dimulai dengan adanya penyimpangan. Stonner
(1982) mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat diketahui atau dicari
apabila terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan, antara apa
yang direncanakan dengan kenyataan, adanya pengaduan, dan kompetisi. Menurut
Suryabrata (1994 : 60) masalah merupakan kesenjangan antara harapan (das
sollen) dengan kenyataan (das sein), antara kebutuhan dengan yang tersedia,
antara yang seharusnya (what should be) dengan yang ada (what it is)
(Suryabrata, 1994: 60). Penelitian dimaksudkan untuk menutup kesenjangan
(what can be). John Dewey dan Kerlinger secara terpisah memberikan penjelasan
mengenai masalah berupa kesulitan yang dirasakan oleh orang awam maupun
seorang peneliti. Kesulitan ini menghalangi tercapai sebuah tujuan baik itu tujuan
individu maupun sebuah kelompok. Masalah dalam penelitian diekspresikan
dalam bentuk kalimat tanya bukan kalimat pernyataan. Masalah dalam ini
selanjutnya dijawab melalui penelitian.
Ada tiga kriteria untuk menentukan permasalahan yang baik dan
pernyataan masalah yang baik (Kerlinger, 2006 : 29-30), yaitu :
1. Masalah harus mengungkapkan suatu hubungan antara dua variabel atau lebih.
Dengan demikian, masalah-masalah itu mengajukan pernyataan-pernyataan
seperti : Apakah A terkait dengan B ? Apakah motivasi belajar mempengaruhi
hasil belajar ?
2. Masalah harus dinyatakan secara jelas dan tidak ambigu dalam bentuk
pertanyaan.
3. Masalah dan pernyataan masalah harus dirumuskan dengan cara tertentu yang
menyiratkan adanya pengujian yang empiris.

Cara Mengidentifikasi Permasalahan dalam Penelitian


Mengidentifikasi masalah penelitian dilakukan untuk menentukan masalah
mana yang perlu segera dicari penyelesaiannya. Mengidentifikasi permasalahan-
permasalahan dapat dilakukan dengan cara mengelompokkan sekaligus
memetakan masalah-masalah tersebut secara sistematis berdasarkan keahlian
bidang peneliti. Menurut Ahmad Nursanto dalam mengidentifikasi masalah perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut : Esensial, masalah yang akan
diidentifikasi menduduki urutan paling penting diantara masalah-masalah yang
ada. Urgen, masalah yang akan dipecahkan mendesak untuk dicari
penyelesaiannya.
Masalah mempunyai manfaat apabila dipecahkan. Dalam dunia
pendidikan masalah yang diidentifikasi dapat dikelompokan menjadi 4, yaitu :
proses pembelajaran, siswa, guru, hasil belajar. Meskipun proses identikasi
masalah sudah ditemukan, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebagai
fokus penelitian. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah minat/motivasi/dorongan
peneliti, kemampuan peneliti, lokasi penelitian, sumber data (populasi dan
sampel), waktu, pendekatan/metode yang digunakan, buku sumber yang tersedia,
etika dan birokrasi. Bila kesemua hal tersebut telah terpenuhi maka suatu fokus
masalah dapat dijadikan sebagai masalah penelitian untuk dicari jawabannya

D. Jenis-Jenis Penelitian Pendidikan


1. Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang banyak menggunakan
data angka dengan segala bentuk analisisnya. Metode ini mempunyai sifat
deduktif artinya hasil penelitian diarahkan menuju suatu kesimpulabn yang
menyempit, focus untuk dijadikan rujukan general. Penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang datanya merupakan data kuantitatif sehingga analisis datanya
menggunakan analisis kuantitatif (inferensi). Data kuantitatif adalah dalam bentuk
angka, atau data kualitatif yang diangkakan seperti: 1, 2, 3, 4, … dst, atau skor 5 =
selalu, skor 4 = sering, skor 3 = kadang-kadang, skor 2 = jarang, dan skor 1 =
tidak pernah. Data kuantitatif dibedakan menjadi data diskrit atau nominal dan
data kontinum. Data nominal adalah data dalam bentuk kategori atau diskrit.
2. Penelitian Kualitatif
Istilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller (1986:9) pada mulanya
bersumber pada pengamatan kualitatif yang dipertentangkan dengan pengamatan
kuantitatif. Lalu mereka mendefinisikan bahwa metodologi kualitatif adalah
tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental
bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kaasannya sendiri dan
berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam
peristilahannya.
3. Penelitian Eksploratif
Jenis penelitian eksploratif, adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk
menemukan sesuatu yang baru. Sesuatu yang baru itu dapat saja berupa
pengelompokan suatu gejala, fakta, dan penyakit tertentu. Penelitian ini banyak
memakan waktu dan biaya.
4. Penelitian Historis (Historical Research)
Penelitian Historis adalah penelitian yang berhubungan dengan sejarah. Sejarah
adalah study tentang masa lalu dengan menggunakan kerangka paparan dan
penjelasan. Dengan metode historis seorang ilmuan mencoba menjawab masalah-
masalah yang ia hadapi.
5. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah sebuah penelitian yang memaparkan sebuah situasi
atau peristiwa. Penelitian ini bertujuan untuk mengambarkan gejala sosial, politik,
ekonomi, sosial budaya, dan keagamaan.[12] Seorang peneliti mencoba
menggambarkan bagaimana terjadi suatu peristiwa
6. Penelitian Korelasional
Korelasi adalah penelitian yang berusaha menghubungkan atau mencari hubungan
antara satu variabel dengan variabel lainnya[14] untuk mengetahui kekuatan
hubungan antara dua variabel tersebut, dengan tingkatan hubungan dapat dilihat
berdasarkan koefisien. Nilai korelasi ini disdimbolkan dengan huruf, dengan nilai
r antara -1 sampai dengan 1. Nilai -1 sangat kuat sempurna, dan berbanding
terbalik, sedangkan nilai 1 sangat kuat sempurna, dan berbanding lurus.
Sedangkan nilai 0,5 berarti sedang, atau cukup kuat.
7. Penelitian Eksperimen
Metode Eksperimen merupakan metode penelitian yang menguji suatu cara, teori,
terhadap suatu penyelesaian masalah. Yang dicari adalah bentuk hubungan sebab
akibat melalui pemanipulasian variabel independen dan menguji perubahan yang
diakibatkan oleh pemanipulasian dari variabel tersebut. Hubungan sebab akibat
bisa diketahui, peneliti melakukan perlakuan (Treatment) terhadap objek
penelitian
8. Causal-Comparative Research
Penelitian ini disebut juga penelitian sebab akibat yaitu, penelitian yang
mengungkapkan pengaruh sebab akibat berdasarkan variabel yang ada, dengan
melakukan pengamatan. Tujuan penelitian kausal komparatif adalah untuk
mengetahui hubungan antara dua atau beberapa variabel tentang kemungkinan
sebab akibat berdasarkan suatu pengamtan

9. Penelitian Tindakan (Action Research)


Kemmis mendefenisikan penelitian tindakan sebagai berikut: penelitian untuk
menguji cobakan ide-ide ke dalam praktik untuk memperbaiki/mengubah sesuatu
agar memperoleh dampak nyata dari suatu situasi. Dalam penelitian ini ada empat
tahapan penting yang harus diperhatikan, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi
10. Penelitian Survey
Penelitian survey adalah sebuah penelitian atau penelitian tentang kelompok besar
melalui penelitian langsung dari subset (sampel dari kelompok tersebut. Tujuan
penelitian survey adalah untuk memahami dan meneliti tentang karakteristik dari
seluruh kelompok yang hendak diteliti atau populasi dengan meneliti sebagian
sampel dari kelompok populasi tersebut yang selanjutnya disebut dengan sample

E. Etika dalam Penelitian Pendidikan

 Kejujuran

Jujur dalam pengumpulan bahan pustaka, pengumpulan data, pelaksanaan


metode dan prosedur penelitian, publikasi hasil. Jujur pada kekurangan atau
kegagalan metode yang dilakukan. Hargai rekan peneliti, jangan mengklaim
pekerjaan yang bukan pekerjaan Anda sebagai pekerjaan Anda.
 Obyektivitas

Upayakan minimalisasi kesalahan/bias dalam rancangan percobaan, analisis


dan interpretasi data, penilaian ahli/rekan peneliti, keputusan pribadi,
pengaruh pemberi dana/sponsor penelitian.

 Integritas

Tepati selalu janji dan perjanjian; lakukan penelitian dengan tulis,


upayakan selalu menjaga konsistensi pikiran dan perbuatan.

 Ketelitian

Berlaku teliti dan hindari kesalahan karena ketidakpedulian; secara teratur


catat pekerjaan yang Anda dan rekan anda kerjakan, misalnya kapan dan di
mana pengumpulan data dilakukan. Catat juga alamat korespondensi
responden, jurnal atau agen publikasi lainnya.

 Keterbukaan

Secara terbuka, saling berbagi data, hasil, ide, alat dan sumber daya
penelitian. Terbuka terhadap kritik dan ide-ide baru.

 Penghargaan terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)

Perhatikan paten, copyrights, dan bentuk hak-hal intelektual lainnya. Jangan


gunakan data, metode, atau hasil yang belum dipublikasi tanpa ijin
penelitinya. Tuliskan nara sumber semua yang memberikan kontribusi pada
riset Anda. Jangan pernah melakukan plagiasi..

 Penghargaan terhadap Kerahasiaan (Responden)

Bila penelitian menyangkut data pribadi, kesehatan, catatan kriminal atau data
lain yang oleh responden dianggap sebagai rahasia, maka peneliti harus
menjaga kerahasiaan data tersebut.

 Publikasi yang terpercaya

Hindari mempublikasikan penelitian yang sama berulang-ulang ke


berbagai media (jurnal, seminar).

 Pembinaan yang konstruktif


Bantu membimbing, memberi arahan dan masukan bagi mahasiswa/peneliti
pemula.Perkenankan mereka mengembangkan ide mereka menjadi penelitian
yang berkualits.

 Tanggung Jawab Sosial

Upayakan penelitian Anda berguna demi kemaslahan masyarakat,


meningkatkan taraf hidup, mudahkan kehidupan dan meringankan beban
hidup masyarakat. Anda juga bertanggung jawab melakukan pendampingan
nagi masyarakat yang ingin mengaplikasikan hasil penelitian Anda

 Tidak melakukan Diskriminasi

Hindari melakukan pembedaan perlakuan pada rekan kerja atau mahasiswa


karena alasan jenis elamin, ras, suku, dan faktor-faktor lain yang sama sekali
tidak ada hubungannya dengan kompetensi dan integritas ilmiah.

 Kompetensi

Tingkatkan kemampuan dan keahlian meneliti melalui pendidikan dan


pembelajaran seumur hidup; secara bertahap tingkatkan kompetensi Anda
sampai taraf Pakar.

 Legalitas

Pahami dan patuhi peraturan institusional dan kebijakan pemeintah yang


terkait dengan penelitian Anda.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode ilmiah merupakan prosedur yang mencakup tindakan pikiran, pola
kerja, cara teknis, dan tata langkah untuk memperoleh pengetahuan atau
mengembangkan pengetahuan. Pola umum tata langkah metode ilmiah
mencakup Kesadaran akan adanya problema, pengumpulan data, penertiban
data, pembentukan hipotesis, penarikan deduksi/kesimpulan dari hipotesis, dan
terakhir verifikasi.Ilmu-ilmu kealaman pada umumnya menggunakan metode
siklus-empiris. Metode siklus-empiris terdiri dari 5 tahapan yaitu observasi,
induksi, deduksi, eksperimen, dan evaluasi. Ilmu-ilmu sosial dan
humanistik pada umumnya menggunakan metode linier dan analisisnya
dimaksudkan untuk menemukan arti, nilai dan tujuan.Metode liner memiliki tiga
tahap, yaitu persepsi, konsepsi, dan prediksi.
Metode ilmiah dalam bidang pendidikan digunakan untuk mengungkap
dan mengembangkan ilmu, melalui cara kerja penelitian. Penelitian ilmiah dengan
menggunakan metode ilmiah, memegang peranan penting dalam membantu
manusia untuk memecahkan setiap masalah yang dihadapinya.
Prosedur ilmiah mencakup 7 langkah, yaitu:
1. Mengenal adanya suatu situasi yang tidak menentu. Situasi yang
bertentangan atau kabur yang menghasilkan penyelidikan.
2. Menyatakan masalah-masalah dalam istilah spesifik
3. Merumuskan suatu hipotesis
4. Merancang suatau metode penyelidikan yang terkendali dengan
jalan pengamatan atau percobaan
5. Mengumpulkan dan mencatat data kasar, agar mempunyai suatu
pernyataan yang mempunyai makna dan kepentingan
6. Melakukan penegasan yang dapat dipertanggung jawabkan
7. Melakukan penegasan terhadap apa yang disebut dengan metode ilmiah.
Aktivitas ilmiah merupakan sebuah pekerjaan yan terus-menerus melakukan
research ilmiah untuk mencapai kebenaran.

B. Saran
Dalam melakukan sebuah penelitian, sebaiknya digunakan metode yang tepat.
Salah satu metode yang sering digunakan adalah metode ilmiah terutama
dalam bidang pendidikan. Dengan metode ini dapat mengungkapkan dan
mengembangkan ilmu.
DAFTAR PUSTAKA

Suria sumantri, Jujun. 2010. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan.

A. Mirawihardja, Sutardjo. 2006. Pengantar Filsafat. Bandung: PT Refika


Aditama.

Ahmad Saebani, Beni. 2009. Filsafat Ilmu. Bandung: CV Pustaka Setia

Hadjar, I. 1996. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam


Pendidikan. PT RadjaGrafindo, Jakarta

Karlingger, Fred N. 2006. Asas-Asas Penelitian Bevavioral. Yogyakarta : UGM

Stoner, James AF. 1982 Principal of Managemen II Edition. Publisher, Prentice-


Hall

Sukardi, 2009. Metodologi penelitian pendidikan: kompetensi dan praktiknya


Jakarta: Bumi Aksara

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif


Kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA.

http://www.eurekapendidikan.com/2015/09/definisi-masalah-dan-jenis-jenis-
dalam-penelitian.html, Minggu 11 September 2016, jam 21.20 WIB

Anda mungkin juga menyukai