Anda di halaman 1dari 5

TOKSIKOLOGI LAUT

NAMA : LASMA PARAPAT


NIM : 17051103020

CARA KERJA RADIOISOTOP

A. PENGERTIAN RADIOISOTOP
Radionuklida atau radioisotop adalah isotop dari zat radioaktif. Radionuklida mampu
memancarkan radiasi. Radionuklida dapat terjadi secara alamiah atau sengaja dibuat oleh
manusia dalam reaktor penelitian. Produksi radionuklida dengan proses aktivasi dilakukan
dengan cara menembaki isotop stabil dengan neutron di dalam teras reaktor. Proses ini lazim
disebut irradiasi neutron, sedangkan bahan yang disinari disebut target atau sasaran. Neutron
yang ditembakkan akan masuk ke dalam inti atom target sehingga jumlah neutron dalam inti
target tersebut bertambah. Peristiwa ini dapat mengakibatkan ketidakstabilan inti atom
sehingga berubah sifat menjadi radioaktif. Banyak isotop buatan yang dapat dimanfaatkan
antara lain Na-24, P-32, Cr-51, Tc-99, dan I-131.
Dengan menggunakan alat deteksi dapat diketahui adanya radiasi atau instensitas radiasi
dan juga dapat di tentukan jumlah radioisotope yang terdapat dalam suatu bahan. Radiasi
pada materi dapat menyebabkan penumpukan energi pada materi yang dilalui dampak yang
ditimbulkan radiasi dapat berupa:
1. Ionisasi
Dalam hal itu partikel radiasi menabrak electron dari atau molekul zat yang dilalui
melalui sehingga terbentuk ion positif dan ion tenion.
2. Eksitasi
Dalam hal ini radiasi tidak menyebabkan electron terlepas dari atom atau molekul zat
tetapi hanya berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi
3. Pemutusan ikatan kimia
Radiasi yang dihasilkan oleh zat radioaktif mempunyai energi yang dapat
memutuskan ikatan-ikatan kimia.

Penggunaan radioisotop dapat dibedakan menjadi dua: sebagai penurut dan sumber radiasi.
Radioisotop dipergunakan sebagai sebagai penurut karena perpindahannya dapat ditelusuri
TOKSIKOLOGI LAUT
NAMA : LASMA PARAPAT
NIM : 17051103020

berdasarkan radiasi yang dipancarkan. Dan sebagai sumber radiasi karena daya tembus
radiasinya serta akibat radiasi terhadap bahan yang dilaluinya.

B. STABILITAS INTI
Dalam inti atom terdapat proton dan neutron yang disebut nucleon (partikel penyusun
inti). Suatu inti atom (nuklida) ditandai jumlah proton dan jumlah neutron. Secara umum
nuklida dilambangkan dengan:

Simbol nuklida:

X = unsur radioaktif

A = nomor massa / nukleon (jumlah p+ n)

Z = nomor atom (jumlah p)

Macam-macam nuklida:

 Isotop: nuklida yang mempunyai jumlah proton sama tetapi jumlah neutron berbeda.
 Isobar : nuklida yang mempunyai jumlah nucleon sama tetapi jumlah proton berbeda.
 Isoton: nuklida yang mempunyai jumlah neutron sama.

C. SINAR-SINAR RADIOAKTIF
Pada tahun 1903, Ernest Rutherford mengemukakan bahwa radiasi yang dipancarkan zat
radioaktif dapat dibedakan atas dua jenis berdasarkan muatannya. Radiasi yang berrnuatan
positif dinamai sinar alfa, dan yang bermuatan negatif diberi nama sinar beta. Selanjutnya
Paul U.Viillard menemukan jenis sinar yang ketiga yang tidak bermuatan dan diberi nama
sinar gamma.
TOKSIKOLOGI LAUT
NAMA : LASMA PARAPAT
NIM : 17051103020

1. Sinar alfa ( α )
Sinar alfa merupakan radiasi partikel yang bermuatan positif. Partikel
sinar alfa sama dengan inti helium -4, bermuatan +2e dan bermassa 4 sma.
Partikel alfa adalah partikel terberat yang dihasilkan oleh zat radioaktif. Sinar alfa
dipancarkan dari inti dengan kecepatan sekitar 1/10 kecepatan cahaya. Karena
memiliki massa yang besar, daya tembus sinar alfa paling lemah diantara diantara
sinar-sinar radioaktif. Diudara hanya dapat menembus beberapa cm saja dan tidak
dapat menembus kulit. Sinar alfa dapat dihentikan oleh selembar kertas biasa.
Sinar alfa segera kehilangan energinya ketika bertabrakan dengan molekul media
yang dilaluinya. Tabrakan itu mengakibatkan media yang dilaluinya mengalami
ionisasi. Akhirnya partikel alfa akan menangkap 2 elektron dan berubah menjadi
atom helium (α 24)
2. Sinar beta (β)
Sinar beta merupakan radiasi partikel bermuatan negatif. Sinar beta
merupakan berkas elektron yang berasal dari inti atom. Partikel beta yang
bemuatan-l e dan bermassa 1/836 sma. Karena sangat kecil, partikel beta
dianggap tidak bermassa sehingga dinyatakan dengan notasi 0-1e. Energi sinar beta
sangat bervariasi, mempunyai daya tembus lebih besar dari sinar alfa tetapi daya
pengionnya lebih lemah. Sinar beta paling energetik dapat menempuh sampai 300
cm dalam uadara kering dan dapat menembus kulit.
3. Sinar gamma ( γ )
Sinar gamma adalah radiasi elektromagnetek berenergi tinggi, tidak
bermuatan dan tidak bermassa. Sinar gamma dinyatakan dengan notasi 00y. Sinar
gamma mempunyai daya tembus. Selain sinar alfa, beta, gamma, zat radioaktif
buatan juga ada yang memancarkan sinar X dan sinar Positron. Sinar X adalah
radiasi sinar elektromagnetik.
TOKSIKOLOGI LAUT
NAMA : LASMA PARAPAT
NIM : 17051103020

D. SIFAT RADIOISOTOP
Peran radioisotop sebagai pencari jejak tidak terlepas dari sifat-sifat khas yang
dimilikinya.
Pertama, radioisotop memancarkan radiasi dimanapun dia berada dan mudah dideteksi.
Radioisotop ibarat lampu yang tidak pernah padam senantiasa memancarkan cahayanya.
Radioisotop dalam jumlah sedikit sekalipun dapat dengan mudah diketahui keberadaannya.
Dengan teknologi pendeteksian radiasi saat ini, radioisotop dalam kisaran pikogram (satu per
satu trilyun gram) pun dapat dikenali dengan mudah. Sebagai ilustrasi, jika radioisotop dalam
bentuk carrier free (murni tidak mengandung isotop lain) sebanyak 0,1 gram saja dibagi rata
ke seluruh penduduk bumi yang jumlahnya lebih dari 5 milyar, jumlah yang diterima oleh
masing-masing orang dapat diukur secara tepat.
Kedua, laju peluruhan tiap satuan waktu (radioaktivitas) hanya merupakan fungsi jumlah
atom radioisotop yang ada, tidak dipengaruhi oleh kondisi lingkungan baik temperatur,
tekanan, pH dan sebagainya. Penurunan radioaktivitas ditentukan oleh waktu paruh, waktu
yang diperlukan agar intensitas radiasi menjadi setengahnya. Waktu paruh ini merupakan
bilangan khas untuk tiap-tiap radioisotop. Misalnya karbon-14 memiliki waktu paruh 5.730
tahun, sehingga radioaktivitasnya berkurang menjadi separonya setelah 5.730 tahun berlalu.
Seluruh radioisotop yang telah berhasil ditemukan telah diketahui pula waktu paruhnya.
Waktu paruh radioisotop bervariasi dari kisaran milidetik sampai ribuan tahun. Waktu paruh
ini merupakan faktor penting dalam pemilihan jenis radioisotop yang tepat untuk keperluan
tertentu.
Ketiga, intensitas radiasi ini tidak bergantung pada bentuk kimia atau senyawa yang
disusunnya. Hal ini dikarenakan pada reaksi kimia atau ikatan kimia yang berperan adalah
elektron, utamanya elektron pada kulit atom terluar, sedangkan peluruhan radioisotop
merupakan hasil dari perubahan pada inti atom.
Keempat, radioisotop memiliki konfigurasi elektron yang sama dengan isotop lain sehingga
sifat kimia yang dimiliki radioisotop sama dengan isotop-isotop lain dari unsur yang sama.
Radioisotop karbon-14, misalnya, memiliki karakteristik kimia yang sama dengan karbon-12.
TOKSIKOLOGI LAUT
NAMA : LASMA PARAPAT
NIM : 17051103020

Kelima, radiasi yang dipancarkan, utamanya radiasi gamma, memiliki daya tembus yang
besar. Lempengan logam setebal beberapa sentimeter pun dapat ditembus oleh radiasi gamma,
utamanya gamma dengan energi tinggi. Sifat ini mempermudah dalam pendeteksian.

Anda mungkin juga menyukai