Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
penyebab rendahnya tingkat pemahaman siswa saat mendeskripsikan benda dalam
pelajaran Bahasa Indonesia antara lain:
a. Guru tidak pernah memberikan umpan balik
b. Guru tidak memberikan dorongan semangat berupa pujian kepada siswa
c. Siswa tidak pernah diberi kesempatan untuk bertanya
Terkait dengan melatar belakangi pembahasan di atas, maka penulis memilih
judul “Peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
kelas II pokok bahasan mendeskripsikan benda melalui metode diskusi kelompok
SDN 013 Kepenuhan”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penyebab masalah di atas maka rumusan masalah dari Penelitian
Tindakan Kelas ini adalah:
1. Bagaimana penggunaan metode diskusi dalam peningkatan pemahaman siswa
kelas II SDN 013 Kepenuhan pada mata pelajaran bahasa Indonesia pokok
bahasan mendeskripsikan benda?
2. Apakah penggunaan metode diskusi dapat meningkatkan pemahaman siswa
kelas II SDN 013 Kepenuhan pada pelajaran Bahasa Indonesia pokok
bahasan mendeskripsikan benda?
C. Tujuan Perbaikan
Dari tujuan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi,
tidak hanya untuk menyampaikan informasi kepada para siswa, hal ini bertujuan
untuk menyampaikan informasi antara lain terbentuknya kondisi yang
menguntungkan bagi para siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Keterampilan-keterampilan proses yang dapat dikembangkan melalui metode
diskusi antara lain, keterampilan pengamatan, keterampilan berkomunikasi dan
keterampilan menafsirkan.
Dengan menggunakan metode diskusi, penelitian ini bertujuan untuk:
a. Mengembangkan keterampilan bertanya, berkomunikasi, menafsirkan
menyimpulkan pada diri siswa.
2
b. Mengembangkan sifat positif terhadap sekolah. Para guru dan bidang studi
yang dipelajari.
c. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan konsep diri (self
concept) yang lebih positif.
d. Meningkatkan keberhasilan siswa dalam mengemukakan pendapat.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
4
B. Tujuan Pemakaian Metode Diskusi
Tujuan pemakaian metode diskusi adalah sebagai berikut:
a. Mengembangkan keterampilan bertanya, berkomunikasi, menafsirkan dan
menyimpulkan pada diri siswa.
b. Mengembangkan sikap positif terhadap sekolah, guru dan bidang studi
yang dipelajari.
c. Mengembangkan kemampuan memecahkan maslah dan konsep diri yang
lebih positif.
d. Meningkatkan keberhasilan siswa dalam mengemukakan pendapat.
e. Mengembangkan sikap terhadap isu-isu.
5
c. Tahapan Setelah Pertemuan
1. Membuat catatan tentagn gagasan-gagasan yang belum ditanggapi dan
kesulitan yang timbul selama diskusi.
2. Mengevaluasi diskusi dari berbagai dimensi dan mengumpulkan evaluasi
dari para siswa serta lembaran komentar.
D. Pemahaman Konsep
Menurut Rosser (dalam Dahar, 1989:80), konsep adalah suatu Abstraksi yang
mewakili satu kelas objek, kejadian, kegiatan atau hubungan yang memiliki
atribut yang sama. Konsep merupakan abstraksi yang berdasarkan pengalaman.
Bell (1995) dalam Nono Sutarno (2007) memberikan batasan konsep dalam dua
dimensi.Dimensi pertama menyatakan konsep sebagai kontruk mental dari
seorang yang ditandai oleh satu atau lebih kata menyatakan konsep khusus.
Dimensi kedua menyatakan konsep sebagai pengertian yang diterima secara
social.Pendidikan di sekolah diarahkan untuk belajar konsep dan struktur
pengetahuan yang saling berhubungan menjadi konsep-konsep dan prinsip-prinsip
yang terorganisir.
Konsep juga dapat didefinisikan dengan bermacam-macam rumusan yang
berbeda dan tentunya antara definisi yang satu dengan definisi yang lain tidak
identic. Sebagai contoh: konsep adalah kumpulan stimulus (benda, peristiwa,
dll)yang mempunyai ciri sama.
Dari uraian tentang definisi konsep tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk
menguasai konsep seseorang harus mampu membedakan antara benda yang satu
dengan benda yang lain, peristiwa yang satu dengan yang lainnya. Seperti yang
dikemukakan oleh Gagne (1984) kemampuan membedakan merupakan prasyarat
untuk mempelajari konsep.
Betapa pentingnya memahami konsep bagi kita dapat dilihat dari
dicantumkannya pemahaman dan penerapan konsep di dalam setiap jenjang strata
pendidikan.Seperti yang dikatakan oleh Briggs, Gagne, dan Wagner (1988)
konsep adalah kemampuan yang memungkinkan manusia dapat berbuat sesuatu.
Ini dapat diartikan bahwa tanpa menguasai konsep bidang studi tertentu, manusia
tidak akan dapat berbuat banyak, dan mungkin kelangsungan hidupnya akan
terganggu.
6
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Tempat yang digunakan untuk melaksanakan penelitian adalah SDN 013
Kepenuhan Kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu
2. Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan peneliti dalam melaksanakan penelitian tindakan
kelas ini selama 2 siklus, yaitu pada tanggal 16 Oktober 2014 (Siklus 1) dan
23 Oktober 2014 (Siklus 2).
3. Mata Pelajaran
Mata pelajaran yang diteliti adalah Bahasa Indonesia dengan pokok
bahasan Mendeskripsikan benda, Kelas II Semester I SDN 013 Kepenuhan
Tahun pelajaran 2014/2015.
4. Jumlah Siswa
Jumlah siswa SDN 013 Kepenuhan Kelas II berjumlah 15 siswa, terdiri
dari 8 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan.
5. Karakteristik Siswa
Latar belakang ekonomi sebagian besar siswa berasal dari keluarga
ekonomi menengah kebawah, pendidikan orang tua pada umumnya SD dan
SMP. hal ini mengakibatkan orang tua menyerahkan sepenuhnya masalah
pendidikan kepada guru di sekolah.
B. Deskripsi Per Siklus
Kegiatan merancangkan melaksanaknakan perbaikan pembelajaran melalui
tindakan kelas ini dilaksanakan 2 siklus untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia
dimana masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu: Planning (perencanaan),
Acting (pelaksanaan), Observing (pengamatan), dan Reflecting (refleksi).
Keempat fase tersebut merupakan satu siklus dalam sebuah penelitian tindakan
kelas yang digambarkan dengan menggunakan model PTK yakni salah satunya
model Riset Aksi Model John Elliot seperti pada diagram berikut ini :
7
Gambar 3.1 model Riset Aksi Model John Elliot
Gambar 3.1 dapat terlihat bahwa Pelaksanaan siklus dalam penelitian
tindakan kelas ini dapat akan terus berputar dan berlanjut hingga tujuan penelitian
tercapai. Penelitian ini dibatasi dalam 2 siklus dengan rincian siklus 1 merupakan
siklus yang harus dilakukan oleh peneliti. Siklus 2 dilakukan dengan asumsi
apabila siklus 1 tidak berhasil, maka akan diperbaiki pada siklus 2. Apabila pada
siklus 1 sudah berhasil, maka siklus 2 dilaksanakan sebagai pemantapan dari
siklus 1.Pemantapan ini bertujuan sebagai penguatan hasil siklus 1.
Siklus 1
a. Planning (perencanaan)
- Menyusun perbaikan pembelajaran
- Menyiapkan gambar binatang
- Menyusun instrument observasi
- Menyusun instrument penelitian
b. Acting (pelaksanaan)
- Siswa diajak menyanyi lagu “kupu-kupu”
- Guru menanyakan binatang yang dimiliki siswa dirumah
- Guru memberikan contoh mendeskripsikan benda, binatang atau
tumbuhan.
- Tiap-tiap kelompok mendeskripsikan (membuat tebakan) benda, binatang
atau tumbuhan secara rinci berdasarkan ciri-cirinya.
8
- Perwakilan kelompok mempresentasikan hasilnya
- Siswa mengerjakan lembar kerja
- Pembahasan lembar kerja
c. Observasing (observasi/pengamatan)
Hal yang diamati oleh peneliti saat proses kegiatan belajar mengajar
berlangsung antara lain:
- Pemahaman siswa tentang mendeskripsikan benda
- Keaktifan siswa dalam diskusi kelompok
- Kekompakkan siswa dalam diskusi kelompok
- Keseriusan siswa dalam mengerjakan tugas
d. Reflecting (refleksi)
Refleksi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana Pelaksanaan Penelitian
Tindakan Kelas pada siklus 1 telah dicapai siswa sesuai harapan peneliti sehingga
penelitian ini dapat dihentikan akat tetapi peneliti menemukan bahwa:
- Pemahaman siswa tentang cara mendeskripsikan benda masih kurang
- Keaktifan siswa masih kurang
- Keseriusan siswa dalam mengerjakan tugas masih kurang
Oleh karena itu peneliti melakukan PTK lagi pada siklus ke 2.
Siklus 2
a. Planning (perencanaan)
- Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP)
- Menyiapkan gambar binatang dan tumbuhan
- Menyusun instrument observasi
- Menyusun instrument penelitian
b. Acting (pelaksanaan)
- Siswa diajak menyanyi lagu “Lihat Kebunku”
- Guru menanyakan bmacam-macam bunga dan binatang yang dimiliki
siswa
- Siswa mengamati macam-macam bunga dan binatang yang ada di
lingkungan sekolah
- Siswa mendeskripiskan bunga yang dipegang guru
9
- Guru membagi siswa menjadi 9 kelompok
- Tiap-tiap kelompok mendeskripsikan benda, binatang dan tumbuhan yang
telah diamati secara rinci berdasarkan ciri-cirinya.
- Perwakilan kelompok mempresentasikan hasilnya di depan kelas
- Siswa mengerjakan lembar kerja
- Pembahasan lembar kerja
c. Observasing (observasi/pengamatan)
Hal-hal yang diamati oleh peneliti saat proses kegiatan belajar mengajar
berlangsung antara lain:
- Pemahaman siswa tentang mendeskripsikan benda
- Keaktifan siswa dalam diskusi kelompok
- Kekompakkan siswa dalam diskusi kelompok
- Keseriusan siswa dalam mengerjakan tugas
d. Reflecting (refleksi)
Pada siklus 2 peneliti berharap bahwa hasil yang telah dicapai oleh siswa
sesuai harapan peneliti akan melakukan penelitian sehingga penelitian dapat
dihentikan karena siswa telah berhasil:
- Menguasai konsep tentang cara mendeskripsikan benda
- Menciptakan kekompakkan dalam diskusi kelompok
- Siswa sudah aktif dan serius dalam mengerjakan tugas
10
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
11
data tersebut maka disimpulkan bahwa metode pembelajaran di kelas belum
berhasil, oleh karena ini peneliti mengadakan penelitian di kelasnya dengan
bantuan teman sejawat kemudian melaksanakan refleksi dan merancang perbaikan
pembelajaran yang akan dilaksanakan pada siklus 1. Setelah pelaksanaan
pembelajaran di siklus I diperoleh data hasil belajar siswa sudah ada peningkatan.
Dari tabel hasil belajar diatas, diperoleh data bahwasanya terjadi peningkatan rata-
rata nilai siswa yakni meningkat menjadi 60. Akan tetapi dari data diperoleh
infrmasi bahwasanya jumlah siswa yang mencapai nilai KKM hanya 6 orang
siswa atau sebesar 40% dari jumlah siswa. Sehingga perlu dilaksanakan refleksi
dan disusun rencana perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan di siklus II.
Selanjutnya dari hasil perbaikan pembelajaran di siklus II maka didapatkan
informasi bahwasanya rata-rata nilai siswa mengalami peningkatan dibandingkan
dengan nilai pada siklus 1, dimana pada siklus II ini diperoleh nilai rata-rata siswa
sebesar 80,3, dengan jumlah siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 13 orang
atau sebesar 86,7% dari jumlah siswa, sedangkan siswa yang nilainya tidak
mencapai KKM sebesar 13,3%. Dengan demikian berarti proses perbaikan
pembelajaran dianggap sudah berhasil dilaksanakan.
Berikut ini grafik yang memperlihatkan peningkatan nilai rata-rata siswa
mulai dari nilai rata-rata siswa pada penilaian pra siklus, penilaian siklus I, dan
penilaian siklus II.
Rata-rata Nilai
90 80.3
80
70 60
60 49.6
50
40
Rata-rata Nilai
30
20
10
0
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Tabel 1. Rata-rata nilai siswa pra siklus, siklus I, dan siklus II.
12
Persentase Siswa Mencapai KKM
80.3
90
80
70
60
40 Persentase Siswa
50
40 Mencapai KKM
30 13.3
20
10
0
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Tabel.2 Persentase siswa mencapai KKM pada pra siklus, siklus I, siklus II
B. Pembahasan Setiap Siklus
Dari tabel tersebut dapat diketahui sebelum perbaikan pembelajaran nilai
siswa sangat rendah dengan nilai 49,6 setelah diadakan perbaikan pembelajaran
pada siklus 1 nilai rata-rata meningkat menjadi 60 tetapi peneliti masih ingin nilai
yang lebih baik lagi yang sesuai dengan harapan. Akhirnya peneliti mengadakan
perbaikan pembelajaran pada siklus 2 dan dari siklus 2 ini diperoleh nilai jauh
diatas standart dan sesuai, dengan nilai rata-rata 80,3.
Peningkatan hasil belajar mulai dari sebelum perbaikan, peningkatan pada
siklus 1 dan perbaikan pada siklus 2 tidak lepas dari bantuan teman sejawat yang
telah memberi bimbingan sehingga peneliti menggunaka strategi pembelajaran
yang diaplikasi dengan kehidupan sehari-hari dan menggunakan metode diskusi
serta memberikan kesempatan bertanya kepada siswa, dengan demikian siswa
lebih mudah untuk memahami materi yang diajarkan.
13
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan selama 2 siklus, maka
dapat diambil beberapa kesimpulan diantaranya sebagai berikut:
a. Dengan menggunakan strategi pembelajaran yang diaplikasikan dengan
kehidupan sehari-hari dapat memudahkan siswa untuk memahami dan
menerima materi yang diajarkan.
b. Dengan metode diskusi kelompok siswa lebih bersemangat dan dapat
berperan aktif dalam kelas
c. Penggunaan system PAKEM dalam pembelajaran dapat menarik perhatian
siswa sehingga siswa merasa senang terhadap pelajaran yang kaitannya
dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
B. Saran
Untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam memahami dan menguasai
pelajaran hendaknya guru harus mampu memilih dan menerapkan strategi
mengajar yang tepat dan menyenangkan agar siswa lebih tertarik sehingga
pelajaran akan mudah diserap dan dipahami dengan baik dan yang lebih penting
tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
14
DAFTAR PUSTAKA
15