Anda di halaman 1dari 22

Pengertian Besaran

Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka.
Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan satuan yang dijadikan
sebagai patokan. Dalam fisika pengukuran merupakan sesuatu yang sangat vital. Suatu
pengamatan terhadap besaran fisis harus melalui pengukuran. Pengukuran-pengukuran
yang sangat teliti diperlukan dalam fisika, agar gejala-gejala peristiwa yang akan terjadi
dapat diprediksi dengan kuat.Definisi besaran secara fisika adalah segala sesuatu yang
dapat diukur dan dinyatakan dengan angka eksak, misalnya panjang, luas, volume, dan
kecepatan sedangkan warna, indah, cantik bukan termasuk besaran secara fisika karena
ketiganya tidak dapat dinyatakan dengan angka eksak.

Pembagian besaran

Berdasarkan arahnya dibedakan menjadi 2, yaitu:

 Besaran vektor merupakan besaran yang mempunyai nilai dan arah sebagai
contoh besaran kecepatan, percepatan dan lain-lain.
 Besaran skalar merupakan besaran yang mempunyai nilai saja sebagai contoh
kelajuan, perlajuan dan lain-lain.

Besaran berdasarkan cara memperolehnya dapat dikelompokkan menjadi 2 macam,


yaitu :

1. Besaran Fisika
Besaran fisika yaitu besaran yang diperoleh dari pengukuran. Oleh
karena itu maka haruslah ada alat ukurnya. Sebagai contoh adalah massa, karena
massa dapat diukur dengan menggunakan neraca.

Besaran fisika dibagi menjadi 2, yaitu :

1.1 Besaran Pokok


Merupakan besaran yang ditentukan terlebih dahulu berdasarkan
kesepakatan para ahli fisika. Panjang, Massa, Waktu, Suhu, Kuat Arus
Listrik, Intensitas Cahaya, dan Jumlah Zat merupakan besaran pokok yang
umum digunakan. Besaran pokok memiliki ciri khusus, yaitu :
 Didapatkan dengan cara pengukuran langsung,
 Mempunyai satu satuan,
 Ditetapkan terlebih dahulu.

3
Terdapat tujuh besaran pokok dalam fisika. Di bawah ini adalah tabel besaran pokok
beserta satuan dan dimensi nya.

1.2 Besaran Turunan


Merupakan turunan dari besaran pokok. Memiliki banyak macam
sebagai contoh gaya (N) diturunkan dari besaran pokok massa, panjang dan
waktu. Volume (meter kubik/meter pangkat 3) diturunkan dari besaran pokok
panjang, dan lain-lain. Besaran turunan mempunyai ciri khusus antara lain :
 Diperoleh dari pengukuran langsung dan tidak langsung,
 Satuan lebih dari satu,
 Hasil penurunan dari besaran pokok

Besaran Turunan, Penjabaran, dan Satuan sistem MKS.

4
2. Besaran non Fisika
Besaran non fisika didapatkan dengan cara penghitungan. Dalam hal ini
dibutuhkan alat hitung, misal kalkulator. Contoh besaran non fisika
adalah Jumlah.

Pengertian Satuan

Satuan merupakan salah satu komponen besaran yang menjadi standar dari suatu
besaran. Sebuah besaran tidak hanya memiliki satu satuan saja. Besaran panjang ada
yang menggunakan satuan inci, kaki, mil, dan sebagainya. Untuk massa dapat
menggunakan satuan ton, kilogram, gram, dan sebagainya. Adanya berbagai macam
satuan untuk besaran yang sama akan menimbulkan kesulitan. Para ahli sepakat untuk
menggunakan satu sistem satuan, yaitu menggunakan satuan standar Sistem
Internasional, disebut Systeme Internationale Unites (SI)

Satuan Internasional

Satuan Internasional adalah satuan yang diakui penggunaannya secara


internasional serta memiliki standar yang sudah baku. Satuan ini dibuat untuk
menghindari kesalahpahaman yang timbul dalam bidang ilmiah karena adanya
perbedaan satuan yang digunakan. Tujuh Satuan Internasional dari besaran pokok
telah ditetapkan yaitu meter, kilogram, sekon, ampere, kelvin, mol, dan kandela. Dalam
sistem SI terdapat 7 satuan dasar/pokok.

Selain ketujuh besaran pokok seperti pada tabel diatas, masih ada tambahan 2 besaran
pokok lagi, yakni sudut bidang datar dengan satuan radian (rad) dan sudut ruang dengan
satuan steradian (sr).

5
Alat Ukur Besaran Pokok

Besaran pokok juga bisa diukur menggunakan berbagai macam alat ukur besaran
pokok. Alat ukur untuk mengukur besaran pokok berbeda beda dan ada beberapa
macam, semua tergantung kebutuhannya.

Alat Ukur Besaran Panjang

Mistar

Mistar memiliki skala terkecil 1 mm atau 0,1 cm. Fungsi penggaris ini adalah
digunakan untuk mengukur benda-benda yang berbidang datar dan juga berdimensi
kecil misalnya gambar atau ubin. Pada saat melakukan pengukuran dengan mistar, arah
pandangan harus tegak lurus dengan dengan skala pada mistar dan benda yang diukur.
Jika tidak tegak lurus maka akan menyebabkan kesalahan dalam pengukurannya, bisa
lebih besar atau lebih kecil dari ukuran aslinya.

Bagian Bagian Mistar

 Skala, biasanya terdapat 2 skala dalam mistar, satu dalam cm dan yang lainnya
dalam inci
 Angka, yang berfungsi untuk menunjukkan hasil pengukuran
 Satuan, untuk mengingatkan tentang satuan dari mistar

Penggunaan Mistar

6
Penggunaan mistar dimulai dengan memastikan salah satu ujung benda yang
akan diukur harus berada di tepat 0 mm. Kemudian ujung yang lain menunjukkan
panjang dari benda. Jika ujung pertama tidak berada di tepat angka 0 mm, maka hasil
yang terbaca di ujung lain harus dikurangi dengan nilai yang ditunjukkan oleh ujung
pertama.

Contoh Soal

1. Berikut adalah gambar hasil pengukuran sepotong kayu menggunakan mistar

Panjang kayu tersebut adalah….

Penyelesaian:

Panjang kayu dapat dilihat dari skala yang ditunjukkan oleh ujung-ujung benda
tersebut.
Panjang kayu tersebut adalah

p = 3,7 cm − 0 cm=3,7 cm

7
Jangka Sorong

Jangka Sorong adalah alat ukur yang di gunakan untuk mengukur panjang dan
ketebalan suatu benda dengan tingkat ketelitian hingga 0,1 mm.

Bagian bagian jangka sorong dan fungsinya

Nama Bagian Fungsi


Rahang Pengatur Garis Tengah Dalam mengukur diameter luar, sisi luar, lebar
bagian luar, atau ketebalan luar suatu
benda.
Rahang Pengatur Garis Tengah Luar mengetahui ukuran diameter dalam, sisi
dalam, lebar bagian dalam, atau
ketebalan dalam sebuah benda.
Pengukur Kedalaman mengukur kedalaman lubang,
ketinggian, ketebalan bagian dalam atau
pun bagian luar pada suatu benda.
Skala Utama bagian yang tidak bergerak atau tetap.
Pada bagian ini tertulis nilai dan garis-
garis yang berfungsi sebagai skala
Utama berasal dari hasil pengukuran.
Skala Nonius sebagai penunjuk hasil pengukuran
untuk nilai Skala utama dan skala ini
nantinya akan dituliskan dalam bentuk
bilangan desimal pada hasil pengukuran
utama.

8
Cara Menggunakan Jangka Sorong

 Geser hingga rapat dan pastikan nilai pengukuran berada tepat di angka nol
 Siapkan benda yang akan diukur
 Geser sehingga cocok dengan benda yang hendak diukur
 Pastikan benda terjepit dengan rapat
 Pastikan posisi alat lurus pada saat pengukuran vertical maupun horizontal
 Perhatikan yang ditunjuk oleh garis angka 0 pada skala vernier (Nonius)
 Perhatikan garis angka lainnya pada skala vernier yang menunjukkan posisi
terlurus terhadap nilai pada skala utama.
 Bila posisi paling lurus berada pada angka nol dari garis skala vernier, maka
artinya hasil pengukuran adalah nilai bulat.
 Jika tidak menjukkan 0 maka perhatikan yang mendekati, memperhatikan angka
lain yang paling lurus dengan garis skala utama. Hasil tersebut merupakan nilai
desimal dari hasil pengukuran utama.

Penghitungan Jangka Sorong

Cara Menghitung Dengan Ketelitian 0,02 mm

1. Diketahui 49 skala utama = 50 skala nonius. Maka besarnya 1 skala nonius =


1/50 x 49 skala utama = 0,98 skala utama. Maka ketelitian jangka sorong
tersebut adalah 1/50 = 0,02 mm.

Cara Menghitung Dengan Ketelitian 0,05 mm

2. Diketahui 39 skala utama = 20 skala nonius. Maka besarnya 1 skala nonius =


1/20 x 39 skala utama = 1,95 skala utama. Jadi ketelitian jangka sorong tersebut
adalah 2 – 1,95 = 0,05 mm. Atau juga bisa dinyatakan 1 bagian skala utama
dibagi sebanyak jumlah skala nonius, yakni 1/20 = 0,05 mm.

Cara Menghitung Dengan Ketelitian 0,1 mm

3. Diketahui 9 skala utama = 10 skala nonius. Maka besar 1 skala nonius adalah
1/10 x 9 skala utama = 0,9 skala utama.. Jadi ketelitian jangka sorong tersebut
adalah 1 – 0,9 = 0,1 mm.

9
Contoh Soal :

1. Dua buah pelat besi diukur dengan menggunakan jangka sorong, hasilnya
digambarkan sebagai berikut:

Selisih tebal kedua pelat besi tersebut adalah ….

Jawab :

Hasil pengukuran gambar 1 : 2,40 cm + 0,01 cm = 2,41 cm

Hasil pengukuran gambar 2 : 2,30 cm + 0,04 cm = 2,34 cm

Jadi selisih tebal kedua pelat besi tersebut adalah :

2,41 cm – 2,34 cm = 0,07 cm =0,7 mm

Mikrometer Sekrup

Mikrometer sekrup adalah salah satu Alat Ukur yang bisa digunakan untuk
mengukur Panjang suatu Benda dan mengukur Tebal sebuah benda serta mengukur
Diameter Luar sebuah benda dengan tingkat ketelitian mencapai 0.01 mm (10-5 m). Lalu
kegunaan alat ukur mikrometer sekrup untuk mengukur panjang, tebal dan diameter
suatu benda dengan tingkat ketelitian mencapai 0.01 mm yang merupakan tingkat
ketelitian yang lebih tinggi sepuluh kali lipat dibandingkan dengan alat ukur jangka
sorong karena jangka sorong hanya memiliki tingkat ketelitian sekitar 0.1 mm saja.

Bagian bagian mikrometer sekrup dan fungsinya

10
Nama Bagian Fungsi
Rangka dapat meminimalisir terjadinya peregangan
yang dapat menganggu proses pengukuran
sebuah benda.
Poros Tetap sebagai penahan sebuah benda saat akan
diukur menggunakan alat ukur mikrometer
ini.
Poros Gerak merupakan sebuah silinder yang dapat
digerakan menuju poros tetap mikrometer.
Pengunci untuk menahan poros gerak agar tak
bergerak saat proses pengukuran sebuah
benda
Skala Utama tempat terletaknya skala utama dalam
satuan milimeter (mm).
Skala Putar tempat skala nonius (skala
putar) mikrometer berada
Rachet Knob memutar spindle (poros gerak) sesaat ujung
poros gerak tersebut sudah dekat dengan
benda yang akan diukur serta digunakan
untuk mengencangkan poros gerak
(spindle) tersebut

Cara Menggunakan Mikrometer Sekrup

 Pertama ialah pastikan pengunci alat ukur mikrometer dalam keadaan terbuka
 Kedua lakukan pengecekan apakah poros tetap mikrometer dan poros geser
mikrometer saat bertemu dengan skala dan skala nonius utama mikrometer
menunjukkan angka nol.
 Lalu yang ketiga ialah buka rahang alat ukur mikrometer dengan cara
menggerakkan pemutar ke arah kiri hingga benda yang akan diukur dapat masuk
ke dalam rahang.
 Keempat ialah letakkan benda yang akan diukur diantara poros tetap dan poros
geser lalu tutup kembali rahang sampai tepat menjepit benda yang akan diukur.

11
 Kelima ialah putarlah pengunci mikrometer agar pemutar tidak bisa bergerak
lagi setelah itu ukur atau hitunglah nilai panjang, tebal, lebar ataupun diameter
suatu benda yang diukur menggunakan alat ukur mikrometer sekrup.

Penghitungan Mikrometer Sekrup

Penyelesaian cara membaca dari gambar diatas :

 Perhatikan letak garis skala di bagian skala utama yang dilewati oleh bagian
skala putar yaitu 5 mm
 Lihat garis skala bawah yaitu 0,5 mm
 Perhatikan nilai di skala nonius yang berada dibagian skala putar yaitu 30 mm
maka rumusnya dikalikan 0,01 mm maka hasilnya 30 x 0,01 = 0.3 mm
 Jumlahkan lah hasil dari ketiga nilai diatas yaitu nilai skala atas + nilai skala
bawah + nilai di skala nonius = 5 + 0,5 + 0,3 = 5,8 mm
 Maka hasil pengukuran dari contoh gambar diatas adalah 5,8 mm

Contoh Soal :

1. Jika pada suatu pengukuran didapatkan gambar skala utama dan skala nonius
sebagai berikut, berapa panjang dari benda yang diukur?

12
Jawab:

Skala utama + Skala nonius = 4,0 mm + 0,30 mm = 4,30 mm

Jadi panjang benda tersebut adalah 4,30 mm

Alat Ukur Besaran Massa

Neraca Analitik

Necara analistik (Analitical Balnces) adalah jenis necara yang dirancang untuk
mengukur masa kecil dalam rentang sub-miligram. Neraca analitik berfungsi untuk
menimbang bahan yang akan digunakan untuk membuat media pada bakteri,jamur atau
media tanam kultur jaringan dan mikrobiologi dalam praktikum dengan tingkat
ketelitian yang tinggi.

Bagian-Bagian Neraca Analitik

13
Nama Bagian Fungsi
Piringan Timbangan sebagai alat yang digunakan untuk
meletakkan sampel yang akan ditimbang.
Anak Timbangan suatu bahan yang biasa digunakan dalam
kalibrasi neraca analitik dengan bobot
yang sudah diketahui.
Waterpass untuk mengetahui dan mengatur posisi
piringan timbangan pada neraca analitik
apakah sudah stabil atau belum.
Tombol Pengaturan untuk mengatur neraca
Tombol Mode sebagai suatu sistem konversi satuan
yang digunakan dalam penimbangan.
Tombol On/Off menyalakan serta mematikan neraca.

Cara Menggunakan Neraca Analitik

 Pastikan neraca analitik pada posisi yang benar, setting water pas agar sesuai
dengan petunjuk manual book
 Tempatkan neraca analitik pada posisi yang jauh dari hembusan angin dan panas
berlebih
 Calibrasi atau tara neraca analitik sebelum menggunakan.
 Hindarkan neraca analitik dari medan magnet sekitar.
 Selalu bersihkan neraca analitik jika sudah digunakan.
 Matikan neraca analitik jika tidak digunakan dalam waktu lama.

Neraca Ohaus

Neraca Ohaus Adalah alat untuk mengukur massa benda atau logam dalam praktek
laboratorium. Kapasitas beban yang ditimbang dengan menggunakan neraca ini adalah
311 gram. Batas ketelitian neraca Ohauss yaitu 0,1 gram.

14
Bagian Bagian Neraca Ohaus

 Tempat beban adalah tempat yang digunakan untuk meletakan benda yang
hendak diukur.
 Tombol kalibrasi adalah sebuah tombol atau knop yang digunakan untuk
mengkalibrasi neraca ohaus ketika neraca akan digunakan.
 Lengan neraca adalah lengan yang terdiri dari skala dengan ukuran tertentu.
jumlah lengan pada neraca bisa 2, 3, atau 4. Masing-masing lengan menunjukan
skala dan satuan yang berbeda-beda.
 Pemberat (anting) adalah sebuah logam yang menggantung pada lengan.
Fungsinya sebagai penunjuk hasil pengukuran. Ia dapat digeser-geser dan setiap
lengan neraca memilikinya.
 Garis kesetimbangan disebut juga Titik 0. Ia digunakan untuk menentukan titik
kesetimbangan pada proses penimbangan.

Cara Menggunakan Neraca Ohaus

 Lakukan kalibrasi pada neraca ohaus.


 Letakkan benda yang akan diukur massanya di atas tempat beban.
 Geser pemberat dimulai dari pemberat pada lengan neraca yang memiliki skala
terbesar sampai garis kesetimbangan tercapai
 Jika garis kesetimbangan belum tercapai, geser pemberat pada lengan yang
menunjukkan skala lebih kecil sampai yang terkecil hingga garis kesetimbangan
tercapai.
15
 Jika garis kesetimbangan sudah tercapai, mulai membaca hasil pengukuran.

Cara Kalibrasi

Sebelum melakukan penimbangan, neraca ohaus terlebih dahulu harus


dikalibrasi agar hasil penimbangan nantinya dapat akurat. Untuk melakukan kalibrasi,
pertama letakan semua anting pada lengan neraca di titik terendah dari skala yang
ditunjukan. Kemudian putar sekrup atau tombol kalibrasi yang letaknya berada di
bawah tempat beban. Putar sekrup hingga neraca mencapai garis kesetimbangan (titik
0). Setelah itu, neraca ohaus siap digunakan.

Cara Penimbangan

Cara menggunakan neraca ohaus diawali dengan meletakan beban yang ingin
diketahui massanya (ditimbang) ke dalam wadah beban. Setelah itu, geser anting pada
lengan yang menunjukan skala paling besar sampai garis kesetimbangan hampir
tercapai.

Jika garis kesetimbangan belum tercapai, geser anting pada lengan yang
menunjukan skala lebih kecil sampai garis kesetimbangan tercapai. Dan jika belum
juga, lakukan hal yang sama pada anting di lengan selanjutnya sampai titik
kesetimbangan benar-benar tercapai.

Contoh Soal

Berdasarkan gambar hasil perhitungan neraca ohaus lengan tiga di atas, hasil
penghitungan adalah

Skala lengan 1 + Skala lengan 2 + Skala lengan 3

2,4 gram + 400 gram + 40 gram = 542,4 gram

16
Alat Ukur Besaran Waktu

Stopwatch Analog

Jenis stopwatch ini merupakan jenis stopwatch manual yang menggunakan


jarum penunjuk sebagai penunjuk hasil pengukuran, jarum penunjuk tersebut seperti
pada arloji.

Ketelitian Stopwatch Analog

Ketelitian alat dapat kita ketahui berdasarkan skala yang tertera pada stopwatch.
Untuk mengetahui besar ketelitian alat tersebut kita dapat mencarinya dengan
membandingkan antara skala utama satu putaran penuh dengan jumlah skala noniusnya
dalam satu putaran penuh.

Contoh :

Pada gambar stopwatch yang di presentasikan diketahui jumlah skala utama satu
putaran penuh adalah 1 dan jumlah skala nonius satu putaran penuh adalah 60.
Dengan demikian dapat diperoleh : Ketelitian alat = 1/60

Bagian Bagian Stopwatch Analog

 Tombol start / stop, untuk menjalankan dan menghentikan stopwatch.


 Tombol riset, untuk meriset stopwatch ke nol.
 Jarum besar, berfungsi sebagai jarum penunjuk dalam satuan detik
 Jarum kecil, berfungsi sebagai jarum penunjuk satuan menit
 Lingkaran detik, merupakan lingkaran yang berisi angka-angka mulai dari angka
1 sampai 60 dalam satuan detik
17
 Lingkaran menit, merupakan lingkaran yang berisi angka-angka mulai dari 5
sampai 30 dalam satuan menit.

Cara Menggunakan Stopwatch Analog

 Menyiapkan stopwatch yang akan digunakan untuk mengukur.


 Memastikan stopwatch dalam keadaan nol atau terkalibrasi.
 Menekan tombol start untuk memulai pengukuran waktu, maka jarum besar
pada lingkaran besar akan berjalan.
 Satu putaran penuh jarum besar pada lingkaran detik sama dengan 60 detik. Jadi
satu kali putaran penuh jarum besar sama dengan satu menit. Apabila jarum
besar sudah berputar satu kali putaran penuh, maka jarum kecil akan berada
pada angka satu pada lingkaran kecil.
 menekan tombol stop untuk mengakhiri pengukuran waktu.
 Membaca hasil pengukuran.
 Untuk mengulangi pengukuran maka menekan tombol start/stop 1 kali dan
jarum akan kembali ke nol kemudian ulangi langkah 1 s/d 5.

Contoh Soal Stopwatch Analog

Pada stopwatch, lingkaran kecil menyatakan satuan menit dan lingkaran besar
menyatakan satuan detik.

Jadi waktu yang ditunjukkan pada stopwatch tersebut adalah 50 menit 39 detik.

18
Stopwatch Digital

Merupakan jenis stopwatch yang menggunakan layar/monitor sebagai penunjuk hasil


pengukuran, seperti jam digital dimana berhitungan waktu berdasarkan perhitungan
elektronik.
Stopwatch Digital Otomatis Peka Cahaya dapat dibuat dengan menggunakan sensor
cahaya sebagai saklar elektronik untuk menentukan awal dan akhir pencatatan
rangkaian pencacah digital dengan ketelitian 0,0001 sekon atau 0,1 ms.

Ketelitian Stopwatch Digital

Pada stopwatch digital ketelitian alat sudah ditentukan sejak perakitan komponen-
komponen dalam stopwatch yaitu sebesar 0,0001 sekon.

Bagian Bagian Stopwatch Digital

 Layar/monitor sebagai media penampilan pembacaan atau hasil pengukuran


secara elektrik berupa angka-angka.
 Tombol start/stop untuk memulai pengukuran (tombol start) dan untuk
mengakhiri pengukuran (tombol stop).
 Tombol kalibrasi/reset sebagai tombol untuk mengkalibrasi ke angka nol.

Cara Penggunaan Stopwatch Digital

 Menyiapkan stopwatch yang digunakan untuk mengukur.


 Memastikan stopwatch dalam keadaan nol atau dalam keadaan terkalibrasi.
 Menekan tombol start untuk memulai pengukuran, maka waktu berjalan seperti
yang ditunjukkan angka pada stopwatch digital.
 Menekan tombol stop untuk mengakhiri pengukuran.
 Membaca hasil pengukuran.
 Unuk mengulangi pengukuran maka menekan tombol reset dan jarum akan
kembali ke nol kemudian ulangi langkah diatas.

19
Contoh Soal Stopwatch Digital

Karena angka yang paling kiri menunjukkan angka 1, artinya waktu berhenti di menit ke
1 dan angka kanan menunjukkan 53,7 berarti 53,7 detik. Artinya waktu di stopwatch
menunjukkan 1 menit 53,7 detik.

Mikroskop

Mikroskop bisa dipahami sebagai alat optik yang berguna untuk alat bantu
dalam melihat dan mengamati benda -benda yang ukurannya sangat kecil sehingga tidak
mampu dilihat dengan hanya mata telanjang. Jadi, secara sederhana mikroskop adalah
alat bantu untuk melihat benda -benda berukuran sangat kecil, atau mikro. Fungsi
mikroskop sendiri utamanya adalah untuk melihat serta mengamati objek -objek yang
memiliki ukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat hanya dengan menggunakan mata
telanjang.

20
Bagian Bagian Mikroskop

 Lensa Okuler adalah lensa yang terdapat pada bagian ujung atas tabung
mikroskop. Pada lensa okuler inilah, para pengamat melihat objek yang
diperbesar bayangannya.Lensa okuler ini berperan dalam memperbesar kembali
bayangan yang dihasilkan lensa objektif.Biasanya, lensa okuler mempunyai
perbesaran 6, 10 atau 12 kali.
 Lensa Objektif adalah lensa yang berada dekat dengan objek yang diamati. Pada
mikroskup umumnya terdapat 3 lensa objektif, yakni dengan kemampuan
perbesaran 10, 40, atau 100 kali.Untuk menggunakan lensa objektif ini, terlebih
dahulu pengamat harus mengoleskan minyak emersi pada bagian objek.Fungsi
minyak emersi adalah sebagai pelumas serta memperjelas bayangan
benda.Minyak ini diperlukan karena ketika dilakukan perbesaran 100 kali, letak
lensa dan objek yang diamati sangat dekat, bahkan kadang bersentuhan.
 Kondensor adalah bagian mikroskop yang dapat diputar, baik naik atau
turun.Fungsi kondensor adalah untuk mengumpulkan cahaya yang dipantulkan
oleh cermin dan memusatkannya ke objek.
 Diafragma adalah bagian yang fungsinya untuk mengatur banyak sedikitnya
cahaya yang masuk dan mengenai preparat atau objek yang diamati.
 Cermin adalah bagian yang berfungsi untuk menerima dan mengarahkan cahaya
yang diterima oleh mikroskop. Cermin mengarahkan cahaya dengan cara
memantulkan cahaya yang didapatnya tersebut

21
Bagian-Bagian Mekanik (Non-Optik) Mikroskop :

 Revolver, adalah bagian yang fungsinya untuk mengatur perbesaran lensa


objektif yang diinginkan oleh pengamat.
 Tabung Mikroskop, adalah bagian yang fungsinya untuk menghubungkan lensa
objektif dan lensa okuler pada mikroskop.
 Lengan Mikroskop, adalah bagian yang fungsinya sebagai tempat pengamat
ketika memegang mikroskop.
 Meja Benda, adalah bagian yang fungsinya untuk tempat meletakkan objek yang
hendak diamati. Pada meja benda ini terdapat pula penjepit objek yang berguna
untuk menjaga objek agar tetap ditempat yang diinginkan.
 Makrometer (pemutar kasar), adalah bagian yang fungsinya untuk menaikkan
atau menurunkan tabung dengan cepat, agar pengamat dapat mengatur kejelasan
gambaran objek yang didapatkan.
 Mikrometer (pemutar halus), adalah bagian yang fungsinya untuk menaikkan
atau menurunkan tabung secara lambat dan berguna untuk melakukan
pengaturan agar mendapatkan kejelasan dari gambaran objek yang diinginkan.
 Kaki Mikroskop, adalah bagian mikroskop yang fungsinya sebagai penyangga
untuk menjaga mikroskop agar tetap pada tempat yang diinginkan. Kaki
mikroskop juga berguna sebagai tempat memegang mikroskop jika mikroskop
hendak dipindahkan.

Cara Penggunaan Mikroskop

 Siapkan preparat atau objek yang akan dilakukan pengamatan


 Letakkan mikroskop dalam permukaan yang darat agar memudahkan
pengamatan.
 Atur lensa objektif dengan fase lebih rendah revolver. Dekat =kan dengan
sumbu pengamatan supaya cahaya masuk pada lensa okuler.
 Jika menggunakan mikroskop jenis monikuler, gunakan lensa okuler dengan
satu mata.
 Jika menggunakan mikroskop binokuler maka dapat menggunakan dua mata.
 Nyalakan lampu dan atur cermin agar mendapat gambar yang bagus
 Buka diafrakma dengan tuas dan sesuaikan lubang agar gambar tidak terlalu
gelap atau terang
 Pastikan mengatur makrometer searah dengan jarum jam

22
 Letakkan preparat yang telah disiapkan pada meja preparat, tepat di bawah lensa
objektif
 Naikkan meja preparat mendekati lensa objektif hingga berjarak sekitar 0.5 cm
dengan menggunakan makrometer
 Perhatikan gambar preparet atau objek
 Salin gambar tesebut sebagai bentuk laporan atau hasil

23
DAFTAR PUSTAKA

Bani, M. 2017. “Bab 1 Besaran dan Satuan”. (Online)


https://www.scribd.com/document/354770456/Bab-1-Besaran-Dan-Satuan/.
(Diakses
pada 20 Agustus 2019)
Mono. 2015. “Macam-macam Alat Ukur Fisika dan Fungsinya Lengkap”. (Online)
http://fismath.com/macam-macam-alat-ukur-dan-fungsinya-materi-fisika/.
(Diakses pada 20 Agustus 2019)
Muttaqin. 2017. “Mcam-macam Alat Ukur dan Fungsinya”. (Online)
https://www.muttaqin.id/2017/03/macam-macam-alat-ukur.html. (Diakses pada
21 Agustus 2019)
Samin, C. 2016. “Materi Pengukuran, Besaran, dan Satuan”. (Online)
http://www.artikelmateri.com/2016/05/pengukuran-besaran-dan-satuan-smp-
kelas-7.html. (Diakses pada 21 Agustus 2019)

24

Anda mungkin juga menyukai