Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melmpahkan rahmad-


Nya, sehingga penyusunan makalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Pembelajaran ini dapat diselesaikan dengan baik.
Dalam penyusunan laporan ini, tentunya tidak terlepas bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak.Oleh karena itu pada kesempatan ini perlu saya
sampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik
secara spiritual maupun material hingga terselesaikannya makalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) ini.
Peneliti menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pembaca untuk modal penulisan makalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi
penulis di masa yang akan datang.
Peneliti berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi Bapak/Ibu Guru
khususnya untuk bahan kajian dalam peningkatan pembelajaran dan bagi dunia
pendidikan umumnya untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Kepenuhan, Oktober 2014

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
C. Tujuan Perbaikan ............................................................................................ 2
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran .................................................. 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Model Diskusi .............................................................................. 4
B. Tujuan Pemakaian Metode Diskusi ................................................................ 4
C. Prosedur Pemakaian Metode Diskusi ............................................................. 5
D. Pemahaman Konsep ....................................................................................... 6
BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subyek Penelitian ........................................................................................... 7
B. Deskripsi per Siklus ........................................................................................ 7
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi per Siklus ........................................................................................ 11
B. Pembahasan dari Setiap Siklus ....................................................................... 13
BAB V KESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT
A. Kesimpulan dan Saran .................................................................................... 14
B. Saran Tindak Lanjut ...................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Salah satu tugas guru adalah mengajar, hal ini akan menyebabkan adanya
tuntutan kepada setiap guru untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana
seharusnya mengajar? Dengan kata lain setiap guru dituntut untuk memiliki
kompetensi mengajar. Guru akan memiliki kompetensi mengajar jika guru paling
tidak memiliki pemahaman dan penerapan secara teknis.
Berbicara mengenai keberhasilan dalam proses pembelajaran memang tidak
ada habisnya, seorang guru yang sudah berupaya dalam melaksanakan proses
belajar mengajar semaksimal mungkin mulai dari merencanakan pembelajaran
sampai menilai hasil belajar terkadang tidak mendapatkan hasil yang maksimal
seperti yang diharapkan. Dalam proses pembelajaran guru sering menemui
masalah hasil belajar yang tidak sesuai dengan tujuan yang diharapkan sehingga
guru berupaya untuk memperbaiki kinerja dengan cara memperbaiki
pembelajarannya melalui Penelitian Tindakan Kelas (Wardhani, 2005).
Berdasarkan pengalaman peneliti dalam melaksanakan pembelajaran Bahasa
Indonesia kelas II dalam materi tentang mendeskripsikan benda menunjukkan
bahwa tingkat penguasaan secara klasikal siswa hanya 40%, hal tersebut sangat
jauh jika dibandingkan dengan standar minimum yaitu 75%. Sehubungan dengan
masalah tersebut peneliti ingin meningkatkan prestasi siswa-siswinya melalui
kegiatan perbaikan pembelajaran.
Setiap guru pasti berharap anak didiknya memperoleh hasil yang optimal
dalam belajarnya, namun keadaannya berbanding terbalik dengan yang
diharapkan setelah melihat hasil ulangan siswa, hal ini disebabkan oleh:
a. Siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran.
b. Rendahnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan
c. Siswa terlihat pasif saat diskusi kelompok maupun diskusi kelas.
Setelah kegiatan pembelajaran selesai peneliti mengadakan diskusi dengan
teman sejawat, hasil diskusi peneliti dengan teman sejawat, maka diketahui faktor

1
penyebab rendahnya tingkat pemahaman siswa saat mendeskripsikan benda dalam
pelajaran Bahasa Indonesia antara lain:
a. Guru tidak pernah memberikan umpan balik
b. Guru tidak memberikan dorongan semangat berupa pujian kepada siswa
c. Siswa tidak pernah diberi kesempatan untuk bertanya
Terkait dengan melatar belakangi pembahasan di atas, maka penulis memilih
judul “Peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
kelas II pokok bahasan mendeskripsikan benda melalui metode diskusi kelompok
SDN 013 Kepenuhan”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penyebab masalah di atas maka rumusan masalah dari Penelitian
Tindakan Kelas ini adalah:
1. Bagaimana penggunaan metode diskusi dalam peningkatan pemahaman siswa
kelas II SDN 013 Kepenuhan pada mata pelajaran bahasa Indonesia pokok
bahasan mendeskripsikan benda?
2. Apakah penggunaan metode diskusi dapat meningkatkan pemahaman siswa
kelas II SDN 013 Kepenuhan pada pelajaran Bahasa Indonesia pokok
bahasan mendeskripsikan benda?

C. Tujuan Perbaikan
Dari tujuan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi,
tidak hanya untuk menyampaikan informasi kepada para siswa, hal ini bertujuan
untuk menyampaikan informasi antara lain terbentuknya kondisi yang
menguntungkan bagi para siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Keterampilan-keterampilan proses yang dapat dikembangkan melalui metode
diskusi antara lain, keterampilan pengamatan, keterampilan berkomunikasi dan
keterampilan menafsirkan.
Dengan menggunakan metode diskusi, penelitian ini bertujuan untuk:
a. Mengembangkan keterampilan bertanya, berkomunikasi, menafsirkan
menyimpulkan pada diri siswa.

2
b. Mengembangkan sifat positif terhadap sekolah. Para guru dan bidang studi
yang dipelajari.
c. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan konsep diri (self
concept) yang lebih positif.
d. Meningkatkan keberhasilan siswa dalam mengemukakan pendapat.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Hasil perbaikan pembelajaran diharapkan ajan sangat bermanfaat bagi
pengelolaan pembelajaran, khususnya guru kelas II, yaitu penelitian tindakan
kelas tentang peningkatan prestasi belajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak terutama:
1. Bagi Kepala Sekolah
Penelitian ini akan dapat bermanfaat untuk tambahan bekal pengalaman
sebagai pedoman lebih lanjut dalam mengambil kebijakan di sekolah dalam
memberikan bimbingan mengajar kepada guru kelas II dan pengembangan lebih
lanjut.
2. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapatnya bermanfaat dalam menambah khasanah
keilmuannya, sehingga semakin luas wawasan kependidikan dan bertambah
wawasan berfikir inovatif dan kreatif dalam pendidikan ke depan. Terutama dalam
memperkaya bekal berimprovisasi dalam pembelajaran yang penuh kreatif yang
pada akhirnya akan menyebangkan bagi anak dalam pembelajaran lebih lanjut.
3. Bagi Siswa
Metode diskusi kelompok ini dapat memberi motivasi belajar yang lebih baik,
lebih aktif falam belajar serta memberikan pengalaman bagi siswa
4. Bagi Sekolah
Memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah itu sendiri dalam rangka
perbaikan pembelajaran.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Metode Diskusi


Metode ini sering digunakan dalam pembelajaran kelompok atau kerja
kelompok yang didalamnya melibatkan beberapa orang siswa untuk
menyelesaikan pekerjaan atau tugas atau permasalahan. Sering pula metode ini
disebut sebagai salah satu metode yang menggunakan pendekatan keterampilan
proses. Metode mengajar diskusi merupakan cara mengajar yang dalam
pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau pertanyaan
yang harus diselesaikan berdasarkan pendapat atau keputusan secara bersama.
Kegiatan diskusi dapat dilaksanakan dalam kelompok kecil (3-7 peserta),
kelompok sedang (8-12 peserta), kelompok besar (13-40 peserta) ataupun diskusi
kelas.Diskusi pada kelompok kecil lebih efektif disbanding dengan kelompok
besar dan kelas. Kegiatan diskusi dipimpin oleh seorang ketua atau moderator
untuk mengatur pembicaraan cara mencapai target.
Girlstrap dan martin (1975:15) mengemukakan bahwa metode diskusi
merupakan suatu kegiatan sejauh orang membicarakan secara bersama-sama
melalui tukar pendapat suatu topic atau maslaah untuk mencari jawaban
berdasarkan semua fakta yang memungkinkan.
Metode diskusi juga diartikan sebagai suatu cara penguasaan isi pelajaran
melalui wahana tukar pendapat berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang
diperoleh guna memecahkan suatu masalah. (Depdikbud, 1986:19).
Berdasarkan uraian di atas, metode diskusi dapat didefinisikan sebagai suatu
kegiatan belajar mengajar yang membicarakan suatu topik atau masalah yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih, dimana orang - orang yang berbicara
memiliki perhatian yang sama terhadap topik atau masalah yang menjadi pokok
pembicaraan sehingga mendapat berbagai alternative jawaban terhadap topik atau
maslah yang didiskusikan.

4
B. Tujuan Pemakaian Metode Diskusi
Tujuan pemakaian metode diskusi adalah sebagai berikut:
a. Mengembangkan keterampilan bertanya, berkomunikasi, menafsirkan dan
menyimpulkan pada diri siswa.
b. Mengembangkan sikap positif terhadap sekolah, guru dan bidang studi
yang dipelajari.
c. Mengembangkan kemampuan memecahkan maslah dan konsep diri yang
lebih positif.
d. Meningkatkan keberhasilan siswa dalam mengemukakan pendapat.
e. Mengembangkan sikap terhadap isu-isu.

C. Prosedur Pemakaian Metode Diskusi


Prosedur pemakaian metode diskusi secara umum terbagi menjadi tiga
tahapan, yaitu tahapan sebelum pertemuan, selama pertemuan dan setelah
pertemuan.
a. Tahapan Sebelum Pertemuan
Kegiatan yang harus dilaksanakan pada tahapan ini adalah:
1. Pemilihan topic diskusi yaitu suatu kegiatan yang dimaksudkan untuk
menentukan topic diskusi untuk melakukannya guru atau siswa menggunakan
tujuan yang ingin dicapai serta minat dan latar belakang siswa sebagai kriteria.
2. Membuat rancangan garis besar diskusi yang akan dilaksanakan
3. Menentukan diskusi yang akan dilaksanakan
4. Mengorganisasikan para siswa dan informasi kelas sesuai dengan jenis diskusi
b. Tahapan Selama Pertemuan
Selama pertemuan diskusi dilaksanakan, kegiatan yang harus dilaksanakan
oleh guru dan siswa adalah:
1. Guru memberikan penjelasan tentang tujuan diskusi, topik diskusi dan
kegiatan diskusi yang akan dilakukan.
2. Para siswa dan guru melaksanakan kegiatan diskusi
3. Pelaporan dan penyimpulan hasil diskusi oleh siswa bersama guru
4. Pencatatan hasil diskusi oleh siswa

5
c. Tahapan Setelah Pertemuan
1. Membuat catatan tentagn gagasan-gagasan yang belum ditanggapi dan
kesulitan yang timbul selama diskusi.
2. Mengevaluasi diskusi dari berbagai dimensi dan mengumpulkan evaluasi
dari para siswa serta lembaran komentar.
D. Pemahaman Konsep
Menurut Rosser (dalam Dahar, 1989:80), konsep adalah suatu Abstraksi yang
mewakili satu kelas objek, kejadian, kegiatan atau hubungan yang memiliki
atribut yang sama. Konsep merupakan abstraksi yang berdasarkan pengalaman.
Bell (1995) dalam Nono Sutarno (2007) memberikan batasan konsep dalam dua
dimensi.Dimensi pertama menyatakan konsep sebagai kontruk mental dari
seorang yang ditandai oleh satu atau lebih kata menyatakan konsep khusus.
Dimensi kedua menyatakan konsep sebagai pengertian yang diterima secara
social.Pendidikan di sekolah diarahkan untuk belajar konsep dan struktur
pengetahuan yang saling berhubungan menjadi konsep-konsep dan prinsip-prinsip
yang terorganisir.
Konsep juga dapat didefinisikan dengan bermacam-macam rumusan yang
berbeda dan tentunya antara definisi yang satu dengan definisi yang lain tidak
identic. Sebagai contoh: konsep adalah kumpulan stimulus (benda, peristiwa,
dll)yang mempunyai ciri sama.
Dari uraian tentang definisi konsep tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk
menguasai konsep seseorang harus mampu membedakan antara benda yang satu
dengan benda yang lain, peristiwa yang satu dengan yang lainnya. Seperti yang
dikemukakan oleh Gagne (1984) kemampuan membedakan merupakan prasyarat
untuk mempelajari konsep.
Betapa pentingnya memahami konsep bagi kita dapat dilihat dari
dicantumkannya pemahaman dan penerapan konsep di dalam setiap jenjang strata
pendidikan.Seperti yang dikatakan oleh Briggs, Gagne, dan Wagner (1988)
konsep adalah kemampuan yang memungkinkan manusia dapat berbuat sesuatu.
Ini dapat diartikan bahwa tanpa menguasai konsep bidang studi tertentu, manusia
tidak akan dapat berbuat banyak, dan mungkin kelangsungan hidupnya akan
terganggu.

6
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Tempat yang digunakan untuk melaksanakan penelitian adalah SDN 013
Kepenuhan Kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu
2. Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan peneliti dalam melaksanakan penelitian tindakan
kelas ini selama 2 siklus, yaitu pada tanggal 16 Oktober 2014 (Siklus 1) dan
23 Oktober 2014 (Siklus 2).
3. Mata Pelajaran
Mata pelajaran yang diteliti adalah Bahasa Indonesia dengan pokok
bahasan Mendeskripsikan benda, Kelas II Semester I SDN 013 Kepenuhan
Tahun pelajaran 2014/2015.
4. Jumlah Siswa
Jumlah siswa SDN 013 Kepenuhan Kelas II berjumlah 15 siswa, terdiri
dari 8 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan.
5. Karakteristik Siswa
Latar belakang ekonomi sebagian besar siswa berasal dari keluarga
ekonomi menengah kebawah, pendidikan orang tua pada umumnya SD dan
SMP. hal ini mengakibatkan orang tua menyerahkan sepenuhnya masalah
pendidikan kepada guru di sekolah.
B. Deskripsi Per Siklus
Kegiatan merancangkan melaksanaknakan perbaikan pembelajaran melalui
tindakan kelas ini dilaksanakan 2 siklus untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia
dimana masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu: Planning (perencanaan),
Acting (pelaksanaan), Observing (pengamatan), dan Reflecting (refleksi).
Keempat fase tersebut merupakan satu siklus dalam sebuah penelitian tindakan
kelas yang digambarkan dengan menggunakan model PTK yakni salah satunya
model Riset Aksi Model John Elliot seperti pada diagram berikut ini :

7
Gambar 3.1 model Riset Aksi Model John Elliot
Gambar 3.1 dapat terlihat bahwa Pelaksanaan siklus dalam penelitian
tindakan kelas ini dapat akan terus berputar dan berlanjut hingga tujuan penelitian
tercapai. Penelitian ini dibatasi dalam 2 siklus dengan rincian siklus 1 merupakan
siklus yang harus dilakukan oleh peneliti. Siklus 2 dilakukan dengan asumsi
apabila siklus 1 tidak berhasil, maka akan diperbaiki pada siklus 2. Apabila pada
siklus 1 sudah berhasil, maka siklus 2 dilaksanakan sebagai pemantapan dari
siklus 1.Pemantapan ini bertujuan sebagai penguatan hasil siklus 1.
Siklus 1
a. Planning (perencanaan)
- Menyusun perbaikan pembelajaran
- Menyiapkan gambar binatang
- Menyusun instrument observasi
- Menyusun instrument penelitian
b. Acting (pelaksanaan)
- Siswa diajak menyanyi lagu “kupu-kupu”
- Guru menanyakan binatang yang dimiliki siswa dirumah
- Guru memberikan contoh mendeskripsikan benda, binatang atau
tumbuhan.
- Tiap-tiap kelompok mendeskripsikan (membuat tebakan) benda, binatang
atau tumbuhan secara rinci berdasarkan ciri-cirinya.

8
- Perwakilan kelompok mempresentasikan hasilnya
- Siswa mengerjakan lembar kerja
- Pembahasan lembar kerja
c. Observasing (observasi/pengamatan)
Hal yang diamati oleh peneliti saat proses kegiatan belajar mengajar
berlangsung antara lain:
- Pemahaman siswa tentang mendeskripsikan benda
- Keaktifan siswa dalam diskusi kelompok
- Kekompakkan siswa dalam diskusi kelompok
- Keseriusan siswa dalam mengerjakan tugas
d. Reflecting (refleksi)
Refleksi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana Pelaksanaan Penelitian
Tindakan Kelas pada siklus 1 telah dicapai siswa sesuai harapan peneliti sehingga
penelitian ini dapat dihentikan akat tetapi peneliti menemukan bahwa:
- Pemahaman siswa tentang cara mendeskripsikan benda masih kurang
- Keaktifan siswa masih kurang
- Keseriusan siswa dalam mengerjakan tugas masih kurang
Oleh karena itu peneliti melakukan PTK lagi pada siklus ke 2.

Siklus 2
a. Planning (perencanaan)
- Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP)
- Menyiapkan gambar binatang dan tumbuhan
- Menyusun instrument observasi
- Menyusun instrument penelitian
b. Acting (pelaksanaan)
- Siswa diajak menyanyi lagu “Lihat Kebunku”
- Guru menanyakan bmacam-macam bunga dan binatang yang dimiliki
siswa
- Siswa mengamati macam-macam bunga dan binatang yang ada di
lingkungan sekolah
- Siswa mendeskripiskan bunga yang dipegang guru

9
- Guru membagi siswa menjadi 9 kelompok
- Tiap-tiap kelompok mendeskripsikan benda, binatang dan tumbuhan yang
telah diamati secara rinci berdasarkan ciri-cirinya.
- Perwakilan kelompok mempresentasikan hasilnya di depan kelas
- Siswa mengerjakan lembar kerja
- Pembahasan lembar kerja
c. Observasing (observasi/pengamatan)
Hal-hal yang diamati oleh peneliti saat proses kegiatan belajar mengajar
berlangsung antara lain:
- Pemahaman siswa tentang mendeskripsikan benda
- Keaktifan siswa dalam diskusi kelompok
- Kekompakkan siswa dalam diskusi kelompok
- Keseriusan siswa dalam mengerjakan tugas
d. Reflecting (refleksi)
Pada siklus 2 peneliti berharap bahwa hasil yang telah dicapai oleh siswa
sesuai harapan peneliti akan melakukan penelitian sehingga penelitian dapat
dihentikan karena siswa telah berhasil:
- Menguasai konsep tentang cara mendeskripsikan benda
- Menciptakan kekompakkan dalam diskusi kelompok
- Siswa sudah aktif dan serius dalam mengerjakan tugas

10
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi per Siklus


Di bawah ini disajikan tabel yang menggambarkan hasil pembelajaran
Bahasa Indonesia kelas II tentang mendeskripsikan benda dan kemajuan yang
dicapai dalam perbaikan pembelajaran siklus 1 dan siklus 2.
Nilai sebelum
Nilai perbaikan Nilai perbaikan
No Nama Siswa perbaikan
siklus 1 siklus 2
(pra siklus)
1 Siswa I 30 55 75
2 Siswa II 35 45 70
3 Siswa III 40 50 80
4 Siswa IV 20 35 60
5 Siswa V 50 75 75
6 Siswa VI 50 50 80
7 Siswa VII 55 75 85
8 Siswa VIII 45 55 80
9 Siswa IX 55 75 90
10 Siswa X 45 40 75
11 Siswa XI 70 75 100
12 Siswa XII 75 80 100
13 Siswa XIII 30 50 75
14 Siswa XIV 75 80 90
15 Siswa XV 70 60 70
Jumlah 745 900 1205
Rata-rata 49,6 60 80,3
Pada tabel di atas diketahui bahwa nilai rata-rata pra siklus yaitu 49,6
berarti rata-rata nilai siswa masih belum mencapai KKM yakni 75. Dari tabel juga
bisa kita dapatkan informasi bahwasanya dari 15 orang siswa hanya ada 2 orang
siswa atau sebesar 13,3% yang nilainya mencapai KKM, sedangkan siswa yang
mendapatkan nilai dibawah KKM sebanyak 13 siswa atau sebesar 86,7%. Dari

11
data tersebut maka disimpulkan bahwa metode pembelajaran di kelas belum
berhasil, oleh karena ini peneliti mengadakan penelitian di kelasnya dengan
bantuan teman sejawat kemudian melaksanakan refleksi dan merancang perbaikan
pembelajaran yang akan dilaksanakan pada siklus 1. Setelah pelaksanaan
pembelajaran di siklus I diperoleh data hasil belajar siswa sudah ada peningkatan.
Dari tabel hasil belajar diatas, diperoleh data bahwasanya terjadi peningkatan rata-
rata nilai siswa yakni meningkat menjadi 60. Akan tetapi dari data diperoleh
infrmasi bahwasanya jumlah siswa yang mencapai nilai KKM hanya 6 orang
siswa atau sebesar 40% dari jumlah siswa. Sehingga perlu dilaksanakan refleksi
dan disusun rencana perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan di siklus II.
Selanjutnya dari hasil perbaikan pembelajaran di siklus II maka didapatkan
informasi bahwasanya rata-rata nilai siswa mengalami peningkatan dibandingkan
dengan nilai pada siklus 1, dimana pada siklus II ini diperoleh nilai rata-rata siswa
sebesar 80,3, dengan jumlah siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 13 orang
atau sebesar 86,7% dari jumlah siswa, sedangkan siswa yang nilainya tidak
mencapai KKM sebesar 13,3%. Dengan demikian berarti proses perbaikan
pembelajaran dianggap sudah berhasil dilaksanakan.
Berikut ini grafik yang memperlihatkan peningkatan nilai rata-rata siswa
mulai dari nilai rata-rata siswa pada penilaian pra siklus, penilaian siklus I, dan
penilaian siklus II.

Rata-rata Nilai
90 80.3
80
70 60
60 49.6
50
40
Rata-rata Nilai
30
20
10
0
Pra Siklus Siklus I Siklus II

Tabel 1. Rata-rata nilai siswa pra siklus, siklus I, dan siklus II.

12
Persentase Siswa Mencapai KKM
80.3
90
80
70
60
40 Persentase Siswa
50
40 Mencapai KKM
30 13.3
20
10
0
Pra Siklus Siklus I Siklus II

Tabel.2 Persentase siswa mencapai KKM pada pra siklus, siklus I, siklus II
B. Pembahasan Setiap Siklus
Dari tabel tersebut dapat diketahui sebelum perbaikan pembelajaran nilai
siswa sangat rendah dengan nilai 49,6 setelah diadakan perbaikan pembelajaran
pada siklus 1 nilai rata-rata meningkat menjadi 60 tetapi peneliti masih ingin nilai
yang lebih baik lagi yang sesuai dengan harapan. Akhirnya peneliti mengadakan
perbaikan pembelajaran pada siklus 2 dan dari siklus 2 ini diperoleh nilai jauh
diatas standart dan sesuai, dengan nilai rata-rata 80,3.
Peningkatan hasil belajar mulai dari sebelum perbaikan, peningkatan pada
siklus 1 dan perbaikan pada siklus 2 tidak lepas dari bantuan teman sejawat yang
telah memberi bimbingan sehingga peneliti menggunaka strategi pembelajaran
yang diaplikasi dengan kehidupan sehari-hari dan menggunakan metode diskusi
serta memberikan kesempatan bertanya kepada siswa, dengan demikian siswa
lebih mudah untuk memahami materi yang diajarkan.

13
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan selama 2 siklus, maka
dapat diambil beberapa kesimpulan diantaranya sebagai berikut:
a. Dengan menggunakan strategi pembelajaran yang diaplikasikan dengan
kehidupan sehari-hari dapat memudahkan siswa untuk memahami dan
menerima materi yang diajarkan.
b. Dengan metode diskusi kelompok siswa lebih bersemangat dan dapat
berperan aktif dalam kelas
c. Penggunaan system PAKEM dalam pembelajaran dapat menarik perhatian
siswa sehingga siswa merasa senang terhadap pelajaran yang kaitannya
dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.

B. Saran
Untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam memahami dan menguasai
pelajaran hendaknya guru harus mampu memilih dan menerapkan strategi
mengajar yang tepat dan menyenangkan agar siswa lebih tertarik sehingga
pelajaran akan mudah diserap dan dipahami dengan baik dan yang lebih penting
tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

14
DAFTAR PUSTAKA

Girlstrap dan martin.(1975). Metide Pembelajaran. Boston: Allyn & Bacon


Lorong, Jhonny dan Asy Ari. 2003. Bahasa Indonesia Bahasaku 2a. Semarang:
Aneka Ilmu
Mudjiono.(1986). Kapita Selekta Metode-metode Mengajar. Jakarta: Depdikbud.
Sutarno, nano.(2007) Pengertian Pemahaman Konsep. Jakarta: Pustaka Jaya.
Rosser.91989). Pemahaman Konsep. Boston: Allyn & Bacon.
Tim Komunikatif. (2002). Aku Bangga Bahasa Indonesia 2a. Semarang:Aneka
Ilmu.

15

Anda mungkin juga menyukai

  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen3 halaman
    Daftar Pustaka
    Juf Ri
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen7 halaman
    Bab Iv
    Juf Ri
    Belum ada peringkat
  • Lampiran 3 SOAL
    Lampiran 3 SOAL
    Dokumen4 halaman
    Lampiran 3 SOAL
    Juf Ri
    Belum ada peringkat
  • Nilai Siswa
    Nilai Siswa
    Dokumen8 halaman
    Nilai Siswa
    Juf Ri
    100% (1)
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen19 halaman
    Bab Iv
    Juf Ri
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen7 halaman
    Bab 3
    Juf Ri
    0% (1)
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen21 halaman
    Bab 2
    Juf Ri
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen13 halaman
    Bab Iii
    Juf Ri
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen12 halaman
    Bab Ii
    Juf Ri
    Belum ada peringkat
  • Uh Ii
    Uh Ii
    Dokumen2 halaman
    Uh Ii
    Juf Ri
    Belum ada peringkat
  • RPP Pra Siklus
    RPP Pra Siklus
    Dokumen3 halaman
    RPP Pra Siklus
    Juf Ri
    Belum ada peringkat
  • RPP Ii Per Ii
    RPP Ii Per Ii
    Dokumen6 halaman
    RPP Ii Per Ii
    Juf Ri
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Juf Ri
    Belum ada peringkat
  • RPP I Per I
    RPP I Per I
    Dokumen7 halaman
    RPP I Per I
    Juf Ri
    Belum ada peringkat
  • RPP I Per Ii
    RPP I Per Ii
    Dokumen6 halaman
    RPP I Per Ii
    Juf Ri
    Belum ada peringkat
  • Karya Ilmiah Adri Yanti
    Karya Ilmiah Adri Yanti
    Dokumen11 halaman
    Karya Ilmiah Adri Yanti
    Juf Ri
    Belum ada peringkat