PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dijelaskan sejauh mana keberhasilan tindakan keperawatan secara teoritis yang
telah di aplikasikan pada kasus Mr.X, dimana proses terjadinya perubahan persepsi sensori :
Halusinasi pada klien yakni disebabkan oleh isolasi sosial : menarik diri, isolasi sosial ini disebabkan
oleh beberapa kegagalan dan kekecewaan di masa lalu.
Menurut teori yang ada sesuai dengan Carpenito (2006) , perubahan persepsi sensori : halusinasi
merupakan keadaan individu atau kelompok mengalami suatu perubahan dalam jumlah, pola atau
interprestasi stimulus yang datang. Tahapan terjadinya halusinasi ada 4 fase yaitu, comforting,
comdemming, controlling dan consquering. Pelaksanaan pada halusinasi dengan cara menciptakan
lingkungan yang terapeutik, melaksanakan program terapi dokter, memberi aktivitas pada klien,
menggali permasalahan klien dan membantu mengatasi masalah yang ada dan melibatkan keluarga
dan petugas lain dalam proses keperawatan.
Pada kasus Mr.X pasien datang ke IGD langsung dibawa ke ruang IPCU karena pasien masih
mengalami fase krisis. Dalam proses asuhan keperawatan yang sudah dilakukan dimana.
1. Hari ke 1-3
Mr. X datang dengan kondisi pasien komat-kamit sendiri, sering melamun, respon verbal
yang lambat jika sedang asik dengan halusinasinya dan suka tidur, jarang merespon
lingkungan sekitar dan suka menyendiri karena pasien di restrain. Dari kondisi yang di
tunjukkan pasien saat awal masuk ruangan pasien dikatakan masuk dalam halusinasi fase
condeming dimana pasien mengalami perasaan mendalam seperti ansietas, kesepian, rasa
bersalah dan takut. Tindakan keperawatan yang telah di lakukan seperti melakukan hubungan
saling percaya, mengenali permasalahan klien dan membantu mengatasi masalah yang ada
serta membimbing ADL.
2. Hari ke 4-5
Hari ke 4 hingga ke 5 klien tidak mengalami peningkatan psikomotor, klien sudah bisa
berinteraksi dengan teman sekamar , klien tidak bisa mengikuti kegiatan sehari-hari. Klien
tidak mampu mematuhi perintah saat di suruh mengerjakan aktivitas bersih-bersih lingkungan
Ruang Perkutut karna di restrain. Dalam semua aktivitas klien masih di bantu perawat dan
belum bisa mengontrol halusinasinya. Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah
mengontrol halusinasi dengan 4 cara pencegahan munculnya halusinasi dan memanfaatkan
obat dengan baik.
3. Hari ke 6
Hari ke 6 klien tidak mengalami peningkatan psikomotor. Klien juga masih belum bisa di kaji
secara terperinci, tidak mampu mematuhi perintah perawat. Tetap tidak ada peningkatan
aktivitas pada klien baik aktivitas mandiri. Pasien selalu berteriak teriak kata kata kotor dan
bernyanyi setiap kali di tanya oleh perawat.
Dalam pembahasan halusinasi yang terjadi pada Mr. X dapat kita amati antara teori dan
praktek mengalami perbedaan dimana klien saat pertama kali dikaji klien mengalami
halusinasi pada fase controling dari hari 1. Jadi, dapat disimpulkan terjadinya perubahan fase-
fase halusinasi tidak dapat di prediksi dan diketahui perubahannya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Halusinasi adalah persepsi yang timbul tanpa stimulus eksternal serta tanpa melibatkan
sumber dari luar meliputi semua sistem pengindraan.
Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah adanya
hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi sosial, perasaan tidak berguna, putus asa
koma, dan tidak berdaya. Penilaian individu terhadap stresor dan masalah koping dapat
mengindikasi kemungkinan kekambuhan.
B. Saran
Dalam pemberian asuhan keperawatan hendaknya perawat mengikuti langkah-langkah
proses keperawatan dan melaksanakannya secara sistematis dan tertulis agar dapat
berkesinambungan dan tindakan berhasil secara optimal dalam menangani kasus
halusinasi intervensi yang dilakukan untuk mengatasi hakusinasi ada bebrapa cara yaitu :
1. Menghardik, bercakap-cakap, dengan orang lain melakukan aktivitas yang terjadwal,
dan cara minum obat secara rutin.
Serta hendaknya perawat melakukan pendekatan secara bertahap dan terus menerus
untuk membina hubungan saling percaya antara perawat dan klien sehinggan tercipta
suasana terapeutik dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah di berikan.