Anda di halaman 1dari 9

Antikoagulan

Posted by Riswanto on Saturday, November 14, 2009


Labels: Pengumpulan Spesimen

Antikoagulan adalah zat yang mencegah penggumpalan darah dengan cara mengikat kalsium
atau dengan menghambat pembentukan trombin yang diperlukan untuk mengkonversi
fibrinogen menjadi fibrin dalam proses pembekuan . Jika tes membutuhkan darah atau
plasma, spesimen harus dikumpulkan dalam sebuah tabung yang berisi antikoagulan.
Spesimen-antikoagulan harus dicampur segera setelah pengambilan spesimen untuk
mencegah pembentukan microclot. Pencampuran yang lembut sangat penting untuk
mencegah hemolisis.
Ada berbagai jenis antikoagulan, masing-masing digunakan dalam jenis pemeriksaan
tertentu.

EDTA ( ethylenediaminetetraacetic acid, [CH2N(CH2CO2H)2]2 )

Umumnya tersedia dalam bentuk garam sodium (natrium) atau potassium (kalium),
mencegah koagulasi dengan cara mengikat atau mengkhelasi kalsium. EDTA memiliki
keunggulan disbanding dengan antikoagulan yang lain, yaitu tidak mempengaruhi sel-sel
darah, sehingga ideal untuk pengujian hematologi, seperti pemeriksaan hemoglobin,
hematokrit, KED, hitung lekosit, hitung trombosit, retikulosit, apusan darah, dsb.

K2EDTA biasanya digunakan dengan konsentrasi 1 - 1,5 mg/ml darah. Penggunaannya harus
tepat. Bila jumlah EDTA kurang, darah dapat mengalami koagulasi. Sebaliknya, bila EDTA
kelebihan, eritrosit mengalami krenasi, trombosit membesar dan mengalami disintegrasi.
Setelah darah dimasukkan ke dalam tabung, segera lakukan pencampuran/homogenisasi
dengan cara membolak-balikkan tabung dengan lembut sebanyak 6 kali untuk menghindari
penggumpalan trombosit dan pembentukan bekuan darah.

Ada tiga macam EDTA, yaitu dinatrium EDTA (Na2EDTA), dipotassium EDTA (K2EDTA)
dan tripotassium EDTA (K3EDTA). Na2EDTA dan K2EDTA biasanya digunakan dalam
bentuk kering, sedangkan K3EDTA biasanya digunakan dalam bentuk cair. Dari ketiga jenis
EDTA tersebut, K2EDTA adalah yang paling baik dan dianjurkan oleh ICSH (International
Council for Standardization in Hematology) dan CLSI (Clinical and Laboratory Standards
Institute).
Tabung EDTA tersedia dalam bentuk tabung hampa udara (vacutainer tube) dengan tutup
lavender (purple) atau pink seperti yang diproduksi oleh Becton Dickinson.

Trisodium citrate dihidrat (Na3C6H5O7 •2 H2O )

Citrat bekerja dengan mengikat atau mengkhelasi kalsium. Trisodium sitrat dihidrat 3.2%
buffered natrium sitrat (109 mmol/L) direkomendasikan untuk pengujian koagulasi dan
agregasi trombosit. Penggunaannya adalah 1 bagian citrate + 9 bagian darah. Secara
komersial, tabung sitrat dapat dijumpai dalam bentuk tabung hampa udara dengan tutup
berwarna biru terang.

Spesimen harus segera dicampur segera setelah pengambilan untuk mencegah aktivasi proses
koagulasi dan pembentukan bekuan darah yang menyebabkan hasil tidak valid. Pencampuran
dilakukan dengan membolak-balikkan tabung sebanyak 4-5 kali secara lembut, karena
pencampuran yang terlalu kuat dan berkali-kali (lebih dari 5 kali) dapat mengaktifkan
penggumpalan platelet dan mempersingkat waktu pembekuan.

Darah sitrat harus segera dicentrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 1500 rpm dan
dianalisa maksimal 2 jam setelah sampling.

Natrium sitrat konsentrasi 3,8% digunakan untuk pemeriksaan erythrocyte sedimentation rate
(ESR) atau KED/LED cara Westergreen. Penggunaannya adalah 1 bagian sitrat + 4 bagian
darah.

Heparin

Antikoagulan ini merupakan asam mukopolisacharida yang bekerja dengan cara


menghentikan pembentukan trombin dari prothrombin sehingga menghentikan pembentukan
fibrin dari fibrinogen. Ada tiga macam heparin: ammonium heparin, lithium heparin dan
sodium heparin. Dari ketiga macam heparin tersebut, lithium heparin paling banyak
digunakan sebagai antikoagulan karena tidak mengganggu analisa beberapa macam ion
dalam darah.

Heparin banyak digunakan pada analisa kimia darah, enzim, kultur sel, OFT (osmotic
fragility test). Konsentrasi dalam penggunaan adalah : 15IU/mL +/- 2.5IU/mL atau 0.1 – 0.2
mg/ml darah. Heparin tidak dianjurkan untuk pemeriksaan apusan darah karena
menyebabkan latar belakang biru.

Setelah dimasukkan dalam tabung, spesimen harus segera dihomogenisasi 6 kali dan
dicentrifuge 1300-2000 rpm selama 10 menit kemudian plasma siap dianalisa. Darah heparin
harus dianalisa dalam waktu maksimal 2 jam setelah sampling.

Oksalat

 Natrium Oksalat (Na2C2O4). Natrium oksalat bekerja dengan cara mengikat kalsium.
Penggunaannya 1 bagian oksalat + 9 bagian darah. Biasanya digunakan untuk
pembuatan adsorb plasma dalam pemeriksaan hemostasis.
 Kalium Oksalat NaF. Kombinasi ini digunakan pada pemeriksaan glukosa. Kalium
oksalat berfungsi sebagai antikoagulan dan NaF berfungsi sebagai antiglikolisis
dengan cara menghambat kerja enzim Phosphoenol pyruvate dan urease sehingga
kadar glukosa darah stabil.

Antikoagulan adalah bahan yang digunakan untuk mencegah pembekuan


darah. Pemeriksaan di dalam laboratorium klnik tidak hanya satu atau dua, tetapi
banyak pemeriksaan, tergantung pada banyak spesimen yang masuk dan jenis
pemeriksaan yang diminta, sehingga tidak semua spesimen yang datang bisa
langsung diperiksa. Penambahan antikoagulan bertujuan supaya darah tidak
membeku, sehingga kondisi darah dapat dipertahankan walau tidak langsung
diperiksaan atau pemeriksaan memakan waktu yang lama. Setelah dilakukan
pemeriksaan, darah yang berantikoagulan bisa disimpan dalam lama waktu tertentu,
sehingga apabila harus dilakukan pemeriksaan ulang atau pemeriksaan tambahan
lainnya dapat digunakan kembali.

Ada banyak jenis antikoagulan, namun tidak semuanya dapat digunakan karena ada
yang terlalu banyak berpengaruh terhadap bentuk/morfologi eritrosit atau leukosit.
Antikoagulan yang dapat digunkan :

1. Garam Kalium atau Natrium dari Ethylen Diamine Tetra Asetat (EDTA)

Garam-garam tersebut mengubah ion kalsium dari darah menjadi bentuk yang
bukan ion sehingga pembekuan dapat dicegah. EDTA tidak mempengaruh terhadap
besar dan bentuk dari Eritrosit dan leukosit. Selain itu EDTA juga dapat mencegah
penggumpalan trombosit, sehingga sangat baik sebagai antikoagulan untuk
pemeriksaan trombosit. Antikoagulan EDTA sangat luas pemakaiannya, dapat
digunakan untuk kebanyakan pemeriksaan hematologi. Dengan antikoagulan EDTA,
sel-sel darah dapat bertahan lebih lama dibanding dengan antikoagulan lain.

Ada tiga macam EDTA, yaitu dinatrium EDTA (Na2EDTA), dipotassium EDTA
(K2EDTA) dan tripotassium EDTA (K3EDTA). Dari ketiga jenis EDTA tersebut,
K2EDTA adalah yang paling baik dan dianjurkan oleh ICSH (International Council for
Standardization in Hematology) dan CLSI (Clinical and Laboratory Standards
Institute).

Jumlah EDTA yang Digunakan

-EDTA kering: 1 mg EDTA/1 ml darah

-EDTA cair: 0.01ml EDTA/1 ml darah

EDTA cair (laruatan EDTA 10 %) lebih sering digunakan. Pada penggunaan EDTA
kering, wadah yang berisi darah dan EDTA harus digoyang(homogenkan) selama 1-
2 menit karena EDTA kering lambat larut. Penggunaan EDTA kurang atau lebih dari
ketentuan seharusnya dihindari. Penggunaan EDTA yang kurang dari ketentuan
dapat menyebabkan darah membeku. Sedangkan penggunaan yang lebih dari
ketentuan dapat menyebabkan eritrosit mengkerut sehingga nilai hematokrit rendah
dari nilai yang sebenarnya.Saat ini sudah tersedia,Tabung darah/tabung hampa
udara (vacutainer tube) yang berisi EDTA. Tabung EDTA bertutup lavender (Ungu)
atau pink seperti yang diproduksi oleh Becton Dickinson.

Pemeriksaan Hematologi yang Menggunakan Antikoagulan EDTA

-Penentuan kadar Hb

-Penentuan Hematokrit

-Penentuan Laju Endap Darah (LED)


-Penentuan Resisitensi osmotik darah

-Penentuan golongan darah

-Perhitungan sel-sel darah, termasuk retikulosit

-Pembuatan apusan darah

2. Natrium Sitrat (Trisodium Citrat)

Natrium Sitrat(Trisodium Citrat) yang digunakan berbentuk larutan 3,2 % dan 3,8%.
Antikogulan ini mencegah pembekuan dengan cara mengikat ion kalsium.
Antikoagulan Natrium Sitrat tidak toksis sehingga dapat juga digunakan untuk
transfusi darah.

Banyaknya Natrium Sitrat yang Digunakan

-Larutan Natrium Sitrat 3,2 % digunakan untuk pemeriksaan soal-soal proses


pembekuan darah (Koagulasi) dan agregasi trombosit, Volume:

1 volume antikoagulan : 9 volume darah

- Larutan Natrium Sitrat 3,8 % digunakan pemeriksaan Laju Endap Darah dan
Eritrosit Sedimen Rate (ESR), Volumenya :

1 volume antikoagulan : 4 volume darah

Saat ini sudah tersedia Tabung darah/tabung hampa udara (vacutainer tube) yang
berisi Natrium sitrat. Tabung sitrat 3,2% bertutup biru terang dan tabung sitrat 3,8%
bertutup hitam.

Pemeriksaan Hematologi yang Menggunakan Antikoagulan Natrium Citrat

-Penentuan Laju Endap Darah

-Eritrosit Sedimen Rate (ESR)

-Pemeriksaan soal-soal proses pembekuan darah

-Agregasi Trombosit

-Penentuan golongan darah

-Transfusi darah

3. Heparin

Heparin merupakan antikoagulan yang normal dalam tubuh, namun di laboratorium


heparin jarang digunakan dalam pemeriksaan-pemeriksaan di laboratorium karena
mahal harganya. Heparin berdaya seperti antitrombin. Heparin bekerja dengan cara
menghentikan pembentukan trombin dari prothrombin sehingga menghentikan
pembentukan fibrin dari fibrinogen.Heparin tidak mempengaruhi bentuk eritrosit
maupun trombosit.

Jenis heparin yang paling banyak digunakan adalah Lithium heparin karena
antikoagulan karena tidak mengganggu analisa beberapa macam ion dalam darah.

Banyaknya Heparin yang Digunakan:

-Heparin Kering : 0,1-0,2 mg/ml Darah

-Heparin Cair : 15 IU +/- 2.5 IU/ml darah

Saat ini telah tersedia tabung darah/tabung hampa udara (vacutainer tube) yang
berisi heparin. Tabung heparin bertutup Hijau muda (Lithium heparin) dan Hijau
(Lithium heparin dengan gel)

Pemeriksaan Hematologi yang Menggunakan Antikoagulan Heparin

-Penentuan hemoglobin

-Penentuan hematokrit

-Penentuan resistensi osmotik

-Penghitungan sel-sel darah

-Penentuan golongan darah

-Transfusi darah

*Heparin tidak bisa digunakan untuk membuat apusan darah karena


menyebebabkan dasar yang biru kehitaman bisa dicat dengan cat wright stain.

4. Natrium Oxalat

Bekerja dengan menikat ion Ca, sehingga terbentuk Ca Oxalat yang mengendap. Na
oxalat yang digunakan berbentuk larutan 0.1 N

Banyaknya Na-Oxalat yang Digunakan

-Pemeriksaan Plasma Protrombin Time (PPT) : 1 volume darah: 9 volume darah

Pemeriksaan Hematologi yang Menggunakan Antikoagulan Na-Oxalat

- Pemeriksaan Plasma Protrombin Time (PPT)

5. Double Oxalat
Nama lainnya dalah Balance Oxalat Mixture atau antikoagulan dari Heller dan Paul.
Antikoagulan ini mengandung kalium oxalat dan ammonium oxalat dengan
perbandingan 2:3. Kalium oxalat menyebebkan eritrosit mengkerut, sedangkan
ammonium oxalat menyebabkan eritrosit mengembang. Campuran kedua garam
tersebut bertujuan untuk menghindari perubahan perubahan volume eritrosit.

Banyaknya Antikoagulan Double Oxalat yang digunakan:

-Double oxalat kering : 2 mg Double oxalat / 1 ml darah

-Double oxalat cair 2%: 0.1 ml Double oxalat/ 1 ml darah

Double oxalat digunakan dalam bentuk kering. Sebelum ditambahkan darah, double
oxalat cair yang dimasukkan kedalam tabung penampung darah harus di keringkan
terlebih dahulu pada suhu yang kurang 600C, menghindari perubahan menjadi
Karbonat (Sifat antikoagulannya hilang).

Pemeriksaan Hematologi yang Menggunakan Antikoagulan Double Oxalat

-Penentuan hemoglobin

-Penentuan hematokrit

-Penentuan Laju Endap Darah (LED)

-Penentuak resistensi eritrosit

-Penentuan golongan darah


Hematologi Rutin (CBC)

Deskripsi : Penilaian dasar komponen sel darah yang dilakukan dengan


menentukan jumlah sel darah dan trombosit, persentase dari setiap jenis
sel darah putih dan kandungan hemoglobin (Hb). Hematologi rutin
meliputi pemeriksaan Hb, eritrosit, leukosit, trombosit, hematokrit, dan
nilai-nilai MC.
Manfaat : Evaluasi anemia, leukemia, reaksi inflamasi dan infeksi, karakteristik
Pemeriksaan sel darah perifer, tingkat hidrasi dan dehidrasi, polisitemia, penyakit
hemolitik pada bayi baru lahir, dan menentukan perlu atau tidaknya
kemoterapi.
Persyaratan & : Darah EDTA (bisa darah vena atau kapiler)
Jenis Sampel
Stabilitas : < 4 jam setelah pengambilan darah (pada suhu kamar), 24 jam setelah
Sampel pengambilan darah (2-8°C)
Persiapan : Tidak diperlukan persiapan khusus sebelumnya
Pasien
Hari Kerja : Setiap hari
Metode : ICSH
Nilai Rujukan : -
Tempat : -
Rujukan
Catatan : -
Bapak/saudara yang Terhormat

Terima kasih telah menggunakan layanan e-konsultasi Klikdokter

Mohon diingat bahwa ekonsultasi online tidak dapat menggantikan konsultasi langsung
dengan dokter karena terbatasnya data yang anda berikan dan tidak dilakukannya
pemeriksaan fisik. Jadi kami tidak mendiagnosa suatu penyakit seperti layaknya seorang
dokter.E-konsultasi online adalah ekonsultasi untuk membantu masyarakat memahami
penyakitnya dan apa yang terjadi pada dirinya sesuai dengan prinsip kami yaitu Komunikasi,
Informasi, dan Edukasi. Namun kami akan coba memberikan informasi mengenai
SGOT/SGPT

Nilai SGOT dan SGPT

SGPT dan SGOT merupakan enzim-enzim pada hati yang akan meningkat jumlahnya
di dalam tubuh jika hati mengalami kerusakan baik kerusakan fungsi hati secara
akut maupun kronis. Lebih lanjut kami akan mencoba menjelaskannya satu
persatu:

 SGPT (Serum Glutamic Pyruvate Transaminase): merupakan suatu enzim


yang terdapat di dalam sel hati. Ketika sel hati mengalami kerusakan, akan
terjadi pengeluaran enzim SGPT dari dalam sel hati ke sirkulasi darah dan
akan terukur melalui pemeriksaan laboratorium.

 SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase) : seperti halnya SGPT,


SGOT merupakan enzim hati yang terdapat di dalam sel parenkim hati.
SGOT akan meningkat kadanya di dalam darah jika terdapat kerusakan sel
hati. Namun SGOT tidak spesifik hanya terdapat di dalam hati. SGOT juga
dapat ditemukan di sel darah, sel jantung dan sel otot, karena itu
peningkatan SGOT tidak selalu menunjukkan adanya kelainan di sel hati.

Nilai normal SGOT adalah 3-45 u/L, sedangkan nilai normal SGPT adalah 0-
35 u/L (terdapat sedikit variasi dari nilai normal dan sangat tergantung dari
laboratorium tempat pemeriksaan). Namun hasil SGOT dan SGPT yang
normal belum tentu menandakan bahwa Anda bebas dari penyakit hati. Pada
kasus penyakit hati yang kronik (menahun), misal akibat hepatitis B kronik
atau hepatitis C kronik, dapat ditemukan kadar enzim SGOT dan SGPT yang
normal atau sedikit meningkat. Pada infeksi hati yang kronik (menahun), sel
hati secara perlahan-lahan mengalami kerusakan dan hal ini tidak dapat
diketahui hanya dari pemeriksaan enzim hati di dalam darah.SGOT dan SGPT
merupakan enzim yang dapat ditemukan pada sel-sel hati. Karena itu jika terjadi
kerusakan (nekrosis) sel-sel hati, seperti yang terjadi pada infeksi akut virus hepatitis,
enzim-enzim tersebut keluar dari sel hati dan masuk ke dalam darah. Semakin banyak
sel-sel hati yang rusak, semakin tinggi pula kadar SGOT/SGPT yang terukur di dalam
darah. Secara laboratoris pemeriksaan enzim hati pada hepatitis akut didapati adanya
peninggian SGOT dan SGPT sampai 20-50 kali normal dengan SGPT lebih tinggi
SGOT daripada SGPT (SGOT/SGPT < 0,7).

Demikian informasi yang dapat kami berikan,semoga bermanfaat

Salam

Tim Redaksi Klikdokter

Anda mungkin juga menyukai