Tanaman Ashitaba asalnya dari Pulau Hajijo di Jepang, disana welirang tumbuh di sela-sela batu di
pantai. Pada 2002 kemudian tanaman ini dibudidayakan Jepang di Mojokerto, Nusa Tenggara, dan
beberapa tempat lainnya dengan alasan menghindari kepunahan tanaman ini dari bom nuklir
Tumbuhan ini merupakan ciri khas Trawas, menjadi potensi di daerah Trawas
Budidayanya menggunakan tanah asli hutan dan pupuk organik, suhu 21 derajat celcius
Disebut sebagai tanaman tomorrow life karena setelah batangnya dipotong akan tumbuh kembali
Ashitaba bekerjasama dengan peneliti di Hawai dan produknya dikembangkan untuk menyembuhkan
HIV
1 kg harganya 39 dollarAS
Promosi susah karena masyarakat Indonesia lebih menyukai desain yang ada embel embel luar negeri
karena gengsi
Jarak antara tanaman satu dengan yang lain harus dekat, jarak tidak terlalu mempengaruhi hasil
Alat
1. Perajang
2. Mesin Penepung
3. Green House
4. Box rak pengeringan