Anda di halaman 1dari 43

PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE PELINDUNG

TPK SARIMUKTI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Ruang Lingkup


Tata Cara Persiapan Konstruksi Sistem Drainase ini memuat pengertian, ketentuan-
ketentuan umum dan teknik berkaitan dengan persiapan gambar desain, persiapan
lapangan, bangunan kantor dan gudang pengukuran peil, mobilisasi peralatan dan
tenaga kerja, perijinan, serta penjelasan umum menyangkut cara pengerjaan persiapan
konstruksi sistem drainase.

1.2. Pengertian
Yang dimaksud dengan:
1. Pemberi Tugas, adalah instansi atau badan hukum, baik pemerintah maupun non
pemerintah, yang bertindak sebagai pemilik proyek secara keseluruhan, dan
bertanggungjawab pada sektor pendanaan;
2. Direksi Teknik, adalah orang, Pejabat Proyek atau badan hukum yang ditunjuk oleh
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), yang mempunyai kekuasaan penuh untuk
mengawasi dan mengarahkan pelaksanaan pekerjaan, agar dapat tercapai
penyelesaian sebaik-baiknya menurut persyaratan yang ada dalam dokumen
kontrak;
3. Pelaksana pembangunan adalah Kontraktor yang mendapat tugas untuk
melaksanakan pekerjaan pembangunan konstruksi fisik, sesuai dengan rencana dan
spesifikasi pekerjaan yang ditetapkan;
4. Pengawas lapangan adalah staf Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang mendapat
tugas melakukan pengawasan atas nama Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
terhadap pembangunan konstruksi fisik yang dilaksanakan oleh Kontraktor, sesuai
dengan rencana dan spesifikasi pekerjaan yang ditetapkan;
5. Penanggung jawab lapangan adalah staf kontraktor yang bertugas dan bertanggung
jawab untuk mengatur pelaksanaan pekerjaan pembangunan secara keseluruhan,
mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, hingga pasca konstruksi sebelum
diserahkan secara resmi kepada pemilik proyek;
6. Pelaksana logistik (gudang), adalah staf kontraktor yang bertugas dan bertanggung
jawab dalam hal pengadaan bahan, peralatan dan perlengkapan berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan konstruksi;
7. Pelaksana teknis lapangan, adalah staf kontraktor yang bertugas dan bertanggung

Metode Pelaksanaan Pembangunan Saluran drainase Hal. 1


PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE PELINDUNG
TPK SARIMUKTI

jawab dalam hal pelaksanaan pekerjaan konstruksi sehari-hari di lapangan,


berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan konstruksi;
8. Pelaksana administrasi lapangan, adalah staf kontraktor yang bertugas dan
bertanggung jawab dalam bidang administrasi pekerjaan lapangan, monitoring dan
pelaporan kemajuan pekerjaan, surat-menyurat, serta pembuatan dokumen-
dokumen lapangan berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan konstruksi;
9. Mandor adalah staf kontraktor yang bertugas dan bertanggung jawab dalam bidang
pengawasan pelaksanaan pekerjaan lapangan, dan bertanggung jawab penuh kepada
Pelaksana Teknis Lapangan;
10. Kepala tukang, adalah tenaga pelaksana senior yang bertugas mengkoordinir para
tukang dalam bidang keahlian tertentu;
11. Tukang, adalah tenaga pelaksana dalam bidang keahlian tertentu, yang dalam
pelaksanaan tugasnya, langsung dibantu oleh para pekerja;
12. Pekerja atau tenaga buruh, adalah tenaga pendukung dalam pelaksanaan
pembangunan yang tidak termasuk dalam structural organisasi pelaksana lapangan;

Metode Pelaksanaan Pembangunan Saluran drainase Hal. 2


PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE PELINDUNG
TPK SARIMUKTI

BAB II
METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN

2.1. PERENCANAAN LAPANGAN (SITE PLANNING)


Proyek ini merupakan proyek pembangunan saluran drainase pelindung dengan tingkat
kompleksitas yang tinggi pekerjaan ini dilaksanakan, dengan waktu kerja 1 5 0
(seratus lima puluh) Hari Kalender dengan keadaan seperti ini sangatlah diperlukan
pemahaman lapangan serta teknik pelaksanaan yang tepat.
Didalam rencana pembangunan ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan serta
dievaluasi sedini mungkin untuk mendapatkan suatu rencana yang matang dalam
pekerjaan pembangunan saluran drainase pelindung sehingga akan mendapatkan hasil
yang optimal, antara lain :
Pemahaman kondisi lapangan sangat berguna untuk merencanakan lapangan kerja (Site
Planning) untuk mengatur penempatan peralatan dan sarana penunjang lainnya yang akan
digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, misal : Direksi keet, gudang, los
kerja, alat keamanan kerja dan lain-lain. Dalam menempatkan barang dan material
kebutuhan pelaksanaan, baik di gudang maupun di halaman terbuka akan diatur
sedemikian rupa sehingga :
 Tidak mengganggu ketertiban umum,
 Memudahkan pemeriksaaan dan penelitian bahan-bahan oleh konsultan pengawas,
 Tidak menimbulkan polusi suara dan polusi udara yang menggangu kenyamanan
masyarakat sekitar,
 Keamanan terjamin,
 Memudahkan pelaksanaan pada setiap tahapan pekerjaan,
 Tidak menimbulkan masalah kesehatan dan keselamatan kerja.

PEMAHAMAN DAN ORIENTASI LOKASI PROYEK


Sebagai dasar evaluasi dalam penyajian penawaran harga, maka PT. CIPTA CRWON
SIMBOL, dalam hal ini diwakili oleh tim teknik, dipandang perlu untuk memahami situasi
dan kondisi :
1. Akses menuju lokasi proyek.
2. Radius Lokasi proyek terhadap Sumber Material (Material alam atau Material
pabrikan/jadi)

Metode Pelaksanaan Pembangunan Saluran drainase Hal. 3


PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE PELINDUNG
TPK SARIMUKTI

3. Lokasi Proyek yang akan dibangun dan lingkungan sekitar proyek. kultur
masyarakat disekitar lokasi pekerjaan dan hal-hal yang dipandang perlu dan akan
menimbulkan dampak terhadap pelaksanaan proyek.

2.2. MANAJEMEN PROYEK


Setelah memahami kondisi lapangan, maka langkah selanjutnya sebelum terjun ke
kondisi lapangan sebenarnya perlu dibentuk susunan organisasi guna mencapai tujuan
proyek secara keseluruhan, yaitu : Mutu, Waktu, Biaya dan keselamatan kerja.
Pengelola pelaksanaan pekerjaan di proyek ini ditangani oleh tenaga-tenaga terampil
yang sudah berpengalaman dalam penanganan proyek-proyek sejenis, sehingga
keberhasilan pelaksanaan pekerjaan akan benar-benar terjamin, sesuai dengan apa
yang diharapkan oleh semua pihak. Disamping itu, tenaga-tenaga kerja yang akan diikut
sertakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini merupakan tenaga-tenaga terampil.

1. Struktur Organisasi
Pelaksanaan proyek dikelola oleh suatu tim manajemen yang dipimpin seorang Site
Manager dibantu oleh tenaga teknis/Terampil beserta pembantu- pembantunya.

2. Koordinasi
Site Manager memimpin semua kegiatan proyek, baik dibidang administrasi, teknik
dan lain-lain.
 Untuk masalah teknik engineering dan dibantu oleh, Tenaga Ahli bidang Sumber
Daya Air, Ahli Pengukuran, Ahli K3 dibantu oleh Tenaga Teknis.
 Untuk masalah Pelaksanaan dibantu oleh Surveyor.
 Untuk Masalah Keselamatan Kerja dibantu oleh Tenaga Ahli K-3.
 Urusan keuangan, administrasi umum dan personalia, dibantu oleh Bagian
Administrasi proyek beserta stafnya.
 Urusan logistik dan peralatan, dibantu oleh Bagian Logistik dan Peralatan.

Secara organisasi perusahaan, Project Manager bertanggungjawab langsung yang


bertindak sebagai penanggung jawab pelaksanaan proyek. Dengan sistem organisasi
seperti tersebut, maka pelaksanaan proyek akan berjalan dengan lancar, dan
menyelesaikan pekerjaan akan dapat tercapai dalam waktu yang ditentukan dan
dengan mutu yang diharapkan. Hal tersebut benar-benar menjadi perhatian dan
semboyan kami, sebab apabila terjadi keterlambatan didalam menyelesaikan proyek
ini, akan mengakibatkan kerugian moril maupun material, bagi PT. CIPTA CROWN

Metode Pelaksanaan Pembangunan Saluran drainase Hal. 4


PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE PELINDUNG
TPK SARIMUKTI

SIMBOL sebagai pelaksana/Penyedia Jasa Konstruksi.

2.3. METODE PENCAPAIAN SASARAN


Dalam tujuan untuk mencapai sasaran yang dikehendaki terdapat hal-hal yang
perlu dikendalikan, antara lain pengendalian mutu dan pengendalian material. Dimana
kedua hal tersebut di atas tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain untuk
mencapai hasil yang optimum.

2.3.1. Pengendalian Mutu


Pengendalian mutu proses konstruksi harus diarahkan pada upaya untuk
memenuhi persyaratan dan segenap kebutuhan pemberi tugas. Seperti diketahui
kebutuhan tersebut dinyatakan dalam bentuk kriteria perencanaan yang akan memandu
keseluruhan proses rekayasa, perencanaan, dan penyusunan spesifikasi teknis.
Pengendalian mutu bersifat mendasar dan harus diterapkan pada seluruh tahapan
proyek, baik pada perencanaan maupun konstruksi fisiknya. Agar upaya pengendalian
mutu secara menyeluruh dapat terlaksana baik maka seluruh tahap perencanaan dan
pengambilan keputusan, langkah demi langkah, dihubungkan dengan titik-titik kontrol
di mana perencanaan yang sedang dikembangkan ditinjau secara formal.
Hal ini penting dilakukan pembahasan pada setiap akhir suatu tahapan atau
selang diantaranya. Kesempatan pembahasan selain merupakan titik-titik kontrol atau
saat untuk menguji fakta yang terungkap, juga sekaligus digunakan untuk
melaksanakan fungsi koordinasi serta pengendalian mutu melalui pemantauan dan
pengawasan, sebagaimana asas pengendalian secara umum, prosesnya menyangkut
kegiatan-kegiatan :
(1) Menetapkan standar untuk menilai kemajuan konstruksi, biasanya melalui
perencanaan dan spesifikasi teknis.
(2) Upaya pengukuran penyimpangan terhadap standar sedini mungkin.
(3) Tindak lanjut perbaikan atau meminimalkan dampak yang merugikan.
(4) Merevisi perencanaan dalam rangka menyempurnakan standar.

Metodologi yang dipakai sejak upaya mendokumentasikan peraturan-peraturan


yang berlaku, penetapan spesifikasi teknis perencanaan yang yang profesional, sampai
prosedur pengambilan sampel untuk keperluan berbagai pengujian seperti uji kuat
beton, jenis tanah, mutu pengelasan, kuat baut, dan menyangkut berbagai macam
dimensi konstruksi lainnya. Sudah selayaknya apabila upaya pengendalian mutu
mendapatkan cukup perhatian karena keterkaitannya erat dengan segi – segi

Metode Pelaksanaan Pembangunan Saluran drainase Hal. 5


PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE PELINDUNG
TPK SARIMUKTI

pembiayaan, perencanaan, pengadaan, dan rekayasa nilai. Semakin tinggi tuntutan


mutu, tentu memerlukan pembiayaan kegiatan yang meningkat.
Sedangkan pada tahap pelaksanaan konstruksi fisik upaya penerapan
pengendalian mutu diwujudkan melalui metode pelaksanaan konstruksi, penyediaan,
pengawasan, dan inspeksi pekerjaan. Pada prinsipnya maksud pengendalian mutu
adalah:
1. Mengarahkan agar pelaksanaan konstruksi sesuai dengan spesifikasi teknis dan
dokumen kontrak.
2. Mencakup pertimbangan ekonomi dalam penetapan jenis material dan metode
konstruksi yang dipakai dengan memastikan bahwa perencanaannya telah
memenuhi syarat peraturan bangunan.
Unsur utama sebagai pengendali mutu selama tahap konstruksi fisik adalah
pengawas lapangan, yang mana bertanggung jawab agar kegiatan harian kontraktor
memberi hasil akhir sesuai dengan spesifikasi teknis kontrak. Sebagai contoh, pengawas
akan memeriksa apakah material dasar yang dipakai untuk membuat beton telah
memenuhi standar, bahwa material dicampur dengan perbandingan perbandingan
unsure yang benar, dan bahwa telah dilakukan pengujian terhadap sample adukan
beton, dan sebagainya. Kadang-kadang juga diperlukan bagi perencana dan para ahli
yang terlibat untuk melakukan inspeksi dan pemeriksaan pekerjaan langsung di
lapangan. Sehingga seringkali bermanfaat untuk menyusun program pengendalian
berupa bagan matriks tanggung jawag yang menunjukan kapan, di mana, dan oleh
siapa pemeriksaan di perlukan.
Biaya konstruksi dimaksudkan untuk pembiayaan tenaga kerja terampil,
peralatan, material, metode dan pengawasan. Sedangkan biaya pengendalian mutu
adalah pembiayaan untuk memonitor dan memeriksa mutu, termasuk untuk
membetulkan, mengganti, atau memperbaiki kerusakan yang terjadi. Peningkatan
kesesuaian mutu adalah upaya agar mutu meningkat sehingga sesuai benar dengan
standar ketentuan menurut spesifikasi teknis. Sudah tentu untuk tuntutan mutu yang
semakin tinggi jelas akan memerlukan upaya yang lebih berat.
Dengan demikian untuk mengupayakan peningkatan mutu pekerjaan langsung
dari sumber daya dan metode konstruksi, perlu ditopang dengan anggaran keuangan
lebih banyak. Atau dengan lain kalimat, biaya langsung konstruksi akan menjadi
semakin meningkat. Sementara itu, untuk memproses pekerjaan atau barang dengan
standar rencana mutu yang semakin menurun atau berkurang. Maka dengan berpijak
pada dua keadaan pembiayaan dengan pola yang berbeda tersebut, tentunya harus
diupayakan prinsip optimalisasi untuk menetapkan standar mutu terbaik yang dapat

Metode Pelaksanaan Pembangunan Saluran drainase Hal. 6


PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE PELINDUNG
TPK SARIMUKTI

dicapai dalam setiap perencanaan tertentu. Mutu optimum dicapai apabila jumlah biaya
merupakan nilai yang minimum.

2.3.2. Pengendalian Material


Pengadaan menurut arti luas mencakup pembelian peralatan, perlengkapan,
material, tenaga kerja, dan segala macam bentuk jasa, yang diperlukan untuk
proses konstruksi. Termasuk juga kegiatan-kegiatan penunjang yang terkait dengannya
seperti pengiriman dan transportasi, pemaketan, penanganan selama diangkut,
perawatan, pergudangan, asuransi dan jaminan, kelengkapan dokumen, penagihan, dan
pembayarannya. Seluruh proses pengadaan beserta kegiatan yang terkait tersebut selalu
muncul dalam setiap tahapan proses konstruksi.
Kegiatan pengadaan material dapat berkisar sejak dari tata cara pemenuhuan
kebutuhan seketika dengan cara sederhana, sampai berbentuk program kompleks yang
mungkin melibatkan proses pembuatan dan pengiriman yang tidak lagi bisa
dikatakan mudah. Proses pengadaan yang digolongkan kompleks banyak memakan
waktu, biaya serta pemikiran, yang tidak jarang sangat membingungkan bahkan
berpotensi mengancam keterlambatan proyek secara keseluruhan. Dengan demikian
proses pengadaan dapat melibatkan sesuatu yang jauh lebih kompleks ketimbang
hanya sekedar memperoleh barang yang termurah bagi kepentingan proyek.
Program pengadaan memerlukan pengetahuan mutakhir mengenai jenis
material dan peralatan yang memenuhi standar spesifikasi tetapi masih bisa
diperoleh dengan biaya modal dan operasi yang terendah. Apabila tidak ditangani
dengan baik, proses pengadaan material dan peralatan selalu berpotensi mengundang
permasalahan yang tidak dikehendaki. Selama proses konstruksi selalu saja muncul
gejala kelangkaan periodik atas material-material yang diperlukan, berupa material
dasar atau barang jadi baik yang asalnya lokal maupun impor.
Cara penanganan sangat bervariasi tergantung pada kondisi proyek, sejak
yang ditangani langsung oleh staf khusus dalam organisasi sampai berbentuk
pembagian porsi tanggung jawab diantara pemberi tugas, kontraktor dan subkontraktor.
Sehingga penawaran barang atau material untuk suatu proyek dapat datang dari
subkontraktor, pemasok/agen, importir, produsen atau industri, yang kesemuanya
mengacu pada dokumen perencanaan dan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan.
Dalam proses pengadaan material, peralatan dan perbekalan yang dapat
dikelompokkan sebagai barang-barang sederhana, kegiatan pemesanan atau pembelian
biasanya didasarkan pada surat perintah kerja (SPK) berbentuk kontrak pendek. Cara
tersebut biasanya dipakai pula untuk pengadaan jasa tenaga kerja seperti jasa

Metode Pelaksanaan Pembangunan Saluran drainase Hal. 7


PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE PELINDUNG
TPK SARIMUKTI

mandor atau keahlian khusus untuk pengukuran, penyelidikan tanah, pengujian beton,
dan sebagainya.
Sedangkan untuk pengadaan barang-barang yang tidak sederhana harus
ditempuh dengan menggunakan perjanjian kontrak yang lebih lengkap, dapat berupa
kontrak pembelian, pemasokan, ataupun sewa untuk peralatan. Sebagaimana lazimnya
prosedur penyusunan kontrak, dalam rangka pengendaliannya sudah tentu harus
melalui pengajuan daftar permintaan, proses prakualifikasi, penawaran, dan sebagainya.
Untuk menempuh prosedurkontrak lengkap, penting untuk diperhatikan adalah
kelengkapan dan kelancaran arus informasi sehingga kesemuanya dapat berlangsung
serba jelas, terinci, detail, dan bersifat transparan. Terutama jika harus mengait
kewajiban-kewajiban penting seperti asuransi, garansi atau bentuk jaminan lainnya,
syarat mutu tinggi, jadwal waktu ketat, pelayanan purna jual, dan sebagainya.
Meskipun ditempuh melalui cara kontrak, karena fluktuasi harga atau biaya
material bergerak sangat dinamis dari masa ke masa, biasanya selalu melalui tahapan
negosiasi dan pembandingan harga sebelum diwujudkan perjanjian kontraknya.
Walaupun metodenya berbeda- beda untuk masing-masing proyek, tetapi yang jelas
diperlukan penataan mekanisme dan prosedur pengadaan material secara mangkus
untuk setiap proyek, terutama berkaitan dengan dengan system pengendalian yang
berlaku.
Proses pengadaan material merupakan komponen dari system penjadwalan dan
pengendalian yang tersusun mewujudkan hubungan yang saling tergantung erat
dan berpengaruh satu sama lainnya. Apabila terjadi keterlambatan dalam pembelian
dan pengadaan material akan berdampak langsung berupa kekacauan operasi
konstruksi terutama dalam hal pengerahan sumber daya lainnya. Berpijak pada
kenyataan keadaan yang sangat tergantung tersebut, akan lebih baik apabila
penjadwalan kegiatan pengadaan dijadikan satu dengan operasi konstruksi. Pada
penjadwalan cara jaringan kerja dengan lintasan kritis misalnya, dicantumkan pula
kegiatan- kegiatan pengadaan sehingga dapat diikuti dengan jelas kapan sesuatu
proses pengadaan material tertentu harus sudah dimulai, dan kapan saat paling lambat
sesuatu material harus sudah tersedia dilapangan, dan seterusnya.
Dengan cara demikian akan terlihat jelas betapa sangat berpengaruhnya
kegiatan pengadaan terhadap operasi konstruksi keseluruhan, bahkan mungkin
termasuk sebagai kegiatan yang terletak pada lintasan kritis misalnya, dicantumkan
pula kegiatan-kegiatan pengadaan sehingga dapat diikuti dengan jelas kapan sesuatu
proses pengadaan sehingga dapat diikuti dengan jelas kapan sesuatu proses
pengadaan material tertentu harus sudah dimulai, dan kapan saat paling lambat

Metode Pelaksanaan Pembangunan Saluran drainase Hal. 8


PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE PELINDUNG
TPK SARIMUKTI

sesuatu material harus sudah tersedia dilapangan, dan sebagainya.


Pada proyek-proyek konstruksi bangunan infrastruktur atau industri yang tidak
terlalu rumit, kira - kira 60% dari pembiayaan proyek dibelanjakan untuk keperluan
pengadaan material. Mengingat porsi biaya pengadaan material cukup besar, maka
sudah selayaknya lah jika diberikan cukup perhatian dalam upaya pengendaliannya.
Landasan pengendalian biaya pengadaan material berbeda dengan yang diterapkan
pada pengendalian biaya tenaga kerja dan peralatan. Untuk pengadaan tenaga kerja dan
peralatan, pengendalian biaya lebih didasarkan pada kriteria yang berkaitan dengan
pencapaian tingkat produktivitas kinerjanya.
Sedangkan untuk pengadaan material lebih didasarkan pada pengendalian dan
pemantauan terhadap komitmen-komitmen yang telah dibuat atau ditetapkan. Sehingga
sebagai umpan balik adalah informasi-informasi yang berkaitan dengan : permintaan
kebutuhan, penawaran, kuotasi harga, pesanan pembelian, subkontrak pengadaan,
dokumen pengiriman, dokumen penerimaan, dokumen pengujian, faktur- faktur dan
sebagainya. Sebagai misal, sewaktu menerbitkan surat perintah (pesanan) pembelian
merupakan saat-saat ditegakkannya komitmen mengenai volume material, harga,
maupun biayanya. Justru pada saat komitmen-komitmen tersebut ditegakkan, program
pengendalian harus diterapkan dan segera dapat berfungsi.
Jika program pengendalian didasarkan pada penyerapan dana dari
pembelanjaan aktual, sudah tentu akan selalu dalam posisi terlambat dan sukar untuk
mengantisipasi penyimpangan yang muncul. Seringkali masih dijumpai bahwa
pengendalian biaya dilakukan melalui pemeriksaan rekening-rekening atau kuitansi
pembelian atau pembelanjan. Bagaimanapun, jika pemeriksaan didasarkan pada
kuitansinya berarti barang atau material yang dimaksud sudah terlanjur dibeli.
Pembelanjaan sudah tidak bisa dicegah lagi, sedangkan tataran komitmen yang
dihadapi sudah meningkat menjadi komitmen pembayaran. Manfaat pengendalian
biasanya lebih ditujukan hanya untuk menilai reputasi para pelakunya ketimbang
dimaksudkan untuk mengendalikan sistemnya. Dengan demikian penjadwalan
pengadaan material harus dikendalikan melalui:
1. pengendalian permintaan kebutuhan,
2. Jadwal penerbitan pesanan pembelian atau lazim disebut order pembelian,
3. Laporan status periodik tentang proses produksi dan pengiriman material,
4. Laporan gudang mengenai pengeluaran dan penerimaan material di lapangan,
5. Laporan dan rekaman mengenai komitmen biaya dan pembelanjaan.
Keseluruhan program pengendalian tersebut dapat dilaksanakan dengan mudah
berupa kurva, bagan, tabel, atau laporan tulisan, untuk dipakai sebagai bahan bandingan

Metode Pelaksanaan Pembangunan Saluran drainase Hal. 9


PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE PELINDUNG
TPK SARIMUKTI

antara rencana dan hasil pencapaian aktualnya. Kemudian suatu prinsip penting lainnya
adalah bahwasanya program pengendalian tersebut harus dipertahankan agar selalu
terpadu dengan system akuntansi yang berdasar pada kegiatan konstruksi. Sehingga
program harus terpadu dengan elemen pekerjaan, system penomeran gambar, kode-
kode bangunan, kode tagihan biaya, dan harus dapat dengan mudah dihubungkan
dengan setiap kebutuhan lapangan aktual.
Harap dicatat, sebenarnya sebagian besar dari harga material sudah ditentukan
oleh perencana, kecuali jika terjadi penyimpangan khusus untuk material tertentu.
Sehingga upaya pengendalian biaya sebetulnya sudah dipermudah karenanya. Hanya
saja mungkin masih perlu dilengkapi dengan penetapan prosedur dan mekanisme
pelaksanaan pengadaan dihubungkan dengan program pengendalian.

2.3.3. Sistem Pengendalian Proyek


Sarana pengendalian merupakan satu yang sangat diperlukan untuk menjamin
keberhasilan pelaksanaan pekerjaan. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai,
segala sesuatu yang ada hubungannya dengan pengendalian dipersiapan dan
dituangkan dalam bentuk daftar–daftar isian (formulir-formulir) pengendalian,
yang mengacu pada jadwal pelaksanaan pekerjaan yang berupa barchart.

2.3.4. Pemilihan Alat


Pemilihan peralatan yang tepat baik dari segi jenis, jumlah maupun
kapasitas alat serta sesuai dengan kondisi lapangan akan menjamin tercapainya
sasaran pelaksanaan pekerjaan yakni tepat biaya, tepat mutu dan tepat waktu.

2.3.5. Bahan/ Peralatan


Kebutuhan bahan proyek ini akan disupply sesuai dengan kebutuhan dilapangan
mengingat area yang tersedia sangat terbatas. Sebelum melakukan pemesanan
barang/ material, maka contoh ataupun brosur, harus mendapat
persetujuan dari pihak pengawas terlebih dahulu.

2.3.6. Tenaga kerja


Tenaga yang digunakan dalam penanganan proyek ini terdiri atas ;
 Site Manager
 Pelaksana Bidang Sumber Daya Air
 Tenaga Pelaksana Pengukuran
 Tenaga Ahli K3

Metode Pelaksanaan Pembangunan Saluran drainase Hal. 10


PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE PELINDUNG
TPK SARIMUKTI

 Logistik
 Drafter
 Administrasi
 Mandor
 Tukang
 Pekerja (labour)
Tenaga inti yang digunakan merupakan tenaga pilihan yang sering menangani
proyek- proyek dengan pekerjaan-pekerjaan yang sejenis.

2.3.7. Pengamanan ( Security )


Untuk pengawasan dan pengamanan proyek ini, PT. CIPTA CROWN SIMBOL
akan menyediakan tenaga keamanan sesuai dengan kebutuhan, yang bertugas
dalam hal :
 Pengawasan terhadap pekerja
 Pengawasan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk mencegah
pencurian
 Menjaga keamanan para petugas proyek terhadap gangguan/ancaman dari
pihak luar, serta mencegah kemungkinan terjadinya keributan internal.
 Menjaga kelancaran lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan akibat
pembangunan.

2.3.8. Pengendalian Mutu ( Quality Control )


Untuk menjamin agar diperoleh hasil yang baik sesuai dengan mutu yang
disyaratkan, perlu dilakukan pengendalian mutu (Quality control) dengan cara
melakukan pemeriksaan secara teratur, baik terhadap bahan-bahan yang
digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadap cara pelaksanan
sendiri.disesuaikan dengan rekayasa metode pelaksanan.
Kelangsungan suatu proyek tergantung metode pelaksanaan, oleh sebab itu
setiap pelaksanaan proyek haruslah direncanakan oleh seorang yang betul-
betul menguasai teknik pengorganisasian (manajemen) proyek dan mampu
menerapkan hasil pemikirannya di lapangan serta didukung oleh sumber daya
yang kompeten dalam mengaplikasikan metode pelaksanaan dengan kenyataan
di lapangan.

Metode Pelaksanaan Pembangunan Saluran drainase Hal. 11


PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE PELINDUNG
TPK SARIMUKTI

2.3.9. Perijinan
Perijinan adalah proses permohonan dan pengajuan ijin penggunaan fasilitas
umum, sumber alam yang ada disekitar lokasi pekerjaan yang dilakukan secara
resmi oleh kontraktor atau Direksi Teknik, berkaitan dengan pemanfaatannya
untuk mendukung kelancaran penyelesaian pekerjaan. Beberapa bidang yang
memerlukan perijinan khusus terdiri dari beberapa hal sebagai berikut:
1. Ijin penggunaan air dari sumber air dan atau pembuatan boring air tanah;
2. Ijin pembongkaran bangunan yang lebih lanjut akan diikuti dengan perbaikan
kembali;
3. Ijin pengambilan sumber material seperti tanah, pasir, kerikil dan batu
yang ditujukan secara resmi kepada pemerintah daerah setempat;
4. Ijin pelaksanaan mobilisasi peralatan, terutama alat berat;
5. Ijin dan pemberitahuan tentang pelaksanaan pekerjaan kepada aparat
pemerintah daerah setempat;
6. Ijin dan pemberitahuan kepada aparat keamanan berkaitan dengan
permohonan;
7. Bantuan pengarnanan disekitar lokasi pekerjaan.

Metode Pelaksanaan Pembangunan Saluran drainase Hal. 12


PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE PELINDUNG
TPK SARIMUKTI

BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1. Pekerjaan Tanah


3.1.1 Galian Tanah
Keseluruhan penampang bak kontrol dan saluran drainase memiliki bentuk dan
ukuran yang tidak sesuai dengan kapasitas yang diperlukan. Sehingga perlu ada
penggalian yang disesuaikan dengan gambar rencana. Material hasil galian
dibuang ke disposal area yang sudah ditentukan dan material yang memenuhi
syarat (kadar lumpur <5%) digunakan sebagai timbunan.

Material yang digunakan :


1. Papan dan kayu untuk bouwplank
2. Peralatan yang digunakan
a. Peralatan Ukur (theodholit, waterpass dan bak ukur). Untuk menentukan
as dan lebar saluran serta elevasi dasar saluran serta elevasi dasar saluran.
b. Back hoe (excavator) untuk menggali tanah bak kontrol dan saluran
sekaligus memuat ke atas dump truck.
c. Dump truck untuk mengangkut tanah galian ke disposal area.
d. Bulldozer untuk meratakan tanah di disposal area.
3. Urutan Pelaksanaan
a. Pemasangan bouwplank untuk menentukan as dan elevasi dasar saluran.
b. Penggalian tanah menggunakan alat back hoe (excavator).
c. Pengangkutan (hauling) dengan menggunakan dump truck.
d. Penyebaran (perataan) dengan menggunakan Bulldozer di lokasi Disposal
Area.

Metode Pelaksanaan
a. Penggalian dengan menggunakan back hoe.
 Dimensi galian untuk bak kontrol sesuai dengan gambar rencana.

Metode Pelaksanaan Pembangunan Saluran drainase Hal. 13


PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE PELINDUNG
TPK SARIMUKTI

Gambar 1. Denah Bak Kontrol BK-02

Gambar 2 Pekerjaan Galian Bak Kontrol BK-02 dan BK-03

Metode Pelaksanaan Pembangunan Saluran drainase Hal. 14


PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE PELINDUNG
TPK SARIMUKTI

Gambar 3. Denah Bak Kontrol BK-04

Gambar 4. Pekerjaan galian Bak Kontrol BK-04

Metode Pelaksanaan Pembangunan Saluran drainase Hal. 15


PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE PELINDUNG
TPK SARIMUKTI

b. Pengangkutan tanah hasil galian dengan menggunakan Dump truck untuk


dibuang ke lokasi Disposal Area.

Gambar 5. Pekerjaan Pembuangan Tanah

c. Tanah galian yang memenuhi syarat digunakan sebagai timbunan, sedangkan


tanah yang tidak memenuhi syarat di buang ke disposal area kemudian
diratakan dengan buldozer dan dipadatkan dengan vibratory roller.

3.2. Pekerjaan Drainase


Pelaksanaan Pekerjaan saluran drainase dilaksanakan oleh kontraktor pelaksana yang
meliputi:
a. Pre construction meeting antara kontraktor dengan pemberi tugas.
b. Review desain, sebagai tindakan pemeriksaan terhadap hasil perencanaan.
c. Administrasi proyek, yang meliputi pembuatan time schedule pelaksanaan proyek,
penyelesaian izin ke stakeholders, dll.
d. Pembuatan shop drawing dan metode konstruksi.
e. Pekerjaan Persiapan, yang meliputi: koordinasi dengan stakeholder terkait,
pembuatan papan nama proyek, pembuatan pagar proyek, pembuatan direksi keets,
pembuatan gudang, instalasi listrik.
f. Pekerjaan Pendahuluan, yang meliputi : pengukuran lokasi, penetapan bench mark,
pembuatan uitzet bouwplank.
g. Pekerjaan kisdam (cofferdam) dan pengeringan dengan pembuatan saluran
pengelak (diversion channel).
h. Pekerjaan galian tanah untuk pondasi dan untuk saluran peralihan.
i. Pekerjaan pengurugan tanah untuk pasangan batu.
j. Pekerjaan pasangan batu, yang terdiri dari pasangan pondasi batu kali
k. Pekerjaan plesteran dan acian, yaitu pekerjaan untuk menghaluskan permukaan
bangunan dan menahan dari cuaca.
l. Penutupan diversion channel.

Metode Pelaksanaan Pembangunan Saluran drainase Hal. 16


PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE PELINDUNG
TPK SARIMUKTI

m. Pembuatan as built drawing.


n. Operasi dan pemeliharaan, yaitu pekerjaan setelah konstruksi berakhir.
Atau secara skematis dapat digambarkan, sebagai berikut:

Gambar 6. Skema Pembangunan Pasangan Batu

Dalam melaksanakan semua pekerjaan yang didefinisikan dalam RKS, kontraktor wajib
mengikuti semua ketentuan yang ada dalam spesifikasi teknis pekerjaan.

Gambar 7. Site Plan pekerjaan Saluran drainase

Metode Pelaksanaan Pembangunan Saluran drainase Hal. 17


PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE PELINDUNG
TPK SARIMUKTI

Dalam melaksanakan semua pekerjaan yang didefinisikan dalam RKS, kontraktor wajib
mengikuti semua ketentuan yang ada dalam spesifikasi teknis pekerjaan.

Gambar 8. Detail Pekerjaan Dinding Penahan Tanah

Gambar 9. Detail Pekerjaan Saluran Drainase

Gambar 10. Gambar denah Bak Kontrol

Metode Pelaksanaan Pembangunan Saluran drainase Hal. 18


PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE PELINDUNG
TPK SARIMUKTI

3.3. Pekerjaan Struktur


3.3.1. Pekerjaan Beton
1. Umum
a. Beton adalah campuran antara semen, pasir, split dan air secukupnya dimana
akan didapatkan pemakaian semen yang sedikit mungkin pada penyelesaian
pekerjaan. Beton yang dihasilkan haruslah bermutu baik, padat, tahan lama
serta mempunyai kekuatan sesuai dengan ketentuan dan mempunyai ciri - ciri
khusus lain seperti yang disyaratkan.
b. Perbandingan antara pasir dan split tergantung dari pada gradasi ( tingkatan )
bahan itu sendiri, tetapi hasil akhir yang harus dicapai adalah bahwa pasir
harus selalu dalam jumlah sesedikit mungkin sehingga apabila dicampur atau
diaduk dengan semen akan menghasilkan adukan yang cukup untuk mengisi
kekosongan yang terdapat dan ada diantara batuan kasar (split), serta masih
ada sedikit kelebihan untuk penyelesaian akhir daripada beton tersebut.
c. Untuk menjaga agar didapatkan kekuatan beton yang optimal dan ketahanan
daripada beton tersebut, jumlah pemakaian air yang dipakai didalam adukan
beton tersebut haruslah dalam jumlah yang sesedikit mungkin dimana akan
memberikan hasil yang memuaskan didalam pelaksanaan dan mudah untuk
dikerjakan.
d. Semua bahan-bahan, pemeriksaan beton dan lain-lain yang termasuk didalam
spesifikasi ini akan selalu didasarkan pada P.B.I. tahun 1971.
e. Campuran beton yang dihasilkan oleh perusahaan pencampur beton (ready
mixed) yang memenuhi persyaratan dan sesuai dengan spesifikasi ini dapat
pula diterima dengan adanya persetujuan terlebih dahulu dari Direksi /
Konsultan Pengawas.

2. Bahan – Bahan Beton


a. Semua bahan beton yang akan dipergunakan haruslah bahan – bahan yang
benar – benar mempunyai mutu terbaik diantara semua bahan beton yang
tersedia, serta harus selalu memenuhi persyaratan SNI 03 – 2847 – 2002.
b. Sebelum memulai pekerjaan beton, terlebih dahulu Kontraktor harus
memberikan contoh dari bahan – bahan beton yang akan dipakai untuk
mendapatkan persetujuan terlebih dahulu. Kontraktor dilarang dan tidak
diperbolehkan memesan bahan-bahan beton atau mendatangkan bahan - bahan
beton didalam jumlah besar sebelum ada persetujuan terlebih dahulu untuk
setiap macam atau jenis bahan yang akan dipakai.

Metode Pelaksanaan Pembangunan Saluran drainase Hal. 19


PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE PELINDUNG
TPK SARIMUKTI

a. Direksi/ Konsultan Pengawas akan menyimpan contoh – contoh bahan beton


yang telah disetujui sebagai standar (patokan), dimana contoh tersebut akan
digunakan sebagai bahan pemeriksa pada saat adanya penerimaan bahan –
bahan beton. Kontraktor dilarang untuk mengadakan penyimpangan dari
pengiriman bahan yang tidak sesuai dengan contoh yang telah disetujui tersebut,
kecuali telah ada persetujuan terlebih dahulu.
b. Setiap macam bahan beton yang tidak disetujui dan tidak diterima maka
Kontraktor harus mengeluarkan atau memindahkan bahan beton tersebut
dari lokasi proyek atas beban atau biaya Kontraktor sendiri.

Semen
a. Yang dimaksud dari semen adalah Portland Cement seperti yang disebutkan
pada SNI 03 – 2847 – 2002.
b. Semen yang akan dipergunakan harus diperoleh dari pabrik yang telah disetujui
oleh Direksi/Konsultan Pengawas, serta harus dikiriKonsultan Pengawasan ke
lokasi proyek dengan cara pembungkusan yang baik, atau dalam kantong
yang masih benar - benar tertutup rapat.
c. Apabila dikehendaki oleh Direksi/Konsultan Pengawas, Kontraktor supaya
mengiriKonsultan Pengawasan kepada Direksi/ Konsultan Pengawas, tembusan
dari konsinyasi semen yang menyatakan nama pabrik dari semen tersebut,
sertifikat hasil test dari pabrik yang menyatakan bahwa konsinyasi tersebut
telah diadakan testing serta dianalisa dan sesuai dengan segala sesuatu yang
telah disebutkan dalam standardisasi.
d. Semen harus disimpan didalam tempat yang tertutup bebas dari kemungkinan
kebocoran air, dan dilindungi dari kelembaban sampai waktu penggunaan. Segala
sesuatu yang menyebabkan rusaknya semen seperti menjadi padat atau
menggumpal atau rusaknya kantong semen, maka semen tersebut tidak bisa
diterima dan tidak boleh dipergunakan lagi.
e. Semen akan dikenakan pula terhadap pemeriksaan tambahan yang sesuai
dengan standardisasi yang diperkirakan/dipandang perlu oleh Direksi
/Manajemen Konstruksi, dan Direksi/Konsultan Pengawas mempunyai hak untuk
menolak atau tidak menggunakan semen yang tidak memenuhi syarat dengan
mengabaikan sertifikat yang diberikan oleh pabrik pembuat.
f. Semua semen yang ditolak atau tidak boleh dipergunakan harus dikeluarkan
dari lokasi proyek dengan segera atas biaya Kontraktor tanpa adanya alasan
apapun.

Metode Pelaksanaan Pembangunan Saluran drainase Hal. 20


PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE PELINDUNG
TPK SARIMUKTI

g. Kontraktor harus mengirim hasil test serta mengadakan yang dikehendaki oleh
Direksi/Konsultan Pengawas dalam hal yang berhubungan dengan hasil
pemeriksaan.
h. Setiap waktu Kontraktor harus menjaga persediaan semen di lokasi kerja, atau
dengan kata lain persediaan semen harus selalu cukup sesuai dengan kebutuhan
dan mengijinkan untuk diadakan pemeriksaan pada saat diperlukan.
i. Kontraktor harus melengkapi serta mendirikan tempat yang sesuai untuk tempat
penyimpanan semen, yang benar - benar harus kering, mempunyai ventilasi yang
baik, terlindung dari pengaruh cuaca serta cukup untuk menyimpan dan
menimbun semen dalam jumlah yang besar. Lantai dari gudang penyimpanan
semen paling sedikit harus 30 cm diatas tanah, atau setidak-tidaknya diatas
genangan air yang mungkin akan terjadi diatas tanah tersebut. Pengangkutan
semen ke lokasi proyek dengan lori atau kendaraan lainnya harus benar-benar
dilindungi dengan terpal atau bahan penutup yang tahan air lainnya. Semen
harus dipergunakan secepat mungkin setelah pengiriman, dan apabila terdapat
semen yang sudah lembab atau menggumpal, yang menurut Direksi / M K sudah
tidak bisa dipakai lagi dikarenakan pengaruh kelembaban udara atau hal lain,
akan ditolak dan harus dikeluarkan dari lokasi proyek atas biaya Kontraktor.

Split/Batu Pecah
a. Split atau batu pecah yang dipakai harus sesuai dengan SNI 03 – 2847 – 2002.
1. Untuk struktur atas atau pembetonan yang mempunyai volume besar, split
yang dipakai harus ukuran 5 mm sampai dengan 30 mm. Penggunaan batuan
lain yang sifatnya campuran tidak diperkenankan.

Air Kerja
Kontraktor harus merencanakan untuk pengiriman / pengadaan air kerja dalam
jumlah yang cukup untuk segala macam keperluan dari pada pekerjaan, dan air ini
harus sesuai dengan SNI 03 – 2847 – 2002.

Bahan-Bahan Tambahan
Bahan - bahan tambahan apapun yang akan dicampurkan pada adukan beton tidak
diperkenankan, kecuali telah ada ketentuan atau keputusan tertulis dari
Direksi/Manajemen Konstruksi untuk setiap macam bahan tambahan dan dalam hal
yang tertentu pula.

Metode Pelaksanaan Pembangunan Saluran drainase Hal. 21


PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE PELINDUNG
TPK SARIMUKTI

Mutu Beton
Kecuali disebutkan lain, mutu beton adalah sebagai berikut:
a. Pada umur 28 hari, kekuatan karakteristik (150 x 150) mm kubus beton adalah
K- 250, ini berlaku untuk Dinding Beton .
b. Untuk lantai kerja yang ketebalannya ditunjukkan dalam gambar maka beton
yang digunakan adalah mutu beton K125 (Site Mix)

Perbandingan Campuran Beton


a. Perbandingan daripada campuran beton yang diberikan diatas adalah
berdasarkan perkiraan, dimana setelah 28 hari sesudah pengecoran, beton
mempunyai kekuatan yang diinginkan, kwalitas yang baik serta kontrol yang
baik.
b. Beton akan dijelaskan dalam daftar volume serta daftar rencana anggaran biaya
sesuai dengan mutu beton masing – masing struktur, bilamana mutu betonnya
berbeda – beda.
c. Apabila kekuatan beton yang dibutuhkan ternyata tidak dipenuhi atau tidak
memenuhi syarat, Direksi/Konsultan Pengawas akan mengadakan atau
memberikan syarat tertentu tentang proporsi ( perbandingan ) campuran beton
atas biaya Kontraktor sendiri, yang mana perencanaan dan kekuatan beton
tersebut akan dicapai.

Desain Mix Formula (DMF) Beton


a. Paling tidak atau kurang lebih dalam waktu lima minggu sebelum
mengadakan pekerjaan pengecoran beton yang pertama kali, atas biaya
sendiri Kontraktor harus mengadakan beberapa perencanaan daripada
tatacara kerja dan pemeriksaan/test pendahuluan yang diperlukan untuk
menetapkan dari masing – masing tingkatan beton dengan perbandingan
yang sangat sesuai antara semen, pasir, split dan air untuk setiap mutu
beton, serta ukuran daripada batuan yang telah ditetapkan.
b. Akan diberikan waktu yang cukup untuk mendapatkan hasil dari pada
pemeriksaan beton dari campuran – campuran yang diusulkan, dan hasil -
hasil pemeriksaan beton tersebut harus didapat sebelum pekerjaan
pembetonan dimulai.
c. Tidak diperkenankan untuk mengadakan pengecoran sampai dengan hasil
pemeriksaan kubus mencapai umur 28 hari yang dibuat dari campuran

Metode Pelaksanaan Pembangunan Saluran drainase Hal. 22


PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE PELINDUNG
TPK SARIMUKTI

percobaan telah didapatkan hasil yang memuaskan, serta campuran tersebut


dibuat dari susunan yang telah disetujui oleh Direksi / Konsultan Pengawas.

Kontrol/Pemeriksaan Kwalitas Beton Di Lapangan


a. Kontraktor harus bertanggung jawab penuh untuk bisa membuat mutu beton
yang sama, yang dimaksud adalah yang mempunyai kekuatan beton seperti
yang telah ditentukan atau sifat - sifat yang lain. Untuk ini kontraktor harus
menanggung segala biaya untuk melengkapi dan mempergunakan timbangan
yang teliti/tepat dari instalasi campuran, ukuran yang tepat untuk mengukur
volume air, penempatan yang sesuai dari alat-alat, dan semua pemeriksaan
yang dibutuhkan atau dianggap perlu dan fasilitas-fasilitas seperti yang
diperintahkan/diminta oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Semen dan semua
bahan batuan harus diukur dan ditimbang sesuai dengan perbandingannya.
Pengadukan dengan mempergunakan selain semen yang dibungkus dalam
kantong semen tidak diperkenankan.
b. Dalam segi umur, kekentalan dari pada beton harus diperiksa dengan "slump
test" (60-180mm) untuk semua tingkatan daripada beton. Slump atau
pemeriksaan penurunan beton tersebut harus dilakukan setiap saat
pengecoran, serta beberapa tambahan percobaan yang harus dilakukan
apabila ini dianggap perlu oleh Direksi/Konsultan.
c. Sepanjang pelaksanaan dari kontrak ini, maka pemeriksaan kubus beton
harus selalu dibuat seperti dan kapan saja dikehendaki atau diperintahkan
oleh Direksi / Konsultan.
d. Kubus beton harus disediakan dan dipelihara sesuai dengan ketentuan P.B.I
1971 kecuali : suhu selama dua minggu pertama daripada pemeliharaan
perendaman setiap saat berkisar antar 24 dan 29 derajat.
e. Enam buah kubus yang akan dipakai untuk bahan pemeriksaan bisa diambil
dari pengecoran yang mana saja, tiga buah harus diperiksa pada umur 7
(tujuh) hari dan selebihnya pada umur 28 (dua puluh delapan) hari.
Penerimaan daripada pekerjaan beton hanya akan didasarkan pada test
pemeriksaan 28 (dua puluh delapan) hari, yang mana dimaksudkan bahwa
kekuatan rata-rata dari umur kubus 28 (dua puluh delapan) hari tidak boleh
lebih kecil dari ketentuan minimum dalam butir 7, dan tidak satupun dari
kesemuanya mempunyai kekuatan kurang dari 90% daripada kekuatan
minimum yang disyaratkan. Kalau rata-rata kekuatan kubus pada umur 7
(tujuh) hari dari waktu pengecoran ternyata dibawah ketentuan yang

Metode Pelaksanaan Pembangunan Saluran drainase Hal. 23


PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE PELINDUNG
TPK SARIMUKTI

disebutkan dalam campuran percobaan Direksi/Konsultan Pengawas


mempunyai wewenang untuk memberhentikan seluruh kegiatan yang
berkaitan dengan hal diatas, sampai didapatkannya/ diketahui hasil test
kubus beton setelah 28 (dua puluh delapan) hari.

Mencampur Beton
a. Beton harus dicampur sedekat mungkin dengan tempat penimbunan didalam
type dan kapasitas mesin pencampur yang telah disetujui oleh Direksi
/Konsultan Pengawas, serta dipakai menurut kecepatan yang disarankan
pabrik pembuatnya.
b. Penyelenggaraan daripada pengadaan transportasi penakaran dan
pencampuran daripada bahan-bahan beton harus mendapatkan persetujuan
dari Direksi/Konsultan Pengawas terlebih dahulu dan apabila atau dimana
mungkin pelaksanaan dari keseluruhannya hanya akan diperiksa dan diawasi
oleh seorang pengawas.
c. Pencampuran beton yang dilakukan dengan tangan sama sekali tidak
diperbolehkan, kecuali sebelumnya Direksi/Konsultan Pengawas memberikan
persetujuan terlebih dahulu, dan hanya dalam gradasi beton untuk lantai
kerja 1:3:5
d. Pencampuran tersebut akan menentukan kesamaan distribusi dari bahan-
bahan menjamin kepadatannya, setiap butir akan dilapisi dengan spasi atau
adukan, dan harus mampu menghasilkan beton yang homogen dan padat
tanpa kelebihan air.
e. Mesin pencampur atau pengaduk tersebut harus dilengkapi dengan alat
pemindah dan penuang air, dan sebuah bak penampungan air yang cukup
serta sebuah alat untuk mengukur secara tepat dan secara otomatis
mengontrol jumlah air yang dipergunakan pada sebuah alat penakar. Alat ini
harus mampu untuk memberikan jumlah air yang dibutuhkan dengan
koefisien kurang dari 1 % dengan pengiriman yang sama, dan alat
tersebut harus mampu menyesuaikan secara cepat disebabkan dengan
adanya kandungan air yang ada didalam setiap jenis batuan atau untuk
membetulkan variasi daripada slump beton.
f. Pengisian pada mesin pencampur harus pula diatur, bahwa semua unsur
termasuk air akan memasuki mesin tersebut sesuai dengan perbandingannya
dan tidak ada salah satupun yang terpisah.

Metode Pelaksanaan Pembangunan Saluran drainase Hal. 24


PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE PELINDUNG
TPK SARIMUKTI

g. Campuran pertama dari bahan-bahan beton yang dimasukkan kedalam


mesin pencampur akan terdiri dari semen, pasir, split dan air dimana hal
tersebut dimaksudkan untuk pelapis pertama daripada bagian dalam mesin
pengaduk, sehingga tidak akan mengurangi jumlah adukan atau spasi yang
ada didalam campuran beton nantinya.
h. Semua mesin pencampur harus dijaga benar-benar keadaannya selama
periode pelaksanaan dari kontrak, dan apabila ada diantaranya yang
mengalami kerusakan atau tidak bisa digunakan sama sekali agar secepatnya
dikeluarkan dari lokasi.
i. Mesin pencampur tersebut harus benar-benar kosong semuanya sebelum
menerima bahan-bahan campuran beton agar campuran beton mendapatkan
hasil yang baik. Dan jika mesin pencampur tersebut tidak dipergunakan lagi
lebih dari 30 menit, atau telah berpekerjaan, atau sehabisnya waktu kerja,
harus pula dibersihkan dan dicuci.
j. Pengangkut, penakar dan pencampur beton harus dibersihkan benar-benar
sebelum pencampuran beton kwalitas atau mutu lainnya dikerjakan.
k. Pencampuran harus dilakukan terus menerus dalam waktu kurang dari 2
menit setelah semua bahan-bahan termasuk air dimasukkan kedalam
mesin pengaduk sebelum adukan campuran tersebut dikeluarkan.
l. Mencampur atau mengaduk kembali beton atau spasi/adukan yang telah
mengeras sebagian atau seluruhnya tidak diperkenankan sama sekali. Dimana
disebabkan karena adanya penundaan diluar mesin penduduk, maka adukan
tersebut lebih baik masih tetap berada didalam mesin pencampur serta
pengadukan diteruskan sampai batas maksimum 10 menit.

Pengiriman dan Pengecoran Beton


a. Pengecoran dari beton belum diperbolehkan untuk dimulai, sebelum adanya
pemeriksaan dan persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas mengenai
bekisting, penulangan, pengangkeran dan sebagainya, dimana beton tersebut
akan dituangkan.
b. Adukan beton yang ada didalam mesin pengaduk harus dikeluarkan
terusmenerus, dan diangkut ketempat pengecoran tanpa memisah-misahkan
unsur-unsurnya.
c. Beton tersebut harus diangkut dengan alat pengangkut yang bersih dan tidak
bocor, atau dengan gerobak dorong. Metoda atau cara pengangkutan lain dari
beton tersebut hanya bisa dilakukan, apabila sudah ada persetujuan dari

Metode Pelaksanaan Pembangunan Saluran drainase Hal. 25


PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE PELINDUNG
TPK SARIMUKTI

Direksi/Konsultan Pengawas. Tempat untuk mengangkut dan menampung


beton harus dibersihkan dan dicuci pada akhir pekerjaan atau sehabis waktu
kerja, dan bilamana pengecoran tertunda/terputus untuk lebih 30 menit
lamanya.
d. Untuk campuran beton yang diaduk dilapangan, semua campuran/adukan
beton harus sudah dicor ditempatnya dalam waktu maximum 30 menit
setelah adukan selesai.
e. Beton tidak boleh dituangkan dari ketinggian lebih dari 1,50 meter, tetapi
dalam posisi tertentu yang dibutuhkan didalam pekerjaannya, beton harus
diratakan dari timbunan tertinggi, dan itu harus dikerjakan untuk mencegah
terpisahnya unsurunsur beton serta untuk meyakinkan tidak adanya arus dari
beton yang terputus. Keseluruhan sistem pekerjaan tersebut harus mendapat
persetujuan Direksi / Manajemen Konstruksi terlebih dahulu.
f. Pengecoran beton pada suatu bagian atau unit pekerjaan harus dikerjakan
secara terus-menerus atau setelah tercapainya bagian struktural yang
diperkenankan.
g. Beton, bekisting atau penulangan yang ada tidak boleh diganggu dengan cara
apapun, kurang lebih selama 48 jam setelah pengecoran dilakukan, tanpa izin
dari Direksi / Konsultan Pengawas.
h. Pengecoran beton harus dilakukan siang hari, dan pengecoran daripada
sebagian pekerjaan tidak boleh dimulai apabila tidak dapat diselesaikan pada
waktu siang hari terkecuali izin untuk bekerja malam (lembur) telah
diizinkan oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Dan izin seperti itu tidak akan
diberikan kalau Kontraktor tidak atau belum menyediakan sistem penerangan
yang mencukupi yang telah disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
i. Catatan lengkap yang terperinci mengenai tanggal. Jam dan keadaan dari
pengecoran setiap bagian pekerjaan harus dibuat dan ditanda tangani oleh
Direksi/Konsultan Pengawas dan disimpan, dan ini harus selalu tersedia
sewaktu-waktu ada pemeriksaan dari Direksi.

Pemadatan Beton
a. Beton harus dipadatkan dengan sungguh-sungguh dengan mesin
penggetar/pemadatan yang dijalankan atau dilakukan oleh pekerja yang
terlatih, berpengalaman dalam hal tersebut.
b. Hasil akhir pekerjaan yang harus didapatkan adalah kepadatan beton yang
merata, bebas dari rongga-rongga, pemisahan unsur-unsur beton dan tidak

Metode Pelaksanaan Pembangunan Saluran drainase Hal. 26


PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE PELINDUNG
TPK SARIMUKTI

keropos. Setelah bekisting dibuka, maka permukaan beton benar-benar harus


rata /halus dan mempunyai kepadatan seperti yang telah diperoleh dari
hasil pemeriksaan kubus beton.
c. Mesin pemadatan/penggetar beton harus mempunyai kecepatan putar
minimum 6.000 putaran per menit, dan harus mampu memberikan
percepatan 6 g pada beton, seketika setelah alat tersebut dimasukkan dalam
beton.
d. Harus dijaga dan diyakinkan pula, bahwa semua unsur atau bagian dari
beton telah bergetar semuanya, dengan tidak menimbulkan terpisahnya
unsur-unsur dari batuan yang ditimbulkan karena penggetaran yang terlalu
berlebihan. Mesin penggetar tidak boleh digetarkan langsung mengenai besi
tulangan beton teristimewa atau terutama apabila besi tersebut adalah stek-
stek yang mempunyai ukuran tertentu
b. Jumlah dari mesin penggetar yang dipergunakan pada setiap pengecoran
beton akan ditentukan oleh rata-rata dari pengecoran beton itu sendiri.
Kontraktor harus mempersiapkan pula satu cadangan mesin penggetar, yang
dipergunakan untuk sewaktu-waktu terjadi adanya mesin penggetar yang
rusak atau mogok.

Penjagaan dan Pemeliharaan Beton


a. Semua permukaan beton yang terbuka harus dijaga dan dilindungi dari sinar
matahari, dan semua beton harus direndam dengan air selama kurang lebih
7 hari setelah pengecoran. Penjagaan dengan jalan menutup dengan pasir
basah kurang lebih setebal 5 cm, jerami basah, kain kasar basah atau karung
basah.
b. Permukaan beton yang masih basah harus dijaga dan dilindungi benar-benar
dari air hujan, atau hal-hal lainnya yang menyebabkan terbukanya permukaan
yang lunak tersebut sampai dengan permukaan tersebut menjadi keras. c.
Kontraktor harus bisa menetapkan dan menentukan bahwa tidak ada
beban yang berat untuk ditempatkan pada daerah yang baru saja dicor,
dimana hal tersebut dapat mengakibatkan kerusakan beton. Kerusakan
beton yang diakibatkan oleh hal tersebut harus dibongkar sesuai instruksi
Direksi / Konsultan Pengawas dan atas biaya kontraktor.

Perataan Permukaan Beton


Dimana dilakukan perataan dari permukaan beton yang dilakukan setelah

Metode Pelaksanaan Pembangunan Saluran drainase Hal. 27


PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE PELINDUNG
TPK SARIMUKTI

dilakukan pengecoran setempat, maka permukaan yang dihasilkan haruslah


sama, tetapi masih merupakan permukaan yang kasar. Dan sebelum peil /
ketinggian yang sebenarnya dibuat, maka permukaan tersebut harus diratakan
untuk retak / rengat yang terjadi dan menjaga permukaan beton yang baru.

Siar Pelaksanaan
a. Siar - siar pelaksanaan umumnya dibentuk dalam bidang horizontal atau
vertikal.
b. Bekisting untuk siar-siar pelaksanaan haruslah cukup kokoh dan bilamana
perlu harus dilubangi untuk besi beton. Siar pelaksanaan diperlukan
bilamana beton baru dicor sudah mulai mengeras, sedangkan beton
baru terlambat atau tertunda datangnya.
c. Bilamana karena mixer mogok atau hal-hal lainnya, siar pelaksanaan
diperlukan pada tempat-tempat yang tidak direncanakan semula, maka
bekisting yang tegak lurus garis tegangan utama diperlukan, akan tetapi
bilamana lokasi ini dekat dengan dudukan pelat atau balok atau lokasi lain
yang tidak disetujui oleh perencana struktur/Direksi, maka beton yang sudah
dicor harus dibongkar sampai tempat yang dianggap cocok untuk siar
pelaksanaan.
d. Pengecoran beton harus dilakukan secara kontinu dari siar yang satu ke
siar yang lain, tanpa berhenti pada waktu makan. Siar-siar pelaksanaan
pada beton yang diexposed harus betul-betul horizontal atau vertikal.
Bilamana perlu cetakan supaya diintegrasikan dalam bekisting, untuk
mendapatkan siar pelaksanaan yang memuaskan bentuk dan tampaknya.
Sebelum beton baru dicor permukaan siar dari beton lama harus dibersihkan
benar-benar dari kerikil atau beton yang lepas dan sebagainya.
e. Bila beton umurnya kurang dari 3 hari, permukaan siar beton telah
berumur dari 3 hari atau sudah terlalu keras, maka permukaan siar harus
diketrik atau dibobok, supaya agregatnya dapat terlihat. Bila permukaan
siar telah dibersihkan dan disetujui oleh Direksi, maka bekisting perlu dichek
dan distel.
f. Sebelum beton baru dicor, permukaan beton lama harus disiram dengan air.
Setelah airnya kering, diberikan dulu campuran semen pasir setebal 12 mm
dalam proporsi yang sama dengan mutu betonnya, sebelum beton baru
dicor.

Metode Pelaksanaan Pembangunan Saluran drainase Hal. 28


PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE PELINDUNG
TPK SARIMUKTI

Lantai Kerja / Rabat Beton


Besi tulangan beton tidak diperkenankan sama sekali untuk dipasang
langsung diatas permukaan tanah galian. Paling tidak harus diberi lapisan
pengeras atau lantai kerja setebal paling tidak 5 cm. Lapisan tersebut terlebih
dahulu dipasang diatas

Tulangan Beton / Besi Beton


a. Semua besi beton harus bebas dan bersih dari karat harus sesuai dengan
ukuran pabrik, harus bersih pula dari olie, gemuk, cat dan lain sebagainya,
atau hal lain yang dapat menyebabkan berkurangnya daya ikat besi beton
terhadap beton. Apabila diinginkan atau dipandang perlu, maka Direksi /
Konsultan Pengawas akan memerintahkan untuk menyikat dengan sikat
kawat untuk membersihkan besi beton tersebut sebelum dipergunakan.
b. Sama sekali tidak diperkenankan mengadakan pengecoran beton sebelum
besi yang terpasang telah diperiksa dan disetujui oleh Direksi/Konsultan
Pengawas.

Penyimpanan Besi Beton


Besi beton yang ada di lapangan harus disimpan atau ditaruh dibawah penutup
yang kedap air (waterproof), dan harus terangkat dari permukaan tanah atau
genangan air tanah yang ada serta harus dilindungi dari segala terjadinya karat.

Penekukan Besi Beton


a. Semua besi beton yang akan dipakai harus ditekuk atau dibentuk sesuai
seperti bentuk dan ukuran yang tertera pada gambar, serta diletakkan dan
diikat dengan tepat pada posisi yang ditunjukkan pada gambar, sehingga
selimut beton yang telah ditetapkan pada spesifikasi atau yang telah
ditunjukkan dalam gambar akan selalu tetap terpelihara dan terpenuhi.
Besi beton tersebut dapat ditekuk dan dibentuk dengan mesin penekuk
yang telah disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Besi beton tidak boleh
ditekuk atau diluruskan kembali untuk kedua kalinya, dimana hal tersebut
akan mengakibatkan rusaknya besi beton tersebut. Adapun besi beton yang
terbelit atau ditekuk dan tidak sesuai dengan gambar tidak diperkenankan
untuk dipakai.
b. Harus benar-benar diperhatikan didalam pembentukan besi beton dengan
beberapa tekukan, bahwa jumlah panjang yang dibutuhkan setelah dilakukan

Metode Pelaksanaan Pembangunan Saluran drainase Hal. 29


PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE PELINDUNG
TPK SARIMUKTI

penekukan harus benar-benar tepat sesuai seperti yang tertera pada gambar,
dan setelah besi beton tersebut terpasang pada posisinya tidak akan ada atau
terjadinya tekukan, bengkokkan ataupun terlilitnya besi beton yang
dimaksud.
c. Dimana dibutuhkan adanya tekukan yang berbentuk lengkungan atau
belokkan, maka hal tersebut dapat dibentuk dengan cara memakai pen-pen
keliling, dan penpen tersebut harus mempunyai diameter 4 (empat) kali
diameter besi beton yang dibentuk atau ditekuk tersebut.

Pemasangan Besi Beton


a. Besi beton yang telah dibentuk tersebut harus dipasang tepat pada posisinya
seperti tertera sesuai dengan yang ditunjukkan pada gambar, sama sekali
lepas atau tidak menempel pada bekisting dengan cara mengganjal dengan
pengganjal beton yang dibuat sesuai dengan tebal selimut beton yang
diinginkan, atau dengan menggunakan penggantung besi apabila dibutuhkan
dengan cara mengikatkan satu dengan yang lainnya pada persilangan
diameter tidak kurang dari 1,6 mm, serta dengan menekukan akhiran dari
kawat pengikat baja tersebut kearah dalam badan beton. Besi begel atau
sengkang untuk balok atau kolom harus diletakkan tepat pada posisinya
dengan cara dilas atau dengan cara mengikat dengan kawat baja pada
tulangan utama, pengelasan tersebut harus disaksikan oleh wakil dari
Direksi/Manajemen Konstruksi. Besi beton pengganjal yang dipakai tidak
diperkenankan diganjal dengan pengganjal besi, yang akan keluar dari
permukaan beton nantinya, tidak diperkenankan diganjal dengan kayu,
ataupun batu pecahan dari batu kali atau koral.
b. Blok beton pengganjal yang dipakai untuk mendapatkan selimut beton
yang dikehendaki terhadap besi beton, harus paling tidak mempunyai
kekuatan yang sama dengan mutu beton yang akan dicor pada daerah
tersebut, serta dibuat sekecil mungkin sehingga praktis untuk dipergunakan
pada semua tempat. Blok beton pengganjal tersebut harus diikatkan dengan
kuat pada besi tulangan beton sehingga apabila dilakukan pengecoran
dengan penggetaran beton blok tersebut tidak mudah untuk terlepas.
Sebelum digunakan, maka blok beton pengganjal tersebut harus direndam
air untuk waktu yang cukup lama.
c. Sebelum dan selama dilakukannya pengecoran beton, maka pemasang atau
tukang besi beton yang berwenang harus hadir pada saat tersebut untuk

Metode Pelaksanaan Pembangunan Saluran drainase Hal. 30


PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE PELINDUNG
TPK SARIMUKTI

memeriksa dan membetulkan bagian-bagian besi beton yang masih perlu


diperbaiki.
d. Besi-besi tulangan beton yang sebagian ada dibagian luar atau keluar dari
permukaan beton, yang dimaksudkan sebagai besi stek atau sambungan
konstruksi tidak diperkenankan untuk ditekuk atau dirubah posisinya
pada saat pengecoran beton sedang berlangsung, kecuali sudah ada ijin dari
Direksi / Konsultan Pengawas.
e. Sebelum diadakan atau dilakukan pengecoran, maka besi-besi tulangan beton
yang akan dicor harus dibersihkan terlebih dahulu dari semua atau sebagian
beton yang terdahulu atau sebelumnya.
f. Sebelum dilakukan pengecoran, maka Kontraktor wajib memberitahukan
kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk mengadakan pemeriksaan
pembesian. Kontraktor tidak diperkenankan untuk melakukan pengecoran
beton sebelum ada persetujuan dan ijin tertulis dari Direksi/Konsultan
Pengawas, bahwa besi tulangan yang terpasang sesuai dengan gambar serta
memenuhi persyaratan spesifikasi.

Selimut Beton
Yang dimaksud dengan selimut beton adalah jarak minimum yang terdapat
antara permukaan dari setiap besi beton termasuk begel terhadap
permukaan beton yang terkecil atau terdekat spesifikasi untuk setiap
bagian dari masing-masing pekerjaan beton. Pada situasi dan kondisi tertentu
maka direksi/pengawas berhak untuk merubah ketebalan dari selimut beton
yang ada. Adapun ketebalan selimut beton minimum yang disyaratkan adalah
Kondisi Minimal (mm)
a. Seluruh beton yang berhubungan langsung dengan tanah 50
b. Balok pondasi, pelat, pondasi, poer pondasi, poer 50
c. Pelat, dinding beton/wall yang berhubungan langsung dengan cuaca 40
d. Pelat, dinding beton/wall yang tidak berhubungan atau tidak terkena langsung
dengan cuaca 25

Bekisting
a. Semua bagian dari bekisting atau acuan atau cetakan pembentuk beton harus
direncanakan dan dilaksanakan sebaik mungkin dan sesuai dengan ketentuan
dari Direksi/Konsultan Pengawas. Kontraktor harus memberikan contoh
terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas

Metode Pelaksanaan Pembangunan Saluran drainase Hal. 31


PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE PELINDUNG
TPK SARIMUKTI

dalam waktu yang cukup longgar sebelum dilaksanakannya pekerjaan


pengecoran.
b. Semua bagian dari bekisting, atau cetakan pembentuk beton harus benar-
benar kuat dan kukuh, serta harus dilengkapi pula dengan ikatan-ikatan silang
dan penguat lainnya. Hal tersebut dimaksudkan agar supaya tidak terjadi
adanya perubahan bentuk sewaktu dilakukannya pekerjaan pengecoran,
pemadatan dan penggetaran beton. Bekisting yang dibuat dari kayu atau
plywood harus benarbenar dibuat sebaik mungkin serta dari kayu yang
tahan cuaca. Semua sambungan harus benar-benar cukup terikat dan rapat
untuk menghindari adanya kebocoran beton.
c. Untuk menghindari melekatnya beton pada bekisting, maka lapisan minyak
yang tipis sekali atau bahan lainnya yang telah disetujui Direksi/Konsultan
Pengawas bisa dipergunakan untuk disapukan pada permukaan bagian dalam
dari bekisting sebelum bekisting tersebut dipasang dan dilakukan pekerjaan
pengecoran. Dalam hal ini harus dijaga pula, bahwa besi tulangan beton tidak
boleh sama sekali terkena lapisan minyak tadi, ataupun lapisan penutup
lainnya yang dapat mempengaruhi daya lekat beton terhadap besi.
d. Diperbolehkan pula untuk mempergunakan pengikat besi atau besi pengisi
sela pada bagian dalam dari beton, tetapi hal tersebut harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Direksi/Konsultan Pengawas. Setiap bagian
dari pengikat besi atau besi pengisi celah tersebut yang nantinya akan
tertanam pada beton, paling sedikit harus 50 mm dari muka luar beton. Setiap
lubang pada permukaan beton yang disebabkan karena hal tersebut harus
diisi segera dengan baik dan bersih pada saat pembongkaran bekisting,
dengan spasi semen atau hasil adukan yang sama dengan adukan yang ada.

Pembongkaran Bekisting
a. Pembongkaran bekisting bisa dilakukan bahwa sebegitu jauh hal tersebut
tidak akan mengakibatkan dan menimbulkan kerusakan pada beton yang
ada.
b. Paling sedikit dibutuhkan waktu 3 (tiga) hari setelah pengecoran dapat
dilakukan pembongkaran bekisting, tetapi hal ini tidak diharuskan. Kontraktor
dapat melakukan penundaan pembongkaran bekisting sampai mencapai
kekuatan beton mencukupi. Dalam hal ini Kontraktor harus bertanggung
jawab penuh apabila sampai terjadi adanya kerusakan atau cacat beton yang
disebabkan oleh adanya pembongkaran bekisting sewaktu beton masih belum

Metode Pelaksanaan Pembangunan Saluran drainase Hal. 32


PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE PELINDUNG
TPK SARIMUKTI

cukup umur, ataupun pembongkaran bekisting terlalu cepat sebelum


waktunya.
c. Bekisting yang dipakai pada lantai beton tergantung harus dibiarkan pada
tempatnya paling sedikit dalam waktu 14 hari setelah waktu pengecoran.
Lantai beton yang tergantung harus disangga penuh paling sedikit dalam
waktu 14 hari setelah pengecoran lantai beton diatas lantai yang sedang
disangga tersebut.
d. Apabila terjadi ataupun terdapat adanya lobang seperti keropos ataupun hal
hal lain pada beton setelah dibongkarnya bekisting, maka Direksi /
Manajemen Konstruksi harus segera diberitahukan lebih dahulu akan hal
tersebut. Tidak diperbolehkan untuk memperbaiki atau melakukan hal-hal
lainnya kecuali telah mendapat persetujuan dan ijin dari Direksi / Konsultan
Pengawas terlebih dahulu.
e. Setelah terselesaikannya semua pekerjaan struktur, maka semua bekisting
serta penyangga-penyangga lainnya harus dibongkar semuanya dengan
mengingat semua persyaratan yang telah ditentukan sebelumnya. Akan tetapi
hal tersebut harus mendapatkan pengarahan, serta persetujuan dari
Direksi/Konsultan Pengawas terlebih dahulu.

Pelaksanaan Pekerjaan saluran drainase dilaksanakan oleh kontraktor pelaksana


yang meliputi:
a. Review desain, sebagai tindakan pemeriksaan terhadap hasil perencanaan.
b. Administrasi proyek, yang meliputi pembuatan time schedule pelaksanaan
proyek, penyelesaian izin ke stakeholders, dll.
c. Pembuatan shop drawing dan metode konstruksi.
d. Pekerjaan Pendahuluan, yang meliputi : pengukuran lokasi, penetapan bench
mark, pembuatan uitzet bouwplank.
e. Pekerjaan kisdam (cofferdam) dan pengeringan dengan pembuatan saluran
pengelak (diversion channel).
f. Pekerjaan galian tanah untuk pondasi dan untuk saluran peralihan.
g. Pekerjaan pengurugan tanah untuk pasangan batu.
h. Pekerjaan pasangan batu, yang terdiri dari pasangan pondasi batu kali
i. Pekerjaan plesteran dan acian, yaitu pekerjaan untuk menghaluskan
permukaan bangunan dan menahan dari cuaca.
j. Penutupan diversion channel.
k. Pembuatan as built drawing.

Metode Pelaksanaan Pembangunan Saluran drainase Hal. 33


PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE PELINDUNG
TPK SARIMUKTI

l. Operasi dan pemeliharaan, yaitu pekerjaan setelah konstruksi berakhir.

Atau secara skematis dapat digambarkan, sebagai berikut:

Mulai

Pre Construction Meeting Pekerjaan Galian Tanah

Review Desain Pekerjaan Urugan Pasir

Administrasi Proyek Pekerjaan Begisting

Pembuatan Shop Pekerjaan Pembesian


Drawing&Metode Konstruksi

Pekerjaan Beton
Pekerjaan Persiapan

As Build Drawing
Pekerjaan Pendahuluan

Operasi&Pemeliharaan
Pekerjaan Kisdam/Diversion
Channel

Selesai

Gambar 11. Skema Pembangunan Bok Kontrol

Gambar 1. Denah Bak Kontrol BK-02

Metode Pelaksanaan Pembangunan Saluran drainase Hal. 34


PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE PELINDUNG
TPK SARIMUKTI

Gambar 2 Denah Bangunan Terjun

Gambar 3. Denah Bak Kontrol BK-04

Metode Pelaksanaan Pembangunan Saluran drainase Hal. 35


PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE PELINDUNG
TPK SARIMUKTI

Gambar 4. Detail Lantai Bak kontrol

3.3.2. PASANGAN U-DITCH


Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan U-Ditch dilaksanakan oleh kontraktor pelaksana
yang meliputi :
a. Review desain, sebagai tindakan pemeriksaan terhadap hasil perencanaan.
a. Administrasi proyek, yang meliputi pembuatan time schedule pelaksanaan
proyek, penyelesaian izin ke stakeholders, dll.
b. Pembuatan shop drawing dan metode konstruksi.
c. Pekerjaan Pendahuluan, yang meliputi : pengukuran lokasi, penetapan bench
mark, pembuatan uitzet bouwplank.
d. Pekerjaan kisdam (cofferdam) dan pengeringan dengan pembuatan saluran
pengelak (diversion channel).
e. Pekerjaan galian tanah untuk pondasi dan untuk saluran peralihan.
f. Pekerjaan pasangan batu, yang terdiri dari pasangan pondasi batu kali
g. Pekerjaan plesteran dan acian, yaitu pekerjaan untuk menghaluskan
s am bungan U-Ditch.
h. Penutupan diversion channel.
i. Pembuatan as built drawing.

Metode Pelaksanaan Pembangunan Saluran drainase Hal. 36


PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE PELINDUNG
TPK SARIMUKTI

j. Operasi dan pemeliharaan, yaitu pekerjaan setelah konstruksi berakhir.

Atau secara skematis dapat digambarkan, sebagai berikut:

Mulai

Pre Construction Pekerjaan Galian


Meeting Tanah

Review Desain Pekerjaan Urugan


Pasir

Administrasi Pekerjaan Begisting


Proyek

Pembuatan Shop Pekerjaan Pembesian


Drawing&Metode
Konstruksi

Pekerjaan Beton
Pekerjaan
Persiapan

As Build Drawing
Pekerjaan
Pendahuluan

Operasi&Pemeliharaan
Pekerjaan
Kisdam/Diversion
Channel

Selesai

Gambar 3. Detail U-Ditch

Metode Pelaksanaan Pembangunan Saluran drainase Hal. 37


PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE PELINDUNG
TPK SARIMUKTI

3.3.3. Pintu Air


Pelaksanaan pembangunan pintu air dilaksanakan oleh kontraktor pelaksana yang
meliputi:
1. Review desain, sebagai tindakan pemeriksaan terhadap hasil perencanaan.
2. Administrasi proyek, yang meliputi pembuatan time schedule pelaksanaan
proyek, penyelesaian ijin ke stakeholders, dll.
3. Pembuatan shop drawing dan metode konstruksi.
4. Pekerjaan Persiapan, yang meliputi: koordinasi dengan stakeholder terkait,
pembuatan papan nama proyek, pembuatan pagar proyek, pembuatan direksi
keets, pembuatan gudang, instalasi listrik.
5. Pekerjaan kisdam (cofferdam) dan pengeringan dengan pembuatan saluran
pengelak (diversion channel).
6. Pekerjaan galian tanah untuk pondasi dan untuk saluran peralihan.
7. Pekerjaan beton, untuk dudukan pintu.
8. Pembuatan pintu air.
9. Instalasi pintu air.
10. Pekerjaan pengecatan atau pelumasan.
11. Penutupan diversion channel.
12. Pembuatan as built drawing.
13. Operasi dan pemeliharaan, yaitu pekerjaan setelah konstruksi berakhir.

Metode Pelaksanaan Pembangunan Saluran drainase Hal. 38


PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE PELINDUNG
TPK SARIMUKTI

Atau secara skematis dapat digambarkan, sbb :

Mulai

Pre Construction Meeting Pekerjaan Plesteran

Review Desain Pekerjaan Beton

Administrasi Proyek Pekerjaan Pembuatan


Pintu Air

Pembuatan Shop
Drawing&Metode Konstruksi Pekerjaan Pemasangan Pintu
Air

Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Pengecatan &
Pelumasan

Pekerjaan Pendahuluan

Penutup devision
Channel
Pekerjaan Kisdam/Diversion
Channel

As Build Drawing

Pekerjaan Galian Tanah

Operasi & Pemeliharaan

Pekerjaan Urugan Tanah

Selesai

Pekerjaan Pasangan Batu

Gambar 7. Skema pembangunan pintu air

Dalam melaksanakan semua pekerjaan yang didefinisikan dalam RKS, kontraktor wajib
mengikuti semua ketentuan yang ada dalam spesifikasi teknis pekerjaan.

Metode Pelaksanaan Pembangunan Saluran drainase Hal. 39


PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE PELINDUNG
TPK SARIMUKTI

Gambar 8. Tipikal pintu air

Gambar 8. Potongan pintu air

Metode Pelaksanaan Pembangunan Saluran drainase Hal. 40


PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE PELINDUNG
TPK SARIMUKTI

BAB IV
URAIAN PEKERJAAN PENUNJANG

4.1. PEMAHAMAN SPESIFIKASI BAHAN


Pemahaman Bahan dan Spesifikasi pekerjaan dapat dibagi menjadi 4 item pekerjaan,
yang semuanya memerlukan sistem koordinasi dan pengerjaan yang simultan guna
mendapatkan hasil yang maksimal dengan waktu yang efisien, antara lain :
a. Pekerjaan Persiapan dan Pengukuran
Pekerjaan ini dilaksanakan guna menunjang pelaksanaan pekerjaan selanjutnya,
dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
 Pembuatan sarana penunjang proyek
 Pengukuran kembali
 Pekerjaan Pendukung

b. Pembuatan Sarana Penunjang Proyek


Sarana Penunjang Proyek yang diperlukan adalah :
1. Direksi keet
2. Gudang bahan ( semen dan bahan lainnya )
3. Air kerja
4. Penerangan proyek

Seluruh pekerjaan di atas akan diselesaikan dalam kurun waktu 7 hari sehingga pada
saat pekerjaan pematangan lahan (Ada) diselesaikan maka pekerjaan sarana
penunjang proyek inipun telah selesai dikerjakan.
1. Direksi Keet
Direksi keet merupakan sarana pokok dalam suatu paket pekerjaan konstruksi,
karena direksi keet merupakan prasarana koordinasi antara Owner, Pengawas,
Perencana, Kontraktor. Dengan spesifikasi dan kelengkapannya disesuai dengan
yang disyaratkan dalam dokumen RKS, direksi keet ini akan diselesaikan dalam
waktu 7 hari yakni dalam kurun waktu dilaksanakannya persiapan lahan.

2. Gudang Bahan dan Los kerja


Untuk menunjang kelancaran pekerjaan penyedian gudang bahan sangat
diperlukan. Gudang yang akan kami buat adalah untuk kebutuhan semen dan
bahan bahan lainnya serta peralatan mesin-mesin misalnya peralatan

Metode Pelaksanaan Pembangunan Saluran drainase Hal. 41


PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE PELINDUNG
TPK SARIMUKTI

pengukuran, alat-alat tukang dan lain-lain. Adapun penempatan gudang ini akan
didiskusi dengan Pihak owner dan Pihak Pengawas lapangan. Pembuatan
bangunan ini kami kerjakan bersama-sama dengan pembuatan direksi keet
dengan waktu pelaksanaan 7 hari.

3. Air Kerja
Untuk memenuhi kebutuhan air kerja kami akan meminta ijin kepada
instansi/dinas setempat untuk keperluan proyek. Mekanismenya akan
dikoordinasikan dengan direksi dan petugas yang berwenang di dinas/instansi
tersebut.

4. Penerangan Proyek
Dalam mempersiapkan kelancaran pekerjaan yang ada kalanya diperlukan kerja
lembur maka sangat diperlukan penerangan proyek yang cukup. Selain hal itu
juga sangat diperlukan untuk menunjang keamanan proyek. Untuk memenuhi
kebutuhan di atas tentunya diperlukan adanya listrik kerja, yang rencananya
akan menggunakan genset masa pekerjaan berlangsung.

4.2. PENGUKURAN KEMBALI


Pada saat bersamaan dilaksanakan pekerjaan pembuatan sarana penunjang proyek
dilakukan pengukuran dan marking. Pekerjaan ini berguna untuk sebagai patokan dasar
perletakan As bangunan , atau untuk pekerjaan tanah yang ada kaitannya dengan
pekerjaan cut and fill serta kebutuhan akan elevasi tanah yang akan dipersiapkan.
Selama pekerjaan ini seluruh kegiatan pekerjaan dicek menggunakan pesawat waterpass
dan Theodolite.
Pengukuran meliputi pengukuran ketinggian peil dan koordonat sesuai yang telah
ditentukan dalam gambar kerja, dengan bantuan alat waterpass (elevasi) dan pesawat
theodolite.

Metode Pelaksanaan Pembangunan Saluran drainase Hal. 42


PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE PELINDUNG
TPK SARIMUKTI

BAB VI
PENUTUP

Demikian pemahaman RKS dan Apresiasi serta interprestasi ini dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan sebagai Metode Pelaksanaan untuk PEKERJAAN PEMBANGUNAN
SALURAN DRAINASE PELINDUNG dapat kami sampaikan sebagai Bagian dari Lingkup
Penawaran Kami mengenai Teknis tentang lingkup pekerjaan dan Acuan pelaksanaan dalam
tujuan agar Mendapatkan hasil yang maksmal,baik dari nilai mutu dan waktu. Pekerjaan ini akan
terlaksana dengan baik apabila mendapat dukungan yang positif dari semua pihak serta usaha
yang keras dalam melaksanakan langkah-langkah setiap pekerjaan sehingga dapat
menghasilkan sebuah hasil karya yang terbaik yang bisa diberikan.

Jakarta, 30 April 2014

PT. CIPTA CROWN SIMBOL

Drs. GABARIUS SIMBOLON


Direktur Utama

Metode Pelaksanaan Pembangunan Saluran drainase Hal. 43

Anda mungkin juga menyukai