MATERI 2
METODE TAMBANG TERBUKA
2-1
DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA METODE TAMBANG TERBUKA
16. Strike (jurus) adalah arah mendatar dari suatu endapan atau suatu batuan
yang tegak lurus terhadap kemiringannya.
17. Crest adalah bagian tertinggi (puncak)
daripada jenjang.
18. Toe adalah bagian terendah (kaki) 17
daripada jenjang.
19. Bench adalah permukaan jenjang. 18
20. Berm adalah jarak antara toe suatu 23
jenjang ke crest jenjang di bawahnya,19 20 21
diukur tegak lurus jurus jenjang.
21. = sudut jenjang tunggal
22. = sudut jenjang keseluruhan 22
23. h = tinggi jenjang
24. working slope = jenjang kerja
25. final slope = jenjang akhir Gambar 2.1
2-2
DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA METODE TAMBANG TERBUKA
b. Metode Baru
2-3
DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA METODE TAMBANG TERBUKA
2. Penggalian
Pekerjaan penggalian bahan galian dilakukan dengan alat mekanis
dengan, spesifikasi yang sesuai dengan kondisi lapangan dan produksi yang
diinginkan.
Bila bahan galian keras dan tidak mampu digali dengan jenis/ type alat
mekanis yang digunakan, maka harus dilakukan operasi peledakan.
Pada operasi peledakan terlebih dahulu dilakukan pemboran lubang
ledak dengan geometri yang tertentu, selanjutnya diisi bahan peledak dan
diledakkan dengan cara tertentu.
3. Pengangkutan
Setelah bahan galian digali selanjutnya dimuat ke alat angkut untuk
diangkut ke tempat penumpukan (stock pile). Pengangkutan dilakukan
dengan alat angkut dengan spesifikasi yang sesuai dengan kondisi lapangan
dan target produksi yang diinginkan.
Alat angkut yang umum digunakan pada tambang terbuka adalah
dump truck dan belt conveyor
4. Pengolahan / Pencucian
Kegiatan pengolahan bahan galian bervariasi tergantung pada jenis
bahan galian yang ditambang dan produk yang diinginkan.
Pada penambangan batu kapur untuk pabrik semen, kegiatan
pengolahan berupa pengecilan ukuran (size reduction) dengan
menggunakan crusher (primary crusher dan secondary crusher) sehingga
ukuran batu kapur sesuai untuk dipakai pada pabrik.
Pada tambang batubara, kegiatan pengolahan dapat berupa pencucian
batubara untuk membebaskan batubara dari material pengotornya dengan
revolving screen.
Pada penambangan bijih logam, kegiatan pengolahan berupa
pengecilan ukuran dan proses pemisahan mineral berharga sebagai umpan
pada proses selanjutnya.
2-4
DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA METODE TAMBANG TERBUKA
5. Penirisan tambang
Kegiatan penirisan tambang bertujuan agar lokasi tambang tidak
tergenang air, sehingga aktivitas penambangan dapat berlangsung dengan
baik.
Penirisan tambang dapat dilakukan dengan membuat parit-parit, dan
bila tidak mungkin dibuat penirisan alami perlu dibuat sumuran (sump) dan
dirancang instalasi pemompaan.
Untuk itu spesifikasi pompa yang dipakai perlu disesuaikan dengan
jumlah air yang akan dipompa (air permukaan dan air tanah) dan beda tinggi
antara air yang akan dibuang dan lokasi pembuangannya.
D. TEKNIS PENAMBANGAN
Teknis penambangan yang diterapkan tergantung pada karakteristik fisik
dan mekanik bahan galian yang akan ditambang dan country rock serta modal
yang tersedia.
Dalam menerapkan teknis penambangan perlu diperhatikan faktor
kemantapan lereng agar lereng yang dibuat tidak runtuh.
Beberapa teknis penambangan yang dikenal antara lain :
2-5
DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA METODE TAMBANG TERBUKA
Front
Penambangan
Lubang ledak
Rock (Bor Tangan)
Slide
Broken
rock
c. Pembuatan jenjang
Dalam metode ini front penambangan dibuat dengan sistem jenjang.
Jenjang dibuat berguna untuk dapat mengambil bahan galian secara
bertahap dan mempermudah pendorongan ke ujung rock slide dan
disamping itu juga untuk menahan bukit agar tidak longsor.
2-6
DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA METODE TAMBANG TERBUKA
f. Operasi peledakan
Untuk endapan bahan galian yang sifat fisiknya relatif keras dan tidak
mampu digali oleh alat-alat mekanis maka untuk penambangannya harus
dilakukan operasi peledakan.
g. Pengangkutan
Pada metode penambangan top hill cutting sistem pengangkutan terdiri
dari dua tahap yaitu :
- Tahap pertama dari front penambangan menuju ke dumping point dan
diluncurkan melalui rock slide jatuh tertampung di loading area.
- Tahap kedua, pengangkutan dari loading area menuju unit crusher.
h. Penirisan tambang
Dengan kondisi area penambangan berupa bukit, maka untuk
penirisannya cukup dilakukan dengan membuat kanal atau parit-parit
yang kemiringannya diarahkan ke sungai.
Front
Penambangan
Lubang ledak
Rock (Crawler Dril )
Slide
Broken
rock
Keuntungan dan kerugian metode side hill cutting dan top hill cutting
Metode side hill cutting
Keuntungannya :
- Front kerja dapat dibentuk sejajar rock slide, sehingga dapat diharapkan
sebagian batuan terbongkar dan jatuh secara gravitasi tanpa pendorong.
- Produksi penambangan dapat lebih awal.
Kerugiannya :
- Produksi penambangan terbatas
- Keselamatan kerja kurang terjamin
Metode top hill cutting
Keuntungannya :
- Front kerja penambangan yang luas sehingga mempermudah untuk
melakukan pemboran dan peledakan (dengan demikian hasil yang
didapatkan akan lebih banyak).
2-7
DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA METODE TAMBANG TERBUKA
3. Tambang semprot
Metode penambangan ini diterapkan pada endapan alluvial. Alat utama
pada penambangan jenis ini adalah monitor.
Penerapan metode ini ialah menyemprot bagian bawah dinding yang
mengandung bahan galian, selanjutnya dinding tersebut akan runtuh.
Runtuhan dinding tersebut diangkut ke unit pengolah untuk pemisahan
mineral berharga dari pengotornya dan siap diproses lebih lanjut.
Pada penerapan metode ini perlu diperhatikan jarak monitor dan
dinding yang akan disemprot tidak terlalu dekat untuk menghindari
keruntuhan. Namun juga jangan terlalu jauh karena akan mengurangi
tekanan air yang disemprotkan.
2-8
DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA METODE TAMBANG TERBUKA
2-9
DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA METODE TAMBANG TERBUKA
PIT LIMIT
+ 465
+ 435
+405
+390
Dump
Excavator
Dum Point I
Truck
ping
+385
Excavator Mobile
Crusher
2000 ton/jam +370
Hopper
Posisi mobile crusher
saat menunggu
peledakan
Hopper
+355
Hopper
Dumping
Point II
GAMBAR 2.5
TATA LETAK KOMBINASI SISTEM SHOVEL–MOBILE CRUSHER
DAN SISTEM SHOVEL–DUMP TRUCK
2 - 10
DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA METODE TAMBANG TERBUKA
Excavator
Hopper
Feed Size
( -300 mm )
Jaw Crusher
Q = 1100 ton/jam
Q = 900 ton/jam Q = 2000 ton/jam
Belt Conveyor
GAMBAR 2.6
SKETSA SISTEM MOBILE CRUSHER DENGAN SCREEN
Dump Hopper
Belt Conveyor
Chain Screen
Conveyor 80 mm
50 mm
m
- 50 -300 + 5 0 m
mm Stationary
yor Crusher
1200 ton/jam Belt Conve 800 ton/jam
GAMBAR 2.7
SKETSA SISTEM SCREEN
E. KEMANTAPAN LERENG
Pada tambang terbuka, untuk menjamin keamanan para pekerja maupun
alat-alat, maka lereng-lereng pada tambang tersebut harus mantap agar tidak
terjadi longsoran. Untuk mengetahui lereng dalam keadaan mantap dipakai
istilah faktor keamanan (FK) yaitu perbandingan antara gaya-gaya penahan
dengan gaya-gaya penggerak, yang merupakan kondisi standar untuk
mengetahui mantap tidaknya suatu lereng. Secara matematis dinyatakan
sebagai berikut :
2 - 11
DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA METODE TAMBANG TERBUKA
Gaya Penahan
FK
Gaya Pendorong
1. Jenis-jenis longsoran
Jenis-jenis longsoran yang sering terjadi pada tambang terbuka, yaitu;
longsoran lingkaran, longsoran bidang, longsoran bajih dan longsoran guling
(Gambar 2.8).
a. Longsoran lingkaran (circular failure)
Longsoran dapat terjadi pada material homogen (tanah) atau batuan
dengan struktur joint rapat ke segala arah (rock-jointed) dengan
permukaan bidang longsoran berupa lingkaran
2 - 12
DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA METODE TAMBANG TERBUKA
2 - 13
DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA METODE TAMBANG TERBUKA
kemantapan lereng. Hal ini disebabkan oleh adanya tekanan air pori.
Makin besar tekanan air pori, makin kecil kekuatan geser material
sehingga kemantapan lereng semakin rendah.
e. Pengaruh gaya-gaya luar
Pengaruh gaya-gaya luar ini adalah kecepatan seismik yang disebabkan
oleh adanya gempa bumi, kegiatan peledakan maupun trafik alat-alat
berat.
f. Waktu
Fungsi waktu dapat mempengaruhi kemantapan lereng, sedangkan
waktu dipengaruhi oleh musim atau iklim dan erosi. Bila iklim dan erosi
kuat, maka unsur waktu sangat berpengaruh.
Pada umumnya umur lereng pada tambang-tambang terbuka relatif
tidak begitu lama.
Dalam melakukan analisis kemamtapan lereng, waktu merupakan salah
satu faktor pertama dalam mempertimbangkan faktor keamanan lereng.
Hal ini perlu dipertimbangkan mengingat kaitannya dengan jumlah tanah
penutup yang harus digali.
F. DAFTAR PUSTAKA
1. Hooke E., and Bray J. W., 1981, Rock Slope Engineering, third edition, the
Institution of Mining ang Metalurgycal, London.
4. Pfleider, Engene P., 1972, Surface Mining, The American Institut of Mining,
Metallurgical & Petroleum Engineer, Inc., New York.
2 - 14