Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS DAYA DUKUNG TANAH PONDASI TIANG

PANCANG DENGAN METODE MEYERHOFF

MAKALAH
untuk memenuhi tugas matakuliah
Teknik Pondasi
yang dibina oleh Drs. Eko Setyawan, S.T, M.T

Oleh :
Intan Luthvia Rahma Dewi 170521626049

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
Mei 2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Menurut Fithrosyam (2018), Tiang Pancang (Pile foundation)
adalah bagian dari suatu konstruksi pondasi yang terbuat dari kayu, beton dan
baja yang berbentuk langsing yang dipancang hingga tertanam dalam tanah
pada kedalaman tertentu berfungsi untuk menyalurkan atau mentransmisikan
beban dari struktur atas melewati tanah lunak ke lapisan tanah yang keras.
Pada kasus ini pondasi tiang pancang yang digunakan adalah Tiang pancang
beton (Precast Renforced Concrete Pile ) adalah tiang pancang dari beton
bertulang yang dicetak dan dicor dalam acuan beton kemudian setelah cukup
kuat lalu diangkat dan di pancangkan.

Pondasi tiang pancang adalah batang yang relatif panjang dan langsing
yang digunakan untuk menyalurkan beban pondasi melewati lapisan tanah
dengan daya dukung rendah kelapisan tanah keras yang mempunyai kapasitas
daya dukung tinggi yang relatif cukup dalam dibanding pondasi dangkal.

Adapun tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui rumus


penyelidikan lapangan dari data sondir dan SPT, serta hasil penyelidikan
laboratorium berupa parameter kuat geser tanah. Kemudian menghitung daya
dukung tanah pondasi tiang pancang dari hasil ketiga jenis alat uji tersebut.
Hasil dari perhitungan tersebut akan dibandingkan dengan menggunakan
metode perhitungan Meyerhoff. Sehingga akan diperoleh perbedaannya dan
juga diharapkan akan diperoleh nilai daya dukung pondasi yang paling aman
dari masing – masing penyelidikan dari lokasi tersebut sehingga dapat
diperoleh daya dukung yang baik dimana hasilnya digunakan untuk desain
pondasi yang aman.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut :
1) Jelaskan metode pelaksanaan pondasi tiang pancang ?
2) Jelaskan penyelidikan lapangan dengan Dutch Cone Penetrometer Test
(DCPT) Sondir ?
3) Jelaskan penyelidikan lapangan dengan Standart Penetration Test (SPT)?
4) Jelaskan kapasitas daya dukung pondasi tiang pancang (Pile foundation)
berdasarkan data lapangan ?
1.3 Tujuan
Adapun maksud dan tujuan penulisan makalah ini dengan sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui metode pelaksanaan pondasi tiang pancang.
2) Untuk mengetahui penyelidikan lapangan dengan Dutch Cone
Penetrometer Test (DCPT) Sondir.
3) Untuk mengetahui penyelidikan lapangan dengan Standart Penetration
Test (SPT).
4) Untuk mengetahui kapasitas daya dukung pondasi tiang pancang (Pile
foundation) berdasarkan data lapangan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang

Menurut Fithrosyam (2018), pemancangan tiang pancang adalah usaha


yang dilakukan untuk menempatkan tiang pancang di dalam tanah sehingga
berfungsi sesuai perencanaan. Pada umumnya pelakasanan pemancangan
dapat dibagi dalam tiga tahap, tahap pertama adalah pengaturan posisi tiang
pancang, yang meliputi kegiatan mengangkat dan mendirikan tiang pada
pemandu rangka pancang, membawa tiang pada titik pemancangan, mengatur
arah dan kemiringan tiang dan kemudian percobaan pemancangan. Setelah
selesai, tahap kedua adalah pemancangan tiang hingga mencapai kedalaman
yang direncanakan.

2.2 Penyelidikan Lapangan Dengan Dutch Cone Penetrometer Test (DCPT)


Sondir

Menurut Anonim (2008), alat sondir adalah suatu alat yang berbentuk
silinder dengan ujungnya berupa suatu konus. Pembacaan tahanan ujung
konus dan hambatan lekatnya dilakukan pada setiap kedalaman 20 cm.
Selanjutnya dilakukan perhitungan bedasarkan rumus sebagai berikut :

- Hambatan lekat (HL) dihitung dengan rumus


HL = ( JP – PK ) / AB................ ( 2-1)
- Jumlah hambatan lekat (JHL) :
JHLi = Σio HL…………… ( 2-2 )
dengan :

PK = Perlawanan penetrasi konus (qc) ,

JP = Jlh perlawanan ( perlawanan ujung konus + selimut ) ,

A = Interval pembacaan = 20 cm ,

B = Faktor alat = luas konus = 10 cm ,


i = Kedalaman lapisan yang ditinjau,

Kegunaan uji sondir adalah :

a. Untuk menentukan profil dan karakteristik tanah.


b. Merupakan pelengkapan bagi informasi dari pengeboran tanah.
c. Untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras serta daya dukung
maupun daya lekat setiap kedalaman.

2.3 Penyelidikan Lapangan Dengan Standart Penetration Test (SPT)

Menurut Fithrosyam (2018), metode SPT adalah metode pemancangan


batang (yang memiliki ujung pemancangan) ke dalam tanah dengan
menggunakan pukulan palu dan mengukur jumlah pukulan per kedalaman
penetrasi. Hasil dari pekerjaan Bor dan SPT kemudian dituangkan dalam
lembaran drilling log yang berisi :

a. Deskripsi tanah meliputi : jenis tanah, warna tanah, tingkat plastisitas dan
ketebalan lapisan tanah.
b. Pengambilan contoh tanah asli / Undisturbed sample (UDS).
c. Pengujian Standart Penetration Test .
d. Muka air tanah .
e. Tanggal pekerjaan dan berakhirnya pekerjaan.

Adapun tujuan pengujian SPT adalah :

1. Untuk menentukan kepadatan relatif lapisan tanah tersebut dari


pengambilan contoh tanah dengan tabung, dapat diketahui jenis tanah dan
ketebalan tiap – tiap lapisan kedalaman tanah tersebut.
2. Memperoleh data yang kualitatif pada perlawanan penetrasi tanah dan
menetapkan kepadatan dari tanah yang tidak berkohesi yang biasanya sulit
diambil sampelnya.
2.4 Kapasitas Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang (Pile foundation)
Berdasarkan Data Lapangan
1) Berdasarkan Data Sondir.

Menurut Anonim (2008), kapasitas daya dukung pondasi tiang


pancang dengan data Sondir metode Meyerhoff. Metode Langsung ini
dikemukakan oleh beberapa ahli diantaranya : Meyerhoff, Tomlinson,
Begemann. Daya dukung pondasi tiang dinyatakan dalam rumus sebagai
berikut:

- Daya dukung pondasi tiang dinyatakan dalam rumus sebagai berikut :

Qu = qc x Ap + JHL x K t ......(2-3)

- Daya dukung ijin pondasi tiang dinyatakan dalam rumus sebagai berikut

Qu Ijin = qc x Ap + JHL x Kt....(2-4)

3 5

dengan :

Qu= Kapasitas daya dukung tiang (kg),

QIjin = Kapasitas daya dukung ijin (kg),

qc = Tahanan ujung Sondir (kg/cm2),

JHL = Jumlah hambatan lekat (kg/cm),

Kt = Keliling tiang (cm),

Ap= Luas penampang tiang (cm2),

3 = Faktor keamanan daya dukung tiang,

5 = Faktor keamanan gesekan selimut.

2) Berdasarkan data (SPT)


Menurut Fithrosyam (2018), kapasitas daya dukung pondasi tiang
pancang dengan data SPT metode Meyerhoff. Daya dukung ujung tanah
pada tanah non-kohesif.

Qp = 40*N-SPT*Lb/D*Ap ≤ 400* N-SPT* Ap ........... (2-6)

- Tahanan geser selimut tiang pada tanah non – kohesif

Qs = 2* N-SPT*p*Li.......…..(2-7)

- Daya dukung ujung tiang pada tanah kohesif cu


Qp = 9* cu* Ap………………(2-8)
- Tahanan geser selimut tiang pada tanah kohesif cu
Qs = α* cu*p* Li……...........(2-9)
dengan:

Qp = Daya dukung ultimate (kg),

Qs = Daya dukung selimut tiang (kg),

cu = kohesi tanah (kN/m2) = N-SPT*2/3*10,

Ap = Luas penampang tiang ( m2 ),

ɑ = Koefisien adhesi antara tanah dan tiang,

p = Keliling tiang (m),

Li = Panjang lapisan tanah (m).

Tabel 2.1 Hubungan Antara Kepadatan, Relative Density, Nilai N


SPT,qc dan Ø

Relatif Nilai Tekanan Sudut

Kepadatan Density N Konus qc Geser

(γd) SPT ( kg/cm2 ) (Ø)


Very Loose < 0,2 <4 < 20 < 30

Loose 0,2 – 0,4 4 – 10 20 – 40 30 – 35

Medium Dense 0,4 – 0,6 10 – 30 40,0 – 120 35 – 40

Dense 0,6 – 0,8 30 – 50 120 – 200 40 – 45

Very Dense 0,8 – 1,0 > 50 > 200 > 45

( Sumber : Hardiyatmo, 2008)

3) Berdasarkan Data Laboratorium


Menurut Fithrosyam (2018), sampel tanah yang sudah
dilakukanpemeriksaan di laboratorium akan menghasilkan nilai berat isi
tanah, nilai kohesi tanah serta sudut geser tanah. Berdasarkan data ini,
maka perkiraan kekuatan daya dukung pondasi dapat dilakukan.
Kapasitas daya dukung pondasi tiang pancang pada tanah pasir dan silt
dari data Laboratorium berdasar pada data parameter kuat geser tanah
dengan metode Meyerhoff :
Daya dukung ujung pondasi tiang (end bearing).
Untuk tanah kohesif :
Qp = Ap . cu . Nc*……………….. (2-10)
Untuk tanah non kohesif :
Qp = Ap . q' (Nq* - 1)……………. (2-11)
Qp = Tahanan ujung per satuan luas(kg),
Ap = Luas penampang tiang (m2),
cu = Undrained cohesion (kN/m2) ,
q' =Tekanan vertikal efektif (kg/m2),
Nq* = Faktor daya dukung tanah,
Nc* = Faktor daya dukung tanah.
Untuk mencari nilai cu (Undrained cohesion), dapat digunakan
persamaan : α* = 0,21 + 0,25 (pa/ cu) < 1 ...(2-12) dengan :
α* = Faktor adhesi = 0,4 ,
pa = Tekanan atmosfir = 1,058 ton/ft2 = 101,3 (kN/m2).
Daya dukung selimut tiang (skin friction). Qs = f i. Li . p........ (2-13).
dengan :
fi = Tahanan satuan kulit (kg/m2),
Li = Panjang lapisan tanah (m),
p = Keliling tiang (m),
Qs=Daya dukung selimut tiang (kg).

 Pada tanah kohesif :


f = αi* . cu...................(2-14), dengan :
αi* = Faktor adhesi, 0,55
cu = Undrained cohesion, (kN/m2)
 Pada tanah non-kohesif :
f = K0 . σv’ . tan δ...........(2-15), dengan :
K0 = Koefisien tekanan tanah
K0 = 1 – sin φ
σv’ = Tegangan vertikal efektif tanah, kg/m2
(σv’ = γ . L’ L’ = 15D )
δ = 0,8 . φ
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1) Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang
Pemancangan tiang pancang adalah usaha yang dilakukan untuk
menempatkan tiang pancang di dalam tanah
2) Penyelidikan Lapangan Dengan Dutch Cone Penetrometer Test (DCPT)
Sondir

JHLi = Σio HL
HL = ( JP – PK ) / AB
3) Penyelidikan Lapangan Dengan Standart Penetration Test (SPT)
4) Kapasitas Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang (Pile foundation)
Berdasarkan Data Lapangan
 Berdasarkan Data Sondir.
Qu = qc x Ap + JHL x K t
Qu Ijin = qc x Ap + JHL x Kt
3 5
 Berdasarkan data (SPT)

Qp = 40*N-SPT*Lb/D*Ap ≤ 400* N-SPT* Ap

Qs = 2* N-SPT*p*Li

Qp = 9* cu* Ap

Qs = α* cu*p* Li

 Berdasarkan Data Laboratorium

Qp = Ap . cu . Nc
Qp = Ap . q' (Nq* - 1)

Pada tanah kohesif :

f = αi* . cu

Pada tanah non-kohesif :

f = K0 . σv’ . tan δ

3.2 Saran

Untuk perhitungan daya dukung pondasi, metode yang paling efektif


digunakan adalah metode Meyerhoff dari data lapangan berupa data Sondir.
Dalam menentukan struktur mana yang lebih cocok dalam pelaksanaan suatu
konstruksi pondasi, maka perlu adanya tinjauan dan penelitian tidak hanya
terhadap data-data tanah proyek, ditekankan juga pada analisa kekuatan,
metode pelaksanaan, kesulitan pelaksanaan, sehingga bisa bermanfaat dan
menunjang bagi peneliti berikutnya.
DAFTAR RUJUKAN

Anonim. 2008. Standar Nasional Indonesia Cara Uji Penetrasi Lapangan


Dengan Alat Uji Sondir. Badan Standarisasi Nasional: Jakarta.

Fithrosyam, Ayu Sulistia. 2018. Analisis Daya Dukung Tanah Pondasi Tiang
Pancang dengan Metode Meyerhoff. (Online). http://eprints.unram.ac.id/812.
Diakses pada 7 Mei 2019.

Anda mungkin juga menyukai