PENGANTAR ANTROPOLOGI
(Koentjaraningrat)
OLEH :
NIM : D1A019497
KELAS : I1
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
2019
BAB II
MAKHLUK MANUSIA
Proses mitosis bagi semua sel itu sama saja, kecuali pada sel sel
gamet atau sel sel kelamin. Dari sini sel-sel baru tidak timbul karena
pembelahan dari tiap kromosom, tetapi karena pemisahan dari 46
kromosom menjadi dua golongan, A dan A1 yang masing-masing terdiri
dari 23 kromosom, dan masuk ke dalam dua sel kelamin yang berbeda.
Saat ini merupakan saat yang paling penting karena di sini banyak gen
yang menentukan berbagai ciri tertentu dari organisme, yang akan masuk
ke sel kelamin A atau A1, semua terjadi secara kebetulan belaka. Dengan
demikian, menjadi jelas bahwa hanya sebagian dari ciri-ciri ayah yang
secara kebetulan ada dalam sperma akan membuahi sel telur ibu dan
hanya sebagian dari ciri-ciri ibu yang secara kebetulan berada dalam sel
telur akan dibuahi menjadi bahan bagi organisme keturunan yang baru.
Kala es atau kala glasial adalah zaman ketika seluruh eropa utara
sampai kira-kira garis pegunungan Alpen di Swiss; sebagian dari Asia
Utara; seluruh Kanada dan Amerika Utara; dan ujung selatan Amerika
Selatan, tertutup lapisan es yang tebal (gletcher). Daerah-daerah tersebut
di atas pada Kala Glasial mempunyai iklim yang hampir sama dengan
iklim daerah kutub pada masa sekarang. Saat ini kita hidup dalam suatu
zaman antara Kala Glasial keempat dan kelima dari seri terakhir.
Sebelum pecah perang dunia II, telah ditemukan lebih dari 20 fosil dan
diantaranya ada suatu rangkaian penemuan yang juga menjadi terkenal
sekali, yaitu rangkaian penemuan antara 1931 dan 1934, berupa 14 fosil
pithecanthropus yang terdiri dari 12 tengkorak dan dua tibia, di dekat desa
Ngandong, juga di lembah Bengawan Solo, sebelah utara Trinil, oleh
seorang ahli geologi Jerman bernama G.H.R von Koningswald.
Akhirnya perlu juga disebut suatu penemuan lain yang juga menarik
yang dilakukan oleh G.H.R von Konigswald dalam tahun 1941 di dekat
desa Sangiran juga dalam lapisan bumi pleistosen Tua, suatu fosil yang
berupa bagian rahang bawah yang bersifat rahang manusia, tetapi yang
ukurannya luar biasa besar melebihi ukuran gorilla laki-laki. Karena
besarnya fosil tersebut oleh para ahli diberi nama meganthropus
paleojavanicus.
Salah satu ditemukan pada tahun 1856 dalam suatu gua di lembah
sungai neander dekat kota dusseldorf, jerman dan menjadi terkenal dengan
nama homo neandertalensis. Sebelum Perang Dunia II, fosil-fosil yang
ditemukan di Ngandong malahan juga dianggap sejenis dengan homo
neandertal dan karena itu disebut homo soloensis.
Bekas bekas homo sapiens yang tertua juga terkandung dalam lapisa-
lapisan pleistosen muda yang berarti bahwa makhluk itu hidup pada akhir
Kala Glasial terakhir, atau kurang lebih 80.000 tahun yang lalu. Mulai
zaman setelah itu, yaitu zaman Holosen. Semua penemuan fosil manusia
ditemukan bersama bekas-bekas kebudayaan dan mulai menunjukkan
perbedaan keempat ras pokok yang pada saat itu menduduki muka bumi
ini yaitu: (a) Ras Australoid; (b) Ras Mongoloid; (c) Ras Kaukasoid; (d)
Ras Negroid.
Ciri-ciri lahir seperti warna kulit, warna dan bentuk rambut, bentuk
bagian-bagian wajah dan sebagainya menyebabkan timbulnya pengertian
“ras” golongan manusia yang berdasarkan berbagai ciri fisik secara umum.
Berikut ini suatu klasifikasi yang berasal dari A.L. Koeber, tampak
secara jelas dari sebesar penggolongan rasa-rasa yang terpenting di dunia
dan hubungannya satu sama lain.
1) AUSTRALOID
Penduduk asli Australia
2) MONGOLOID
3) KAUKASOID