Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obesitas saat ini merupakan permasalahan yang mendunia. Organisasi


Kesehatan Dunia (WHO) telah mendeklarasikan obesitas sebagai epidemik global.
Menurut Lembaga Obesitas Internasional di London Inggris dalam Wandansari
(2007) diperkirakan sebanyak 1,7 milyar orang di bumi ini mengalami kelebihan
berat badan. Prevalensinya meningkat tidak hanya di negara-negara maju, tetapi
juga di negara – negara berkembang termasuk Indonesia. Obesitas adalah keadaan
dimana terdapat penimbunan kelebihan lemak dalam tubuh. Umumnya, obesitas
dapat ditentukan menggu nakan indeks massa tubuh (IMT)/ Body Mass Index
(BMI), yaitu perbandingan berat badan (dalam kilogram) dengan kuadrat tinggi
badan (dalam meter).

Pada usia 0-20 tahun, indeks massa tubuh ditentukan dengan memplot IMT
menggunakan grafik indeks-massa-tubuh CDC 2000, yaitu diatas persentil ke-95.
Sedangkan pada usia lebih dari 20 tahun, menurut kriteria WHO untuk kawasan
Asia Pasifik, obesitas ditentukan jika IMT > 25. Penelitian di Indonesia tentang
obesitas masih sedikit dibandingka n dengan di luar negeri. Hal ini disebabkan
penelitiandi Indonesia lebih banyak difokuskan dengan masalah gizi kurang
dibandingkan dengan masalah gizi lebih. Menurut Survey Kesehatan Nasional
pada tahun 1989 sebanyak 0,77% anak mengalami obesitas dan pada tahun 1992
meningkat menjadi 1,26% dan meningkat lagi menjadi 4,58% pada tahun 1999
(Wandansari, 2007).

Menurut Sugih dalam Salim dalam Wandansari (2007) jumlah penduduk


Indonesia yang mengalami obesitas menunjukkan kenaikan, pada tahun 1999 baru
15% – 20% tetapi pada tahun 2002 kejadian obesitas tersebut meningkat menjadi
22% - 24%, jadi sekitar 48-53 juta penduduk Indonesia mengalami
obesitas.Masalah obesitas banyak dialami oleh beberapa golongan di masyarakat,
antara lain balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa dan orang lanjut usia.

1
Perubahan gizi pada remaja jika tidak diupayakan perbaikannya akan
mempengaruhi kualitas masyarakat di masa mendatang. Gambaran status gizi dan
pengetahuan di masa sekarang berdampak besar pada gambaran status gizi di masa
mendatang, sehingga perlu dicari informasi mengenai gambaran pengetahuan
remaja, khusus nya siswa/siswi SMA tentang faktor risiko penyebab obesitas agar
factor risiko tersebut dapat diidentifikasi sedini mungkin dan ditanggu langi
dengan baik.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari obesitas?


2. Apa saja tipe-tipe obesitas?
3. Apa gejala-gejala timbulnya obesitas?
4. Apa penyebab timbulnya obesitas pada anak?
5. Bagaimana epidemiologi obesitas pada anak?
6. Bagaimana pola roda dalam obesitas?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian obesitas
2. Untuk mengetahui apa saja tipe-tipe obesitas
3. Untuk mengetahui apa gejala-gejala timbulnya obesitas
4. Untuk mengetahui apa penyebab timbulnya obesitas pada anak
5. Untuk mengetahui apa bagaimana epidemiologi obesitas

D. Manfaat
Dapat memberikan manfaat untuk Sebagai bahan tambahan kajian dan
pengembangan ilmu pengetahuan di bidang gizi dan kesehatan masyarakat
terutama tentang hal-hal yang berhubungan dengan kejadian obesitas.
.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Obesitas
Obesitas adalah kelebihan lemak dalam tubuh, yang umumnya ditimbun
dalam jaringan subkutan (bawah kulit), sekitar organ tubuh dan kadang terjadi
perluasan ke dalam jaringan organnya (Misnadierly, 2007). Menurut WHO
Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan ataupun abnormal yang dapat
mengganggu kesehatan. Menurut Myers (2004), seseorang yang dikatakan obesitas
apabila terjadi pertambahan atau pembesaran sel lemak tubuh mereka.

Obesitas merupakan keadaan yang menunjukkan ketidak seimbangan antara


tinggi dan berat badan akibat jaringan lemak dalam tubuh sehingga terjadi
kelebihan berat badan yang melampaui ukuran ideal (Sumanto, 2009).

Terjadinya obesitas lebih ditentukan oleh terlalu banyaknya makan, terlalu


sedikitnya aktivitas atau latihan fisik, maupun keduanya (Misnadierly, 2007).
Dengan demikian tiap orang perlu memperhatikan banyaknya masukan makanan
(disesuaikan dengan kebutuhan tenaga sehari-hari) dan aktivitas fisik yang
dilakukan. Perhatian lebih besar mengenai kedua hal ini terutama diperlukan bagi
mereka yang kebetulan berasal dari keluarga obesitas, berjenis kelamin wanita,
pekerjaan banyak duduk, tidak senang melakukan olahraga, serta emosionalnya
labil.

Definisi Obesitas Obesitas dan kelebihan berat badan telah di dekade


terakhir menjadi masalah global – menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
kembali pada tahun 2005 sekitar 1,6 miliar orang dewasa diatas usia 15 + adalah
kelebihan berat badan, setidaknya 400 juta orang dewasa yang gemuk
dansetidaknya 20 juta anak di bawah usia 5 tahun yang kelebihan berat badan.Para
ahli percaya jika kecenderungan ini terus berlangsung pada tahun 2015 sekitar 2,3
miliar orang dewasa akan kelebihan berat badan dan lebih dari 700 juta akan
obesitas. Skala masalahobesitas memiliki sejumlah konsekuensi serius bagi
individu dan sistem kesehatan pemerintah.

3
Obesitas pada anak adalah kondisi medis pada anak yang ditandai dengan
barat badan di atas rata-rata dari Indeks Massa Tubuhnya (Body Mass Index) yang
di atas normal. Indeks Massa Tubuh (IMT) dihitung dengan cara mengalikan berat
badan anak kemudian dibagi dengan kuadrat dari besar tinggi anak. Jika seorang
anak memiliki IMT di atas 25 kg/m2, maka anak tersebut menderita obesitas.

Obesitas pada anak dapat dinilai dari beberapa kriteria selain IMT.
Terkadang seseorang anak terlihat gemuk, namun belum tentu disebut obesitas.
Beberapa metode dan teknik diagnosis dapat dilakukan untuk menilai apakah anak
gemuk sudah memasuki tahap obesitas atau hanya over weight.
Patokan BMI untuk obesitas pada anak bervariasi sesuai jenis kelamin dan
usia. Ketika anak mencapai usia dewasa, patokan BMI untuk overweight dan
obesitas adalah 25 dan 30.
 Underweight: BMI kurang dari persentil 5 untuk jenis kelamin dan usia
 Berat badan normal: BMI antara persentil 5-85 untuk jenis kelamin dan usia
 Overweight: BMI antara persentil 85 dan 95 untuk jenis kelamin dan usia
 Obesitas: BMI persentil 95 atau lebih untuk jenis kelamin dan usia
 Sangat obesitas: BMI lebih dari persentil 99 untuk jenis kelamin dan usia
(Barlow Se, 2007), (Klein Jd. Sesselberg TS. Johnson MS. 2010).

4
B. Tipe-Tipe Obesitas

Tipe pada obesitas dapat dibedakan menjadi 2 klasifikasi, yaitu:

1. Tipe obesitas berdasarkan bentuk tubuh dan

2. Tipe obesitas berdasarkan keadaan sel lemak.

1. Tipe Obesitas Berdasarkan Bentuk Tubuh

a. Obesitas tipe buah apel (Apple Shape)

Type seperti ini biasanya terdapat pada pria. dimana lemak tertumpuk di
sekitar perut. Resiko kesehatan pada tipe ini lebih tinggi dibandingkan dengan tipe
buah pear (Gynoid),

b. Obesitas tipe buah pear (Gynoid)

Tipe ini cenderung dimiliki oleh wanita, lemak yang ada disimpan di sekitar
pinggul dan bokong. Resiko terhadap penyakit pada tipe gynoid umumnya kecil.

c. Tipe Ovid (Bentuk Kotak Buah)

Ciri dari tipe ini adalah "besar di seluruh bagian badan". Tipe Ovid
umumnya terdapat pada orang-orang yang gemuk secara genetic.

2. Tipe Obesitas Berdasarkan Keadaan Sel Lemak

a. Obesitas Tipe Hyperplastik

Obesitas terjadi karena jumlah sel lemak yang lebih banyak dibandingkan
keadaan normal.

b. Obesitas Tipe Hypertropik

Obesitas terjadi karena ukuran sel lemak menjadi lebih besar dibandingkan
keadaan normal,tetapi jumlah sel tidak bertambah banyak dari normal.

Obesitas Tipe Hyperplastik Dan Hypertropik Obesitas terjadi karena jumlah


dan ukuran sel lemak melebihi normal. Pembentukan sel lemak baru terjadi segera

5
setelah derajat hypertropi mencapai maksimal dengan perantaraan suatu sinyal
yang dikeluarkan oleh sel lemak yang mengalami hypertropik.

C. Gejala Timbulnya Obesitas Pada Anak


Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam
dinding dada bisa menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan
sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan. Gangguan
pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan
untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada siang hari penderita sering
merasa ngantuk.Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk
nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul,
lutut dan pergelangan kaki). Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit.

Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih
sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat
dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak. Sering
ditemukan edema (pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah
tungkai dan pergelangan kaki.

D. Penyebab Timbulnya Obesitas Pada Anak

Anak yang memiliki masalah dengan berat badan disebabkan oleh beberapa
faktor obesitas. Faktor obesitas ialah faktor yang menjadi penentu atau faktor risiko
bagi seorang anak untuk bisa terkena obesitas. Semua anak yang nafsu makannya
lebih banyak ternyata tidak semua menjadi gemuk dan mengalami obesitas.
Masing-masing anak mengalami sistem metabolisme yang berbeda satu sama lain.
Anak yang memiliki kecepatan metabolisme lebih lambat memiliki risiko lebih
besar menderita obesitas.

Beberapa penyebab obesitas pada anak adalah:

1) Faktor genetik

Merupakan faktor keturunan dari orang-tua yang sulit dihindari. Bila ayah
atau ibu memiliki kelebihan berat badan, hal ini dapat diturunkan pada anak.

6
2) Makanan cepat saji dan makanan ringan dalam kemasan

Maraknya restoran cepat saji merupakan salah satu faktor penyebab. Anak-
anak sebagian besar menyukai makanan cepat saji atau fast food bahkan banyak
anak yang akan makan dengan lahap dan menambah porsi apabila makan makanan
cepat saji. Padahal makanan seperti ini umumnya mengandung lemak dan gula
yang tinggi yang menyebabkan obesitas. Orang tua yang sibuk sering
menggunakan makanan cepat saji yang praktis dihidangkan untuk diberikan pada
anak mereka, walaupun kandungan gizinya buruk untuk anak. Makanan cepat saji
meski rasanya nikmat namun tidak memiliki kandungan gizi untuk pertumbuhan
dan perkembangan anak. Itu sebabnya makanan cepat saji sering disebut dengan
istilah junk food atau makanan sampah.

Selain itu, kesukaan anak-anak pada makanan ringan dalam kemasan atau
makanan manis menjadi hal yang patut diperhatikan.

1) Minuman ringan

Sama seperti makanan cepat saji, minuman ringan (soft drink) terbukti
memiliki kandungan gula yang tinggi sehingga berat badan akan cepat bertambah
apabila mengkonsumsi minuman ini. Rasa yang nikmat dan menyegarkan
menjadikan anak-anak sangat menggemari minuman ini.

2) Kurangnya aktivitas fisik

Masa anak-anak identik dengan masa bermain. Dulu, permainan anak


umumnya adalah permainan fisik yang mengharuskan anak berlari, melompat atau
gerakan lainnya. Tetapi, hal itu telah tergantikan dengan game elektronik,
komputer, Internet, atau televisi yang cukup dilakukan dengan hanya duduk di
depannya tanpa harus bergerak. Hal inilah yang menyebabkan anak kurang
melakukan gerak badan sehingga menyebabkan kelebihan berat badan.

E. Epidemiologi / Prevalensi Obesitas Pada Anak

7
Di negara dengan keadaan ekonomi yang telah maju, obesitas merupakan
masalah gizi yang penting. Di Indonesia kasus obesitas biasanya terdapat pada
anak dari keluarga yang ekonominya tergolong mampu. Obesitas dapat terjadi pada
semua golongan umur, tetapi tersering pada bayi, anak umur 5-6 tahun dan
golongan remaja, terutama pada perempuan. Obesitas pada anak lebih sering
ditemukan pada keluarga dengan kedua orang tua atau salah seorang (terutama ibu)
yang juga menderita obesitas
Prevalensi obesitas pada anak usia 6-17 tahun di Amerika Serikat dalam
tiga dekade terakhir meningkat dari 7,6-10,8% menjadi 13-14%. Prevalensi
overweight dan obesitas pada anak usia 6-18 tahun di Rusia adalah 6% dan 10%, di
Cina adalah 3,6% dan 3,4%, dan di Inggris adalah 22-31% dan 10-17%, tergantung
pada umur dan jenis kelamin. Prevalensi obesitas pada anak-anak sekolah di
Singapura meningkat dari 9% menjadi 19%.
Di Indonesia, prevalensi obesitas pada balita menurut SUSENAS
menunjukkan peningkatan baik di perkotaan maupun perdesaan. Di perkotaan pada
tahun 1989 didapatkan 4,6% lelaki dan 5,9% perempuan. Pada tahun 1992
didapatkan 6,3% lelaki dan 8% untuk perempuan. Prevalensi obesitas tahun 1995
di 27 propinsi adalah 4,6%.
Di DKI Jakarta, prevalensi obesitas meningkat dengan bertambahnya umur.
Pada umur 6-12 tahun ditemukan obesitas sekitar 4%, pada anak remaja 12-18
tahun ditemukan 6,2%, dan pada umur 17-18 tahun 11,4%. Kasus obesitas pada
remaja lebih banyak ditemukan pada wanita (10,2%) dibanding lelaki (3,1%). Pada
penelitian Djer 1998, prevalensi obesitas anak di sebuah SD Negeri di kawasan
Jakarta Pusat sebesar 9,6%. Penelitian mutakhir yang dilakukan oleh Meilany
2002, menunjukkan prevalensi obesitas anak di tiga SD swasta di kawasan Jakarta
Timur sebesar 27,5%. Menurut data rekam medik, kasus baru obesitas yang datang
di poliklinik Gizi Anak Bagian IKA FKUI-RSUPNCM dalam periode tahun 1995-
2000 adalah sebanyak 100 pasien, dan 35% di antaranya adalah balita (Staf
Pengajar Ilmu Kesehatan Anak, 1989).

E. Pola Roda pada obesitas

8
Model roda digambarkan dengan lingkaran yang di dalamnya terdapat
lingkaran yang lebih kecil. Lingkaran yang besar sebagai faktor eksternal dan
lingkaran yang kecil sebagai faktor internal. Faktor internalnya menyatakan bahwa
suatu penyakit disebabkan oleh adanya interaksi antara genetic dengan
lingkungannya. Faktor internal ini juga berkaitan dengan kepribadian individu
dimana kepribadian tertentu akan meningkatkan resiko penyakit tertentu. Faktor
eksternal pada model ini adalah lingkungan baik lingkungan fisik, biologis dan
sosial. faktor lingkungan selalu mengalami pergeseran (tidak stabil) sehingga
adaptasi yang tidak tepat dapat mempengaruhi kesehatan host.
Pada obesitas faktor internal terdiri dari kesehatan,pemilihan dan arti
makanan,body image,psikososial,nilai dan kepercayaan individu serta kebutuhan
fisiologi. Faktor eksternal terdiri dari pengetahuan gizi,gaya hidup,aktivitas
fisik,keluarga, lingkungan dan pengalaman individu

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Obesitas pada anak adalah kondisi medis pada anak yang ditandai dengan
barat badan di atas rata-rata dari Indeks Massa Tubuhnya (Body Mass Index) yang
di atas normal. Indeks Massa Tubuh (IMT) dihitung dengan cara mengalikan berat
badan anak kemudian dibagi dengan kuadrat dari besar tinggi anak. Jika seorang
anak memiliki IMT di atas 25 kg/m2, maka anak tersebut menderita obesitas. Anak
yang nafsu makannya lebih banyak ternyata tidak semua menjadi gemuk atau
menjadi obesitas. System metabolism anak berbeda-beda, anak yang kecepatan
metabolismenya lambat akan lebih berisiko menjadi obesitas. Factor-faktor
obesitas di antaranya adalah Faktor genetic, makanan cepat saji dan makanan
ringan dalam kemasan, minuman cepat saji, serta kurangnya aktivitas fisik.

Ada banyak cara untuk mengendalikan kegemukan pada anak; Berilah


susunan makanan yang sehat secara seimbang, berilah banyak buah dan sayuran
setiap makan, upayakan banyak kesempatan beraktivitas fisik terutama di luar
ruangan.

B. Saran

Obesitas yang dialami oleh anak tidak hanya menimbulkan masalah dalam
segi kesehatan namun juga menjadi masalah psikis. oleh karena itu orang tua harus
memiliki kesadaran untuk menkontrol pola makan ataupun gaya hidup anak mulai
dari sejak dini, agar anak tidak mengalami gangguan secara psikisnya ataupun
fisiknya pada saat dia tumbuh dewasa. Orang tua juga harus memiliki pengetahuan
tentang gizi seimbang dengan baik.

10
Daftar Pustaka
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/21539/Chapter
%20I.pdf;sequence=5
https://artikelkesmas.blogspot.com/2014/09/makalah-obesitas.html
https://muntiana.blogspot.com/2016/02/makalah-obesitas-pada-anak.html
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak. 1985. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak:
Gizi Obesitas, Jilid I. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. hal: 366-369

11

Anda mungkin juga menyukai