Anda di halaman 1dari 12

TUGAS AKHIR MODUL 6 KIMIA

AYU KARTIKA SARI (19031218710302)

Senyawa karbon atau yang biasa dikenal dengan senyawa organik adalah suatu senyawa yang unsur -unsur penyusunnya terdiri dari atom karbon dan atom-atom hidrogen, oksigen,
nitrogen, sulfur, halogen, atau fosfor. Senyawa jenis ini di alam begitu banyak dan melimpah. Diperkirakan sudah mencapa jutaan dan akan terus bertambah dengan hadirnya senyawa-
senyawa baru hasil sintesis para ahli kimia organik. Oleh karena jumlahnya yang demikian banyak, maka diperlukan metode yang tepat untuk mengetahui rumus kimia suatu senyawa
organik. Salah cara untuk analisis kualitatif suatu senyawa organik adalah dengan identitas gugus fungsi. Dengan mengetahui g ugus fungsi maka dapat diketahui golongan dari senyawa
organik tersebut karena setiap golongan senyawa organik mempunyai sifat tertentu bergantung pada gugus fungsionil yang dimili kinya. Secara umum senyawa organik yang mempunyai
gugus fungsi yang sama akan mempunyai sifat yang sama.

Tugas: Buatlah rangkuman identifikasi senyawa organik maupun polimer organik dalam bentuk tabel seperti berikut ini.

Reagent yang
No Jenis identifikasi Reaksi yang terjadi Observasi terhadap perubahan yang terjadi
digunakan
Reagen Hinsberg Apabila senyawa amina primer direaksikan dengan
1. Membedakan
reagen yang dilakukan benzensulfonil klorida dalam larutan basa kuat, maka akan
amina primer,
untuk membedakan terjadi reaksi dengan benzensulfonil klorida membentuk
sekunder, tersier
amina primer, sekunder, endapan yang dapat larut dalam KOH atau NaOH, kemudian
tersier, jika ditambahkan asam maka akan terbentuk endapan lagi.
Apabila senyawa amina sekunder direaksikan dengan
benzensulfonil klorida dalam larutan basa kuat, maka akan
terjadi reaksi dengan benzensulfonil klorida membentuk
endapan yang tidak larut dalam KOH atau NaOH, dan jika
ditambahkan asam maka tidak terjadi perubahan

Amina tersier tidak mengalami perubahan jika ditambahkan


benzilsulfonil klorida dalam suasana basa, dan jika
ditambahkan asam maka larut dalam air

Uji lucas Alkohol tersier yang larut dalam air akan bereaksi denga cepat
2 Membedakan
Reagen lucas dengan reagen lucas membentuk alkil klorida yang tak larut
alkohol primer,
merupakan suatu dalam larutan berair. Adapun pada alkohol tersier terindikasikan
sekunder dan
campuran asam dengan adanya pembentukan fas cair kedua yang terpisah dari
tersier
kloridapekat dan seng larutan semula di dalam tabung reaksi dengan segera setelah
klorida. alkohol bereaksi

Alkohol sekunder berjalan lambat dan setelah pemanasan akan


terbentuk fasa cair lapisan kedua biasanya setelah 10 menit.
Alkohol primer dan metanol tidak dapat bereaksi pada kondisi
ini.

UjI Kromat  Uji Kromat Asam Kromat dapat menyebabkan alkohol


Reaksi oksidasi alkohol primer teroksidasi menjadi asam karboksilat. Bilangan
oksidasi Cr +6 (berwarna merah kecoklatan) akan tereduksi
menjadi Cr +3 (berwarna hijau)

 Uji kromat untuk alcohol sekunder menghasilkan senyawa


keton ditandai dengan warna orange,

 Uji kromat untuk alkohol tersier tidak akan bereaksi dengan


asam kromat

Uji Fehling: Prinsip dari Aldehid dioksidasi membentuk asam karboksilat, sementara ion
3 Menunjukkan
uji fehling ini adalah Cu2+ akan tereduksi menjadi Cu+.
adanya gugus
membedakan gugus Pereaksi Fehling merupakan kompleks ion Cu(II) tartrat dalam
karbonil
aldehid dan keton dalam larutan asam. IonCu(II) direduksi menjadi ion Cu2O (endapan
suatu sampel dengan berwarna merah bata).
menambahkan reagen Hasil uji positif apabila dalam suatu sampel terbentuk endapan
Fehling. merah bata

keton menggunakan pereaksi ini tidak mengalami perubahan


tidak memiliki gugus OH atau H bebas sehingga tidak bereaksi
dalam uji fehling.
Uji Tollens: Aldehid dioksidasi menjadi anion karboksilat, ion Ag+ dalam
Prinsip dari uji Tollens ini reagensia Tollens direduksi menjadi logam Ag. Uji positf
adalah digunakan untuk ditandai dengan terbentuknya cermin perak pada dinding dalam
membedakan senyawa tabung reaksi.
aldehid dan keton dalam
suatu sampel dengan
menambahkan reagen
Tollens yaitu
AgNO3 dimana akan
terjadi reaksi reduksi
oksidasi.
Uji Iodoform: Metil keton akan teoksidasi oleh iodida dalam larutan larutan
Uji ini merupakan uji hidroksida. Metil keton akan teroksidasi menjadi asam
spesifik untuk karboksilat; juga akan terbentuk endapan berwarna kuning
menentukan keberadaan yang menjadi indikasi uji yang positif. Asetaldehid juga akan
asetaldehid dan metil menunjukkan hasil positif, karena memiliki kemiripan dalam
keton. struktur dengan metil keton.
Uji 2,4- Uji positif akan ditandai dengan larutan yang berwarna
dinitrofenilhidrazin kuning, jingga atau merah dan terdapat endapan. Jika
padatan yang terbentuk berukuran kecil maka larutan akan
Uji ini akan berwarna kuning, sedangkan jika padatan berukuran besar
memperlihatkan maka larutan akan berwarna mendekati merah. Baik pada
adanya ikatan rangkap aldehid maupun keton, uji ini akan menunjukkan hasil positif.
O dan C.

Uji Na-bisulfit: Aldehid dan keton dengan jumlah atom karbonil yang kecil
Aldehid dan keton dapat dapat melakukan reaksi adisi dengan melarutkan larutan
mengalami adisi sebab Natrium Bisulfit menghasilkan lapisan putih.
memiliki ikatan rangkap
C═O yang dapat diputus
dan diadisi dengan
senyawa lain. Dalam hal
ini, putusnya ikatan
rangkap C═O yang
kemudian diadisi dengan
Na-Bisulfit.
Uji Ferri Klorida: Dimana FeCl3 akan beraksi jika terdapat gugus aromatik yang
4 Menunjukkan
Prinsip dari uji Ferri akan menghasilkan warna hitam. Adanya pembrntukan warna
adanya gugus
Kloida adalah menunjukkan indikator bahwa suatu senyawa merupakan fenol.
alkohol
membedakan antara Fenol akan berwarna merah keunguan ketika diberi reagen
alkohol dan fenol dengan FeCl3,
menggunakan alkohol tidak mengalami pembentukan warna sehingga uji Ferri
FeCl3 sebagai pereaksi. Klorida hanya ditemukan pada senyawa fenol dan tidak ada
pada alkohol (Stoker, 2012).
Uji Seri Amonium Nitrat Uji positif dengan alkohol terjadi perubahan warna menjadi
Pereaksi yang merah, sedangkan dengan fenol menjadi hijau-coklat.
ditambahkan adalah air
dan larutan seri
ammonium nitrat

Uji Tollens Reagen tollens ( NH4OH,AgNO3) diberikan pada sampel (tanpa


5 Membedakan
( NH4OH, AgNO3) pemanasan) berwarna bening dan setelah dilakukan
gugus aldehid dan
pemanasan selama kurang lebih 2 menit warnanya tetap
keton
bening. Hal ini menunjukkan bahwa keton tidak bereaksi
dengan reagen AgNO3 sehingga hasil ujinya adalah negatif, jadi
R-CHO+2 Ag(NH3)2OH è 2 Ag+R-COONH4+ +3NH3+H2O gugus keton dan aseton tidak bisa bereaksi dalam uji tollens
karena aseton tidak memiliki gugus OH atau H bebas
Sedangkan Aldehid dengan pereaksi tollens (oksidator lemah)
dioksidasi menjadi asam karboksilat,yang ditandai dengan
terbentuknya endapan cermin perak.
Uji Fehling: Keton merupakan reduktor yang lebih lemah daripada aldehid.
Zat-zat pengoksidasi lemah seperti pereaksi tollens dan
Fehling A berupa CuSO4 pereaksi Fehling tidak dapat mengoksidasi keton. Oleh karena
itu, aldehid dan keton dapat dibedakan dengan menggunakan
pereaksi-pereaksi tersebut.
Fehling B berupa Hasil positif aldehid terdapat endapan merah bata, sedangkan
KOH dan Na-K, tartrat senyawa keton tidak ditemui endapan merah bata
Reaksi oksidasi dengan Alkohol mengalami reaksi oksidasi menghasilkan asam
6 Membedakan
asam sulfat dan ion karboksilat untuk alcohol primer dan alcohol sekunder
alkohol dan eter
kromat menghasilkan keton.

Reaksi dengan Natrium Alkohol dapat bereaksi dengan logam reaktif melepaskan gas
hydrogen

Eter tidak dapat bereaksi dengan logam natrium

Reaksi dengan PCl5 Alkohol bereaksi dengan PCl5 akan membebaskan gas HCl
Sedangkan eter tidak melepaskan gas HCl melainkan
membentuk dua alkil klorida.

Reaksi dengan Halida Menghasilkan alcohol dalam asam halide terbatas dan
menghasilkan 2 mol alkil halide dalam asam halide berlebih
Menghasilkan I mol alkil halide

Membedakan Basa kuat Asam karboksilat :


7.
ester dan asam R-COOH + NaOH R-COO-Na + H2O Asam karboksilat bereaksi dengan basa kuat menghasilkan
karboksilat garam dan air.

Ester
R-COO-R ' + NaOHR-COO-Na + R'-OH Ester bereaksi dengan basa kuat menghasilkan garam dan
alkohol

Uji Molish Cincin warna merah pekat pada permukaan menunjukkan


8. Uji Karbohidrat
adanya karbohidrat dalam sampel.
pada uji Molish,
sebanyak 2 mL larutan
sampel ditambah dengan
2 tetes α-naftol 10%
(baru dibuat) dan
dikocok. Secara hati –
hati ditambahkan 2 mL
H2SO4 pekat sehingga
timbul dua lapisan. Cincin
warna merah pekat pada
permukaan menunjunkan
adanya karbohidrat
dalam sampel.

Uji Gula Pereduksi Pereaksi ini akan membentuk endapan merah bata dengan
karbohidrat pereduksi monosakarida yaitu glukosa dan fruktosa yang mengandung
(monosakarida, laktosa, gugus aldehida atau gugus keto bebas
dan maltosa). Larutan
Fehling dibuat dari
campuran
CuSO4 (Fehling A) dan
Na-K-tartrat (Fehling B).

Uji Seliwanoff Uji Seliwanoff adalah sebuah uji kimia yang membedakan
gula aldosa dan ketosa. Ketosa dibedakan dari aldosa via
Pereaksi dibuat segera gugus fungsi keton/aldehida gula tersebut. Jika gula tersebut
sebelum digunakan. mempunyai gugus keton, ia adalah ketosa. Sebaliknya jika ia
Pereaksinya terdiri atas mengandung gugus aldehida, adalah aldosa. Warna merah
12 mL HCl pekat dan 3,5 menunjukan bahwa dalam sampel terkandung fruktosa.
mL resolsinol 0,5%.

Uji Benedict Karbohidrat yang mempunyai sifat pereduksi (misalnya


glukosa) akan memberikan endapan warna merah bata dengan
Larutan Benedict larutan Benedict.
merupakan campuran
dari CuSO4, natrium
sitrat, dan Na2CO3.
Uji Barfoed Prinsip dari uji Barfoed ini adalah berdasarkan adanya gugus
karbonil bebas mereduksi Cu dalam suasana asam membentuk
Perekasi Barfoed terdiri Cu2O Endapan merah oranye menunjukan adanya
atas tembaga (II) asetat. monosakarida di dalam sampel.

Uji Biuret Suatu bahan akan menunjukan warna ungu atau merah muda
9. Uji Protein
jika mengandung ikatan peptida (protein).
Pereaksi yang digunakan Biuret dalam suasana basa akan berekasi dengan polipeptida
adalah larutan NaOH atau ikatan-ikatn peptida yang menyusun protein membentuk
40% dan larutan senyawa kompleks berwarna ungu atau violet. Reaksi ini positif
CuSO4 1%. terhadap dua buah ikatan peptida atau lebih, tetapi negatif
untuk asam amino bebas atau dipeptida.

Uji Timbal (II) asetat Jika terbentuk warna hitam pada kertas tersebut, berarti
proteinnya mengandung belerang. Warna hitam menunjukan
Pereaksi yang digunakan bahwa S organik dirubah menjadi Na2S, yang kemudian
adalah larutan NaOH bereaksi dengan Pb(CH3COO)2 membentuk PbS yang
40% dan kertas saring berwarna hitam.
yang dibasahi larutan
Pb(CH3COO)2.
Uji Xantoproteat Setelah dicampur terjadi endapan putih yang dapat berubah
menjadi kuning apabila dipanaskan. Reaksi yang terjadi ialah
Pereaksi yang digunakan nitrasi pada inti benzena yang terdapat pada molekul protein.
adalah asam nitrat pekat Reaksi ini positif untuk protein yang mengandung tirosin,
atau asam asetat pekat, fenilalanin dan triptofan
dan dapat juga asam Uji Xantoproteat digunakan untuk menunjukan adanya cincin
sulfat pekat. benzen pada protein

Reaksi dengan NaOH Reaksi Lemak dengan NaOH menghasilkan sabun dan gliserol
10 Uji Lemak
atau reaksi saponifikasi

Uji fosfat Fosfatidikolin atau lesitin berupa zat padat lunak seperti lilin,
berwarna putih dan dapat diubah menjadi coklat bila terkena
cahaya dan bersifat higroskopik dan bila dicampur dengan air
membentuk koloid. Lesitin larut dalam semua pelarut lemak
kecuali aseton. Bila lesitin dikocok dengan asam sulfat akan
terjadi asam fosfatidat dan kolin. Dan dipanaskan dengan asam
atau basa akan menghasilkan asam lemak, kolin, gliserol dan
asam fosfat.
Uji peroksida Tiap molekul iodium mengadakan reaksi adisi pada suatu
Uji ini untuk menentukan ikatan rangkap. Oleh karenanya makin banyak ikatan rangkap,
derajat ketidak jenuhan makin banyak pula iodium yang dapat bereaksi
asam lemak. Iodium
dapat bereaksi dengan
ikatan rangkap dalam
asam lemak..

Uji kolesterol Apabila kolesterol dilarutkan asam sulfat pekat dengan hati-hati,
Larutan H2SO4 maka bagian asam berwarna kekuningan dengan fluoresensi
hijau bila dikenai cahaya. Bagian kloroform akan berwarna biru
dan yang berubah menjadi menjadi merah dan ungu. Larutan
kolesterol dalam kloroform bila ditambah anhidrida asam asetat
dan asam sulfat pekat, maka larutan tersebut mula-mula akan
berwarna merah, kemudian biru dan hijau. Ini disebut reaksi
Lieberman Burchard. Warna hijau yang terjadi ini ternyata
sebanding dengan konsentrasi kolesterol.
Pereaksi Iodin suatu larutan vitamin C (asam askorbat) sebagai reduktor
11 Uji Vitamin C
Untuk mengetahui kadar dioksidasi oleh Iodium, sesudah vitamin C dalam sampel habis
vitamin C teroksidasi, kelebihan Iodium akan segera terdeteksi oleh
kelebihan amilum yang dalam suasana basa berwarna biru
muda

Uji vitamin A Reagen Carr-price yang Uji positif ditandai dengan adanya warna biru berubah menjadi
12.
terdiri dari kloroform, warna coklat pekat.
SbCl3 dan asam asetat
anhidrat

Anda mungkin juga menyukai