MASALAH
Disusun oleh:
Falahatul Muminah
7772180022
Disusun oleh:
Falahatul Muminah
7772180022
Pengajaran berdasarkan masalah ini telah dikenal sejak zaman John Dewey.
Menurut Dewey (dalam Trianto, 2009:91) belajar berdasarkan masalah adalah
interaksi antara stimulus dan respon, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan
lingkungan. Lingkungan memberikan masukan kepada peserta didik berupa bantuan
dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara
efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari
pemecahannya dengan baik.
a) Guru bertujuan agar peserta didik tidak hanya mengetahui dan hafal materi
pelajaran saja, tetapi juga mengerti dan memahaminya.
b) Guru mengiginkan agar peserta didik memecahkan masalah dan membuat
kemampuan intelektual siswa bertambah.
c) Guru menginginkan agar peserta didik dapat bertanggung jawab dalam
belajarnya.
d) Guru menginginkan agar peserta didik dapat menghubungkan antara teori
yang dipelajari di dalam kelas dan kenyataan yang dihadapinya di luar kelas.
e) Guru bermaksud mengembangkan kemampuan peserta didik dalam
menganalisis situasi, menerapkan pengetahuan, mengenal antara fakta dan
pendapat, serta mengembangkan kemampuan dalam membuat tugas secara
objektif.
Tahap
Tahap-1
Tahap-2
Tahap-3
Tahap-5
Prosedur evaluasi pada model pembelajaran berbasis masalah ini tidak hanya
cukup dengan mengadakan tes tertulis saja, tetapi juga dilakukan dalam bentuk
checklist, reating scales, dan performance. Untuk evaluasi dalam bentuk performance
atau kemampuan ini dapat digunakan untuk mengukur potensi peserta didik untuk
mengatasi masalah maupun untuk mengukur kerja kelompok. Evaluasi harus
menghasilkan definisi tentang masalah baru, mendiagnosanya, dan mulai lagi proses
penyelesaian baru.
1. Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami
isi pelajaran.
2. Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan peserta didik serta memberikan
kepuasan untuk menentukan pengetahuan baru bagi peserta didik.
3. Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta didik.
4. Pemecahan masalah dapat membantu peserta didik bagaimana mentrasfer
pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
5. Pemecahan masalah dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan
pengetahuan barunya dan bertanggungjawab dalam pembelajaran yang mereka
lakukan.
6. Melalui pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai peserta
didik.
7. Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan peserta didik untuk
berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan
dengan pengetahuan baru.
8. Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
9. Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat peserta didik untuk secara terus
menerus belajar.
Kemampuan yang harus dicapai oleh peserta didik, pada tahapan ini adalah
peserta didik dapat menentukan atau menangkap kesenjangan yang terjadi dari
berbagai fenomena yang ada.
1. Manakala peserta didik tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan
bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa
enggan untuk mencoba.
2. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup
waktu untuk persiapan.
3. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang
sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
PENUTUP
A. Simpulan
‘
DAFTAR PUSTAKA
Burg, Oudlaan. 2010. The Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning. Spring. Vol.
4, no. 2 Akmar, S. N., Sew, Lee. Integrating Problem-Based Learning (PBL) in
Mathematics Method Course. Spring. Vol. 4, no. 2
Muhson, A. 2009. Peningkatan Minat Belajar dan Pemahaman Mahasiswa Melalui Penerapan
Problem-Based Learning. Jurnal Kependidikan. Vol. 39, No. 2. PP. 171-182.
Suryaningrat, Widodo, dkk. 2009. Bank Soal Matematika untuk SMA kelas X, XI, dan XII.
Bandung: M2S Bandung.