Anda di halaman 1dari 13

TUGAS EKONOMI

Tentang Perpajakan

Disusun oleh
1. Ahmad Rizky Alsyabani
2. Angelia Safitri
3. Desti Putri Rahmadani
4. Figo Ultra Pratama
5. Mey Azizah Dhea R
6. Romy Manulang
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan KaruniaNya saya dapat menyusun tugas yang berjudul “Ringkasan Tentang
Perpajakan”.

Pada kesempatan ini, kami dengan penuh kerendahan hati mengucapkan rasa
hormat dan terima kasih kepada Guru Mata Pelajaran , Ibu Sri Rahayu

Kami berusaha keras agar pembuatan tulisan ini dapat menambah pengetahuan
dan menjadi salah satu sumber referensi bacaan yang bermanfaat bagi para pembaca.

Akhir kata, perkenankan kami mengutip pepatah lama yang berbunyi “Tiada
gading yang tak retak”. Kami hanya manusia biasa yang menyadari sepenuhnya bahwa
penulisan makalah ini jauh dari sempurna dan untuk itu kami mohon maaf atas segala
kekurangan yang ada. Kami selalu terbuka untuk seobyektif mungkin terhadap segala
kritik serta saran yang membangun guna perbaikan tugas ini.

Muara Enim, 20 Januari 2018


I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kami kepada Ibu Sri Rahayu. Selain itu
mengingat tentang pentingnya materi ini dengan Ringkasan tentang Perpajakan.
Pajak merupakan iuran rakyat terhadap negara terhadap UU sehingga dapat
dipaksakan dengan tidak mendapat imbalan secara langsung. Pajak diambil
berdasarkan penguasa yang mempunyai norma-norma hukum untuk menutup biaya
produksi barang-barang dan jasa kolektif demi mencapai kesejahteraan umum.

Pajak penghasilan adalah pajak yang dibebankan pada penghasilan perorangan,


perusahaan atau badan hukum lainnya. Pajak penghasilan bisa diberlakukan progresif,
proporsional, atau regresif. Obyek Pajak Penghasilan yaitu setiap tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak (WP), baik yang
berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk
konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib pajak yang bersangkutan dengan
nama dan dalam bentuk apapun.

Pajak pertambahan nilai (PPN) yaitu pajak yang dikenakan atas setiap
pertambahan nilai dari barang atau jasa dalam peredarannya dari produsen ke
konsumen. PPN termasuk jenis pajak tak langsung, yang artinya bahwa pajak tersebut
disetor oleh pihak lain (pedagang) yang bukan penanggung pajak, atau dengan kata
lain, penanggung pajak (konsumen akhir) tidak menyetorkan langsung pajak yang ia
tanggung. Dalam perhitungan PPN yang harus disetor oleh PKP dikenal istilah Pajak
Keluaran dan Pajak Masukan.

Pajak Keluaran adalah PPN yang dipungut ketika PKP menjual produknya,
sedangkan Pajak Masukan adalah PPN yang dibayar ketika PKP
membeli/memperoleh/membuat produknya. Utang pajak adalah tanggungan yang
masih harus dibayar, termasuk sanksi administrasi berupa bunga, denda, atau
kenaikan tarif yang tercantum dalam surat ketetapan pajak atau surat sejenisnya
berdasarkan peraturan perundang – undangan perpajakan.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang diangkat dalam hal ini adalah bagaimanakah pajak bisa mengatasi
harga pasar yang tidak stabil ?.

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini bertujuan menganalisa peran pajak dalam menjaga stabilitas
perekonomian.
II. PEMBAHASAN

Pajak merupakan iuran rakyat terhadap negara terhadap UU sehingga dapat dipaksakan
dengan tidak mendapat imbalan secara langsung. Pajak diambil berdasarkan penguasa
yang mempunyai norma-norma hukum untuk menutup biaya produksi barang-barang dan
jasa kolektif demi mencapai kesejahteraan umum.

Pajak-pajak Pusat yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak meliputi :

1. Pajak Penghasilan (PPh)

PPh adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan atas penghasilan yang
diterima atau diperoleh dalam suatu Tahun Pajak. Yang dimaksud dengan penghasilan
adlah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang berasal baik dari Indonesia maupun
dari luar Indonesia yang dapat digunakan untuk konsumsi atau untuk menambah
kekayaan dengan nama dan dalam bentuk apapun. Dengan demikian maka penghasilan
itu dapat berupa keuntungan usaha, gaji, honorarium, hadiah, dan lain sebagainya.

2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

PPN adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi Barang Kena Pajak atau Jasa Kena
Pajak di dalam Daerah Pabean. Orang Pribadi, perusahaan, maupun pemerintah yang
mengkonsumsi Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak dikenakan PPN. Pada dasarnya,
setiap barang dan jasa adalah Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak, kecuali
ditentukan lain oleh Undang-undang PPN. Tarif PPN adalah tunggal yaitu sebesar 10%.
Dalam hal ekspor, tarif PPN adalah 0%. Yang dimaksud Dengan Pabean adalah wilayah
Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, peraian, dan ruang udara diatasnya.

3. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn BM)

Selain dikenakan PPN, atas barang-barang kena pajak tertentu yang tergolong mewah,
juga dikenakan PPn BM. Yang dimaksud dengan Barang Kena Pajak yang tergolong
mewah adalah :

a. Barang tersebut bukan merupakan barang kebutuhan pokok


b. Barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat tertentu
c. Pada umumnya barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan tinggi
d. Barang tersebut dikonsumsi untuk menunjukkan status; atau
e. Apabila dikonsumsi dapat merusak kesehatan dan moral masyarakat, serta
mengganggu ketertiban masyarakat.

4. Bea Meterai

Bea Meterai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen, seperti surat perjanjian, akta
notaris, serta kwitansi pembayaran, surat berharga, dan efek, yang memuat jumlah uang
atau nominal diatas jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan.
5. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

PBB adalah pajak yang dikenakan atas kepemilikan atau pemanfaatan tanah dan atau
bangunan. PBB merupakan Pajak Pusat namun demikian hampir seluruh realisasi
penerimaan PBB diserahkan kepada Pemerintah Daerah baik Propinsi maupun
Kabupaten/Kota.

6. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

BPHTB adalah pajak yang dikenakan atas perolehan hak atas tanah dan atau bangunan.
Seperti halnya PBB, walaupun BPHTB dikelola oleh Pemerintah Pusat namun realisasi
penerimaan BPHTB seluruhnya diserahkan kepada Pemerintah Daerah baik Propinsi
maupun Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan.

Pajak-pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah baik Propinsi maupun


Kabupaten/Kota antara lain meliputi :

1. Pajak Propinsi

a. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air;


b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bemotor
d. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan.

2. Pajak Kabupaten/Kota

a. Pajak Hotel
b. Pajak Restoran
c. Pajak Hiburan
d. Pajak Reklame
e. Pajak Penerangan Jalan
f. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C
g. Pajak Parkir.

Unsur Pajak

1. Pajak diambil berdasarkan UU. Aturan ini berdasarkan dengan Undang Undang
Dasar 1945 yang menyatakan pajak bersifat memaksa untuk keperluan dan
berlangsungnya kehidupan bernegara.
2. Tidak mendapatkan timbal balik secara langsung melainkan bertahap demi
kepentingan bersama.
3. Pengambilan pajak untuk membiaya pembangunan infrastruktur pemerintahan dan
demi berlangsungnya kesehjateraan rakyat banyak, bukan untuk pemerintah tetapi
dikembalikan kepada rakyat
4. Pembayaran pajak merupakan hal yang wajib dan mutlak serta harus dilakukan dan
jika tidak membayar atau membohongi pemerintah akan dikenakan sanksi yang
besar.
5. Pajak juga berfungsi untuk membiaya pekerjaan di lapangan, bukan hanya untuk
anggaran belanja negara tetapi untuk berlangsungnya pembangunan ekonomi dari
segala sektor..

Berdasarkan lembaga yang memungut pajak, maka pajak dibagi menjadi dua jenis
yaitu:

Pajak Negara

Biasa disebut dengan Pajak pusat yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Pusat yang
terdiri dari:

 Pajak Penghasilan yaitu pajak yang diambil dari penghasilan rakyat untuk
kepentingan negara
 Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah biasa disebut
PPN yang artinya pajak yang menambahkan nilai jual seperti ketika Anda membeli
makanan di restoran akan terkena biaya tambahan 10%
 Bea Masuk
 Cukai

Pajak Daerah

Sesuai UU 28/2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, berikut jenis-jenis Pajak
Daerah:

Pajak Provinsi terdiri dari:

 Pajak Kendaraan yang setiap tahun dibayarkan


 Bea Balik Nama Kendaraan untuk pemindahan tangan kendaraan
 dan lain lain

Jenis Pajak Kabupaten/Kota terdiri atas:

 Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; dan


 Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
 dan lain lain

Fungsi Pajak

Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara yaitu bahwa
di dalam pelaksanaan pembangunan mempunyai satu kebutuhan penting yaitu dana yang
didapat dari, pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua
pengeluaran dalam kehidupan berpemerintahan termasuk pengeluaran pembangunan.
Oleh sebab itu maka pajak mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
 Fungsi anggaran mempunyai tugas yaitu memberikan sumber pendapatan negara
pajak yang mempunyai fungsi untuk membiayaipengeluaran-pengeluaran negara.
Oleh sebab itu untuk menjalankan kewajiban rutin negara dan melaksanakan
pembangunan dan bernegara membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Biaya yang
besar ini tentu saja dapat diperoleh dari penerimaan pajak. Zaman ini pajak digunakan
untuk pembiayaan rutin seperti pembayaran gaji pegawai, membeli barang seperti
peralatan, pemeliharaan, dan lain lain. Untuk pembiayaan pembangunan yang begitu
besar, uang dicairkan dari tabungan pemerintah melewati penerimaan internal bangsa
ini dikurangi pengeluaran rutin. Tabungan pemerintah yang sangat besar ini ini dari
tahun ke tahun semakin membesar sesuai kebutuhan pembiayaan pembangunan yang
semakin membesar oleh sebab itu yang paling utama diharapkan dari sektor pajak.
 Fungsi mengatur yaitu pemerintah bisa mengatur secara leluasa pertumbuhan
ekonomi melalui pajak. Dengan kebebasan yang mempunyai suatu fungsi mengatur
pajak diperbolehkan digunakan sebagai alat untuk mencapai hasil yang jelas. Seperti
dalam rangka membantu investor dalam penanaman modal maupun di negeri sendiri
maupun di luar negeri dengan memberikan berbagai macam fasilitas keringanan
pembayaran pajak untuk menarik investor asing. Dalam rangka melindungi produksi
dalam negeri makan pemerintah mempunyai aturan untuk pemerintah berhak
menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk luar negeri.
 Fungsi stabilitas yang sangat membantu untuk menjaga kestabilan pajak,
pemerintah mempunyai dana untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan
terhadap stabilitas harga yang memungkinkan inflasi dapat dikendalikan secara utuh,
Oleh sebab itu hal ini bisa dilakukan antara lain dengan cara menjaga dan mengatur
peredaran uang di masyarakat, pengambilan pajak, penggunaan pajak yang efektif
dan efisien.
 Fungsi redistribusi pendapatan Pajak yang telah dipungut oleh negara tidak serta
merta hanya demi kepentingan sedikit orang, tetapi digunakan untuk membiayai
semua kepentingan umum termasuk untuk pembangunan untuk itu dapat membuka
kesempatan kerja yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat.

Tetapi dengan banyaknya korupsi di pemerintahan banyak orang yang tidak percaya jika
pajak disalurkan dengan benar, semoga pemerintah dapat membuat rakyat kembali
percaya kepada instansi pajak terkait. Apakah Anda sudah membayar pajak?

Ada bermacam-macam batasan atau definisi tentang pajak menurut para ahli diantaranya
adalah :

1. Prof. Dr. P. J. A. Adriani = pajak adalah iuran masrayakat kepada negara (yang dapat
dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayararnya menurut peraturan-peraturan umum
(undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang
gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas-tugas negara
untuk menyelenggarakan pemerintahan.

2. Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH. = pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan
undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal yang langsung dapat
ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
3. Sommerfeld Ray M. Anderson Herschel M. & Brock Horace R. = Pajak adalah suatu
pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum,
namun wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang sudah ditentukan dan tanpa mendapat
imbalan yang langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya
untuk menjalankan pemerintahan.

4. Smeets= Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terhutang melalui norma-norma umum
dan dapat dipaksakan tanpa adanya kontraprestasi yang dapat ditunjukan dalam hak individual
untuk membiayai pengeluaran pemerintah

5. Suparman Sumawidjaya = pajak adalah iuran wajib berupa barang yang dipungut oleh
penguasa berdasarkan norma hukum, guna menutup biaya produksi barang dan jasa kolektif
dalam mencapai kesejahteraan umum.

Lima unsur pokok dalam definisi pajak pajak adalah :

1. Iuran/pungutan dari rakyat kepada Negara


2. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang
3. Pajak dapat dipaksakant
4. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi
5. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara (pengeluaran umum pemerintah)

Pajak Dalam Negeri meliputi :

1. PAJAK PENGHASILAN (PPh)

Pajak Penghasilan yang bersifat final adalah pajak atas penghasilan tertentu di mana mekanisme
pemajakannya telah dianggap selesai pada saat dilakukan pemotongan, pemungutan atau
penyetoran sendiri oleh Wajib Pajak yang bersangkutan. Pertimbangan-pertimbangan yang
mendasari diberikannya perlakuan khusus ini adalah demi kesederhanaan dalam pemungutan
pajak, keadilan, serta pemerataan dalam pengenaan pajaknya agar tidak menambah beban
administrasi baik bagi Wajib Pajak maupun Direktorat Jenderal Pajak, serta memperhatikan
perkembangan ekonomi dan moneter.

Buku ini berisikan penjelasan secara komperehensif atas 23 jenis penghasilan yang dikenakan
Pajak Penghasilan yang bersifat final sebagaimana yang diatur dalam pasal 4 ayat (2), pasal 15,
pasal 17 ayat (2d), pasal 19, pasal 21 dan pasal 22 Undang-undang No. 36 Tahun 2008 tentang
Pajak Penghasilan. Penghasilan tersebut diantaranya adalah: Penghasilan dari Hadiah Undian,
Bunga Deposito dan Tabungan, Penghasilan Hak atas Tanah dan Bangunan, Penjualan Saham di
Bursa Efek, Diskonto Surat Perbendaharaan Negara, Usaha Jasa Konstruksi, Uang Pesangon yang
dibayarkan sekaligus, Selisih Lebih dari Revaluasi Aktiva Tetap, serta jenis-jenis penghasilan
lainnya.

Macam-macam Pajak Penghasilan yang diatur dalam Undang-undang Pajak Penghasilan


antara lain:

1 Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (1) adalah pajak penghasilan atas setiap tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak.
2 Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2) merupakan pajak yang bersifat final, dikenakan
atas penghasilan antara lain: Bunga deposito, tabungan, bunga obligasi, bunga
simpanan anggota koperasi, hadiah undian, penghasilan dari transaksi saham,
pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan, usaha jasa kontruksi, usaha real
estate, dan persewaan tanah dan/ atau bangunan.
3 Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah pemotongan pajak atas penghasilan
sehubungan pekerjaan, jasa, atau kegiatan yang diterima Wajib Pajak orang pribadi
dalam negeri.
4 Pajak Penghasilan Pasal 22 adalah pemungutan pajak yang dilakukan oleh:

A. Bendahara yang memungut pajak sehubungan dengan Pembayaran atas penyerahan


barang
B. Badan-badan tertentu yang memungut pajak dari Wajib Pajak yang melakukan
kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain
C. Wajib Pajak badan tertentu yang memungut pajak dari pembeli atas penjualan barang
yang tergolong sangat mewah.

5 Pajak Penghasilan Pasal 23 adalah pemotongan pajak kepada Wajib Pajak dalam
negeri atas penghasilan: Dividen, bunga, royalty serta hadiah, penghargaan bonus,
dan sejenisnya sewa dan penghasilan lain sehubungan penggunaan harta, imbalan
sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan,dan
jasa lain.
6 Pajak Penghasilan Pasal 24 adalah pajak penghasilan yang dibayar di luar negeri
boleh dikreditkan terhadap pajak yang terutang dalam tahun pajak yang sama.
7 Pajak Penghasilan Pasal 25 adalah angsuran pajak dalam tahun berjalan.
8 Pajak Penghasilan Pasal 26 adalah pemotongan pajak kepada Wajib Pajak luar
negeri atas penghasilan dividen, bunga, royalty, imbalan sehubungan jasa, pekerjaan
dan kegiatan, hadiah dan penghargaan, pensiun, premi swap, keungtungan karena
pembebasan utang, yang dibayarkan kepada Wajib Pajak luar negeri.
9 Pajak Penghasilan Pasal 29 adalah kekurangan pembayaran pajak yang terutang
pada SPT Tahunan Pajak Penghasilan

2.Pertambahan Nilai (PPN)

Pajak Pertambahan Nilai merupakan pajak tidak langsung, yang dikenakan atas
transaksi penyerahan Barang Kena Pajak maupun penmanfaatan Jasa Kena Pajak.
Pada dasarnya pengenaan Pajak Pertambahan Nilai akan dibebankan kepada
konsumen akhir.

Karena merupakan pajak tidak langsung, pengenaan Pajak Pertambahan Nilai atas
Barang Kena Pajak yang sama dapat dikenakan berkali-kali. Namun demikian, Pajak
Pertambahan Nilai yang harus dibayar setiap pengenaan PPN tersebut, terlebih dahulu
harus diperhitungkan dengan pajak masukan yang berkaitan dengan pengadaan
Barang Kena Pajak tersebut. Ini mengandung arti bahwa PPN atas penyerahan Barang
Kena Pajak pada setiap transaksi tersebut dikenakan atas nilai tambah dari Dasar
Pengenaan Pajak setiap transaksi. ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
Dengan berpegang teguh pada prinsip kepastian hukum, keadilan, dan kesederhaan,
arah dan tujuan perubahan Undang-Undang tentang ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan ini mengacu pada kebijakan pokok sebagai berikut:

a. Meningkatkan efesiensi pemungutan pajak dalam rangka mendukung penerimaan


Negara.
b. Menigkatakan pelayanan, kepastian hukum dan keadilan bagi masyarakat guna
meningkatkan daya saing dalam bidang penanaman modal, dengan tetap mendukung
pengembangan usaha kecil dan menengah.
c. Menyesuaikan tuntutan perkembangan sosial ekonomi masyarakat serta
perkembangan di bidang teknologi informasi.
d. Meningkatkan keseimbangan antara hak dan kewajiban
e. Menyederhanakan prosedur administrasi perpajakan
f. Meningkatakan penerapan prinsip self assement secara akuntabel dan konsisten,
dan;
g. Mendukung iklim usaha kea rah yang lebih kondusif dan kompetitif.

3.Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Nomor pokok wajib pajak adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai
sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri
atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajaknnya.

 Fungsi NPWP

Sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dan Untuk menjaga ketertiban
dalam pembayaran pajak dan dalam pelaksaan administrasi perpajakan.

 Sanksi
Setiap orang dengan sengaja tidak mendaftarkan diri untuk diberikan Nomor Pokok
Wajin Pajak , atau menyalah gunakan atau menggunakan tabpa hak NPWP sehingga
dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan Negara dipidana penjar apaling
sedikit enam bulan dan paling lama enam tahun dan denda paling sedikit dua kali
jumlah pajak terutang yang tidak atau tidak kurang dibayar dan paling banyak empat
kali jumlah pajak terutang yang tidak dibayar.
 Penghapusan NPWP apabila:

1. Dilakukan permohonan pengapusan NPWP oleh Wajib Pajak dan/atau ahli ahli
waris nya apabila wajib Pajak sudah tiada memenuhi persyaratan subyektif dan atau
obyektif sesuai dengan ketentuan undang-undang perpajakan

2. Wajib pajak badan dilikuidasi karena penghentian atau penggabungan usaha

3. Wajib pajak bentuk usaha tetap menghentikan kegiatan usahanya di Indonesia

4.Surat Pemberitahuan (SPT)


Pengertian SPT adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan
penghitungan dan/ atau harta pembayran pajak , objek pajak dan/atau bukan oleh
objek pajak , dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang undangan perpajakan.

Fungsi SPT Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri
dan/atua melalui pemotongan atau pemungutan atau pemungutan pihak lain dalam
satu tahun pajak atau bagian tahun pajak.

Jenis SPT Secara garis besar dibedakan menjadi dua,yaitu surat Pemberitahuan untuk
suatu Masa Pajak dan Surat Pemberitahuan Tahunan adalah Pemberitahuan untuk
suatu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak.

5.Surat Setoran Pajak (SSP) dan Pembayaran Pajak

Surat setoran pajak adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah
dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas
Negara melalui tempat pembayararan yang ditunjuk oleh Mentri Keuangan.

Fungsi SSP berfungsi sebagai bukti pembayaran pajak apabila telah disahkan oleh
pejabat kantor penerima pembayaran yang berwenang atau apabila telah mendapatkan
validasi.

Surat Ketetapan pajak adalah surat ketetapan yang meliputi Surat Ketetapan Pajak
Kurang bayar , Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan
Pajak Nihil, atau Surat ketetapan Pajak lebih Bayar.

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Pengertian ‘’surat ketetapan pajak
yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak , jumlah kredit pajak , jumlah
kekeurangan pajak, besarnya sanksi administrasi , dan jumlah pajak yang masih harus
dibayar.

III. KESIMPULAN DAN PENUTUP


Dari pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal dan dapat juga disimpulkan peran
pajak khususnya dalam kestabilan harga pasar dan umumnya kestabilan pasar adalah
sebagai berikut:
1. Pajak merupakan campur tangan pemerintah dalam perekonomian
2. Pemerintah mengatur perekonomian Negara dengan pajak dan subsidi yang didapat
dari pajak
3. Pajak berfungsi sebagai Pengatur pertumbuhan ekonomi
4. Didalam ilmu ekonomi harga adalah factor utama yang mempengaruhi permintaan
dan penawaran suatu barang yang akan membentuk pola kegiatan perekonomian.
5. Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang
berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan
6. Kestabilan harga dapat diajaga dengan jalan mengatur peredaran uang di masyarakat
dengan pajak, pemungutan pajak untuk dana subsidi dan pembangunan, penggunaan
pajak yang efektif dan efisien
7. Subsidi adalah bantuan dari pemerintah untuk menekan harga. Subsidi juga bisa
diartikan pengurangan persenan pajak dalam suatu produk atau barang.
8. Harga yang tidak stabil dapat diatasi dengan kebijakkan pajak dengan menaikkan
persentase pajak dan menurunkan persentase pajak pada bidang-bidang yang
berkaitan dengan harga pasar dalam perekonomian

Dengan referensi yang ada, waktu dan semangat yang masih tersisa di raga dan di pikiran
makalah ini bisa terselesaikan. Karena dengan modal seperti itu, makalah ini masih
banyak kekurangan dan diharapkan dapat diperbaiki kedepannya. Diharapkan makalah
ini juga dapat membantu pembaca baik dari inspirasi, maupun sebagai bahan kajian atau
pembelajaran. Makalah ini adalah bukti dari kemampuan penulis yang masih banyak
perlu belajar. Bagi pembaca di ucapakan terimakasih. Tetap semangat jalani hari-hari dan
hadapilah dengan senyuman dan berpikir positif di setiap inchi masalah. Salam Mahasiwi
Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

SITI RESMI, PERPAJAKAN Teori dan Kasus, Edisi 6 Buku 1, Penerbit Salemba 4
http://baskom2.blogspot.com/2011/12/makalah-perpajakan.html

http://www.ortax.org/ortax/?mod=buku&page=show&id=52&q=&hlm=1

http://pajakonline.net/macam-macam-pajak-penghasilan/

http://pelayanan-pajak.blogspot.com/2009/08/jenis-dan-macam-pajak-di-indonesia.html

http://www.pajak.go.id/perpustakaan/index.php?p=show_detail&id=5257

http://maksumpriangga.com/pengertian-dasar-dan-ciri-ciri-pajak-definisi-pajak.html

http://9triliun.com/artikel/2108/pengertian-pajak.html

Anda mungkin juga menyukai