Anda di halaman 1dari 7

Tugas II Manajemen Pemerintahan

RANGKUMAN MODUL 1 DAN 2


MANAJEMEN PEMERINTAHAN
D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
Nama : INDRA SURYADI
NIM : 018263452
Prodi : 71/ ILMU PEMERINTAHAN
UPBJJ-UT : 11/BANDA ACEH

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA


UNIVERSITAS TERBUKA
2014.2
1. Pengertian Administrasi
Kata administrasi berasal dari kata ad dan ministro (Latin). Dalam bahasa Inggris ad
= to, ministro = minister yang berarti melayani atau menyelenggarakan” (Webster, 1974).
Definisi yang sederhana administrasi adalah suatu proses kegiatan penyelenggaraan yang
dilakukan oleh seorang administrator secara teratur dan diatur melalui perencanaan,
pelaksanaan dan oengawasan untuk mencapai tujuan akhir yang telah ditetapkan.
Proses adalah kegiatan yang terjadi secara beruntun dan susul menyusul, artinya selesai yang
satu harus diikuti yang lain sampai titik akhir.
Teratur maksudnya ialah bahwa kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan tersebut
harus dilakukan secara terus menerut dan berkelanjutan.
Diatur maksudnya ialah bahwa seluruh kegiaatan itu harus disusun, disesuaikan satu sama
lainnya supaya terdapat keharmonisan dan keseimbangan tugas.
Dalam pengertian tersebut diatas, administrasi lebih ditekankan pada proses kegiatan
penyelenggaran. Sebagai proses kegiatan, administrasi dapat dilakukan oleh siapa saja.
Menurut John M. Pfiffner dan R.V. Presthus dalam buku Public Administration,
Administrasi dapat diartikan yaitu “pengorganisasian dan pengarahan sumber-sumber tenaga
manusia dan material untuk mencapai tujuan yang diingini. Dalam hal ini lebih ditekankan
kepada kegiatan mengoorfinasikan orang-orang yang bekerja sama, alat-alat dan dana yang
dipakainya untuk mencapai tujuan yang diingini. Jadi dapat disimpulkan disini bahwa dalam
usaha yang telah berkembang, tugas seorang administrator dalam melaksanakan administrasi
lebih banyak mencakup koordinasi dan pengawasan (pengendalian). Pengoordinasian
maksudnya melakukan penyelarasaan waktu dan penyatuan bermacam-macam tugas supaya
semuanya mengarah kepada tujuan yang diingini.
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa dalam melakukan administrasi, seorang
administrator dibantu oleh orang-orang yang bekerja sama dalam menjalankan tugas yang
harus ditunaikan dan tugas-tugas tersebut harus selaras dan dipadukan supaya mengarah
kepada tujuan yang diingini. Kerjasama orang-orang dalam mencapai tujuan itu perlu disusun
dan diatur dan untuk itu adminstrasi memerlukan organisasi.

2. Pengertian Organisasi
Organisasi dapat diartikan bermacam-macam tergantung kita memandang dari arah
mana. Teori klasik memandang organisasi itu sebagai suatu wujud sedangkan teori sistem
memandang organisasi sebagai proses.
Walaupun bentuk organisasi masih sederhana, tetap terlihat ciri-ciri yang sekurang-
kurangnya harus ada ialah:
1) Ada orang-orang, dalam arti lebih satu orang;
2) Ada kerja sama;
3) Ada tujuan.
Menurut para organisasi dapat didefinisikan sebagai berikut:
1) Malinowski, mendefinisikan organisasi sebagai suatu kelompok yang bersatu dalam
tugas-tugas atau tugas umum, terikat pada lingkungan tertentu, menggunakan alat
teknologi dan patuh pada peraturan.
2) James D. Mooney, mengatakan bahwa organisasi timbul bilamana orang-orang
bergabung dalam usaha mereka untuk mencapai tujuan bersama.
3) Chester L. Bernard berpendapat bahwa, organisasi ada bila orang-orang berhubungan
satu sama lain, mau menyumbangkan kegiatan-kegiatan atau bekerja untuk mencapai
tujuan bersama.

3. Tujuan Organisasi
Tujuan adalah akhir dari aktivitas atau kegiatan (end). Oleh sebab itu, setiap orang
mempunyai keinginan dan berusaha melakukan kegiatan yang berakhir dengan tercapainya
keinginan tersebut. Di dalam kenyataannya tujuan itu bertingkat-tingkat, mulai dari tingkat
yang paling hakiki (abstrak) sampai kepada yang paling nyata karena setiap orang atau
organisasi dimana pun di dunia ini tentu tidak mau berakhir (end). Supaya tidak berakhir
setiap orang yang terlibat dalam organisasi perlu mengetahui tingkat-tingkat tujuan yaitu:
1) Misi
Misi merupakan tujuan yang paling hakiki dan mempunyai nilai yang paling tinggi
dalam kehidupan manusia maupun organisasi yaitu mempertahankan kelangsungan
hidup (survive).
2) Tujuan Strategik
Tujuan strategik adalam tujuan keseluruhan unit-unit organisasi. Tujuan strategis ini
akan berbeda-beda antara organisasi satu sama lain.
3) Tujuan operasional
Tujuan setrategik perlu dijabarkan dalam bentuk operasional (kongkrit), yaitu
kedalam visi dan sasaran.
a) Visi
Visi adalah suatu pernyataan yang relati singkat tentang aspirasi atau arah
organisasi yang akan datang berikut dengan alasan-alasannya. Supaya visi ini
akurat maka perlu dikaji keadaaan dan situasi organisasi sebagai dasar
menyatakan visi.
b) Sasaran
Untuk mewujudkan misi maka perlu dirumuskan sasaran berupa target dan
standar. Target berkenaan dengan volume atau jumlah atau persentase.

4. Perumusan Tujuan Organisasi


Karena kompleknya organisasi pada masa sekarang ini maka dalam proses
merumuskan sasaran bidang (unit) organisasi telah dipakai bermacam-macam pendekatan.
Salah satu yang lebih sering digunakan orang adalah “management by objectives (MBO).
MBO berusaha untuk mendekatkan hubungan antara atasan dan para bawahan dengan cara
partisipasi bersama dalam menyusun dan mencapai sasaran-sasaran organisasi.
Tujuan MBO ini adalah untuk mengubah sikap dan tingkah laku yang semula pasif
menjadi aktif dalam merumuskan sasaran-sasaran organisasi. Proses MBO terdiri dari empat
langkah, yaitu:
1) Perumusan sasaran (goals-setting)
2) Perencanaan tindakan (action planning)
3) Pengawasan sendiri (self-control)
4) Laporan kemajuan berkala.

5. Perkembangan Ilmu Administrasi Serta Ilmu Organisasi Dan Manajemen


Perkembangan ilmu administrasi sebagai suatu bidang ilmu mengalami perubahan
melalui fase-fase pandangan dan asumsi paradigma yaitu dalam lima paradigma yang
tumpang tindih. Setiap fase perkembangan bidang ilmu ini ditandai sesuai dengan apakah
ada lokus dan fokus ilmu ini. Lokus adalah di institusi mana bidang ini ada dan fokus adalah
apa spesialisasi bidang ilmu ini. Kelima paradigma ini dalam buku Nicholas Henry (1975)
“Public Administration and Public Affair” adalah:
1) Paradigma I : Dikotomi Politik/ Administrasi (1900-1962)
2) Paradigma II : Prinsip-prinsip Administrasi (1927-1937)
3) Paradigma III : Administrasi Negara sebagai Ilmu Politik (1950-1970)
4) Paradigma IV : Administrasi Negara sebagai Ilmu Administrasi (1956-1970)
5) Paradigma V : Administrasi Negara sebagai Administrasi Negara (1970)
6. Pendekatan Teori Neo-Klasik
Dengan berkembangan teori neo-klasik pada permulaan abad kedua puluh maka ilmu
organisasi dan manajemen berkembang sebagai suatu disiplin atau bidang ilmu yang lebih
bersifat teknis serta mengemukakan model efesiensi bagi tingkah laku organisasi dan
manajemen tersebut. Dalam penerapannya teori neo-klasik pada organisasi dan manajemen
menimbulkan kontradiktif pada masyarakat. Satu sisi timbulnya perusahaan-perusahaan
besar yang tergantung pada teknologi tinggi dengan kebutuhan pekerja spesialis dalam satu
bidang saja yang berpengaruh pada produktivitas yang tinggi pula dan ekonomi berkembang
pesat. Di sisi lain terlihat gejala-gejala ketidakpuasan karena menganggap cara kerja seperti
ini tidak ubahnya seperti cara kerja mesin. Cara kerja seperti ini cenderung merobah sifat
sosial manusia menjadi individualis sehingga kelompok-kelompok sosial yang selama ini
utuh baik dalam keluarga maupun dalam lingkungan kerja menjadi terpecah-pecah karena
lebih banyak mementingkan dirinya saja.
Adapun pendekatan yang dianut oleh pendekatan teori neo-klasik menitik beratkan
pada Human Relation Movement dan Managent Science.

7. Dinamika Kelompok dalam Organisasi


Kodrat manusia sebagai makhluk sosial dalam arti tidak dapat hidup sendiri dalam
memenuhi kebutuhannya. Manusia harus berinteraksi dengan yang lainnya untuk
memenuhinya. Dengan perkataan lain interaksi itu dapat terwujud kalau manusia itu hidup
dalam kelompok. Di dalam kelompok formal atau organisasi formal kebutuhan manusia itu
dapat dipenuhi. Tetapi ada kebutuhan individu yang tidak dapat dipenuhi oleh organisasi
formal karena organisasi formal hanya menekankan kepada bentuk yang terstruktur, rasional,
impersional dan pencapaian tujuan organisasi secara jelas.

8. Pengertian Kelompok
Schein (Kast & Rosenzweig, 1979) mendefinisikan kelompok sebagai sejumlah orang
yang berinteraksi satu sama lain dan secara psikologis memandang diri mmereka sebagai
bagian dari kelompok. Dari definisi tersebut dapat ditarik beberapa karakteristik dari
kelompok yaitu :
1) Untuk satu kelompok paling sedikit harus ada dua orang anggota sehingga
memungkinkan terjadinya interaksi
2) Setiap anggota kelompok mempunyai rasa kebersamaan, rasa tergantung satu sama
lain,
3) Memiliki identitas yang berbeda dengan kelompok lain
4) Mempunyai tujuan bersama.

9. Terbentuknya Kelompok
Terbentuknya kelompok dapat dijelaskan dalam dua versi yaitu:
1) Segi Teoritis
Alasan kesamaan daerah, kegemaran, asal-usul, ras, profesi, dan kesamaan
almamater.
2) Segi Praktis
Alasan praktis tersebut berupa alasan keamanan, ekonomi dan sosial

10. Tipe Kelompok


Kalau kita lihat disekeliling kita banyak sekali tedapat kelompok-kelompok. Ada empat
unsur yang membedakan kelompok dalam masyarakat yaitu struktur, kekekalan,
keintiman, dan tujuan. Berdasarkan keempat unsur tersebut kelompok dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu kelompok formal dan kelompok informal.

11. Pola Hubungan dalam Kelompok


Dalam keadaan saling ketergantuungan yang bersifat khusus, Thompson (Huse &
Bowditch, 1977) mengemukakan tiga bentuk ketergantungan kelompok yaitu:
1) Bentuk Pooled
Dalam bentuk inti kelompok tidak memerlukan interaksi di antara mereka secara
langsung, tetapi mereka dihubung oleh organisasi secara keseluruhan.
2) Bentuk sequental
Dalam bentuk ini kelompok-kelompok berinteraksi dalam menunaikan tugasnya
secara berurutan.
3) Bentuk reciprocal
Dalam bentuk ini kelompok-kelompok berinteraksi dalam menjalankan tugasnya
secara tergantung. Suatu kelompok menjadi bahan masukan bagi kelompok lain.
12. Sumber Konflik
Sumber konflik dalam kelompok meliputi lima macam yaitu: situasi bertolak
belakang, persaingan dalam memanfaatkan sumber, kedudukan yang tidak setara,
perbedaan pendapat dan kebutuhan akan perubahan.

13. Bentuk-bentuk Konflik Kelompok


Bentuk konflik kelompok dapat berbentuk pertentangan antara anggota kelompok dan
pertentangan antara kelompok.
14. Cara mengurangi konflik kelompok
Menurut Huse & Bowdicth ada tiga cara yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
konflik antara kelompok yaitu:
1) Model menghilangkan hambatan
Menurut model ini konflik harus di hindari.
2) Model perintah
Konflik antara kelompok dibicarakan pada tingkat tinggi. Lalu mereka
memerintahkan kelompok yang terlibat untuk berdamai dan saling bekerja sama.
3) Model konfrontasi
Konflik antara kelompok dibenarkan. Pihak-pihak yang terlibat sengaja dipertemukan
untuk dekat secara terbuka tentang masalah yang menyebabkan mereka berkonflik.

SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai