Anda di halaman 1dari 3

DEFINISI

Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim
sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum (Nugroho, 2012). Plasenta
previa merupakan salah satu penyebab perdarahan antepartum. Perdarahan antepartum adalah
perdarahan pervaginam yang terjadi pada kehamilan diatas 28 minggu (Manuaba, 2014).
Plasenta previa dapat menimbulkan berbagai komplikasi pada ibu maupun bayi. Pada ibu dapat
terjadi perdarahan hingga syok akibat perdarahan. Anemia karena perdarahan plasenta, dan
endometritis pascapersalinan. Pada janin komplikasi yang terjadi adalah prematuritas dan
komplikasi seperti asfiksia berat (Sujiyatini, dkk, 2009)

ETIOLOGI
Plasenta previa meningkat kejadiannya pada keadaan-keadaan endometrium yang kurang baik,
misalnya karena atrofi endometrium atau kurang baiknya vaskularisasi desidua. Keadaan ini
bisa ditemukan pada :
1. Multipara, terutama jika jarak kehamilannya pendek
Plasenta previa lebih sering terjadi pada multipara karena jaringan parut uterus akibat
kehamilan berulang menyababkan tidak adekuatnya persediaan darah ke plasenta sehingga
plasenta menjadi tipis dan mencakup daerah uterus yang lebih luas. Paritas tinggi berperan pada
proses peradangan dan kejadian atrofi di endometrium dan dapat menyebabkan terjadinya
plasenta previa (Prawiroharjo, 2009).
2. Mioma uteri
3. Kuretasi yang berulang
4. Umur lanjut (diatas 35 tahun)
Usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, mempunyai resiko yang tinggi untuk
hamil. Pada ibu usia kurang dari 20 tahun memiliki resiko lebih tinggi mengalami perdarahan
karena plasenta previa, hal ini disebabkan alat reproduksi yang belum matang atau sempurna.
Sedangkan pada usia lebih dari 35 tahun fungsi ovarium sudah mulai menurun hal tersebut
dapat berdampak pada sel-sel endometrium menjadi tipis apabila terjadi implantasi plasenta,
maka plasenta akan selalu mengadakan perluasan sehingga menyebabkan terjadinya plasenta
previa (Manuaba, 2010).
5. Bekas seksio sesaria
Riwayat sectio caesaria berperan dalam proses peradangan dan kejadian atrofi pada
endometrium yang dapat beresiko terjadina plasenta previa. Riwayat sectio caesaria berperan
menaikkan 2 sampai 3 kali terhadap kejadian plasenta previa (Asih & Idawati, 2016).
6. Riwayat abortus
7. Defek vaskularisasi pada desidua
8. Plasenta yang besar dan luas : pada kehamilan kembar, eriblastosis fetalis.
9. Wanita yang mempunyai riwayat plasenta previa pada kehamilan sebelumnya
10. Perubahan inflamasi atau atrofi
Misalnya pada wanita perokok atau pemakai kokain hipoksemi yang terjadi akibat
karbon monoksida akan dikompensasi dengan hiperterofi plasenta. Hal ini terjadi
terutama pada perokok berat (lebih dari 20 batang sehari). Plasenta previa juga dapat
terjadi pada plasenta yang besar dan yang luas, seperti pada eritroblastosis, diabetes
militus, atau kehamilan multipel (Sulaiman Sastrawinata, 2005; h. 83 - 98).
11. Hipoksemia yang terjadi akibat CO akan dikompensasi dengan hipertrofi plasenta. Hal
ini terutama terjadi pada perokok berat (> 20 batang/hari).
Keadaan endometrium yang kurang baik menyebabkan plasenta harus tumbuh menjadi luas
untuk mencukupi kebutuhan janin. Plasenta yang tumbuh meluas akan mendekati atau
menutupi ostoum uteri internum. Endometrium yang kurang baik juga dapat menyebabkan
zigot mencari tempat implantasi yang lebih baik, yaitu di tempat yang lebih rendah dekat
ostium uteri internum. Plasenta previa juga dapat terjadi pada plasenta yang besar dan yang
luas seperti pada eritroblastosis, diabetes mellitus, atau kehamilan multipel. Selain itu,
Penyebab plasenta previa secara pasti sulit ditentukan, tetapi ada beberapa faktor yang
meningkatkan risiko terjadinya plasenta previa yaitu usia ibu, paritas, riwayat operasi sectio
caesaria, mioma uteri, polip endometrium, dan ibu perokok (Sukarni, 2014).

FAKTOR RISIKO
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan kejadian Plasenta Previa :
1. Multiparitas dan umur lanjut (≥ 35 tahun).
2. Defek vaskularisasi desidua yang kemungkinan terjadi akibat perubahan atrofik dan
inflamatorotik.
3. Cacat atau jaringan parut pada endometrium oleh bekas pembedahan (SC, Kuret,dll).
4. Chorion leave persisten.
5. Korpus luteum bereaksi lambat, dimana endometrium belum siap menerima hasil
konsepsi.
6. Konsepsi dan nidasi terlambat.
7. Plasenta besar pada hamil ganda dan eritoblastosis atau hidrops fetalis.
DAFTAR PUSTAKA
Diana, S.W. 2018. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Plasenta Previa di RSUD
Panembahan Senopati Bantul. Yogyakarta : Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.

Widyasari, R.W. 2018. Identifikasi Ibu Bersalin yang Mengalami Palsenta Previa di Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Kendari Tahun 2016 dan 2017. Kendari : Poltekkes Kendari.

Anda mungkin juga menyukai