Proses Terapi Rasional
Proses Terapi Rasional
Nim : 18650142
Prodi: farmasi
BAB I
PROSES TERAPI RASIONAL
A. PENDAHULUAN
Terapi yang dapat dipilih untuk pasien yang mengalami gangguan
kesehatan meliputi pemberian obat, pembedahan, psikiatrik, radiasi,
fisioterapi, konseling, pendidikan kesehatan, dan bahkan tanpa terapi.
Penelitian ilmiah yang baik selalu mengikuti metodologi baku
yang meliputi latar belakang, pembatasan masalah, perumusan
masalah, hipotesis, proses penelitian(metodologi), analisa hasil, dan
kesimpulan.
Bila masalah telah teratasi, pengobatan dapat dihentikan atau
diteruskan dengan regimen tersebut pada penyakit yang sifatnya kronis.
Bila tidak, anda harus memeriksa atau mencermati kembali semua
langkah terdahulu yang ternyata tidak sesuai untuk pasien itu.
B. CONTOH KASUS
Perhatikanlah kasus diruang praktek dokter keluarga ini. Seorang
supir taksi 52 th, mengeluh nyeri tenggorokan dan batuk disertai
selesma sejak 2 minggu sebelumnya. Bersinnya sudah hilang, tetapi ia
batuk-batuk, terutama malam hari. Ia seorang perokok berat yang
sudah dianjurkan untuk menghentikan kebiasaan itu. Pada anamnesia
dan pemeriksaan lebih lanjut tidak ditemukan kelainan selain tanda
radang tenggorokan. Dokter yang memeriksa kembali menasehatinya
untuk berhenti merokok dan menulis resep berisi tablet kodein 10 mg,
3 kali sehari untuk 3 hari.
Sebenarnya ada dua tahap penting dalam memilih pengobatan.
Kita harus mulai dengan mempertimbangkan terapi pilihan pertama
yang merupakan hasil proses seleksi berdasarkan langkah-langkah
yang sesuai. Langkah kedua adalah menimbang apakah pilihan ini
cocok untuk pasien yang sedang kita hadapi. Berdasarkan kedua hal
tersebut diatas, kita akan menentukan terapi pilihan pertama untuk
batuk kering pada pasien usia 52 tahun, perokok, dan berprofesi sebagai
sopir taksi jika memungkinkan.
Langkah umum untuk itu adalah menetapkan tujuan terapi, menyusun
daftar berbagai terapi, menyusun daftar berbagai terapi yang mungkin
manjur, dan memilih terapi-P (pribadi/pilihan) dengan cara
membandingkan kemanjuran, keamanan, kecocokan, dan biayanya.
1. Tetapkan tujuan terapi anda
Dalam contoh tadi kita memilih terapi-P untuk menekan batuk kering
atau frekuensi batuk yang bersifat menganggu.
2. Susunan daftar terapi yang mungkin manjur
Pada umumnya ada empat pendekatan dalam mengobati, yaitu
memberi informasi atau nasehat, tetapi non-obat, terapi obat, dan
perujukan. Kadang diperlukan pendekatan kombinasi.
Pada kasus batuk kering dapat diberikan penjelasan bahwa bila
penderita batuk terus, selaput lendir (mukosa) tidak akan pulih bahkan
menjadi lebih parah. Golongan antitusif narkotik, antitusif non narkotik
atau antihistamin sedatif dapat dipertimbangkan sebagai calon obat-P
pada batuk kering ini. Untuk pengobatan pertama dalam batuk kering
terdiri dari nasihat untuk menghindari berlanjutnya iritasi saluran napas
dan/atau menghilangkan batuk dengan obat.
3. Pilih obat yang sesuai berdasarkan pada kemanjuran, keamanan,
kecocokan, kepraktisan, dan biaya
Tahap berikutnya adalah membandingkan berbagai terapi pilihan
pengobatan yang ada. Cara yang objektif dan ilmiah adalah dengan
menerapkan lima kriteria, yaitu kemanjuran, keamanan,kecocokan,
kepraktisan, dan biaya.
Bila pasien dapat dan mau mematuhi saran untuk menghindari
iritasi saluran pernapasan, maka cara ini akan menyembuhkan, sebab
radang selaput lendir akan reda dalam beberapa hari.
Antitusif seperti kodein, noskapin, dan dekstrometor-fan dapat
menekan refleks batuk. Ini memungkinkan selaput lendir pulih,
walaupun efeknya akan berkurang bila perangsangan saluran napaas
tetap ada.
Menimbang berbagai fakta yang ada, ini merupakan langkah sulit
dalam memilih terapi batuk kering pada seseorang sopir yang perokok
, tetapi disinilah saatnya kita membuat keputusan.
Dari dua kelompok obat dapat disimpulkan bahwa tidak banyak yang
dapat dipilih untuk mengatasi batuk kering pada pasien diatas. Bahkan,
banyak dokter yang masih meragukan apakah obat demikian benar-
benar diperlukan.
Dalam kelompok ini, kodein tampaknya yang terbaik, tersedia dalam
bentuk tablet dan sirup. Noskapin selain bersifat teratogenik juga bukan
tergolong obat esensial sehingga efektifitasnya lebih meragukan.
Kodein adalah obat-P kita untuk batuk kering. Dosis baku untuk
orang dewasa di indonesia adalah 8-15mg, 3 kali sehari. Sebagai
pengganti atau pilihan berikutnya, dapat digunakan noskapin atau
dekstrometorfan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI). Dirjen
pengawasan Obat dan makanan, Depkes RI,2000.
2. Anonim. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis.
Edisi2,DepKes RI,2007
3. Anonim. WHO/UNICEF Joint Statement on Clinical Management
of Acute Diarrhoes. www.Unicef.org/ publication/files/ENAcute-
Diarrhoea. Diakses 15 juli 2009.