TINJAUAN PUSTAKA
6
7
b. Cara Auskultasi
Metode ini pertama-tama diperkenalkan oleh seorang dokter
Rusia yaitu Korotkoff pada tahun 1905. Kedua tekanan sistolik dan
diastolik dapat diukur dengan metode ini, dengan cara mendengar
(auskultasi) bunyi yang timbul pada arteri brachialis yang disebut
8
c. Cara Osilasi
Yaitu dengan melihat osilasi air raksa pada manometer.
Manset dipompa sampai tekanannya 10-20 mmHg melebihi
tekanan sistolis yang ditentukan dengan metode Riva Rocci.
Tekanan manset diturunkan perlahan-lahan sambil memperhatikan
air raksa manometer. Saat timbulnya osilasi pada manometer
menunjukkan tekanan sistole. Tekanan manset terus diturunkan
sampai osilasi menghilang yang menunnjukkan tekanan diastole.
2. Konsep Hipertensi
a. Pengertian
Hipertensi secara umum adalah tekanan darah persisten
dimana tekanan darah sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan
darah diastoliknya diatas 90 mmHg tetapi pada populsi lansia
didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan diastoliknya
90 mmHg (Brunner and Suddarth, 2002).
Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Committee on
Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure
(JNC)VI sebagai tekanan yang lebih tinggi dari 140/90mmHg.
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sitolik 160mmHg dan
tekanan diastolik 90mmHg, (Smeltzer, 2001).
10
b. Klasifikasi
1) Klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa (dikutip dari
Hidup Bersama Hipertensi – Seringai Darah Tinggi Sang
Pembunuh Sekejap, Muhammadun AS, 2010, hal.19)
Table 2.1
Klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa
Tekanan Tekanan
Kategori darah darah
sistolik diatolik
Tekanan Tekanan
Kategori sistolik diastolik
(mmHg) (mmHg)
c. Etiologi
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi
2 golongan besar, yaitu: (Gunawan, 2001)
1) Hipertensi Esensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yng
tidak diketahui penyebabnya.
Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90% penderita
hipertensi, sedangkan 10% sisanya disebabkan oleh hipertensi
sekunder. Meskipun hipertensi primer beum diketahui
penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa
13
(2) Pielonefritis
Pielonefritis adalah infeksi bakteri pada salah satu
atau kedua ginjal. Eschericia coli merupakan bakteri
yang dalam keadaan normal ditemukan di usus besar
menjadi penyebab dari 90% infeksi ginjal di luar
rumah sakit dan penyebab dari 50% infeksi ginjal di
rumah sakit. Infeksi ini biasanya berasal dari daerah
kelamin yang naik ke kandung kemih.
(3) Glomerulonefritis
Glomerulonefritis merupakan penyebab penyakit
gagal ginjal yang disebabkan adanya kelainan pada
glomerulus ginjal. Glomerulonefritis merupakan
peradangan yang dimulai dari glomerulus dan
bermanifestasi sebagai proteinuria dan atau hematuria.
b) Kelainan Hormonal
(1) Hiperaldosteronisme
Hiperaldosteronisme merupakan suatu keadaan
kelebihan aldosteron yang mempengaruhi kadar
natrium, kalium, bikarbonat, dan klorida dalam darah
yang menyebabkan tekanann darah tinggi, kelemahan,
dan terkadang menyebabkan kelumpuhan periodik.
Hiperaldosteronisme dapat disebabkan oleh suatu
tumor pada kelenjar adrenal. Terkadang
hiperaldosteronisme merupakan respon terhadap
penyakit tertentu. Sebagai contohnya kelenjar adrenal
melepaskan sejumlah besar aldosteron jika tekanann
darah sangat tinggi atau jika arteri yang membawa
darah ke ginjal menyempit.
(3) Feokromositoma
Feokromositoma merupakan suatu tumor yang berasal
dari sel-sel kromafin kelenjar adrenal.
Feokromositoma dapat menyebabkan pembentukan
katekolamin yang berlebihan. Katekolamin
merupakan hormon yang menyebabkan tekanann
darah tinggi. Katekolamin terdiri dari hormon
adrenalin (epinefrin), norepinefrin, dopamine, dan
dopa. Semua ini dapat merangsang tekanan darah
tinggi. Feokromositoma terjadi pada kurang dari 1 di
antara 1000 orang. Dapat terjadi pada pria maupun
wanita pada berbagai macam usia, tetapi paling sering
terjadi pada usia 30-60 tahun.
c) Obat-obatan
(1) Pil KB
Pil KB sering digunakan untuk mengatur masa
menstruasi sesuai keinginan. Pemakaian pil KB
meningkatkan kejadian tromboemboli dan gangguan
pembuluh darah otak. Tromboemboli terjadi akibat
perubahan sistem pembekuan darah oleh estrogen, di
samping efek aterosklerosis oleh pengaruh
progesteron. Penggunaan pil KB tidak hanya
meningkatkan aterosklerosis maupun hipertensi.
Namun lebih jauh, ini akan meningkatkan potensi
dideritanya penyakit jantung koroner. Penggunaan
17
(2) Kortikosteroid
Kortikosteroid adalah hormon yang diproduksi oleh
korteks adrenal. Hormon ini dapat mempengaruhi
volume dan tekanan darah, kadar gula darah, otot, dan
resistensi tubuh.
(3) Siklosporin
Siklosporin adalah salah satu obat yang tergolong
imunosupresan yang relatif tidak menimbulkan efek
samping terlalu berat. Obat ini bekerja lebih selektif
terhadap sel lomfosit T tanpa menekan seluruh
imunitas tubuh.
(4) Eritropoetin
Eritropoetin berperan dalam pembekuan sel eritrosit
melalui proses eritropoesis. Dalam proses
pembentukan sel darah merah, rangsangan oleh
eritropoetin dalam jumlah yang amat kecil saja akan
merangsang sel unipotensila yang committed untuk
segera membelah diri dan berdiferensiasi menjadi
proeritroblas. Pada proses selanjutnya akan terbentuk
eritrosit.
(5) Kokain
Kokain berupa alkaloid yang didapatkan dari tanaman
Erythroxylon coca. Pada penggunaan dosis tinggi,
dapat menimbulkan gejala intoksitasi seperti
gangguan dalam pertimbangan perilaku seksual yang
18
d) Penyebab Lainnya
(1) Koartasio aorta
Koartasio aorta adalah suatu keadaan ketika terdapat
kontriksi atau penyempitan dari aorta. Darah tidak
secara bebas mengalir ke seluruh tubuh sehingga
terjadi peningkatan pembuluh darah. Untuk
penanganan koartasio aorta dapat dilakukan operasi,
tanpa harus membuka jantung saat opeerasi. Kasus ini
dapat sering ditemukan pada wanita dengan “Turner
Syndrome”.
e. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi
pembuluh darah terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak.
Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang
berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna
medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
20
Skema 2.1
Patoflow Hipertensi
22
f. Komplikasi
1) Stroke
Stroke dapat terjadi akibat perdarahan tekanan tinggi
otak, atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh darah
non-otak yang terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi
pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi
otak mengalami hipertrofi dan penebalan, sehingga aliran
darah ke daerah-daerah yang diperdarahi berkurnag. Arteri-
arteri otak yang mengalami aterosklerosis dapat melemah dan
kehilangan elastisitasnya sehingga meningkatkan kemungkinan
terbentuknya aneurisma.
2) Infark Miokard
Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang
aterosklerosis tidak dapat menyuplai darah yang cukup oksigen
ke miokardium atau apabila terbentuk trombus yang
menghambat aliran darah melalui arteri koroner. Karena
hipertensi kronik dan hipertrofi ventirkel, maka kebutuhan
oksigen miokardium mungkin tidak dapat dipenuhi dan dapat
terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark. Hipertrofi
ventrikel dapat menimbulkan perubahan-perubahan waktu
hantaran listrik melintasi ventrikel sehingga terjadi disritmia,
hipoksia jantung dan peningkatan pembentukan pembekuan.
3) Gagal Ginjal
Gagal ginjal dapat terjadi kerena kerusakan progresif
akibat tekanan yang tinggi pada kapiler-kapiler ginjal, yaitu
glomerulus. Dengan rusaknya glomerulus, darah akan mengalir
ke unit-unit fungsional ginjal, nefron akan terganggu dan dapat
berlanjut menjadi hipoksik dan kematian. Dengan rusaknya
membran glomerulus, protein akan keluar melalui urin
sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang
23
4) Ensefalopati
Ensefalopati dapat terjadi terutama pada hipertensi
maligna. Tekanan yang sangat tinggi pada kelainan ini
menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong
cairan ke dalam ruangan interstitium di seluruh susunan saraf
pusat. Neuron-neuron disekitarnya kolaps dan terjadi koma
serta kematian.
g. Penatalaksanaan Medis
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah mordibitas
dan mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan
dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah
140/90 mmHg. Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi:
1) Terapi Non-Farmakologis
Pengobatan secara nonfarmakologi dapat dilakukan dengan
diet rendah garam, kolesterol, dan lemak jenuh, melakukan
relaksasi, olahraga, berhenti merokok, dan mengurangi
konsumsi alkohol. Selain pengobatan nonfarmakologis yang
telah disebutkan diatas, ada banyak buah dan bahan alami yang
dapat menurunkan tekanan darah tinggi. Beberapa diantaranya
seperti disebutkan dibawah ini:
a) Mentimun
Buah berbentuk lonjong dan berbiji ini sering diajdikan
sebagai lalapan dan acar. Beberapa orang juga
menggunakannya sebagai masker untuk merawat
kecantikan wajah. Sementara itu manfaat yang tidak kalah
penting dari mentimun adalah kemampuannya membantu
menurunkan tekanan darah. Kandungan potasium,
magnesium, dan fosfor dalam timun efektif mampu
24
b) Semangka
Kandungan air dan kalium yang tinggi dalam semangka
sangat bagus untuk penderita hipertensi. Selain itu,
senyawa aktif kukubositrin pada biji semangka dapat
memacu kerja ginjal dan menjaga tekanan darah agar tetap
normal.
c) Seledri
Kandungan pthalides dan magnesium dalam seledri baik
untuk melemaskan otot-otot sekitar pembuluh darah arteri.
Selain itu, pthalides dapat mereduksi hormon stress yang
dapat meningkatkan darah. Masyarakat China sudah lama
mengkonsumsi seledri untuk menurunkan tekanan darah.
Dikarenakan seledri juga mengandung apigenin yang
sangat bermanfaat untuk mencegah penyempitan
pembuluh darah dan tekanan darah tinggi.
d) Bawang Putih
Bawang putih dapat menurunkan tekanan darah karena
mengandung adenosin, yang dapat merilekskan otot.
e) Mengkudu
Mengkudu mengandung zat scopoletin yang bekerja
mengikat serotonin, zat penyebeb terjadinya kontraksi
pembuluh darah atau hipertensi. Zat ini dapat melebarkan
pembuluh darah yang menyempit sehingga dapat
menurunkan tekanan darah tinggi. Dalam jangka waktu
25
2) Terapi Farmakologis
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan
tekanan darah saja tetapi juga mengurangi dan mencegah
komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah
kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur
hidup penderita. Pengobatan standar yang dianjurkan oleh
Komite Dokter Ahli Hipertensi (Joint National Committee On
Detection, Evaluation and Treatment of high Blood Pressure)
menyimpulkan bahwa obat diuretika, beta-blocker, antagonis
kalsium, atau ACE Inhibitor dapat digunakan sebagai obat
tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan
penyakit ain yang ada pada penderita. Kelas-kelas obat utama
yang dapat digunakan untuk mengendalikan tekanan darah
adalah:
a) Duiretik
Diuretik merupakan obat pilihan pertama bagi penderita
hipertensi dengan proses pengeluaran cairan tubuh melalui
urine. Diuretik juga lebih peka terhadap sodium seperti
kaum lansia. Diuretik dikelompokkan kedalam tiga
kelompok, yaitu Thiazide (Aprinox, Cloride, Lorvas,
Enduron, Metenis-5), Kelompok Loop (Bumet, Lasix,
Salinex) dan kelompok penghemat potassium (Amimide,
Frumil, Fruselac, Frusemene). Efek samping dari diuetik
adalah meningkatkan frekuensi miksi.
b) Beta Blocker
Obat golongan beta blocker dapat menyembuhkan
hipertensi dan menghalangi berbagai efek hormon
norepinephrine yang menyebabkan jantung berdetak lebih
26
c) ACE Inhibitor
Obat-obat ini beraksi dengan mencegah produksi
Angiotensin I dan memberikan kesempatan bagi
bradikinin untuk menjaga pembuluh darah tetap dalam
keadaan vasodilatasi. ACE Inhibitor mencakup
Benazepril, Captropril, Enalapril, Lisinopril, dan Ramipril.
Efek samping dari pemberian ACE Inhibitor adalah batuk
kering.
e) Antagonis Kalsium
Antagonis kalsium bekerja dengan mencegah kalsium
masuk kedalam sel otot namun tidak mempengaruhi
kalsium yang digunakan untuk pembentukan tulang.
Berdasarkan aksinya antagonis kalsium dibedakan
menjadi aksi jangka pendek dan jangka panjang.
f) Alpha Blocker
27
g) Vasodilator Langsung
Obat ini digunakan untuk pengobatan kasus hipertensi
yang sulit diatasi kerana tidak memberi respon terhadap
antihipertensi lain. Obat ini bekerja pada otot-otot dinding
arteri yang menghalangi otot-otot tersebut mengkerutkan
dinding arteri. Obat-obat ini meliputi Hydralazine
(Neprosol) dan Minoxidil (Mintop). Efek samping yang
ditimbulkan adalah peningkatan denyut jantung dan
retensi urine.
b. Genetis
Faktor herediter didapat pada keluarga yang umumnya hidup dalam
lingkungan dan kebiasaan makan yang sama. Pada 70-80% kasus
hipertensi esensial, didapatkan riwayat hipertensi di dalam
keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang
tua, maka dugaan hipertensi esensial lebih besar. Hipertensi juga
banyak dijumpai pada penderita kembar monozigot (satu telur),
apabila salah satunya menderita hipertensi. Dugaan ini menyokong
bahwa faktor genetik mempunyai peran didalam terjadinya
hipertensi.
c. Umur
Penyebaran hipertensi menurut umur agaknya terdapat kesepakatan
dari para peneliti di Indonesia.
Tabel 2.4
Frekuensi hipertensi menurut golongan umur
No Golongan umur (Tahun) Prevalensi (%)
1. 20-29 6,10
2. 30-39 6,70
3. 40-49 10,10
4. 50-59 10,20
5. Di atas 60 13,00
6. Seluruh umur 8,60
*)Dikutip dan disederhanakan dari: Survei hipertensi pada suatu
pedesaan; Boedi Rahardjo, dkk, 1974
(Muhammadun, AS, 2010)
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami
kenaikan tekanan darah, tekanan sistolik terus meningkat sampai
usia 80 tahunan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-
60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan
menurun drastis. Tetapi diantara usia tersebut, justru bagi wanita
(setelah mengalami menopause) berpeluang lebih besar. Para pakar
29
d. Jenis kelamin
Penyakit hipertensi cenderung lebih tinggi pada jenis kelamin
perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini dikarenakan
pada perempuan, tekanan darah meningkat seiring dengan
bertambahnya usia. Pada masa premenopause, wanita relatif
terlindungi dari penykit kardiovakular oleh hormon estrogen
sedangkan kadar estrogen menurun setelah menopause. Perempuan
> laki-laki pada usia > 50 tahun, laki-laki > perempuan pada usia <
50 tahun.
e. Adat Kebiasaan
Kebiasaan buruk seseorang merupakan ancaman kesehatan bagi
orang tersebut seperti:
1) Gaya hidup modern yang mengagungkan sukses, kerja keras
dalam situasi penuh tekanan, dan stress yang berkepanjangan
adalah hal yang paling umum serta kurang berolahraga, dan
berusaha mengurangi stressnya dengan merokok, minum
alkohol atau kopi, padahal semuanya termasuk dalam daftar
penyebab yang dapat meningkatkan resiko hipertensi.
f. Pekerjaan
Stress pada pekerjaan cenderung menyebabkan terjadinya
hipertensi berat. Pria yang mengalami pekerjaan penuh tekanan,
akan mengalami tekanan darah yang lebih tinggi selama jam
kerjanya, dibandingkan dengan rekan mereka yang tekanan
pekerjaannya lebih ringan.
31
g. Obesitas
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari
penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Perbandingan normal
antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25 – 30%
pada wanita dan 18 – 20% pada pria. Wanita dengan lemak tubuh
lebih dari 25% dianggap mengalami obesitas.
Obesitas dapat digolongkan menjadi 3 kelompok”
1) Obesitas ringan: kelebihan berat badan 20 – 40%
2) Obesitas sedang: kelebihan berat badan 41 – 100%
3) Obesitas berat: kelebihan berat badan > 100%
6-8 cm, lebar 3-4,5 cm, tepi rata, pangkal membulat, ujung lancip,
pertulangan menyirip, tangkai silindris, panjang kurang lebih 4
cm, dan berwarna hijau. Bunga tanaman ini terdapat pada ketiak
daun, majemuk, tangkai silindris, panjang kurang lebih 12 cm,
berwarna hijau keputih-putihan, mahkota berbentuk kupu-kupu,
berwarna putih keunguan, benang sari bertangkai, panjang kurang
lebih 2 cm, berwarna putih, kepala sari kuning, putik bertangkai,
berwarna kuning, panjang kurang lebih 1 cm, dan berwarna ungu.
Buah tanaman ini berbentuk polong, berwarna hijau, dan panjang
15-25 cm. Bijinya lonjong, pipih, berwarna coklat muda. Akarnya
tunggang berwarna coklat muda (Hutapea et al., 1994).
Tanaman ini tumbuh dan berproduksi dengan baik di
dataran rendah dan dataran tinggi ± 1500 m diatas permukaan laut
(dpl), tetapi yang paling baik di dataran rendah. Penanaman di
dataran tinggi, umur panen relatif lama dari waktu tanam, tingkat
produksi maupun produktivitasnya lebih rendah bila dibanding
dengan dataran rendah. Ketinggian optimum adalah kurang dari
800 m dpl. Suhu yang idealnya untuk tanaman ini antara 20-30
derajat C, memiliki tempat terbuka (mendapat sinar matahari
penuh), iklimnya kering, curah hujan antara 600-1.500 mm/tahun.
Hampir semua jenis tanah cocok untuk budidaya kacang panjang,
tetapi yang paling baik adalah tanah latosol/lempung berpasir,
subur, gembur, banyak mengandung bahan organik dan
drainasenya baik. Tanah kemasaman (pH) sekitar 5,5-6,5. Bila pH
terlalu basa (diatas pH 6,5) menyebabkan pecahnya nodula-
nodula akar.
c. Kandungan Kimia
Kacang panjang mempunyai banyak kandungan gizi antara
lain betakaroten, klorofil, vitamin A, vitamin B1 (tiamin) dan
vitamin B2 (riboflavin), serat, pektin, antosianin, flavonol,
34
B. Penelitian Terkait
1. Yuliana Suheni (2007). Hubungan antara Kebiasaan Merokok dengan
Kejadian Hipertensi pada Laki-laki Usia 40 Tahun ke Atas di Badan
Rumah Sakit Daerah Cepu. Jenis penelitian ini adalah penelitian case
control yaitu penelitian survey analitik yang menyangkut bagaimana
faktor risiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan restrospektive.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien laki-laki perokok
berusia 40 tahun di Badan Rumah Sakit Daerah Cepu periode Januari-
November 2006. Sampel yang diambil sejumlah 30 orang kasus
38
C. Kerangka Teori
Skema 2.2
Kerangka Teori
Faktor predisposisi
1. Riwayat hipertensi
2. Jenis kelamin
3. Usia
1. Penurunan
Faktor Pendukung
tekanann darah
1. Gaya hidup Jus Kacang
sistolik
2. Aktivitas fiik Panjang
2. Penurunan
3. Obesitas
tekanann darah
1. Terapi farmakologis
2. Terapi non-
farmakologis