Anda di halaman 1dari 15

DETERMINASI EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN

PENYALURAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN


MAGELANG

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun Oleh :
Galih Wicaksono
NIM. 14.0102.0097

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN


BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
KOTA MAGELANG
TAHUN 2017
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa pasal
68 ayat 1 poin c, menyebutkan bahwa bagian dari dana perimbangan pusat dan
daerah yang diterima oleh kabupaten/kota untuk desa, paling sedikit 10%
secara proposional pembagiannya untuk setiap desa, dana ini dalam bentuk
Alokasi dana Desa atau sering disebut sebagai ADD. Alokasi Dana Desa
(ADD) merupakan dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten untuk
desa, yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan
daerah yang diterima oleh Kabupaten. Alokasi Dana Desa merupakan dana
yang cukup signifikan bagi Desa untuk menunjang program-program Desa.
Pengelolaan keuangan baik dari anggaran sampai realisasi harus melibatkan
tokoh-tokoh masyarakat dan aparat Pemerintah Daerah. Kendala-kendala yang
dihadapi oleh Pemerintah Daerah baik Pemerintah desa dan Pemerintah
Kecamatan adalah kurangnya pengendalian terhadap pengelolaan dana yang
berasal dari Alokasi Dana Desa.
Pemerintah menggelontorkan dana puluhan triliun rupiah setiap tahun untuk
dikelola masyarakat desa. Sebutannya dana desa yang berasal dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan tujuan pemerataan
pembangunan desa, mengurangi kemiskinan dan kesenjangan. Berdasarkan
data yang diperoleh untuk pertama kalinya, pemerintah mengalokasikan dana
desa sebesar Rp 20,7 triliun pada 2015. Selanjutnya anggaran meningkat
menjadi Rp 46,9 triliun di periode 2016, dan naik lagi menjadi Rp 60 triliun di
2017. Dengan dana yang besar tersebut sangat rawan tejadi penyelewengan
yang mengarah pada korupsi bagi aparatur desa itu sendiri. Dari data yang ada
di indonesia sudah 215 kepala desa terjerat kasus korupsi dana desa.
Berdasarkan hasil temuan LSM Jaringan Paralegal Indonesia (JPI),
sebagian kasus korupsi di tingkat desa bukan karena niat kejahatan kades.
Melainkan karena ketidak pahaman para kades dalam memanfaatkan anggaran
dan ketidak efektifitasanya dalam mengelola alokasi dana desa. Selain itu juga
disebabkan karena minimnya sumber daya yang ada dan kontrol dari
Pemerintah dan Masyarakat yang kurang. Oleh karena itu perlu diketahui
sejauh mana akuntabilitas, transparansi, pertisipatif dalam pengelolaan
keuangan Alokasi Dana Desa dan sejauh mana peran dari Alokasi Dana Desa
dalam program Desa sehingga tujuan Pemerintah mengalokasikan Dana
Pemerintah Pusat dan Daerah bisa membantu program Desa dan tujuan
Pemerintah terwujud demi kesejahteraan masyarakat.
Penelitian Fajri dkk (2015) tentang Akuntabilitas Pemerintah Desa Pada
Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Ketindan, Kecamatan Lawang,
Kabupaten Malang Menemukan kesalahan walapun tidak merupakan masalah
yang besar yakni jumlah penggunaan sasaran yang sedikit melebihi dari yang
telah ditentukan dalam peraturan. Dimana penggunaan dana yang digunakan
untuk biaya aparatur dan operasional pemerintah desa melebihi melebihi
sekitar 32% dari 30% yang tertulis dan diamanatkan dalam peraturan. Perihal
ini menjadikan jumlah dana untuk pemberdayaan juga berkurang menjadi 68%
dari yang seharusnya 70%. Penelitian Deti Kumalasari (2016) tentang
Transparasi dan Akuntabilitas Pemerintah Desa dalam Pengelolaan Alokasi
Dana Desa. Pertanggug jawaban alokasi dana desa sudah baik secara teknis
maupun administrasi, namun dalam hal pertanggungjawaban administrasi
keuangan dan kompetensi sumber daya manusia dalam pengelolaan alokasi
dana desa merupakan kendala utama.
Penelitian ini termotivasi dari penelitian sebelumnya yaitu penelitian dari
Juniardi (2015) yang berjudul tentang Faktor-faktor Yang Berpengaruh
Terhadap Efektivitas Penyaluran Alokasi Dana Desa di Kecamatan Teluk
Pandan Kabupaten Kutai Timur menunjukan partisipatif, transparansi,
akuntabel dan berkelanjutan terhadap efektivitas penyaluran alokasi dana desa
di wilayah Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Kutai Timur berpengaruh
positif dan signifikan terhadap efektivitas penyaluran alokasi dana desa namun
dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi ,
maka pemerintah Kabupaten Kutai Timur, perlu mengambil langkah untuk
menyediakan sarana dan prasarana yang dapat mendukung penyaluran alokasi
dana desa. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh
Juniardi (2015) adalah sama-sama meneliti tentang efektivitas penyaluran Dana
Desa. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya antara lain
Pertama penelitian ini terdapat penambahan variabel independen tentang
sumber daya manusia karena di desa se Kabupaten Magelang dalam pengelolan
alokasi dana desa belum begitu baik dengan SDM di pemerintahan desa yang
masih rendah. Penambahan tersebut mengacu pada penelitian Sapto Hendri BS
dkk (2016) tentang Pengaruh Sumber Daya Manusia, Sarana dan Prasarana
terhadap Kinerja Pengelolaan Keuangan Desa di Kabupaten Lombok Tengah
Menyatakan Bahwa pemerintah desa di Kabupaten Lombok Tengah memiliki
sumber daya manusia perangkat desa yang kompeten sehingga mampu
menyelenggarakan pengelolaan keuangan desa yang sesuai dengan peraturan-
peraturan yang berlaku. Kedua penelitian ini menambahkan variabel
independen sarana dan prasarana karena di desa se Kabupaten Magelang dalam
pengelolan alokasi dana desa belum begitu baik dengan sarana dan prasarana
yang mendukung kegiatan tersebut. Penambahan tersebut mengacu pada
penelitian Sapto Hendri BS dkk (2016) tentang Pengaruh Sumber Daya
Manusia, Sarana dan Prasarana terhadap Kinerja Pengelolaan Keuangan Desa
di Kabupaten Lombok Tengah Menyatakan Bahwa pemerintah desa di
Kabupaten Lombok Tengah memiliki sarana dan prasarana yang memadai
sehingga mampu menyelenggarakan pengelolaan keuangan desa yang sesuai
dengan peraturan-peraturan yang berlaku. Ketiga akan dilakukan di desa se
Kabupaten Magelang karena dalam pengeloaan alokasi dana desa di desa di
kabupaten magelang untuk pengelolaanya belum begitu baik dikarenakan
masih banyak sumber daya manusia yang kurang pengetahuannya tentang
akuntansi dan bisa membuat terjadi penyelewangan dana desa
B. Rumusan Masalah
Terkait dengan latar belakang yang diuraikan sebelumnya maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat pengaruh akuntabilitas terhadap efektifitas pengelolaan dan
penyaluran alokasi dana desa?
2. Apakah terdapat pengaruh transparansi terhadap efektifitas pengelolaan dan
penyaluran alokasi dana desa?
3. Apakah terdapat pengaruh partisipatif terhadap efektifitas pengelolaan dan
penyaluran alokasi dana desa?
4. Apakah terdapat pengaruh berkelanjutan dana desa terhadap efektifitas
pengelolaan dan penyaluran alokasi dana desa?
5. Apakah terdapat pengaruh sdm terhadap efektifitas pengelolaan dan
penyaluran alokasi dana desa?
6. Apakah terdapat pengaruh sarana dan prasarana terhadap efektifitas
pengelolaan dan penyaluran alokasi dana desa?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk menjawab
pertanyaan dalam rumusan masalah yaitu :
1. Untuk Mengetahui dan menganalisis Apakah terdapat pengaruh
akuntabilitas terhadap efektifitas pengelolaan dan penyaluran alokasi dana
desa?
2. Untuk Mengetahui dan menganalisis Apakah terdapat pengaruh transparansi
terhadap efektifitas pengelolaan dan penyaluran alokasi dana desa?
3. Untuk Mengetahui dan menganalisis Apakah terdapat pengaruh partisipatif
terhadap efektifitas pengelolaan dan penyaluran alokasi dana desa?
4. Untuk Mengetahui dan menganalisis Apakah terdapat pengaruh
berkelanjutan dana desa terhadap efektifitas pengelolaan dan penyaluran
alokasi dana desa?
5. Untuk Mengetahui dan menganalisis Apakah terdapat pengaruh sdm
terhadap efektifitas pengelolaan dan penyaluran alokasi dana desa?
6. Untuk Mengetahui dan menganalisis Apakah terdapat pengaruh sarana dan
prasarana terhadap efektifitas pengelolaan dan penyaluran alokasi dana
desa?
D. Kontribusi Penelitian
1. Manfaat teoritis:

a. Dari hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi

masyarakat dan bagi peneliti terhadap bukti empiris dan mengetahui

faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pengelolaan dan

penyaluran alokasi dana desa se Kabupaten Magelang.

b. Dari hasil penelitian diharapkan dapat menambah sumber referensi

peran Pemerintah Desa di Kabupaten Magelang dalam pengelolaan

keuangan desa

2. Manfaat praktis:

a. Bagi Pemerintah, bahwa penelitian ini dapat menjadikan suatu

referensi maupun tinjauan secara nyata yang mendiskripsikan sejauh

mana kinerja pemerintah untuk mewujudkan Good Government dan

Good Governance.

b. Bagi Pemerintah Desa di Kabupaten Magelang, penelitian ini

diharapkan menjadi referensi pegawai maupun pihak-pihak yang ada

dalam Pemerintah
BAB 2. TINJUAN PUSTAKA
A. Telaah Teori
1. Teori Agensi
Teori agensi merupakan konsep yang menjelaskan hubungan
kontraktual antara principals dan agents. Pihak principals adalah pihak
yang memberikan mandat kepada pihak lain, yaitu agent, untuk
melakukan semua kegiatan atas nama principals dalam kapasitasnya
sebagai pengambil keputusan (Jensen dan Mecking, 1976). Pada
pemerintahan daerah di Indonesia secara sadar atau tidak, teori agensi
sebenarnya telah dipraktikkan. Pada organisasi sektor publik yang
dimaksud principal adalah pemerintah dan agen dalam hal ini adalah
kepala desa dan aparat desa lainnya. Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan memberikan penjelasan tentang adanya hubungan yang
jelas antara teori agensi dengan akuntabilitas.
2. Teori Resource-Based View (RBV)
Teori RBV membahas mengenai sumber daya dan kemampuan
internal perusahaan serta hubungannya dengan pengambilan keputusan
strategis. Selain itu, RBV menjelaskan bagaimana sumber daya
perusahaan mempengaruhi hasil dan proses yang kompetitif secara
eksternal. Tambahan dari RBV adalah faktor persaingan perusahaan dan
peranan dari sumber daya internal pada perusahaan dalam menentukan
hasil yang kompetitif (Porter, 1981)
3. Akuntabilitas
Akuntabilitas menurut Mardiasmo (2006:3) adalah Sebagai bentuk
kewajiban mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan
pelasanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan sebelumnya, melalui suatu media pertanggungjawaban yabg
dilaksanakan secara periodik.
4. Transparasi
Agus Dwiyanto (2006:80) mendefinisikan transparansi sebagai
penyediaan informasi tentang pemerintahan bagi publik dan dijaminnya
kemudahan di dalam memperoleh informasi-informasi yang akurat dan
memadai. Dari pengertian tersebut dijelaskan bahwa transparansi tidak
hanya sekedar menyediakan informasi tentang penyelenggaraan
pemerintahan, namun harus disertai dengan kemudahan bagi masyarakat
untuk memperoleh informasi tersebut.
5. Partisipatif
Menurut Davis dan Newstrom (2004: ) Partisipasi adalah keterlibatan
mental dan emosional orang-orang dalam situasi kelompok. Dan
mendorong mereka untuk memberikan suatu kontribusi demi tujuan
kelompok, dan juga berbagai tanggung jawab dalam pencapaian tujuan.
6. Berkelanjutan
Berkelanjutan berarti merupakan pembangunan yang dapat berlangsung
secara terus menerus dan konsisten dengan menjaga kualitas hidup (well
being) masyarakat.
7. Sumber Daya Manusia
Menurut Salim (1996:35) Kualitas Sumber Daya Manusia adalah nilai
dari perilaku seseorang dalam mempertanggungjawabkan semua
perbuatannya baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa.
8. Sarana dan prasarana
Menurut Moenir (1992 : 119) mengemukakan bahwa sarana adalah
segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi
sebagai alat utama/pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga
dalam rangka kepentingan yang sedang berhubungan dengan organisasi
kerja. Pengertian yang dikemukakan oleh Moenir, jelas memberi arah
bahwa sarana dan prasarana adalah merupakan seperangkat alat yang
digunakan dalam suatu proses kegiatan baik alat tersebut adalah
merupakan peralatan pembantu maupun peralatan utama, yang keduanya
berfungsi untuk mewujudkan tujuan yang hendak dicapai.
B. Penelitian terdahulu

Tabel 1.1
Penelitian Terdahuu

No Nama Peneliti Variabel penelitian Hasil


1 Jurniadi(2015) Faktor-faktor yang Variabel partisipatif
berpengaruh terhadap ,transparansi
efektivitas penyaluran akuntabel dan
alokasi dana desa di berkelanjutan
kecamatan teluk memberikan
pandan kabupaten pengaruh positif dan
kutai timur signifikan terhadap
efektivitas
Penyaluran Alokasi
Dana Desa (ADD)

2 Sapto Hendri Pengaruh Sumber Sumber daya


BS(2016) daya manusia, Sarana manusia, Sarana dan
dan Prasarana
Prasarana terhadap berpengaruh positif
kinerja pengelolaan terhadap kinerja
Keuangan desa di pengelolaan
kabupaten lombok Keuangan desa
tengah

3 Deti Transparansi dan Akuntabilitas dan


Kumalasari(2016) Akuntabilitas Transparansi
Pemerintah desa berpengaruh positif
dalam Pengelolaan terhadap Pengelolaan
Alokasi Dana Desa Alokasi Dana Desa

4 I Putu Andi Akuntabilitas dan Akuntabilitas dan


SuarJaya Transparansi Transparansi
Putra(2017) Pengelolaan Alokasi berpengaruh positif
Dana Desa (ADD) di terhadap
Desa Bubunan Pengelolaan Alokasi
Kecamatan Seririt Dana Desa
Kabupaten Buleleng

Sumber: data penelitian terdahulu diolah, 2017


C. Hipotesis
1. Akuntabilitas berpengaruh positif terhadap efektifitas pengelolaan dan
penyaluran alokasi dana desa di Kabupaten Magelang.
Berdasarkan teori keagenan (Jensen dan Mecking, 1976). hubungan
agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) memperkerjakan
orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian
mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agent
tersebut. Hubungan antara principal dan agent dapat mengarah pada
kondisi ketidakseimbangan informasi (asymmetrical information) karena
agent berada pada posisi yang memiliki informasi yang lebih banyak
tentang perusahaan dibandingkan dengan principal. Dengan asumsi
bahwa individu-individu bertindak untuk memaksimalkan kepentingan
diri sendiri, maka dengan informasi asimetri yang dimilikinya akan
mendorong agent untuk menyembunyikan beberapa informasi yang tidak
diketahui principal. Untuk mengurangi konflik keagenan tersebut maka
perlu adanya akuntanbilitas dalam pengelolaan dan penyaluran alokasi
dana desa dikarenakan semua aktivitas agen dalam hal ini perangkat desa
dapat dipertanggung jawabkan agar konflik dalam keagenan bisa teratasi.
Penelitian juniardi, dkk (2015) menunjukan bahwa akuntabilitas
berpengaruh positif terhadap efektifitas penyaluran alokasi dana desa .
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat diturunkan hipotesis sebagai
berikut :
H1. Akuntabilitas berpengaruh positif terhadap efektifitas
pengelolaan dan penyaluran alokasi dana desa di Kabupaten
Magelang.
2. Transparansi berpengaruh positif terhadap efektifitas pengelolaan dan
penyaluran alokasi dana desa di Kabupaten Magelang.
Berdasarkan teori keagenan (Jensen dan Mecking, 1976). hubungan
agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) memperkerjakan
orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian
mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agent
tersebut. Hubungan antara principal dan agent dapat mengarah pada
kondisi ketidakseimbangan informasi (asymmetrical information) karena
agent berada pada posisi yang memiliki informasi yang lebih banyak
tentang perusahaan dibandingkan dengan principal. Dengan asumsi
bahwa individu-individu bertindak untuk memaksimalkan kepentingan
diri sendiri, maka dengan informasi asimetri yang dimilikinya akan
mendorong agent untuk menyembunyikan beberapa informasi yang tidak
diketahui principal. Untuk mengurangi konflik keagenan tersebut maka
perlu adanya transparansi dalam pengelolaan dan penyaluran alokasi
dana desa dikarenakan semua aktivitas agen dalam hal ini perangkat desa
dapat dilakuakan secara terbuka tidak ditutup-tutupi sehingga semua
pihak yang berkaitan mengetahui aktivitas pengelolaan dan penyaluran
dana desa agar konflik dalam keagenan bisa teratasi.Seperti penelitian
yang dilakukan oleh juniardi, dkk (2015) Hasil penelitian membuktikan
bahwa menunjukan bahwa partisipatif berpengaruh positif terhadap
efektifitas penyaluran alokasi dana desa. Berdasarkan uraian tersebut,
maka dapat diturunkan hipotesis sebagai berikut :
H2. Transparansi berpengaruh positif terhadap efektifitas
pengelolaan dan penyaluran alokasi dana desa di Kabupaten
Magelang
3. Partisipatif berpengaruh positif terhadap efektifitas pengelolaan dan
penyaluran alokasi dana desa di Kabupaten Magelang.
Berdasarkan teori keagenan (Jensen dan Mecking, 1976). hubungan
agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) memperkerjakan
orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian
mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agent
tersebut. Hubungan antara principal dan agent dapat mengarah pada
kondisi ketidakseimbangan informasi (asymmetrical information) karena
agent berada pada posisi yang memiliki informasi yang lebih banyak
tentang perusahaan dibandingkan dengan principal. Dengan asumsi
bahwa individu-individu bertindak untuk memaksimalkan kepentingan
diri sendiri, maka dengan informasi asimetri yang dimilikinya akan
mendorong agent untuk menyembunyikan beberapa informasi yang tidak
diketahui principal. Untuk mengurangi konflik keagenan tersebut maka
perlu adanya partisipatif dalam pengelolaan dan penyaluran alokasi dana
desa dikarenakan aktivitas agen dalam hal ini perangkat desa dapat
berjalan dengan baik apabila ada partisipasi dari semua pihak khususnya
masyarakat dalam mendukung pelaksanan alokasi dana desa tersebut
sehingga partispasi menyebabkan konflik dalam keagenan bisa teratasi
Penelitian juniardi, dkk (2015) menunjukan bahwa partisipatif
berpengaruh positif terhadap efektifitas penyaluran alokasi dana desa .
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat diturunkan hipotesis sebagai
berikut :
H3. Partisipatif berpengaruh positif terhadap efektifitas pengelolaan
dan penyaluran alokasi dana desa di Kabupaten Magelang.
4. Berkelanjutan berpengaruh positif terhadap efektifitas pengelolaan dan
penyaluran alokasi dana desa di Kabupaten Magelang.
Berdasarkan teori keagenan (Jensen dan Mecking, 1976). hubungan
agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) memperkerjakan
orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian
mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agent
tersebut. Hubungan antara principal dan agent dapat mengarah pada
kondisi ketidakseimbangan informasi (asymmetrical information) karena
agent berada pada posisi yang memiliki informasi yang lebih banyak
tentang perusahaan dibandingkan dengan principal. Dengan asumsi
bahwa individu-individu bertindak untuk memaksimalkan kepentingan
diri sendiri, maka dengan informasi asimetri yang dimilikinya akan
mendorong agent untuk menyembunyikan beberapa informasi yang tidak
diketahui principal. Untuk mengurangi konflik keagenan tersebut maka
perlu adanya berkelanjutan dalam pengelolaan dan penyaluran alokasi
dana desa dikarenakan semua aktivitas agen dalam hal ini perangkat desa
dapat mampu bersinergi dengan masyrakat secara terus menerus tidak
anya sekali saja namun konflik dalam keagenan bisa teratasi apabila
semua pihak terus menerus menerus menjalin hubungan yang bagus
diantara semua pihak yang berkaitan dengan pengelolaan dan penyaluran
alokasi dana desa.
Penelitian juniardi, dkk (2015) menunjukan bahwa berkelanjutan
berpengaruh positif terhadap efektifitas penyaluran alokasi dana desa .
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat diturunkan hipotesis sebagai
berikut :
H4. Berkelanjutan berpengaruh positif terhadap efektifitas
pengelolaan dan penyaluran alokasi dana desa di Kabupaten
Magelang.
5. Sumber Daya Manusia berpengaruh positif terhadap efektifitas
pengelolaan dan penyaluran alokasi dana desa di Kabupaten Magelang.
Menurut Porter (1981) RBV membahas mengenai sumber daya dan
kemampuan internal perusahaan serta hubungannya dengan pengambilan
keputusan strategis. Selain itu, RBV menjelaskan bagaimana sumber
daya perusahaan mempengaruhi hasil dan proses yang kompetitif secara
eksternal. Tambahan dari RBV adalah faktor persaingan perusahaan dan
peranan dari sumber daya internal pada perusahaan dalam menentukan
hasil yang kompetitif .untuk efektif atau tidaknya dalam mengelola
alokasi dana desa maka diperlukan sumber daya manusia yang kompeten
sehingga dalam pengelolaan dan penyaluran alokasi dana desa bisa
efektif
Penelitian Sapto Hendri BS, dkk (2016) menunjukan bahwa Sumber
daya manusia berpengaruh positif terhadap pengelolaan keuangan desa .
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat diturunkan hipotesis sebagai
berikut :
H5. Sumber Daya Manusia berpengaruh positif terhadap efektifitas
pengelolaan dan penyaluran alokasi dana desa di Kabupaten
Magelang.
6. Sarana dan Prasarana berpengaruh positif terhadap efektifitas
pengelolaan dan penyaluran alokasi dana desa di Kabupaten Magelang.
7. Menurut Porter (1981) RBV membahas mengenai sumber daya dan
kemampuan internal perusahaan serta hubungannya dengan
pengambilan keputusan strategis. Selain itu, RBV menjelaskan
bagaimana sumber daya perusahaan mempengaruhi hasil dan proses
yang kompetitif secara eksternal. Tambahan dari RBV adalah faktor
persaingan perusahaan dan peranan dari sumber daya internal pada
perusahaan dalam menentukan hasil yang kompetitif .untuk efektif atau
tidaknya dalam mengelola alokasi dana desa maka diperlukan sarana
dan prasarana yang mendukung kegiatan pengelolaan dan penyaluran
alokasi dana desa karena sarana dan prasarana suatu desa juga menjadi
salah satu faktor penting dalam kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah desa sehingga dalam pengelolaan dan penyaluran alokasi
dana desa bisa efektif
Penelitian Sapto Hendri BS, dkk (2016) menunjukan bahwa Sarana
dan Prasarana berpengaruh positif terhadap pengelolaan keuangan desa .
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat diturunkan hipotesis sebagai
berikut :
H6. Sarana dan Prasarana berpengaruh positif terhadap efektifitas
pengelolaan dan penyaluran alokasi dana desa di Kabupaten
Magelang.
D. Kerangka pemikiran

Anda mungkin juga menyukai