Flowchart,
9 Memodifikasi atau menambah jumlah data yang berkaitan
brainstorming
Fishbone diagram,
10 Membuat rencana perubahan proses produksi
brainstorming
1. METODE PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode studi kasus deskriptif dengan
analisis P-Chart, yaitu dengan pengendalian model rata-rata berdasarkan sampel.
2. Jenis Data
Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari studi pustaka yaitu
dari buku-buku, literatur dan dokumen yang berhubungan dengan teori-teori yang
berkaitan dengan Pengendalian Kualitas atau Quality Control (QC).
3. Teknik Pengumpulan Data
Studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan data melalui dokumen-dokumen
yang berhubungan dengan objek penelitian. Diantaranya data tentang gambaran
umum perusahaan, data hasil produksi, data kerusakan produk pada bulan Januari
2009, serta peralatan yang digunakan selama proses produksi.
2. HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Planning (Pengumpulan Data)
2.1.1 Check sheet
Berikut adalah hasil pengumpulan data kerusakan produk minyak telon pada PT.
Dragon Prima Farma selama tahun 2008 dengan check sheet:
2.2 Do (Pengolahan Data)
2.2.1 Scatter Diagram
Berikut adalah penyajian data kerusakan produk minyak telon pada PT. Dragon Prima
Farma selama tahun 2008 dengan scatter diagram:
40
30
Jumlah Cacat
20
Series1
10
0
-2 3 8 13
Bulan
Pada diagram pencar diatas didapati bahwa titik-titik tersebar secara acak. Dengan adanya
scatter diagram, akan didapat bagaimana penyebaran data jumlah cacat yang terjadi setiap
bulannya dari bulan Januari sampai Desember 2008.
2.2.2 Histogram
Berikut adalah penyajian data kerusakan produk minyak telon pada PT. Dragon Prima
Farma selama tahun 2008 dengan histogram:
Histogram Produk Cacat Tahun 2008
50
45
40
35
30
Jumlah Cacat 25
20
Series1
15
10
5
0
Pada histogram diatas didapati jumlah cacat terbanyak pada bulan April 2008. Dengan
adanya histogram, akan didapat bagaimana penyebaran data jumlah cacat yang terjadi setiap
bulannya dari bulan Januari sampai Desember 2008.
2.3 Check
2.3.1 P-Chart
Laporan penelitian ini menggunakan metode P-Chart. Metode ini dipilih karena
sesuai dengan hasil analisa yaitu dengan pengendalian model rata-rata berdasarkan sampel.
Untuk meminimalisasi sebab kerusakan produk digunakan Diagram Sebab-Akibat.
a. Menentukan proporsi kerusakan
b. Analisis P-Chart
o Upper Control Limit I (UCL)
UCL merupakan batas pengawasan atas dari variasi tingkat kerusakan yang
terjadi pada pemeriksaan sampel.
0.005
0.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Bulan
Berdasarkan peta kontrol diatas didapati bahwa tidak ada kerusakan yang out of control
(diluar batas kendali) sehingga kualitas produk masih terkontrol dengan baik.
2.4 Act
Kualitas hasil produksi minyak telon masih tekontrol dengan baik sehingga yang
perlu dilakukan adalah memonitor kinerja operator dalam proses produksi secara berkala dan
juga memperbaiki beberapa hal, antara lain mengganti mesin penggilingan daun yang rusak,
memeriksa kualitas bahan baku daun adas sebelum diproses, dan memperbaiki jalur
transportasi sehingga kualitas material maupun produk tetap terjaga saat berpindah dari satu
stasiun ke stasiun lainnya.
3. KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan paper yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan
bahwa:
1. PDCA atau Plan-Do-Check-Act merupakan metode manajemen kualitas yang
diperkenalkan oleh Dr. Shewhart yang menerapkan pendekatan sistematik dalam
penyelesaian masalah.
2. Dalam siklus PDCA terdapat 14 tahapan dimana dalam masing-masing tahapan
menggunakan tools yang berbeda, antara lain check sheet, scatter diagram, pareto
diagram, fishbone diagram, histogram, dan peta kendali.
3. Berdasarkan grafik P-Chart yang telah dibuat didapati bahwa tidak ada kerusakan
produk minyak telon yang out of control. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas produk
minyak telon yang dihasilkan masih terkendali walaupun ada beberapa yang cacat.
4. Kerusakan produk minyak telon disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain bahan
baku daun adas yang banyak terkena hama, proses pengangkutan yang tidak baik,
penghamparan yang terlalu banyak, dan mesin penggilingan yang rusak sehingga
proses produksi minyak telon terhambat. Untuk memperbaikinya kualitas minyak
telon dapat dilakukan dengan memonitor kinerja operator secara berkala, mengganti
mesin penggilingan daun yang rusak, memeriksa kualitas bahan baku daun adas
sebelum diproses, dan juga memperbaiki jalur transportasi antar stasiun kerja.