Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

TATA LAKSANA KASUS

RS NUR ROHMAH
RS NUR ROHMAH

RADANG PANGGUL (ICD-10: N73)


1. Pengertian (definisi) Infeksi panggul pada wanita dapat dibagi menajdi : 1. Penyakit
Radang Panggul (Pelvic Inflammatory Disease=PID) 2. Infeksi
yang berhubungan dengan abortus 3. Infeksi pasa kala nifas 4.
Infeksi pasca operasi ginekologik 5. Sekunder berasal dari infeksi
lain organ Pada kesempatan ini dibicarakan Penyakit Radang
Panggul (PID) saja.
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan fisik A. Pemeriksaan Fisik 1. Suhu tinggi disertai takikardia 2. Nyeri
suprasimfisis terasa lebih menonjol dari pada nyeri dikuadran atas
abdomen. Rasa nyeri biasanya bilateral, bila rasa nyeri hanya
unilateral, diagnosis radang panggul akan lebih sulit ditegakkan. 3.
Bila sudah terjadi iritasi peritenoum, maka akan terjadi “rebound
tenderness”, nyeri tekan, dan kekakuan otot perut sebelah bawah.
4. Tergantung dari berat dan lamanya keradangan, radang panggul
dapat pula disertai gejala ileus paralitik. 5. Dapat disertai metroragi,
menoragi.

B. Pemeriksaan ginekologik Pada pemeriksaan ginekologik


didaptkan :

1. Pembengkakakan dan nyeri pada labia didaerah kelenjar


Bartolini 2. Bila ditemukan fluor albus purulen, umumnya akibat
kuman N.gonore. seringkali juga disertai perdarahan – perdarahan
ringan di luar haid, akibat endometritis akuta. 3. Nyeri daerah
parametrium, dan diperberat bila dilakukan gerakan – gerakan
pada servik. Pemeriksaan didaerah adneksa terasa sangat nyeri,
seolah – olah terasa “penuh” dan terasa ada “penebalan” akibat

81
ketegangan otot-otot perut. 4. Bila sudah terbentuk abses, maka
akan teraba masa pada adneksa disertai dengan suhu meningkat.
Bila abses pecah, akan terjadi gejala – gejala pelvio peritonitis
generalisata, tenesmus pada rectum disertai diare. 5. Pus ini akan
teraba sebagai suatu massa dengan bentuk tidak jelas, terasa tebal
dan sering disangka suatu subserous mioma. 6. Pemeriksaan
inspekulo memberikan gambaran : keradangan akut serviks,
bersama dengan keluarnya cairan purulen. 7. Pecahnya abses tubo
ovarial secara massif, member gambaran yang khas. Rasa nyeri
mendadak pada perut bawah, terutama terasa pada tempat rupture.
Dalam waktu singkat seluruh abdomen akan terasa nyeri karena
timbulnya gejala peritonitis generalisata. Bila jumlah cairan purulen
yang mengalir keluar banyak akan terjadi syok. Gejala pertama
timbulnya syok ialah mual dan muntah – muntah, distensi abdomen
disertai tanda – tanda ileus perilitik. Segera setelah pecahnya abses,
suhu akan menurun atau subnormal dan beberapa waktu kemudian
suhu meningkat tinggi lagi. Syok terjadi akibat rangsangan
peritoneum dan penyebaran endotoksin. 8. Anemi sering dijumpai
pada abses pelvic yang sudah berlangsung beberapa minggu.
4. Kriteria diagnosis
5. Diagnosis kerja
6. Diagnosis banding 1. Kehamilan Ektopik Terganggu 2. Abortus septikus 3. Torsi kista
ovary atau rupture kista 4. Endometriosis 5. Apendisitis
7. Pemeriksaan
penunjang
8. Terapi Berdasarkan derajat radang panggul, maka pengobatan dibagi
menjadi : 1. Pengobatan rawat jalan Pengobatan rawat jalan
dilakukan kepada penderita radang panggul derajat I. obat yang
diberikan ialah : 1. Antibiotik : sesuai dengan buku Pedoman
Penggunaan Antibiotik RSUD Dr. Soetomo.  Ampisilin
3.5g/sekali p.o/sehari selama 1 hari dan Probenesid 1 g sekali p.o
selama 1 hari. Dilanjutkan ampisilin 4x 500 mg/hari selama 7-10
hari, atau  Amoksilin 3g p.o sekali/hari selama 1 hari dan
Probonesid 1 g p.o sekali sehari selama 1 hari. Dilanjutkan
amoksilin 3 x 500 mg/hari p.o selama 7 hari atau  Tiamfenikol
82
3.5 g/sekali sehari p.o selama 1 hari. Dilanjutkan 4 x 500 mg/sehari
p.o selama 7-10 hari atau  Tetrasiklin 4 x 500 mg/hari p.o selama
7 – 10 hari, atau  Doksisiklin 2 x 100 mg/hari p.o selama 7 – 10
hari, atau  Eritromisin 4 x 500 mg/hari p.o selama 7 – 10 hari 2.
Analgesik dan antipiretik  Parasetamol 3 x 500 mg/hari atau 
Metampiron 3 x 500 mg/hari

2. Pengobatan Rawat Inap Pengobatan rawat inap dilakukan kepada


penderita radang panggul derajat II dan III

Obat yang diberikan adalah : a. Antibiotik : sesuai dengan Buku


Pedoman Penggunaan Antibiotika RSUD Dr. Soetomo. • Ampisilin
1 g im/iv 4 x sehari selama 5 – 7 hari dan Gentamisin 1.5 mg – 2.5
mg/kg BB im/iv, 2x sehari selama 5 – 7 hari dan Metronidazol 1 g
rek.sup, 2x sehari selama 5 – 7 hari atau, • Sefalosporin generasi
III 1 gr/iv, 2 – 3 x sehari selama 5 – 7 hari dan Metronidazol 1
g.rek.sup 2 x sehari selama 5 – 7 hari. b. Analgesik dan antipiretik
Khusus untuk abses tubo-ovarial, pada dasarnya adalah pemberian
antibiotic lebih dulu dan baru kemudian dilakukan pembedahan.
Abses tubo-ovarial yang pecah, dianggap kasus abdomen akut,
sehingga perlu segera dilakukan pembedahan untuk dilakukan
pengangkatan genitalia interna, pasang drain. (lihat bab Abses Tubo
Ovarial)
9. Edukasi Menjaga kebersihan alat genetalia
10. Prognosis Dubia ad bonam
11. Tingkat evidence I
12. Tingkat rekomendasi A
13. Penelaah kritis Dr. Anita Rohmah, Sp.Og
14. Indikator medis
15. Kepustakaan 1. Panduan Praktik Klinis Kebidanan dan Kandungan

83
84

Anda mungkin juga menyukai