Anda di halaman 1dari 7

 Deskripsi Batuan Beku Asam

Mkr
(source : www.researchgate.net)
Tekstur: kristalinitas holokristalin, ukuran kristal kasar 1 mm - 3 cm, bentuk dan hubungan
antar kristal subhedral, tekstur umum hipidiomorfik granular, tekstur khusus corona/reaction
rims. Deskripsi komposisi mineral :
1. Warna tidak berwarna, ukuran tidak teramati, bentuk kristal subhedral, belahan tidak ada,
pecahan tidak teramati, relief rendah, pleokroisme tidak ada, warna interferensi orde
pertama, gelapan bergelombang, kembaran tidak ada. Nama mineral kuarsa. (40%)
2. Warna cokelat kemerahan, ukuran tidak teramati, bentuk kristal euhedral, belahan satu
arah, pecahan tidak teramati, relief sedang, pleokroisme ada, warna interferensi orde dua,
gelapan parallel, kembaran jarang ditemukan. Nama mineral biotit. (10%)
3. Warna colorless, ukuran tidak teramati, bentuk kristal subhedral, belahan dua arah, pecahan
tidak teramati, relief rendah, pleokroisme tidak ada, warna interferensi orde pertama,
gelapan parallel-inclined, kembaran Carlsbad-Albit. Nama mineral plagioklas. (30%)
4. Warna colorless, ukuran tidak teramati, bentuk kristal anhedral, belahan satu arah, pecahan
tidak teramati, relief rendah, pleokroisme tidak ada, warna interferensi orde pertama,
gelapan parallel, kembaran Albit. Nama mineral mikroklin. (20%)
Perhitungan komposisi mineral :
- Q = 40 / (40 + 30 + 20)% = 44,4%,
- A = 20 / (40 + 30 + 20)% = 22,2%
- P = 30 / (40 + 30 + 20)% = 33,4%

Nama batuan Granit. Genesa: Granit terbentuk


sebagai hasil dari kristalisasi yang berlangsung lambat dari magma cair yang berada jauh di
dalam kerak bumi.. Keterdapatan Granit pada pluton-pluton besar dalam benua. Setting tectonic
: zona subduksi/volcanic arc.
Daftar pustaka :
Philpotts, A.R.. 1989. Petrography of Igneous and Metamorphic Rocks. USA. Waveland
Press,Inc.
 Deskripsi Batuan Beku Intermediet

Qz

(source : www.researchgate.net)
Tekstur: kristalinitas holokristalin, ukuran kristal sedang 1 mm - 5 mm, bentuk dan hubungan
antar kristal subhedral, tekstur umum hipidiomorfik granular, tekstur khusus poikilitik.
Deskripsi komposisi mineral :
1. Warna tidak berwarna, ukuran 3-5 mm, bentuk kristal subhedral, belahan satu arah,
pecahan tidak teramati, relief rendah, pleokroisme monokroik, warna interferensi orde
pertama, gelapan miring, kembaran Carlsbad. Nama mineral orthoklas. (20%)
2. Warna keunguan muda, ukuran 1-3 mm, bentuk kristal anhedral, belahan dua arah, pecahan
tidak teramati, relief tinggi, pleokroisme tidak ada, warna interferensi orde dua, gelapan
parallel, kembaran polisintetik. Nama mineral augit. (5%)
3. Warna colorless, ukuran tidak teramati, bentuk kristal subhedral, belahan dua arah, pecahan
tidak teramati, relief rendah, pleokroisme tidak ada, warna interferensi orde pertama,
gelapan parallel-inclined, kembaran Carlsbad-Albit. Nama mineral plagioklas. (30%)
4. Warna colorless, ukuran 1-4 mm, bentuk kristal anhedral, belahan dua arah, pecahan tidak
teramati, relief tinggi, pleokroisme trikroid, warna interferensi orde pertama, gelapan
parallel, kembaran jarang ditemukan. Nama mineral enstatite. (15%)
5. Warna cokelat kemerahan, ukuran tidak teramati, bentuk kristal euhedral, belahan satu
arah, pecahan tidak teramati, relief sedang, pleokroisme ada, warna interferensi orde dua,
gelapan parallel, kembaran jarang ditemukan. Nama mineral biotit. (15%)
6. Warna tidak berwarna, ukuran tidak teramati, bentuk kristal subhedral, belahan tidak ada,
pecahan tidak teramati, relief rendah, pleokroisme tidak ada, warna interferensi orde
pertama, gelapan bergelombang, kembaran tidak ada. Nama mineral kuarsa. (15%)
Perhitungan komposisi mineral :
- Q = 15/ (15 + 15+ 35)% = 23,1%
- A = 15 / (15 + 20+ 30)% = 23,1%
- P = 35 / (15 + 20+ 30)% = 53,8%

Nama batuan Granodiorit. Genesa: Partial melting


lempeng samudra menghasilkan magma basaltik yang naik
dan mengintrusi batuan granit yang ada di lempeng benua. Terjadi proses pencampuran magma
basaltik dengan magma granit (batu granit yang meleleh) dan naik melalui lempeng benua, baik
secara sill maupun dike. Granodiorit akan terbentuk jika hasil lelehan mengkristal secara lambat
dibawah permukaan. Keterdapatan Granit banyak ditemukan di bagian atas kerak benua.
Setting tectonic : zona busur kepulauan dan busur magmatic dangkal.

Daftar pustaka :
Philpotts, A.R.. 1989. Petrography of Igneous and Metamorphic Rocks. USA. Waveland
Press,Inc
 Deskripsi Batuan Beku Basa

(source : www.researchgate.net)
Tekstur: kristalinitas hipokristalin, ukuran kristal sedang 1 mm - 5 mm, bentuk dan hubungan
antar kristal subhedral, tekstur umum hipidiomorfik granular, tekstur khusus tidak ada.
Deskripsi komposisi mineral :
1. Warna colorless, ukuran 1-5 mm, bentuk kristal anhedral, belahan satu arah, pecahan tidak
teramati, relief tinggi, pleokroisme tidak ada, warna interferensi orde dua, gelapan parallel,
kembaran kadang ada. Nama mineral olivin. (50%)
2. Warna colorless, ukuran tidak teramati, bentuk kristal subhedral, belahan dua arah,
pecahan tidak teramati, relief rendah, pleokroisme tidak ada, warna interferensi orde
pertama, gelapan parallel-inclined, kembaran Carlsbad-Albit. Nama mineral plagioklas.
(40%)
3. Gelasan (10%)
Perhitungan komposisi mineral :
- Ol = 50 / ( 50 + 40 )% = 55,5% (gambar)
- Pla = 40 / ( 50 + 40 )% = 45,5%

Nama batuan Olivin Gabro. Genesa: Batuan beku ini terbentuk langsung dari pembekuan
magma pada kedalaman dangkal atau merupakan intrusi dangkal dalam bentuk sill atau dyke.
Keterdapatan Gabro banyak ditemukan di kerak benua pada daerah-daerah intrusi. Setting
tectonic : busur MOR atau punggungan tengah samudra.

Daftar pustaka :
Philpotts, A.R.. 1989. Petrography of Igneous and Metamorphic Rocks. USA. Waveland
Press,Inc.
 Tekstur khusus pada batuan beku
1. Tekstur intersertal
Gelasan atau material bersifat hipokristalin mengisi seluruh atau sebagian celah
berbentuk irisan pada ruang antara mineral plagioklas. Gelasan murni atau yang
telah teralterasi menjadi palagonit, klorit, analsit, atau mineral lempung, atau
mungkin telah mengalami devitrifikasi. Jika ukuran gelasan cukup besar dan
kontinu hingga menutup plagioklas, beberapa ahli petrologi mengatakan tekstur
tersebut sebagai tekstur hyalophilitic.
Terbentuk ketika mineral plagioklas terbentuk terlebih dahulu lalu saat magma
muncul ke permukaan terjadi pendinginan yang cepat yang menyebabkan lava
cenderung membentuk gelas vulkanik yang seolah-olah mengelilingi tubuh mineral
plagioklas yang terbentuk terlebih dahulu.

(tekstur intersertal pada alkali dolerite)


2. Tekstur intergranular
Ruang kosong diantara mineral-mineral plagioklas diisi oleh satu atau lebih butiran
mineral piroksen, olivin, atau mineral opak. Kumpulan mineral pengisi ukurannya
relatif lebih kecil daripada mineral plagioklas, tersusun secara acak dan tidak
teratur. Mineral-mineral feldspar dapat tersusun secara beragam, misalnya secara
subradial atau subparallel. Terbentuk dari jenis magma sumber yang menyebabkan
dominasi mineral yang terbentuk berupa mineral mafik dan mineral Ca-plagioklas.
Proses pendinginan berlangsung secara bertahap dari mineral Ca-plagioklas
selanjutnya mineral piroksen yang terbentuk pada proses pendinginan lebih cepat.
Mineral piroksen terbentuk setelah plagioklas, maka mineral ini cenderung mengisi
ruang-ruang diantara plagioklas.

(tekstur intergranular pada olivine gabro)


3. Tekstur poikilitik
Terdapat mineral-mineral yang berukuran kecil yang tersusun secara acak dan
tidak teratur pada suatu tubuh mineral yang besar, mineral-mineral tersebut hadir
sebagai inklusi. Terbentuk akibat mineral yang menginklusi terbentuk terbentuk
terlebih dahulu, selanjutnya terjadi pembentukan mineral yang diinklusi melalui
pendinginan magma secara lambat akibat perubahan kondisi sekitar sehingga
mineral yang terbentuk ini memiliki waktu lebih untuk tumbuh dengan nukleasi
yang lambat. Keadaan ini akan menyebabkan mineral yang besar tampak
diinklusi oleh mineral-mineral yang lebih kecil.

(tekstur poikilitik pada olivine gabro)


4. Tekstur trakhitik
Terdapat feldspar mikrokristalin pada massa dasar batuan holokristalin atau
batuan hipokristalin. Terbentuk akibat adanya aliran magma atau lava yang
membuat orientasi penyusunan mineral menjadi sejajar. Hal ini disebabkan karena
bentuk kristal plagioklas yang cenderung memanjang akan lebih mudah mengikuti
arah aliran lava atau magma sesuai dengan arah memanjangnya kristal.

(tekstur trakhitik pada trachyte)


5. Tekstur trakhitoid
Tekstur yang menunjukkan adanya mineral berbentuk tabular, bladed, atau
prismatik yang dapat dilihat dengan mata telanjang, pada massa dasar batuan
holokristalin atau batuan hipokristalin.
(tekstur trakhitoid pada diorite)
6. Tekstur granophiric (intergworth)
Termasuk tekstur intergrowth dimana terdapat kenampakan pertumbuhan secara
bersama antara dua jenis mineral yang berbeda. Pada tekstur granophiric terdapat
kuarsa atau alkali feldspar berbentuk anhedral dengan letak tidak teratur. Hal ini
disebabkan mineral kuarsa yang mengkristal bersama mineral feldspar terbentuk
pada daerah batas kristal lain.

(tekstur granophiric pada microgranite)


7. Tekstur micrographic (intergrowth)
Termasuk tekstur intergrowth dimana terdapat kenampakan pertumbuhan secara
bersama antara dua jenis mineral yang berbeda. Pada tekstur micrographic ini
tampak bahwa mineral kuarsa tertanam secara acak dalam mineral K-feldspar.
Kedua mineral ini tumbuh secara bersama-sama dengan tingkat kristalisasi yang
berbeda. Hal ini terjadi karena adanya kehadiran fase aqueous yang menyebabkan
terjadinya intergrowth antara mineral kuarsa dengan mineral ortoklas (K-
feldspar).

(tekstur micrographic pada aplite)


8. Tekstur myrmekitic (intergrowth)
Menunjukkan pertumbuhan bersama antara kuarsa dan plagioklas dengan kuarsa
seperti cacing di antara plagioklas, biasanya ditemukan pada batas kristal
plagioklas. Hal ini terbentuk ketika kristalisasi plagioklas belum sempurna di saat
itulah kuarsa masuk mengisi rongga yang belum terkristalisasi sempurna.

(tekstur myrmekitic pada granit)

Daftar Pustaka :
MacKenzie, W.S., Donaldson, C.H., and Guilford, C.. 1982. Atlas of Igneous Rocks and Their
Textures. London. English Language Book Society.
Nockolds, S.R., Knox, R.W.O’B., and Chinner, G.A.. 1976. Petrology for Students. London.
Cambridge University Press.
Williams, H., Turner, F.J., and Gilbert, C.M.. 1982. Petrography : An Introduction to the Study
of Rocks in Thin Section. New York. W.H. Freeman and Company.

Anda mungkin juga menyukai