Anda di halaman 1dari 15

MAKALA HEMATOLOGI I (T)

LAJU ENDAPAN DARAH (LED)

DI SUSUN
OLEH:

1. LANY ANDRIANY
2. NUR ALAWIA
3. AGNES
4. LILIS ARISKA RUSLAN

STIKes MEGA REZKY MAKASSAR


PROGRAM STUDI DIII ANALIS
KESEHATAN
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dan tidak
lupa juga kami mengucapkan terimasih banyak kepada dosen dan teman-teman
sekelas yang turut mendukung kami dalam terselesaikannya makalah ini dengan
baik.Makalah ini dibuat sebagai salah satu nilai tugas dari mata kuliah Hematoligi.
Selanjutnya demi kesempurnaan dari makalah ini kami mengharapkan
saran serta kritik yang membangun dari dosen serta teman-teman sekalian.
Terimakasih.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………..

DAFTAR ISI ………………………………………………

BAB 1 PENDAHULUAN ………………………………..

I. LATAR BELAKANG………………………...
II. RUMUSAN MASALAH……………………...
III. TUJUAN……………………………………….
IV. MANFAAT…………………………………….
BAB II PEMBAHASAN…………………………………..
A. SEJARA (LED)……………………………….
B. PENGERTIAN (LED)………………………..
C. TAHAP BERLANGSUNG (LED)…………..
D. STANDAR (LED)……………………………
E. FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI (LED)…………………
F. KEGUNAAN (LED)………………………..
G. HASIL (LED)……………………………….
H. VARIASI HASIL LAJU (LED)
I. NILAI NORMAL……………………………
J. TERAPI UNTUK PENDERITA
(LED)………………………………………..
K. PRINSIP (LED)…………………………….
L. METODE (LED)……………………………
M. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN WINTROBE
BAB III PENUTUP……………………………………….
A. Kesimpulan ………………………………….
DAFTAR PUSTAKA …………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Laju Endap Darah (LED) adalah pengukuran kecepatan
pengendapan eritrosit dalam plasma (Burns, 2004). Pemeriksaan LED
merupakan pemeriksaan sederhana yang telah dilakukan sejak zaman
Yunani kuno (Norderson, 2004). Seldon (1998) menuliskan bahwa
pada awal tahun 1900, pemeriksaan ini digunakan sebagai tes
kehamilan walaupun kurang dapat diandalkan. Pemeriksaan LED saat
ini bermakna sebagai petanda non spesifik perjalanan penyakit,
khususnya proses inflamasi dan aktivitas penyakit akut (Seldon,1998;
Herdiman T. Pohan, 2004). Pemeriksaan LED hingga saat ini masih
rutin dilakukan karena ekonomis, praktis, dan cocok untuk
pemeriksaan point of care tanpa harus dirujuk ke laboratorium akan
tetapi sudah mempunyai arti klinis (Bridgen, 1999; Estridge, Reynolds,
Walters, 2000; Lewis, 2001).
II. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Laju endapan darah (LED)
2. Tahap laju (LED)
3. Standar (LED)
III. TUJUAN
Untuk mengetahui cara pemeriksaan laju endapan darah (LED) dan
mengetahui normalnya.
IV. Manfaat
Agar Lebih mengetahui tentang Laju Endapan Darah (LED) dan lebih
mengusai materi ini sebagai analis.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah (LED)

Uji LED pertama kali ditemukan pada tahun 1897 oleh seorang
dokter asal Polandia, Edmund Faustyn Biernacki. Pada tahun 1918, Robert
Sanno Fahraeus, seorang patologis dan hematologis asal Swedia,
mengembangkan penemuan Biernacki dan menggunakan uji LED untuk
uji kehamilan. Selanjutnya pada tahun 1921, Westergren Alf Vilhelm
memperkenalkan metode Westergren untuk mengukur kecepatan
pengendapan sel darah merah dalam sebuah artikel mengenai darah dalam
tuberkulosis pada paru - paru

B. Pengertian (LED)

Laju endapan darah (LED) atau dalam bahasa inggrisnya


Erythrocyte Sedimentation Rate (SER) adalah pengukuran kecepatan
pengendapan eritrosit dalam plasma (Burns, 2004). Pemeriksaan LED
merupakan pemeriksaan sederhana yang telah dilakukan sejak zaman
Yunani kuno (Norderson, 2004). merupakan salah satu pemriksaan rutin
untuk darah. Proses pemeriksaan sedimentasi (pengendapan) darah ini
dengan memasukan darah kita ke dalam tabung khusus selama satu jam.
Makin banyak sel darah merah yang mengendap maka makin tinggi laju
endapan darah (LED) nya. Tinggi ringanya nilai pada laju endapan darah
(LED) memang sangat dipengaruhi oleh keadaan tubuh kita, terutama saat
terjadi radang. Namun ternyata orang yang anemia, dalam kehamilan dan
para lansiapun memiliki nilai Laju Endap Darah (LED) yang tinggi. Jadi
orang normal pun bisa memiliki Laju Endap Darah (LED) tinggi, dan
sebaliknya bila Laju Endap Darah (LED) normalpun belum tentu tidak ada
masalah. Jadi pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) masih termasuk
pemeriksaan penunjang, yang mendukung pemeriksaan fisik dan
anamnesis dari sang dokter. Namun biasanya dokter akan langsung
melakukan pemeriksaan tambahan lain, bila laju endapan darah di atas
normal. Sehingga mereka tahu apa yang mengakibatkan nilai Laju
Endapan Darahnya tinggi. Selain untuk pemeriksaan rutin, LajuEndapan
Darah pun bisa dipergunakan untuk mengecek perkembangan dari suatu
penyakit yang di rawat. Bila laju endapan Darah makin menurun berarti
perawatan berlangsung cukup baik, dalam arti lain pengobatan yang di
berikan bekerja dengan baik.

Jika terjadi peradangan tubuh terutama diperankan oleh pembuluh darah


dan leukosit (sel darah putih) akan bereaksi sebagai respons terhadap suatu
inflamasi yang sedang terjadi. Pada saat peradangan makrofag
mengeluarkan interleukin 1 dan interleukin 6 yang akan merangsang hati
untuk meningkatkan produksi protein. Nah, Peningkatan protein inilah
yang kemudian akan mempercepat LED & menjadi dasar penggunaan
LED sebagai salah satu pertanda adanya peradangan dalam tubuh.
Peningkatan nilai LED menunjukkan suatu proses inflamasi dalam tubuh
seseorang, baik inflamasi akut maupun kronis, atau adanya kerusakan
jaringan (Estridge et al, 2000; Norderson, 2004).
Pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) adalah pemeriksaan
sederhana yang telah dilakukan semenjak zaman Yunani kuno (Norderson,
2004). Pemeriksaan LED pertama kali ditemukan oleh seorang dokter
Polandia bernama Edmund Biernacki pada tahun 1897. Metode
pemeriksaan LED pertama kali dikemukakan oleh Fahraeus dan
Westergren pada tahun 1921, yang secara cepat telah menyebar ke seluruh
penjuru dunia sebagai pemeriksaan skrining umum penyakit-penyakit akut
dan kronis.
Metode Westergren adalah metode pengukuran LED
palingmemuaskan yang hingga saat ini masih digunakan di klinik
(Bridgen, 2004; Herdiman T. Pohan, 2004). Pemeriksaan LED walaupun
mempunyai keterbatasan dan saat ini telah banyak ditemukan berbagai
penanda spesifik proses inflamasi, tetapi masih digunakan secara luas
untuk pemeriksaan skrining dan pemantauan berbagai penyakit infeksi,
autoimun, keganasan dan berbagai penyakit berdampak pada protein
plasma dan LED (Bridgen, 2004; Jou et al, 2011).

C. Tahap berlangsung (LED)


a. Fase pengendapan lambat I
Beberapa menit setelah percobaan dimulai, sel darah merah dalam
keadaan melayang, sulit mengendap ( 1-30/menit )
b. Fase pengendapan cepat
Terjadi setelah darah saling berikatan membentuk rauleaux permukaan
relatife kecil , masa menjadi lebih berat ( 30-60 menit)
c. Fase pengendapan lambat II
Terjadi setelah sel darah mengendap, menampak di dasar tabung ( 60-
120 menit )
Maka pembacaan hasil pemeriksaan darah adalah 1 jam setelah
tabung Westergren yang telah berisi sampel darah diletakkan tegak
lurus pada raknya.
D. Standar Laju Endap Darah

Proses pengendapan darah terjadi dalam 3 tahap yaitu tahap


pembentukan rouleaux – sel darah merah berkumpul membentuk kolom,
tahap pengendapan dan tahap pemadatan. Di laboratorium cara untuk
memeriksa Laju Endap Darah (LED) yang sering dipakai adalah cara
Wintrobe dan cara Westergren. Pada cara Wintrobe nilai rujukan untuk
wanita 0-20 mm/jam dan untuk pria 0-10 mm/jam, sedang pada cara
Westergren nilai rujukan untuk wanita 0-15 mm/jam dan untuk pria 0-10
mm/jam.

E. Faktor yang mempengaruhi Laju Endapan Darah


1. Faktor eritrosit
a. Jumlah eritrosit untuk darah yang kurang dari normal
b. Ukuran eritrosit yang lebih besar dari normal dan eritrosit yang
mudah beraglutinasi akan menyebabkan laju endap darah cepat.
2. Faktor Plasma
LED mencerminkan protein plasma yang akan meningkat ketika
seseorang mengalami infeksi akut atau kronis
3. Faktor suhu
Sebaiknya LED dikerjakan pada suhu 22-27o C. Pada suhu rendah,
viskositas meningkat dan LED menurun.

4. Kadar fibrinogen

Fibrinogen merupakan protein yang diproduksi oleh hati dan


berfungsi untuk membantu proses pembekuan darah. Sehubungan
dengan perannya dalam proses pembekuan darah, jumlah fibrinogen akan
meningkat saat terjadi luka atau infeksi di dalam tubuh, Jumlah
fibrinogen yang meningkat dapat menyebabkan sel - sel darah merah
saling mengikat satu sama lain dan membentuk gumpalan yang disebut
rouleaux sehingga sel - sel darah merah cenderung menjadi lebih berat.
5. Rasio sel darah merah terhadap plasma darah

Saat rasio sel darah merah terhadap plasma darah cukup tinggi,
maka dapat dikatakan bahwa jumlah komponen sel lebih banyak
dibandingkan dengan komponen cair atau plasma sehingga komponen sel
lebih berat dan lebih cepat mengendap.

6. Keadaan sel darah merah yang abnormal

Keadaan sel darah merah yang tidak normal seperti pada penderita
anemia sel sabit dapat menurunkan nilai LED secara signifikan. Hal ini
disebabkan oleh bentuk sel darah merah yang lebih kecil dan kurang
beraturan sehingga sel darah merah menjadi lebih lambat saat
mengendap.

7. Faktor teknis

Faktor teknis yang dapat mempengaruhi hasil uji LED mencakup


posisi dan tinggi tabung pengujian, proses pencampuran sampel darah
dengan antikoagulan, serta pengaruh lingkungan terhadap tabung
pengujian dalam proses pengamatan. Perhatian yang kurang terhdap hal -
hal teknis tersebut dapat memberikan pengaruh yang cukup besar terhdap
hasil uji LED.

F. Kegunaan Laju Endapan Darah


Laju Endapan Darah (LED) seringkali di gunakan pada
pemeriksaan penyakit. LED berguna memantau penyakit kronik tertentu.
LED yang normal tidak menyimpulkan bahwa seseorang tida mengindap
suatu penyakit, di pihak lain peninggian LED mendorong kita untuk
memikirkan penyakit-penyakit yang ada kaintannya dengan perubahan
dalam protein plasma. LED normal pada manusia khususnya pada pria 9
mm/1 jam dan pada wanita 15 mm/1 jam. Pada kambing sebesar 2,5
menit, pada sapi 6,5 menit, pada ayam 4,5 menit dan pada kuda sebesar
11,5 menit.

G. Hasil Laju Endap Darah/LED/ ESR yang tinggi juga dapat terjadi karena :
• Anemia
• Kanker seperti lymphoma atau multiple myeloma
• Kehamilan
• Penyakit Thyroid
• Diabetes
• Penyakit jantung

H. Variasi hasil Laju endap Darah / LED/ CSR

Pada orang yang lebih tua nilai Laju Endap Darah juga lebih tinggi.
Dewasa (Metode Westergren):
• Pria < 50 tahun = kurang dari 15 mm/jam
• Pria > 50 tahun = kurang dari 20 mm/jam
• Wanita < 50 tahun = kurang dari 20 mm/jam
• Wanita > 50 tahun = kurang dari 30 mm/jam

Anak-anak (Metode Westergren):


• Baru lahir = 0 – 2 mm/jam
• Baru lahir sampai masa puber = 3 – 13 mm/jam

I. Nilai normal LED:


a. Pria <15 mm/jam
b. wanita <20 mm/jam
c. anak <10 mm/jam
d. bayi baru lahir 0-2 mm/jam.
J. Terapi untuk penderita Laju Endap Darah / LED / ESR tinggi :
1. Menjadi vegetarian hanya makan sayuran saja
2. Kurangi penggunaan minyak dan lemak. Biasanya dalam 2 sampai 3
bulan LED sudah normal kembali.
3. Terapi akupuntur

K. PRINSIP
Laju endap darah (LED) mengukur kecepatan pengendapan sel
darah merah di dalam plasma . Satuannya adalah mm / jam . Cara
pemeriksaan yang dianjurkan International Committee for Standardization
in Hematology (ICSH) adalah cara Westergreen . Darah yang telah
ditambahkan antikoagulan, bila di diamkan pad asuhu kamar dalam waktu
tertentu, maka eritrosit akan turun ke dasar tabung berdasarkan perbedaan
berat jenis antara eritrositdan plasma. Tinggi lapisan plasma dilaporkan
sebagai laju endap darah dengan satuan mm.
L. Metode
Metode yang digunakan untuk pemeriksaan LED ada dua, yaitu
metode Wintrobe dan Westergreen. Hasil pemeriksaan LED dengan
menggunakan kedua metode tersebut sebenarnya tidak seberapa selisihnya
jika nilai LED masih dalam batas normal. Tetapi jika nilai LED
meningkat, maka hasil pemeriksaan dengan metode Wintrobe kurang
menyakinkan. Dengan metode Westergreen bisa didapat nilai yang lebih
tinggi, hal itu disebabkan panjang pipet Westergreen yang dua kali
panjang pipet Wintrobe.
a. Metode Wintrobe;
a. Sampel yang digunakan berupa darah EDTA atau darah
Amonium-kalium oksalat. Homogenisasi sampel sebelum
diperiksa.
b. Sampel dimasukkan ke dalam tabung Wintrobe menggunakan
pipet Pasteur sampai tanda 0. Jagalah sampai ada gelembung
atau busa.
c. Letakkan tabung dengan posisi tegak lurus. d. Biarkan tepat 1
jam dan catatlah berapa mm menurunnya eritrosit. HARGA
NORMAL : Metode Wintrobe :
1. Pria : 0 - 10 mm/jam
2. Wanita 0 - 15 mm/jam
b. Metode Westergreen
1. Untuk melakukan pemeriksaan LED cara Westergreen
diperlukan sampel darah citrat 4 : 1 (4 bagian darah vena + 1
bagian natrium sitrat 3,2 % ) atau darah EDTA yang
diencerkan dengan NaCl 0.85 % 4 : 1 (4 bagian darah EDTA +
1 bagian NaCl 0.85%). Homogenisasi sampel sebelum
diperiksa.
2. Sampel darah yang telah diencerkan tersebut kemudian
dimasukkan ke dalam tabung Westergreen sampai tanda/skala
0.
3. Tabung diletakkan pada rak dengan posisi tegak lurus, jauhkan
dari getaran maupun sinar matahari langsung.
4. Biarkan tepat 1 jam dan catatlah berapa mm penurunan
eritrosit.
Normal metode Westergren;

1. Pria : 0 - 15 mm/jam
2. Wanita : 0 - 20 mm/jam
Gambar alat

M. Kelemahan dan Kelebihan alat winterobe


1. Kelemahan
Darah yang di pakai dalam periksaan harus benar0benar tercampur
atau homgen, tidak boleh menggunakan darah tanpa antigogulan

2. Kelebihan
Lapisan putih (buffy coat) jelas terlihat, intensitas warna plasma
terang. Sehingga pemeriksaan lebih mudah.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Laju Endapan Darah adalah pengukuran kecepatan pengendapan
eritrosit dalam plasma Pemeriksaan LED merupakan pemeriksaan
sederhana yang telah dilakukan sejak zaman Yunani kuno merupakan
salah satu pemriksaan rutin untuk darah. Proses pemeriksaan
sedimentasi (pengendapan) darah ini dengan memasukan darah kita ke
dalam tabung khusus selama satu jam. Normalnya itu kalau pada pria
<15 mm/jam, perempuan <20 mm/jam, pada anak-anak <10 mm/jam
dan pada bayi baru lahir 0-2 mm/jam.
DAFTAR PUSTAKA

- kamuskesehatan.com. "Definisi: Laju Endap Darah".


- Brigden, Malcolm L. . 1999. Clinical Utility of the Erythrocyte
Sedimentation Rate . American Academy of Family Physicians
- Ronald A. Sacher, Richard A. McPherson . 2002 . Tinjauan Klinis
Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Edisi 11 . Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai