Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MAKALAH INDIVIDU

“SINUSITIS”

Blok 13 Keperawatan Medikal Bedah 2

Disusun Oleh :

Ana Bella (20170320062)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
A. Definisi
Sinusitis adalah peradangan pada sinus, dimana kondisi disekitar rongga
hidung mengalami inflamasi atau peradangan. Sinusitis diklasifikasikan
menjadi sinusitis akut ( gejalanya berlangsung 4 minggu), sinusitis subakut
(gejalanya berlangsung 4 – 8 minggu) dan sinusitis kronis (gejalanya
berlangsung lebih dari 8 minggu).

B. Faktor risiko
- Alergi
Inflamasi yang terjadi bersama alergi dapat memblok sinus.
- Deviasi septum nasi
Kondisi ini dapat membatasi aliran sinus dan meciptakan lingkungan
mudah terken infeksi.
- Polip nasal
Pertumbuhan jaringan lunak dapat membatasi aliran nasal dan
memperlambat drainase sehingga dapat membudahkan invfeksi
berkembang.
- Penyakit lain, seperti penderita cystic fibrosa, HIV dan penyakit defisiensi
imun

C. Etiologi
Sinusitis dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri atau jamur. Jika
terjadi pembengkakan pada membran mukosa hidung dapat menyebabkan
obstruksi sinus sehingga cairan mukosa tidak dapat keluar dan mengakibatkan
saluran pembuang tertutup sehingga tercipta lingkungan dimana bakteri atau
virus masuk dan berkembangbiak pada sinus. Virus melukai jaringan sinus
sehingga terjadi kelainan pada serbut sinus dan inflamasi.

D. Patofisiologi
Infeksi oleh virus atau menyerang membran mukosa sinus dan
menyebabkan inflamasi atau peradangan. Inflamasi ini dapat
menyebabkan bebrbagai gejala seperti edema,demam, nyeri kepala,
peningkatan sekresi mukus, ddan unfungsional pada silia. Hilangnya
fungsional dari silia ini menyebabkan obstruksi pada sinus pada nasal
dan obstruksi pada hidung dan mengakibatkan bakteri masuk,
berkembang dan tumbuh dengan baik.

E. Tanda dan gejala


Tanda dan gejala dari sinusitis masih belum jelas dan tidak banyak
sehingga sering terabaikan oleh penderita. Gejalanya diantaranya sebagai
berikut :
- Keluar sekret mukopurulen pada hidung (keluar cairan atau lendir
berwarna hijau).
- Rasa nyeri pada sinus
- Pada sinus maksila terdapat cairan pada tenggorokan karena ingus turun ke
tenggorokan (post nasal drip)
- Buntu hidung
- Rasa nyeri pada kepala
- Suara sengau
- Penciuman terganggu
- Bengkak pada pipi
- Nafas bau
- Lesu dan demam
- Nyeri diantara atau belakang bola mata pada sinus etmoid
- Nyeri pada gigi sampai telinga pada sinus maksila
- Terdapat gumpalan jamur berwarna coklat kehitaman dan kotor dengan
atau tanpa pus di sinus

F. Masalah keperawatan
- Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
- Gangguan menelan
- Nyeri Akut
- Hipertermi
- Defisit pengetahuan
G. Mind map
H. Pengkajian
a. Anamnesa
Anamnesa dapat dilakukan dengan mengkaji pasiean apakah ada keluhan
adanya sumbatan pada hidung, sekret pada hidung, sakit kepala, nyeri
pada wajah, batuk dan iritabilitas (pada anak), demam, dsb.
b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dapat dilakukan inspeksi di rinoskopi anterior dan
rinoskopi posterior dan palpasi untuk mengetahui apakah ada massa dan
nyeri tekan

I. Pemeriksaan penunjang
a. Paranasal sinus X-Ray
b. CT-Scan sinus paranasal
CT-scan aksial dan koronal dapat melihat sinus maksila, rongga hidung,
septum asi dan konka. CT- Scan dapat memperlihatkan sifat dan sumber
masalah pada sinusitis dengan kompilkasi.
c. Nasoendoskopi
Naseoendoskopi dapat mempermudah dam memperjelas pemeriksaan
karena dapat melihat rongga-rongga hidung yang berhubungan dengan
faktor lokal dan penyeab sinusitis dan dapat melihat kelainan pada septum
nasi, konka media dan interior, meatus media, dan juga mengetahui adanya
polip atau tumor.

J. NCP
Diagnosa NOC NIC
Ketidakefektifan Status pernafasan : Manajemen jalan
bersihan jalan nafas ventilasi nafas
b.d mukus berlebihan Setelah dilakukan - Periksa pasien
tindakan untuk
keperawatan 5x24 memaksimalkan
jam Status ventilasi
pernafasan : ventilas - lakukak
pasien normal fisioterapi dada
dengan kriteria hasil Instruksikan untuk
: melakukan batuk
- frekuensi fektif
pernafasan menjadi -kelola nebulizer
16 – 24x/menit - Kelola
- akumulasi sputum pengobatan aerosol
berkurang
- tidak ada gangguan
ekspirasi
- Tidak
menggunakan suara
napas tambahan
- tidak ada suara
nafas tambahan

K. EBN
Terapi aerosol dapat mengobati pasien dengan sinusitis kronis. Terapi
aerosol yang diungkapkan melibatkan pengiriman komposisi terapeutik yang
terdiri dari 500 mg Cefotaxime, 5 mg metilprednisolone, dan 1,5 ml N-
acetilcisteina menggunakan nebulizer air-jet selama 15-20 menit, setiap 8 jam,
selama periode total 15 hari. Air-jet nebulizer menghasilkan diameter partikel
aerodinamis dengan massa rata-rata empat mikron. Guevara et al. melaporkan
tingkat keberhasilan 96%. Namun, Guevara et al. tidak mengungkapkan
penambahan surfaktan untuk membantu pengendapan, penetrasi, dan retensi
antibiotik dalam sinus. Juga dicatat bahwa terapi aerosol dari Guevara et al
membutuhkan perawatan yang sering selama periode waktu yang lama.
(Guevara et al., Analis O. R. L. Iber.-Amer. XVIII, 3: 231-238 (1991))

Anda mungkin juga menyukai