DISUSUN OLEH :
PENDIDIKAN SAINS
PASCASARJANA
TAHUN 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita ketahui bersama, bahwa di era post-modern saat ini telah
begitu banyak ditemukan penemuan-penemuan baru dalam ilmu
pengetahuan. Penemuan-penemuan tersebut dapat kita rasakan hampir dalam
segala bidang dan lingkungan di mana kita berada. Misalnya, keberadaan ilmu
tekhnologi yang semakin hari semakin canggih. Hasil penemuan baru tersebut
tentunya melalui sejumlah proses yang memakan waktu cukup relatif panjang. Hal
ini (semakin pesatnya penemuan-penemuan baru) merupakan suatu yang tidak
dapat terelakkan lagi, karena merupakan tuntutan dari keberadaan manusia itu
sendiri, yakni keberadaan kebutuhan dan keinginan manusia yang semakin tinggi
dan beragam. Di dalam proses penelitian tentang suatu ilmu tersebut maka
diperlukan yang namanya metode ilmiah sebagai jalan untuk meraih hasil
yang sesuai dengan keilmuannya terutama di bidang pendidikan. Karena
itulah kami mengambil judul tersebut sebagai topik utama dalam makalah ini.
Pada dasarnya setiap objek yang ada di dunia pendidikan, pastilah menuntut
metode tertentu. Suatu ilmu, mungkin membutuhkan lebih dari satu metode
ataupun dapat diselesaikan menurut berbagai metode. Untuk memperoleh
pengetahuan, maka digunakanlah metode berfikir ilmiah. Namun tidak
semua pengetahuan didapatkan melalui metode ilmiah. Tetapi agar ilmu
berkembang dan tetap eksis dan mampu menjawab berbagai tantangan yang
dihadapi, maka digunakanlah metode ilmiah ini.
Metode Ilmiah terutama di bidang pendidikan merupakan suatu cara sistematis
yang digunakan oleh para peneliti untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Metode ini menggunakan langkah-langkah yang sistematis, teratur dan terkontrol.
Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah.
Dewasa ini dunia pendidikan dihadapkan pada berbagai permasalahan berupa
penyimpangan yang menuntut pemecahan melalui metode yang sistematis dan
memerlukan penelitian untuk mendapatkan jawaban atau kesimpulan dari
permasalahan tersebut. Dalam penelitian, kedudukan masalah sangat penting
karena melalui masalah kita dapat menentukan tujuan penelitian, metode
penelitian, analisis data yang akan digunakan. Dengan kata lain tujuan dari
penelitian adalah untuk menyelesaikan permasalahan. Pada kesempatan ini, kami
akan membahas tentang permasalahan-permasalahan dalam penelitian pendidikan
B. Tujuan
Pada dasarnya tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu
tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini adalah
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan.
Adapun tujuan khusus dari penyusunan makalah ini adalah untuk memberikan
informasi dan menambah wawasan kepada pembaca mengenai metode ilmiah
dalam penelitian pendidikan.
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa pengertian penelitian?
2. Apa pengertian dari metode ilmiah?
3. Bagaimana karakteristik penelitian ilmiah?
4. Apa perbedaan metode dan metodologi?
5. Apa saja permasalah dalam penelitian pendidikan?
6. Apa saja jenis penelitian pendidikan?
7. Bagaimana etika dalam penelitian pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penelitian
Pengertian Penelitian Secara etimologi, penelitian berasal dari bahasa
Inggris research (re berarti kembali dan search berarti mencari). Dengan demikian
research berarti mencari kembali. Penelitian adalah merupakan proses ilmiah yang
mencakup sifat formal dan intensif. Karakter formal dan intensif karena
merekaterkait dengan aturan, urutan, maupun cara pnyajiannya agar memperileh
hasil yang diakui dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. Intensif dengan
menerapkan ketelitian dan ketepatan dalam melakukan proses penelitian agar
memperoleh hasil yang dapat dipertanggungjawabkan, memecahkan problem
melalui hubungan sebab dan akibat, dapat diulang kembali dengan cara yang sama
dan hasil yang sama. Penelitian adalah suatu penyelidikan atau suatu usaha
pegujian yang dilakukan secara teliti dan kritis dalam mencari fakta-fakta atau
prinsip-prinsip dengan menggunakan langkah-langkah tertentu. Dalam mencari
fakta-fakta ini diperlukan usaha yang sistematis untuk menemukan jawaban
ilmiah terhadap sustu masalah.
Beberapa pakar lain memberikan definisi penelitian sebagai berikut:
1. David H Penny. Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai
berbagai jenis masalah yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan
penafsiran fakta-fakta.
2. Suprapto. Penelitian adalah penyelidikan dari suatu bidang ilmu
pengetahuan yang dijalankan fakta –fakta atau prinsip-prisip dengan sabar,
hati-hati, serta sistematis
3. Sutrisno Hadi. Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat diartikan sebagai
usaha untuk menemukan, mengembaggkan, dan menguji kebenaran suatu
pengetahuan.
4. Mohammad Ali. Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu
melalui penyelidikan atau asaha mencari bukti-bukti yang muncul
sehubungan dengan masalah itu, yang dilakukan secara hati-hati sekali
sehingga diperoleh pemecahannya.
Dari beberapa pendapat tersebut jelas kiranya bahwa setiap orang pada
prinsipnya akan memberikan pengertian tentang penelitian berbeda-beda.
Perbedaan tersebut biasanya tergantung dengan beberapa faktor seperti
diantaranya: latar belakang pengetahuan seseorang, dan pengalaman yang dimiliki
seseorang tersebut. Dapat disimpulkan bahwa penelitian tidak lain adalah usaha
seseorang yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan metodologi
misalnya observasi secara sistematis, dikontrol, dan mendasarkan pada teori yang
ada dan diperkuat dengan gejala yang ada.
B. Pengertian Metode Ilmiah
Secara etimologis, metode berasal dari Bahasa Yunani, yaitu “Meta” yang
artinya sesudah atau dibalik sesuatu, dan “Hodos” yang artinya jalan yang harus
ditempuh. Ada juga yang mengatakan metode berasal dari bahasa Yunani
‘Methodos’ yang berarti jalan. Sedangkan dalam bahasa latin ‘methodus’
berarti cara. Metode menurut istilah adalah suatu proses atau prosedur yang
sistematis berdasarkan prinsip-prinsip dan teknik-teknik ilmiah yang dipakai
oleh suatu disiplin (bidang studi) untuk mencapai suatu tujuan. Jadi, dapat
dikatakan sebagai cara kerja ilmiah. Pengertian “Ilmiah” secara istilah dapat
diartikan sebagai sesuatu hal yang bersifat keilmuan/sains (pemahaman tentang
sesuatu yang dapat diterima secara logika/akal/pikiran/penalaran). Ilmu yang
ilmiah (Ilmu Pengetahuan) adalah ilmu yang diperoleh dan dikembangkan dengan
mengolah atau memikirkan realita yang berasal dari luar diri manusia secara
ilmiah, yakni dengan menerapkan Metode Ilmiah. Sehingga metode ilmiah
merupakan suatu prosedur yang mencakup berbagai tindakan pikiran, pola kerja,
cara teknis, dan tata langkah untuk memperoleh pengetahuan baru atau
mengembangkan pengetahuan yang telah ada.
Tujuan dari penggunaan metode ilmiah ini yaitu agar ilmu berkembang
dan tetap eksis dan mampu menjawab berbagai tantangan yang dihadapi.
Kebenaran dan kecocokan kajian ilmiah, akan terbatas pada ruang, waktu, tempat
dan kondisi tertentu. Metode ilmiah dipengaruhi oleh unsur alam yang
berubah dan bergerak secara dinamik dan teratur.
b. Pengumpulan data
Pengumpulan data yang relevan, yang juga memerlukan kesabaran dan
lebih-lebih kemampuan untuk menguji data-data apakah faktual atau tidak. Pada
persoalan yang sulit, untuk mendapatkan data-data seperti itu, memerlukan
pemikiran dan penyelidikan yang seksama dan tidak aneh jika memerlukan
waktu bertahun-tahun.
c. Penertiban data
Dalam masalah ini, diperlukan kemampuan analisis dan pengelompokan.
Bagi metode ilmiah, memperbandingkan dan mempertentangkan data yang satu
dengan data yang lain untuk diatur dalam urutan yang sesuai dengan kepentingan
adalah pokok. Jadi, setiap data harus diberi nomor, dianalisis, dan
diklasifikasikan.
d. Pembentukan Hipotesis
Langkah ini penting ketika melakukan pemeriksaan masalah. Hipotesis
dapat dibentuk setelah diperoleh data-data yang cukup.Dalam membentuk
hipotesis, hal yang penting adalah harus bersifat masuk akal. Artinya, suatu
deduksi harus dapat dicoba dan berfungsi sebagai petunjuk bagi penyelidikan
selanjutnya.
f. Verifikasi
Masalah pengujian kebenaran dalam ilmu pengtahuan, keputusan akhirnya
terletak pada fakta. Jika fakta tidak mendukung suatu hipotesis, maka hipotesis
lain dipilih. Dengan demikian selanjutnya, kecuali fakta (data empirik), kaidah
umum, atau hukum tersebut telah memenuhi persyaratan pengujian empiris.
Terhadap hal ini, kaum rasionalis menyatakan bahwa suatu hipotesis baru
bisa diterima secara keilmuan bila konsisten dengan semua hipotesis yang
sebelumnya telah diuji kebenarannya.
C. Karakteristik Penelitian Ilmiah
Suatu penelitian harus memenuhi beberapa karakteristik untuk dapat
dikatakan sebagai penelitian ilmiah. Umumnya ada empat karakteristik penelitian
ilmiah, yaitu :
1. Sistematik, yang berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan
secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan
sederhana sampai yang kompleks.
2. Logis. Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan
berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut
prosedur atau kaidah bekerjanya akal, yaitu logika. Prosedur penalaran yang
dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan
umum dari berbagai kasus individual (khusus) atau prosedur deduktif yaitu
cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari
pernyataan yang bersifat umum.
3. Empirik, artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman
sehari-hari (fakta aposteriori, yaitu fakta dari kesan indra) yang ditemukan
atau melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil
penelitian. Landasan penelitian empirik ada tiga yaitu :
a) Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada
penggolongan atau perbandingan satu sama lain).
b) Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu.
c) Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan, melainkan ada penyebabnya
(ada hubungan sebab akibat).
4. Replikatif. Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji
kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila
dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat
replikatif, penyusunan definisi operasional variabel menjadi langkah penting
bagi seorang peneliti.
D. Pengertian Masalah dan Jenis-Jenis Masalah Dalam Penelitian
Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa penelitian dilakukan untuk
menyelesaikan masalah yang dimulai dengan adanya penyimpangan. Stonner
(1982) mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat diketahui atau dicari
apabila terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan, antara apa
yang direncanakan dengan kenyataan, adanya pengaduan, dan kompetisi. Menurut
Suryabrata (1994 : 60) masalah merupakan kesenjangan antara harapan (das
sollen) dengan kenyataan (das sein), antara kebutuhan dengan yang tersedia,
antara yang seharusnya (what should be) dengan yang ada (what it is)
(Suryabrata, 1994: 60). Penelitian dimaksudkan untuk menutup kesenjangan
(what can be). John Dewey dan Kerlinger secara terpisah memberikan penjelasan
mengenai masalah berupa kesulitan yang dirasakan oleh orang awam maupun
seorang peneliti. Kesulitan ini menghalangi tercapai sebuah tujuan baik itu tujuan
individu maupun sebuah kelompok. Masalah dalam penelitian diekspresikan
dalam bentuk kalimat tanya bukan kalimat pernyataan. Masalah dalam ini
selanjutnya dijawab melalui penelitian.
Ada tiga kriteria untuk menentukan permasalahan yang baik dan
pernyataan masalah yang baik (Kerlinger, 2006 : 29-30), yaitu :
1. Masalah harus mengungkapkan suatu hubungan antara dua variabel atau lebih.
Dengan demikian, masalah-masalah itu mengajukan pernyataan-pernyataan
seperti : Apakah A terkait dengan B ? Apakah motivasi belajar mempengaruhi
hasil belajar ?
2. Masalah harus dinyatakan secara jelas dan tidak ambigu dalam bentuk
pertanyaan.
3. Masalah dan pernyataan masalah harus dirumuskan dengan cara tertentu yang
menyiratkan adanya pengujian yang empiris.
Kejujuran
Integritas
Ketelitian
Keterbukaan
Secara terbuka, saling berbagi data, hasil, ide, alat dan sumber daya
penelitian. Terbuka terhadap kritik dan ide-ide baru.
Bila penelitian menyangkut data pribadi, kesehatan, catatan kriminal atau data
lain yang oleh responden dianggap sebagai rahasia, maka peneliti harus
menjaga kerahasiaan data tersebut.
Kompetensi
Legalitas
A. Kesimpulan
Metode ilmiah merupakan prosedur yang mencakup tindakan pikiran, pola
kerja, cara teknis, dan tata langkah untuk memperoleh pengetahuan atau
mengembangkan pengetahuan. Pola umum tata langkah metode ilmiah
mencakup Kesadaran akan adanya problema, pengumpulan data, penertiban
data, pembentukan hipotesis, penarikan deduksi/kesimpulan dari hipotesis, dan
terakhir verifikasi.Ilmu-ilmu kealaman pada umumnya menggunakan metode
siklus-empiris. Metode siklus-empiris terdiri dari 5 tahapan yaitu observasi,
induksi, deduksi, eksperimen, dan evaluasi. Ilmu-ilmu sosial dan
humanistik pada umumnya menggunakan metode linier dan analisisnya
dimaksudkan untuk menemukan arti, nilai dan tujuan.Metode liner memiliki tiga
tahap, yaitu persepsi, konsepsi, dan prediksi.
Metode ilmiah dalam bidang pendidikan digunakan untuk mengungkap
dan mengembangkan ilmu, melalui cara kerja penelitian. Penelitian ilmiah dengan
menggunakan metode ilmiah, memegang peranan penting dalam membantu
manusia untuk memecahkan setiap masalah yang dihadapinya.
Prosedur ilmiah mencakup 7 langkah, yaitu:
1. Mengenal adanya suatu situasi yang tidak menentu. Situasi yang
bertentangan atau kabur yang menghasilkan penyelidikan.
2. Menyatakan masalah-masalah dalam istilah spesifik
3. Merumuskan suatu hipotesis
4. Merancang suatau metode penyelidikan yang terkendali dengan
jalan pengamatan atau percobaan
5. Mengumpulkan dan mencatat data kasar, agar mempunyai suatu
pernyataan yang mempunyai makna dan kepentingan
6. Melakukan penegasan yang dapat dipertanggung jawabkan
7. Melakukan penegasan terhadap apa yang disebut dengan metode ilmiah.
Aktivitas ilmiah merupakan sebuah pekerjaan yan terus-menerus melakukan
research ilmiah untuk mencapai kebenaran.
B. Saran
Dalam melakukan sebuah penelitian, sebaiknya digunakan metode yang tepat.
Salah satu metode yang sering digunakan adalah metode ilmiah terutama
dalam bidang pendidikan. Dengan metode ini dapat mengungkapkan dan
mengembangkan ilmu.
DAFTAR PUSTAKA
Suria sumantri, Jujun. 2010. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan.
http://www.eurekapendidikan.com/2015/09/definisi-masalah-dan-jenis-jenis-
dalam-penelitian.html, Minggu 11 September 2016, jam 21.20 WIB