Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pengkajian Keperawatan


Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan, oleh karena itu
pengkaji perlu melakukan secara teliti, cermat dan sistematis melalui wawancara,
observasi dan pemeriksaan fisik secara langsung, serta di dukung oleh sumber-
sumber seperti catatan medika dan hasil pemeriksaan penunjang
Setelah penulis secara cermat mempelajari teori pengkajian pasien dengan
Gangguan Sistem Pernafasan; tonsilitis maka penulis mendapatkan tanda dan gejala
yang khas Nyeri tenggorokan,Nyeri telan, Sulit menelan..
Pada pengkajian pasien Tn M dengan Tonsilitis, yang dikaji penulis selama 3 hari
tanggal 08 Mei 2019 penulis menemukan tanda dan gejala Pembesaran tonsil ,Tonsil
hiperemi,Mulut berbau
Berdasarkan uraian di atas penulis berpendapat adanya kesenjangan dari
tanda dan gejala antara teori dengan kajian keperawatan secara langsung pada pasien
Tn M”. Sebelumnya pasien sudah berobat kepuskesmas batang beruh namun karena
tidak ada perubahan maka pasien dibawa keRumah Sakit Umum sidikalang. Selama
pasien dirawat di Flamboyan Rumah Sakit umum sidikalang, penulis tidak begitu
mengalami hambatan dalam pengkajian keperawatan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut penulis melakukan pendekatan dan
kerjasama dengan orang tua atau keluarga pasien.
4.2 Diagnosa Keperawatan

Dignosa keperawatan ditegakkan berdasarkan analisa data yang di dapat pada


waktu pengkajian. Masalah yang di dapat bersifat aktual dan potensial yangdapat
diatasi atau dikurangi ataupun dicegah dengan tindakan keperawatan.Dalam diagnosa
keperawatan teori dengan Gangguan Sistem Saluran Pernafasan tonsilitis, penulis
menemukan beberapa diagnosa keperawatanyaitu :

1. Hipertermi
2. Nyeri akut
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
4. Ansietas
5. Defisiensi pengetahuan
Setelah penulis merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan masalah Pasien
Tn “M” kemudian penulis memprioritaskan berdasarkan kebutuhan pasien,maka
diagnosa keperawatan yang muncul adalah

1. Nyeri Akut.

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

3. Hypertermi

Diagnosa keperawatan secara teori, tidak seluruhnya ditemukan oleh penulis


pada kasus Tn M” hal tersebut terjadi karena diagnosa keperawatan dari pasien Tn
M” sesuai dengan masalah kesehatan dan tanda serta gejala-gejala yang ditemukan
pada Pasien Tn M” dengan Tonsilitis
4.3 Perencanaan Keperawatan
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan, langkah selanjutnya adalah
menerapkan dan menyusun rencana tindakan. Langkah ini memberikan
pedoman pada tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan
pasien dankeluarga dalam pembuatan perencanaan penulis menetapkan berdasarkan
pada tinjauan teori sesuai dengan diagnosa keperawatan yang ditemukan pada Pasien
Tn M.
Sebelum menyusun rencana tindakan keperawatan, pertama-tama penulis
menerapkan tujuan yang diharapkan agar dalam membuat rencana tindakan
keperawatan mengarah kepada tujuan atau hasil yang diharapkan
Tahap ketiga dari proses keperawatan adalah perencanaan keperawatan dimana
perawat menentukan tujuan perawatan, menetapkan pemecahan masalah dan
menentukan tujuan perencanaan untuk mengatasi masalah pasien (Hidayat, 2001).
Perencanaan keperawatan untuk diagnosa perubahan Ketidakseimbangan
nutrisi ditujukan agar kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan intervensinya adalah
berikan makanan dalam porsi kecil dan sering, timbang berat badan setiap hari,
jelaskan pentingnya nutrisi bagi pasien, kolaborasi dengan ahli gizi untuk penyediaan
diit TKTP, sajikan makanan dalam keadaan lunak dan hangat, dan kolaborasi dengan
tim medis dalam pemberian terapi intravena (Carpenito, 1997).
Perencanaan untuk diagnosa keperawatan nyeri bertujuan agar nyeri teratasi
dengan intervensinya adalah kaji pengalaman nyeri pasien, alihkan perhatian pasien
kompres hangat dibagian leher, bicarakan dengan keluarga modalitas tindakan yang
tersedia dan kolaborasi dalam pemberian analgetik (Betz, 2002; Carpenito, 199

4.4 Pelaksanaan Keperawatan.


Tindakan keperawatan merupakan realisasi dari rencana tindakan
keperawatan, jadi tidak semua rencana tindakan keperawatan yang ada pada
teoridilaksanakan pada Pasien. Dalam melaksanakan tindakan keperawatan
penulis berpedoman pada rencana tindakan yang telah disusun sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai.
Hambatan yang penulis hadapi dalam pelaksanaan adalah terbatasnya
waktu disediakan untuk itu penulis melibatkan perawat ruangan, orang tua dan
keluarga pasien untuk melanjutkan pelaksanaan Asuhan Keperawatan agar
tetap berkesinambungan dan tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Tahap keempat dari proses keperawatan adalah implementasi keperawatan yaitu
pelaksanaan terhadap perencanaan yang telah disusun meliputi tindakan mandiri dan
tindakan kolaboratif (Hidayat, 2001).
Implementasi keperawatan untuk diagnosa keperawatan Ketidakseimbangan
nutrisi adalah menyajikan makanan dalam porsi kecil tapi sering, menimbang berat
badan , menjelaskan pada pasien bahwa nutrisi sangat penting bagi tubuh,
berkolaborasi dengan ahli gizi untuk penyediaan diit TKTP, menyediakan makanan
dalam keadaan lunak dan hangat dan memberikan terapi intravena RL 20 tts/m.
Implementasi keperawatan untuk diagnosa keperawatan nyeri adalah
mengkaji pengalaman nyeri pasien, menjauhkan perhatian pasien dengan berita
pengalaman pasien yang menyenangkan, mengompres hangat dibagian leher, dan
membicarakan dengan keluarga tentang pentingnya membersihakan mulut atau oral
hygene.
4.5 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan alat untuk mengetahui tingkat keberhasilan Asuhan
Keperawatan, merupakan perbandingan yang sistematik dan terencana tentang
kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan. Penulis belum memperoleh
semua hasil yang ditetapkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai karena
keterbatasan waktu dan untuk mencapai tujuan yang belum tercapai itu dilimpahkan
kepada perawat ruangan untuk tetap mengevaluasi atau mengkaji ulang sehingga
perawatan tetap dapat diteruskan sampai tujuan yang ingin dicapai terwujud.

4.6 Penerapan EBN


Evidence Based Nursing (EBN) adalah penggabungan bukti yang diperoleh
dari hasil penelitian dan praktek klinis ditambah dengan pilihan pasien ke dalam
keputusan klinis (Mulhall,2008).Tujuan Evidence based nursing (EBN) memberikan
data pada perawt praktisi berdasarkan karya ilmiah agar dapat memberikan
perawatan secara efektif dengan menggunakan hasil penelitian yang
terbaik,menyelesaikan masalah yang ada .
Dalam jurnal keperawatan yang dilakukan oleh Ginanjar Sasmito Adi
berjudul Penerapan Evidence Based Nursing (EBN) Sistematik Oral Care Pada
Pasien Gangguan Neurologi Mendapatkan hasil bahwa pasien neurologi Kegiatan
oral care dilakukan 2 hari berturut-turut dilakukan 2x sehari pagi dan sore hari. Pada
pasien yang mengalami xerostomia untuk menjaga kelembaban membrane mukosa
mulut peneliti menggunakan kasa yang dibasi menggunakan air bersih dan
mengoleskan pada mukosa mulut pasien. Hal ini sesuai dengan beberapa hasil
penelitian bahwa minimal oral care dilakukan sebanyak 2 kali dalam sehari. Agen
antiseptic yang digunakan pada pelaksanan EBN ini adalah betadine kumur dan
cholhexidine. Peneliti mencampur agen antiseptic dengan air bersih dengan
perbandingan 1 cc antiseptic 3 cc air bersih. Peneliti tidak menggunakan pasta gigi
melainkan menggunakan agen antiseptic tersebut
Penurunan peradangan pada tonsil dan mulut berkurang setelah dilakukan
oral hygene pada pasien tonsillitis.
4.7 Discharge Planning
Discharge planning dilakukan pada pasien Tn.M dengan memberikan
Pendidikan kesehatan tentang penyakit tonsillitis yaitu tentang pengertian,
penyebab,tanda dan gejala tonsilitis,penanganan dan pencegahan tonsillitis.
Dengan diberikannya penyuluhan pada pasien dan keluarga tentang tonsillitis maka
keluarga dapat memahami tentang proses terjadinya penyakit tonsillitis dan dapat
melakukan perawatan secara mandiri di rumah.

Anda mungkin juga menyukai