Disusun Oleh:
Alif Perdana
Andika Djulhaji
Apriani Sipayung
Ibrahim Galih Akbar
Jonathan Rezky
Kuncara Putra Utama
Vincent Valerian
1
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
Batasan dari penelitan mengenai praktek penerapan sistem performance management
adalah level pimpinan pada bagian operation (cabang) di tahun 2017.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
Gambar 2.1 Konsep performance management System
4
Lebih menekankan pada kinerja yang tidak biasa
Manajer tidak ingin adanya berita negative terhadap karyawan tersebut
Subjektifitas mendominasi
Keterlibatan orgnanisasi politik atau hubungan lainnya dengan penilai
Tidak dilakukan diskusi untuk mengetahui masalah kinerja yang dihadapi
Manajer yang tidak terlatih untuk memberikan evaluasi dan feedback
Hasil evaluasi tidak ditindak lanjuti
5
untuk mengubah sikap subyektif itu menjadi mendekati obyektif, atau berpikir bersama jauh
lebih obyektif daripada berpikir sendiri-sendiri. Ini adalah semangat dalam konsep penilaian 360
derajat.
6
2. Sell and Listen
Format yang kedua ini memungkinkan terjadinya sedikit komunikasi antara supervisor
dengan karyawan.
3. Problem Solving
Format terakhir ini merupakan yang paling proaktif dibandingkan dengan yang lain.
Terdapat tiga elemen dasar pada formay ketiga ini yaitu mendengar, merespon dan menerima.
7
7. Follow up Day to Day
Teknik terakhir yang dilakukan adalah dengan melakukan monitoring terhadap
perkembangan karyawan secara periodik.
2.5.3 Improving Perfomance
Tujuan akhir dari performance management yaitu adalah untuk meningkatkan
performance karyawan yang dimiliki. Terdapat beberapa tahapan untuk meningkatkan
performance.
Performance Diagnosis
Setelah mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi, selanjutnya akan dilakukan
sebuah diagnose dengan menggunakan sebuah matrik. Matrik yang digunakan untuk
menganalisa bisa dilihat pada Gambar 2.3
8
Gambar 2.3 Matriks Performance Diagnosis
2.6 Bonus
Bonus adalah pembayaran insentif yang diberikan kepada pegawai diluar gaji dan
tunjangan tetap. Biasanya diberikan pada akhir tahun. Bonus membuat karyawan mendapat
pendapatan yang lebih besar karena usaha yang dilakukan lebih besar. Dari hasil penelitian,
bonus dapat secara dramatis meningkatkan produktivitas karyawan.
9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
10
mengemukakan ada tiga jenis wawancara, yaitu wawancara terstruktur, semistruktur, dan tidak
terstruktur. Untuk penelitian ini menggunakan wawancara yang tidak terstruktur dimana
merupakan wawancara yang bebas dan penulis tidak menggunakan pedoman wawancara yang
telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara
yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
Langkah-langkah wawancara yang penulis lakukan sesuai dengan pendapat Lincoln dan
Guba dalam Sugiyono (2010) dimana terdapat tujuh langkah dalam melakukan wawancara.
Wawancara ini dibantu dengan alat perekam dan panduan pertanyaan. Tujuh langkah tersebut
terdiri dari:
Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan, pokok
masalah yang penulis jadikan bahan pembicaraan adalah mengenai perencanaan SDM
di AUTO2000
Mengawali atau membuka wawancara
Melangsungkan wawancara
Mengkonfirmasikan rangkuman hasil wawancara dan mengakhirinya
Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan
Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang diperoleh.
11
BAB IV
ANALISA & PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Performance Management System di AUTO2000
Sistem performance management di AUTO2000 merupakan sebuah siklus yang
berkesinambungan dan berkaitan antara satu tahap dengan tahapan lainnya. Tujuan penerapan
siklus ini adalah agar setiap karyawan dapat mengoptimalkan kemampuannya untuk mencapai
tujuan organisasi dengan efektif. Adapun siklus performance management di AUTO200 dapat
digambarkan sebagai berikut:
12
Gambar 4.1.2 Timeline Siklus Performance Management di AUTO2000
4.2 Tahap 1. Perumusan Strategi Perusahaan AUTO2000
Tahapan awal yang perlu dilakukan di AUTO2000 sebelum dilaksanakannya
performance planning adalah merumuskan terlebih dahulu strategi perusahaan AUTO2000
dimasa yang akan datang. Di AUTO2000, tahap perumusan strategi biasanya dilakukan di
sebuah forum bernama Rapat Pimpinan (Rapim) dan dilaksanakan sekitar bulan September atau
Oktober (tergantung kondisi & kesiapan). Peserta yang diundang untuk mengikuti Rapim ini
adalah seluruh jajaran Direksi, Kepala Divisi, Kepala Wilayah, Kepala Departemen, dan
Pimpinan Cabang (diwakilkan oleh Kepala Cabang).
Tujuan dari diadakannya Rapim ini adalah merumuskan arah/langkah strategis
perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis, menyatukan visi, misi, gol di jajaran
manajemen (pusat & cabang) sebelum disampaikan kepada setiap individu ditempat kerja
masing – masing, dan dijadikan patokan penyusunan anggaran perusahaan untuk mencapai target
perusahaan. Dalam forum Rapim, biasanya yang menyampaikan materi adalah Chief Executive
sebagai pemimpin tertinggi. Berikut adalah contoh materi presentasi yang disampaikan dalam
Rapim:
13
Gambar 4.2.1 Materi Presentasi Chief Executive AUTO2000 di Forum Rapat Pimpinan
Setelah mengikuti Rapim, semua peserta baik di pusat maupun cabang diwajibkan untuk
mengadakan pertemuan dengan bagian/unit kerja mereka masing – masing kemudian
merumuskan rencana kegiatan & anggaran untuk mendukung pencapaian strategi perusahaan.
Rencana kegiatan yang sudah disusun oleh masing – masing bagian/unit kerja kemudian akan
disatukan dalam sebuah dokumen yang disebut “3 Years Plan” dan akan disahkan oleh Direksi
AUTO2000.
14
Di AUTO2000, KPI disusun dengan menggunakan alat bantu yaitu Balance Score Card
karena dianggap mampu mengakomodir kebutuhan AUTO2000 yaitu mengukur kinerja
(perusahaan sampai individu) dengan objektif. Setiap item KPI yang disusun menggunakan
metode SMART (Smart, Measurable, Attainable, Relevant dan Time Framed) sehingga target
yang disusun jelas atau tidak ambigu, menantang namun tetap dalam jangkauan kompetensi &
komitmen karyawan, dapat diukur dengan jelas, relevan dengan tujuan organisasi, dan sesuai
dengan tenggat waktu yang sudah disepakati.
Gambar 4.3.1 Alur Penyusunan KPI dari Level Perusahaan hingga Individu (Pusat & Cabang – Cabang)
Berikut contoh hasil penurunan KPI dari level perusahaan hingga individu di level
pimpinan cabang:
15
KPI Chief Executive merupakan KPI perusahaan AUTO2000 setiap tahun KPI akan berubah
sesuai dengan arah/langkah strategi perusahaan. Bobot/persentase yang diberikan ke masing –
masing aspek Balance Score Card juga berbeda beda setiap tahunnya tergantung fokus
perusahaan. Sebagai contoh pada item KPI Chief Executive, bobot paling besar adalah aspek
Financial yaitu 60% karena fokus utama tahun 2017 adalah pencapaian profit yang tinggi. KPI
yang sudah disusun ditanda – tangani oleh pemegang jabatan dan atasan langsung.
KPI Chief Executive kemudian diturunkan kepada jajaran direksi lainnya dalam hal ini
KPI Chief Operation.
16
Gambar 4.3.4 KPI Salah Satu Kepala Wilayah AUTO2000
Dari kepala wilayah, KPI akan diturunkan kepada pimpinan cabang dalam hal ini adalah pada
kepala cabang. Perumusan KPI kepala cabang berbeda – beda karena disesuaikan dengan
kompleksitas cabang yang dipimpinnya sehingga item KPI & bobot per masing – masing aspek
Balance Score Card juga berbeda.
17
4.4 Tahap 3. On Going Performance
Setelah KPI perusahaan dirumuskan dan diturunkan dari level perusahaan hingga ke level
individu, tahapan berikutnya adalah setiap individu menjalankan aktifitas yang sudah
direncanakan tersebut. Bukan hanya sekedar menjalankan aktifitas saja namun di tahap ini,
terdapat aktifitas monitoring terhadap pelaksanaan aktifitas, memberikan arahan bila terjadi
penyimpangan, dan mempertahankan motivasi kerja supaya target yang telah disusun dapat
tercapai.
Di AUTO2000, tahap on going performance merupakan proses informal review yang
dilakukan secara mandiri oleh setiap bagian (pusat dan cabang). Dalam tahapan ini, pimpinan
cabang melakukan review atas pencapaian cabangnya. Bentuk proses review yang paling umum
dilakukan di cabang AUTO2000 adalah meeting bulanan yang biasa disebut Operation Meeting.
Tujuan dilakukannya monitoring secara berkala adalah memberikan gambaran secara aktual
mengenai posisi/pencapaian cabang atas target yang telah ditentukan di performance planning.
18
proses getting agreement & commitment akan tercapai. Di AUTO2000, proses performance
review ini dilakukan secara periodik yaitu 3 bulan sekali yaitu Q1,Q2,Q3,Q4. Khusus untuk
performance review Q4, digabungkan dengan performance appraisal yang akan dijelaskan pada
poin berikutya.
Proses review sendiri ini dilakukan oleh pemegang jabatan dengan atasannya langsung
secara personal. Dari situ kemudian akan terjadi sesi coaching & counseling, karyawan bisa
menceritakan kendala – kendala yang sedang dialaminya dan kemudian atasan akan berperan
sebagai pendengar dan terkadang akan memberi masukan untuk karyawan itu sendiri. Hasil
formal review akan dicatat di dalam sebuah format yang memang sudah ditentukan oleh
AUTO2000. Gambar 4.5.1 merupakan format yang digunakan oleh AUTO2000 untuk
melakukan review kinerja karyawannya.
Lembar penilain tersebut nantinya akan ditandatangani baik oleh pemegang jabatan dan
atasannya sebagai tanda sepakat dari kedua belah pihak. Apabila terdapat feedback dari atasan
untuk pemegang jabatan tersebut seperti kelebihan atau kekurangan, akan dicatat di sebuah form
yang sudah disiapkan oleh AUTO2000. Sama seperti sebelumnya, form ini nantinya akan
19
ditandatangani oleh atasan beserta karyawan (area of development) tersebut sebagai bentuk kerja
sama. Form yang berisikan kekuatan dan kekurangan ini nantinya akan digunakan sebagai tolak
ukur ketika Perfomance Appraisal dilakukan pada review Q4. Berikut adalah contoh dari form
untuk kekuatan dan kekurangan seorang karyawan.
20
4.6 Tahap 5. Performance Appraisal
Tahapan terakhir di dalam siklus performance management ini adalah tahap performance
appraisal yang dilakukan pada Q4 (Desember). Dalam tahapan ini, setiap karyawan diberikan
penilaian dan imbal jasa yang pantas atas hasil kerjanya selama satu tahun. Bentuk imbal jasa
yang diberikan AUTO2000 adalah bonus yang dibagikan pada bulan Desember.
Proses performance appraisal ini dimulai dengan mengakumulasikan pencapaian
karyawan (actual vs target) dari masing – masing item KPI di balance score card yang sudah
ditentukan di tahap performance planning. Akumulasi pencapaian dari masing – masing item
KPI tersebut diubah menjadi persentase per masing – masing aspek balance score card.
Selanjutnya persentase dari masing – masing balance score card dijumlahkan menjadi score
akhir. Score akhir tersebut akan dikonversi menjadi grading dengan acuan sebagai table dibawah
berikut:
Grade Score
K < 70% dari rata-rata nasional
C > 70% - 90 % dari rata-rata nasional
C+ > 90 % -100% dari rata-rata nasional
B > 100% - 110% dari rata-rata nasional
B+ > 110% - 120% dari rata-rata nasional
BS >120 % - 130% dari rata-rata nasional
BS+ >130% - 150% dari rata-rata nasional
IST > 150 % dari rata-rata nasional
Tabel 4.1 Tabel Konversi Score AUTO2000
Setelah pencapaian masing – masing pimpinan cabang dikalkulasi dan direkap di dalam
lembar kerja, bagian SDM menginisiasikan pertemuan yang mempertemukan seluruh jajaran
Direksi AUTO2000, Kepala Divisi, & Kepala Wilayah AUTO2000. Tujuannya adalah
memutuskan performance appraisal (grade) dari masing – masing pimpinan cabang yang ada di
AUTO2000. Dalam pertemuan ini, proses penilaian 360 derajat dilakukan sehingga balancing
penilaian antara satu pimpinan cabang dengan yang lainnya terjadi dan mencegah terjadinya
subjektifitas penilaian.
Setelah dilakukan balancing penilaian, grade yang sudah final kemudian disahkan oleh
semua peserta meeting kemudian diserahkan kepada bagian SDM untuk kemudian mulai
21
menghitung besarnya nilai bonus yang diterima berdasarkan grade final tersebut. Bentuk
performance appraisal yang diterapkan oleh AUTO2000 ini adalah merupakan salah satu contoh
praktek konkrit dari pay for performance yaitu bonus. Bonus itu sendiri merupakan salah satu
tools yang efektif untuk mendorong kinerja dan motivasi karyawan ke depannya.
22
BAB V
KESIMPULAN & SARAN
Pada bab 5 ini akan dijelaskan secara singkat mengenai kesimpulan dan saran yang
didapat dari penulisan paper ini. Berikut adalah kesimpulan dan saran dari paper ini .
5.1 Kesimpulan
1. Secara umum penerapan sistem performance management di AUTO2000 sesuai dengan
teori yang ada
2. Pada AUTO2000 terdapat 5 tahapan di dalam performance management. Berikut adalah
penjelasan singkat mengenai masing-masing tahap tersebut:
Rapat pimpinan : Memutuskan strategi serta target untuk periode
mendatang
Performance Planning : Penentuan KPI sampai level individu (pimpinan
cabang)
On Going Performance : Tahap monitoring kinerja karyawan AUTO2000
Performance Review : Tahap peninjauan kinerja karyawan AUTO2000
Performance Appraisal : Tahap pemberian imbal jasa AUTO2000
3. Proses rekapitulasi masih manual.
5.2 Saran
Untuk perusahaan sebesar AUTO2000 seharusnya dilakukan secara digital. Hal tersebut
dilakukan dokumentasi lebih rapi, terstruktur. Selain itu sumber data bisa langsung diambil
ketika ingin dilakukan pengembangan karena data sudah tersimpan dengan rapi di server.
23
DAFTAR PUSTAKA
Bohlander, Morris, & Snell. (2014). Managing Human Resources. Boston: Cengage Learning.
Hariwijaya dan Budi. (2013) Pedoman Penulisan Ilmiah Skripsi dan Tesis. Yogyakarta:
Platinum.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cetakan ke-17. Bandung:
Alfabeta.
24