Anda di halaman 1dari 11

TOOLS PADA PDCA

Menurut Deming, pengendalian mutu secara sistematis mengikuti langkah-langkah


perencanaan (plan), pelaksanaan (do), pemeriksaan (check), serta penindakan atas dasar
hasil evaluasi dan perbaikan terus menerus (act). Siklus PDCA adalah suatu proses
pemecahan masalah empat langkah yang umum digunakan dalam pengendalian kualitas.
Langkah-langkah ini lebih dikenal dengan sebutan PDCA Cycle.

Tahapan – tahapannya antara lain:


 Plan (Rencanakan)
1) Membuat tujuan menuju peningkatan produk dan layanan, dengan tujuan untuk menjadi
kompetitif dan bertahan dalam bisnis, dan untuk menyediakan lapangan kerja.
2) Mengadopsi filosofi baru. Kita berada dalam usia ekonomi baru. Manajemen Barat harus
membangkitkan tantangan tersebut, harus belajar tanggung jawab mereka, dan mengambil
kepemimpinan untuk perubahan.
 Do (Kerjakan)
3) Hentikan ketergantungan pada inspeksi untuk mencapai kualitas. Menghilangkan
kebutuhan untuk pemeriksaan besar dengan membangun kualitas ke dalam produk di tempat
pertama.
4) Akhiri praktek pemberian bisnis atas dasar harga. Sebaliknya, meminimalkan total biaya
bergerak ke arah pemasok tunggal untuk setiap satu item, pada hubungan jangka panjang
kesetiaan dan kepercayaan.
5) Meningkatkan terus-menerus dan selamanya sistem produksi dan pelayanan, untuk
meningkatkan kualitas dan produktivitas, dan dengan demikian biaya terus menurun.
6) Lembaga pelatihan pada pekerjaan.
7) Lembaga kepemimpinan . Tujuan pengawasan harus membantu orang dan mesin-mesin
dan gadget untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik. Pengawasan manajemen
membutuhkan perbaikan, serta pengawasan pekerja produksi.
 Check (Cek)
8) Hapuslah rasa takut sehingga setiap orang dapat bekerja secara efektif.
9) Hilangkan dinding pemisah antar departemen sehingga orang dapat bekerja sebagai suatu
team.
10) Hilangkan slogan, desakan, dan target bagi tenaga kerja. Hal-hal tersebut dapat
menciptakan permusuhan.
 Action (Tindak Lanjuti)
11) a. Hilangkan bekerja standar (kuota) di lantai pabrik. Pengganti kepemimpinan.
b. Hilangkan manajemen dengan objektif. Hilangkan manajemen dengan angka, numerik
tujuan. Substitute leadership. Pengganti kepemimpinan.
12) a. Hapus hambatan yang merampok hak pekerja per jam untuk kebanggaan pengerjaan.
Tanggung jawab pengawas harus diubah dari angka yang jelas terhadap kualitas.
b. Menghapus hambatan dan rekayasa hak mereka untuk kebanggaan pengerjaan. Ini berarti,
antara lain, “penghapusan atau jasa penilaian tahunan dan manajemen dengan tujuan”
13) Lembaga program pendidikan yang dan perbaikan diri yang kuat
14) Masukkan semua orang di perusahaan untuk bekerja untuk mencapai transformasi.
Transformasi adalah tugas semua orang.
No Langkah Tools

1 Menentukan masalah dan tujuan yang ingin dicapai Brainstorming


Brainstorming,
2 Mengumpulkan sumber daya manusia yang terkait
FGD

3 Mendefinisikan permasalahan dalam flowchart Flowchart

4 Menyederhanakan flowchart hanya pada masalah utama Flowchart

5 Melakukan observasi dan pengumpulan data Check sheet

6 Melakukan pengecekan dengan peta kontrol Peta kontrol

7 Membuat histrogram untuk menilai proses produksi Histogram

Mengidentifikasi akar permasalahan yang berkaitan dengan Fishbone diagram,


8
proses produksi Pareto, Scatter plot

Flowchart,
9 Memodifikasi atau menambah jumlah data yang berkaitan
brainstorming

Fishbone diagram,
10 Membuat rencana perubahan proses produksi
brainstorming

Menilai apakah proses produksi menghasilkan produk yang Check sheet,


11
sesuai histogram

Mengimplementasikan perubahan proses produksi dan


12 Peta kontrol
mengumpulkan datanya

Membandingkan apakah proses produksi sudah sesuai Histogram,


13
dengan tujuan brainstorming

Menentukan apakah ingin melakukan continuous


14 Brainstorming
improvement atau hanya memonitor performansi
PENERAPAN SIKLUS PDCA PADA PERBAIKAN KUALITAS PRODUK
AKHIR MINYAK TELON
(Studi Kasus: PT. Dragon Prima Farma)

1. METODE PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode studi kasus deskriptif dengan
analisis P-Chart, yaitu dengan pengendalian model rata-rata berdasarkan sampel.
2. Jenis Data
Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari studi pustaka yaitu
dari buku-buku, literatur dan dokumen yang berhubungan dengan teori-teori yang
berkaitan dengan Pengendalian Kualitas atau Quality Control (QC).
3. Teknik Pengumpulan Data
Studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan data melalui dokumen-dokumen
yang berhubungan dengan objek penelitian. Diantaranya data tentang gambaran
umum perusahaan, data hasil produksi, data kerusakan produk pada bulan Januari
2009, serta peralatan yang digunakan selama proses produksi.
2. HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Planning (Pengumpulan Data)
2.1.1 Check sheet
Berikut adalah hasil pengumpulan data kerusakan produk minyak telon pada PT.
Dragon Prima Farma selama tahun 2008 dengan check sheet:
2.2 Do (Pengolahan Data)
2.2.1 Scatter Diagram
Berikut adalah penyajian data kerusakan produk minyak telon pada PT. Dragon Prima
Farma selama tahun 2008 dengan scatter diagram:

Scatter Diagram Produk Cacat Tahun


2008
50

40

30
Jumlah Cacat
20
Series1
10

0
-2 3 8 13
Bulan

Pada diagram pencar diatas didapati bahwa titik-titik tersebar secara acak. Dengan adanya
scatter diagram, akan didapat bagaimana penyebaran data jumlah cacat yang terjadi setiap
bulannya dari bulan Januari sampai Desember 2008.

2.2.2 Histogram
Berikut adalah penyajian data kerusakan produk minyak telon pada PT. Dragon Prima
Farma selama tahun 2008 dengan histogram:
Histogram Produk Cacat Tahun 2008
50
45
40
35
30
Jumlah Cacat 25
20
Series1
15
10
5
0

Pada histogram diatas didapati jumlah cacat terbanyak pada bulan April 2008. Dengan
adanya histogram, akan didapat bagaimana penyebaran data jumlah cacat yang terjadi setiap
bulannya dari bulan Januari sampai Desember 2008.

2.3 Check
2.3.1 P-Chart
Laporan penelitian ini menggunakan metode P-Chart. Metode ini dipilih karena
sesuai dengan hasil analisa yaitu dengan pengendalian model rata-rata berdasarkan sampel.
Untuk meminimalisasi sebab kerusakan produk digunakan Diagram Sebab-Akibat.
a. Menentukan proporsi kerusakan
b. Analisis P-Chart
o Upper Control Limit I (UCL)
UCL merupakan batas pengawasan atas dari variasi tingkat kerusakan yang
terjadi pada pemeriksaan sampel.

o Lower Control Limit (LCL)


LCL merupakan batas pengawasan bawah dari variasi tingkat kerusakan yang
terjadi pada pemeriksaan sampel.

c. Membuat Grafik P-Chart


Grafik P-Chart dibuat untuk mengetahui tingkat pengendalian kualitas yang
dilakukan perusahaan serta penyimpangan-penyimpangan yang terjadi untuk selanjutnya
ditindaklanjuti, mencari penyebabnya, mengatasi, dan memperbaikinya. Berikut adalah
grafik P-Chart pada PT. Dragon Prima Farma:
Peta Kontrol P
0.045
0.040
0.035
0.030
0.025 Proporsi Cacat Bulanan
Proporsi
0.020 UCL
0.015 LCL

0.010 Rata-rata Proporsi Cacat

0.005
0.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Bulan

Berdasarkan peta kontrol diatas didapati bahwa tidak ada kerusakan yang out of control
(diluar batas kendali) sehingga kualitas produk masih terkontrol dengan baik.

4.3.2 Diagram Sebab-Akibat


Berikut adalah diagram sebab-akibat dari masalah kualitas yang berhubungan dengan
produk minyak telon PT. Dragon Prima Farma:
Penjelasan:
 Mesin
Pada PT. Dragon Prima Farma masih ada mesin yang rusak diantaranya mesin
penggilingan/penggulungan. Hal tersebut dapat menghambat kelancaran proses
produksi. Selain itu, pada tahap pengeringan akhir yang terlalu lama dapat
menyebabkan daun adas menjadi rusak/terlalu kering.
 Karyawan (Manusia)
Kelalaian karyawan pada waktu pengontrolan mesin dapat menyebabkan hasil minyak telon
tidak sempurna atau tidak sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan oleh
perusahaan. Pada tahap penghamparan banyak daun adas yang terinjak-injak yang
menyebabkan daun adas menjadi rusak.
 Bahan Baku (Material)
Masih terdapat pecho pucuk daun adas yang tergulung akibat terkena hama. Apabila pecho
pucuk daun adas terkena hama, maka hasil minyak telon kurang berkualitas atau tidak
sempurna. Pada musim penghujan banyak hama yang menyerang tanaman adas sehingga
perlu adanya pencegahan hama secara dini.
 Transportasi (Metode)
Daun adas yang telah dikumpulkan dari kebun kemudian ditimbang. Setelah itu daun adas
diangkut dengan menggunakan truk. Pada proses pengangkutan, banyak daun adas yang
tertindih-tindih dan jalan yang digunakan masih banyak yang rusak. Hal tersebut dapat
menyebabkan kerusakan daun adas.

2.4 Act
Kualitas hasil produksi minyak telon masih tekontrol dengan baik sehingga yang
perlu dilakukan adalah memonitor kinerja operator dalam proses produksi secara berkala dan
juga memperbaiki beberapa hal, antara lain mengganti mesin penggilingan daun yang rusak,
memeriksa kualitas bahan baku daun adas sebelum diproses, dan memperbaiki jalur
transportasi sehingga kualitas material maupun produk tetap terjaga saat berpindah dari satu
stasiun ke stasiun lainnya.
3. KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan paper yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan
bahwa:
1. PDCA atau Plan-Do-Check-Act merupakan metode manajemen kualitas yang
diperkenalkan oleh Dr. Shewhart yang menerapkan pendekatan sistematik dalam
penyelesaian masalah.
2. Dalam siklus PDCA terdapat 14 tahapan dimana dalam masing-masing tahapan
menggunakan tools yang berbeda, antara lain check sheet, scatter diagram, pareto
diagram, fishbone diagram, histogram, dan peta kendali.
3. Berdasarkan grafik P-Chart yang telah dibuat didapati bahwa tidak ada kerusakan
produk minyak telon yang out of control. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas produk
minyak telon yang dihasilkan masih terkendali walaupun ada beberapa yang cacat.
4. Kerusakan produk minyak telon disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain bahan
baku daun adas yang banyak terkena hama, proses pengangkutan yang tidak baik,
penghamparan yang terlalu banyak, dan mesin penggilingan yang rusak sehingga
proses produksi minyak telon terhambat. Untuk memperbaikinya kualitas minyak
telon dapat dilakukan dengan memonitor kinerja operator secara berkala, mengganti
mesin penggilingan daun yang rusak, memeriksa kualitas bahan baku daun adas
sebelum diproses, dan juga memperbaiki jalur transportasi antar stasiun kerja.

Anda mungkin juga menyukai