Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

ANALISA KASUS

Pasien datang ke IGD Kebidanan RS Mekarsari pada tanggal 04 Agustus 2019 pukul
22.00 WIB. ibu G1P0A0 mengeluhkan mulas-mulas yang dirasakan sejak 6 jam sebelum
masuk rumah sakit. Mulas dirasakan semakin lama semakin kuat, gerak janin(+), keluar air-
air (-), darah (-). Mulas merupakan salah satu tanda dan gejala inpartu. Tanda dan gejala
inpartu yaitu kekuatan his bertambah, makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi
makin pendek sehingga menimbulkan rasa sakit yang lebih hebat, Keluar lendir dan darah
lebih banyak, Kadang ketuban pecah dengan sendirinya, Pada pemeriksaan dalam serviks
mulai mendatar dan pembukaan lengkap.
Pasien mengaku BAB dan BAK seperti biasa, Keluhan ini tidak disertai dengan demam,
pusing, mual maupun muntah Pasien mengaku sering memeriksakan kehamilan ke bidan, dan
1 minggu sebelumnya pasien memeriksakan kehamilannya ke bidan. Pada saat pemeriksaan
leopold kepala janin berada di atas dan pernah di USG 2 minggu yang lalu sebanyak satu kali
dan hasilnya yaitu sungsang. USG merupakan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui
letak janin dalam kandungan.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum sakit sedang, kesadaran
composmentis, tekanan darah 150/100 mmHg, nadi 88x/menit, respirasi 22 x/menit, suhu
36,5 °C. Di dapatkan hipertensi dalam kehamilan. Hipertensi dalam pada kehamilan adalah
hipertensi yang terjadi saat kehamilan berlangsung dan biasanya pada bulan terakhir
kehamilan atau lebih setelah 20 minggu usia kehamilan pada wanita yang sebelumnya
normotensif, tekanan darah mencapai nilai 140/90 mmHg, atau kenaikan tekanan sistolik 30
mmHg dan tekanan diastolik 15 mmHg di atas nilai normal.
Pada pemeriksaan status generalis dalam batas normal. Pada pemeriksaan obstetrik di
pemeriksaan luar didapatkan TFU 32 cm, DJJ 150 x/menit reguler, his 2x10’x20’’.
Pada pemeriksaan leopold I teraba bagian bulat keras, mudah digerakkan, dan melenting
TFU : 32 cm, leopold II teraba bagian kecil di kiri dan teraba bagian tahanan dan memanjang
di kanan, leopold III teraba bagian lunak tidak bisa digerakkan, leopold IV bagian terendah
janin belum masuk PAP (konvergen).
Diagnosis letak s u n g s a n g pada umumnya tidak sulit. Diagnosis ditegakkan
berdasarkan keluhan subyektif dan pemeriksaan fisik atau penunjang yang telah dilakukan.
Dari anamnesis didapatkan kalau ibu hamil akan merasakan perut terasa penuh dibagian atas
dan gerakan anak lebih banyak dibagian bawah rahim. Dari riwayat kehamilan mungkin

62
diketahui pernah melahirkan sungsang. Sedangkan dari pemeriksaan fisik Leopold akan
ditemukan dari Leopold I difundus akan teraba bagian bulat dan keras yakni kepala, Leopold
II teraba punggung dan bagian kecil pada sisi samping perut ibu, Leopold III-IV teraba
bokong di segmen bawah rahim. Dari pemeriksaan dalam akan teraba bokong atau
dengan kaki disampingnya. Disini akan teraba os sakrum, kedua tuberosis iskii dan anus.
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang/membujur dengan
kepala difundus uteri dan bokong dibagian bawah kavum uteri. Dikenal beberapa jenis
letak sungsang, yakni: Presentasi bokong (frank breech) (50-70%). Pada presentasi bokong
akibat ekstensi kedua sendi lutut, kedua kaki terangkat ke atas sehingga ujungnya terdapat
setinggi bahu atau kepala janin. Dengan demikian pada pemeriksaan dalam hanya dapat
diraba bokong.Presentasi bokong kaki sempurna (complete breech) ( 5-10%). Pada presentasi
bokong kaki sempurna disamping bokong dapat diraba kaki.Presentasi bokong kaki tidak
sempurna dan presentasi kaki (incomplete or footling) (10-30%). Pada presentasi bokong kaki
tidak sempurna hanya terdapat satu kaki di samping bokong, sedangkan kaki yang lain
terangkat ke atas. Pada presentasi kaki bagian paling rendah adalah satu atau dua kaki.
Pada pemeriksaan dalam ditemukan V/V tidak ada kelainan, VT ditemukan portio tebal,
pembukaan(-), ketuban intak, bagian terendah tidak teraba.
Persalinan letak sungsang dengan seksio sesaria sudah tentu merupakan yang terbaik
ditinjau dari janin. Banyak ahli melaporkan bahwa persalinan letak sungsang pervaginam
memberi trauma yang sangat berarti bagi janin. Namun hal ini tidak berarti bahwa semua
letak sungsang harus dilahirkan perabdominam. Persalinan diakhiri dengan seksio sesaria
bila:
1. Persalinan pervaginam diperkirakan sukar dan berbahaya (disproporsi feto pelvic atau
skor Zachtuchni Andros ≤ 3).√√
Skor Zachtuchni Andros
Parameter Nilai
0 1 2
Paritas Primi√ multi -
Pernah letak sungsang Tidak√ 1 kali 2 kali
TBJ > 3650 g 3649-3176 g√ < 3176 g
Usia kehamilan >39 minggu√ 38 minggu < 37 minggu
Station < -3√ -2 -1 atau >
Pembukaanserviks 2 cm√ 3 cm 4 cm

63
≤ 3 : persalinan perabdominam
4 : evaluasi kembali secara cermat, khususnya berat badan janin, bila nilai tetap dapat
dilahirkan pervaginam.
>5 : dilahirkan pervaginam.
Disamping itu dapat dilihat dari faktor-faktor lain nya seperti;
2. Tali pusat menumbung pada primi/multigravida.
3. Didapatkan distosia
4. Umur kehamilan:
Prematur (EFBW=2000 gram)
Post date (umur kehamilan ≥ 42 minggu)
5. Nilai anak (hanya sebagai pertimbangan)
Riwayat persalinan yang lalu: riwayat persalinan buruk, nilai sosial janin tinggi.
6. Komplikasi kehamilan dan persalinan:
Hipertensi dalam persalinan
Ketuban pecah dini.
Simpulan, telah ditegakkan diagnosis G1P0A0 gravida aterm dengan letak sungsang +
janin tunggal hidup intrauterine + presentasi bokong disertai Hipertensi dalam Kehamilan
(HDK) pada Ny. AF, usia 26 tahun, atas dasar anamnesis, pemeriksaan fisik, laboratorium
dan radiologis.

64

Anda mungkin juga menyukai