Anda di halaman 1dari 12

“Perkembangan Sejarah dari Periode 1933-1942”

Makalah

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Sejarah Sastra

Oleh

Nama Kelompok 2:

1. Siti Nur Alifah (18020074018)


2. Arien Nur Fitriani (18020074021)
3. Anggun Latifah (18020074063)
4. Sofia Linda Nuriza (18020074123)

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Surabaya
2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi


maha penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya
yang telah melimpahkan rahmat, hidayahnya serta inayahnya kepada kami.
Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Perkembangan Sejarah dari Periode 1933 – 1942”.
Kesulitan membuat makalah ini adalah sulitnya melakukan
ringkasan materi yang ada karena banyaknya sumber referensi, sehingga
kami merasa bingung untuk mengolah kata-kata menjadi kata-kata yang
baku. Namun pada akhirnya kami dapat mengatasinya dengan cara
memahami isi dari materi tersebut. Makalah ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak. Sehingga kami dapat
membuat makalah ini dengan lancar. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada ibu rahmi rahmayanti M.Pd sebagai dosen
pembimbing dan semua pihak yang sudah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Dan harapan kami semoga makalah yang berjudul “Perkembangan
Sejarah dari Periode 1933 -1942” ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan bagi para pembaca kami yakin masih banyak kekurangan
dalam makalah ini. Kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Surabaya,10 September 2018

Tim Penyusun

iii
DAFTAR ISI
Sampul …………………………………………………………………….i
Kata Pengantar…………………………………………………………….ii
Daftar Isi……………………………………………………………...…..iii

Bab I Pendahuluan……………………………………………………………...1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………...1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………...………..…1
1.3Tujuan …………………………………………………………………..….2
1.4Manfaat ………………………………………………………………..…...2

Bab II Pembahasan………………………………………………………3
2.1 Lahirnya Poedjangga Baru……………………………………………..3
2.2 Tokoh-tokoh Poejangga Baru………………………………………….3
2.3 Para pengarang balai pustaka…………………………………………..4
2.4 Para pengarang wanita………………………………………………….5
2.5 Cerita pendek …………………………………………………………...5
2.6 Drama……………………………………………………………………6
2.7
2.8
2.9 Ciri Kesusasteraan di Indonesia………………………………………..
Baba III Kesimpulan dan Saran……………………………………………
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………..
3.2 Saran…………………………………………………………………….
Daftar Pustaka………………………………………………………………

iii
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Sejarah adalah suatu gambaran yang menceritakan tentang masa lampau
suatu peristiwa yang dibuktikan kebenarannya. Sedangkan sastra adalah suatu
karya indah yang dibuat seseorang berupa tulisan-tulisan yang berbentuk dan
bernilai. Masyarakat di Indonesia telah mengenal sastra jauh sebelum
mengetahui tentang tulisan, namun sastra pada zaman tersebut masih
cenderung lisan dan tidak diketahui tentang pengarangnya.Sejarah sastra
membicarakan mengenai kronologis kesusasteraan moderen yang ada di
Indonesia. Di dalam penggambaran mengenai peristiwa kesusasteraan modern
di Indonesia ini dibagi mengenai beberapa periode. Salah satu periode tersebut
adalah perkembangan yang terjadi pada tahun 1933 – 1942.
Sebenarnya kebanyakan pelajar kurang merasa tertarik dengan keberadaan
sejarah sastra yang ada di Indonesia. Hal itu menyebabkan kurangnya
pengetahuan mengenai sejarah sastra yang ada di Indonesia ini. Karya-karya
yang ditulis oleh para sastrawan Indonesia memiliki susunan kata yang tersirat
dan menonjolkan tentang perasaan serta kondisi yang dialami penulis.
Sehingga hal tersebut sangatlah penting kita kaji sebagai generasi muda.
Seperti dalam penjelasan menurut ahli Kuntowijoyo (dalam Yudiono,
2010:21) yang memaparkan “bahwa sejarah merupakan barang mewah yang
sedikit peminatnya”.
Oleh karena itu melalui makalah ini dapat mampu memberikan informasi
mengenai perkembangan sejarah dan tokoh-tokohnya yang ada di periode
1933-1942 sehingga pembaca dapat mengetahui tentang kronologi peristiwa
kesusasteraan modern di Indonesia pada periode tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses perkembangan kesusastraan periode 1933-1942?
2. Siapa saja sastrawan pada periode 1933-1942 di Indonesia?

iii
3. Bagaimanakah ciri-ciri karya kesusasteraan modern di Indonesia
periode 1933-1942?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui mengenai perkembangan kesusasteraan modern
yang ada di Indonesia pada periode 1933-1942
b. Untuk mengetahui tokoh-tokoh sastrawan di Indonesia pada
periode periode 1933-1942.
c. Untuk mengetahui mengenai ciri-ciri karya kesusasteraan modern
yang ada di Indonesia pada periode 1933-1942.
1.4 Manfaat
Hasil dari pembuatan makalah ini dapat digunakan untuk
memberikan wawasan dan informasi kepada sang pembaca mengenai
kesusasteraan modern yang terjadi di Indonesia kususnya pada periode
1933 sampai 1942.

iii
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Lahirnya Poedjangga Baru
Kesusatraan modern di Indonesia dimulai dari periode 1933-1942 yaitu
dengan lahirnya majalah pujangga baru. Sejak tahun 1920 sudah mengenal
majalah yang memuat karangan “sastra seperti Sri Poestaka (1919-1941).
Majalah kebudayaan dan kesastraan sudah di terbitkan sebelum awal tahun
1930. Ide-ide baru majalah dalam bidang kebudayaan tidak menimbulkan
reaksi apapun. Sehingga berkat pengorbanan dan perjuangan Sultan Takdir
Alisah bana menimbulkan reaksi bagi bangsa Indonesia terutama dalam
bidang bahasa melayu di sekolah yang menimbulkan banyak reaksi.
2.2 Tokoh-tokoh Poejangga Baru :
1. Sultan Takdir Alisahbana adalah sastrawan Indonesia yang telah
menerbitkan romanya yang pertama yaitu berjudul Tak Putus
Dirundung Malang. Balai pustaka menerbitkan roman ini dan juga
roman-roman lainnya. Pada era 30 an roman adalah salah satu terbitan
yang dianggap sangat penting. Selain penulis roman Takdir juga
sebagai Pembina Bahasa Indonesia dan penulis essai. Karena itu ia
diberi julukan oleh Ir.S.Udin dengan sebutan “Insinyur Bahasa
Indonesia.” Takdir bukan hanya penulis roman, namun ia juga menulis
sajak-sajak terlebih pada sajak yang pertama di terbitkan yang berjudul
Tebaran Mega (1936). Kemudian menurut pandangan Takdir bahwa
sastera merupakan pancaran dari tiap masyarakat. Sastera lama sebagai
pancaran masyarakat lama, dan sastera baru sebagai masyarakat baru.
2. Armijn Pane, ia adalah seorang organisator Pujangga Baru dan
memiliki adik yang bernama Sanusi Pane. Karena mengikuti kata
hatinya ia memilih bertumpu pada Bahasa dan Sastera di Solo
meskipun sebelumnya sempat berkunjung di sekolah kedokteran.
Armijn pane beserta teman-temannya termasuk Takdir menerbitkan
majalah pujangga baru pada tahun 1933. Majalah Poedjangga Baroe
untuk pertama kali menerbitkan roman Belenggu (1940) yang di

iii
karang oleh Armijn. Pada roman Belenggu Armijn melukiskan gerak-
gerak batin dan gerak-gerak lahir tokoh-tokohnya yang membuat
roman ini menjadi menarik. Ia memiliki kebiasaan yang membuatnya
menarik karena berbeda dengan pengarang sebelumnya yakni
membuat para pembaca berimajinasi menentukan akhir cerita yang
sengaja di buat menggantung oleh Armijn.Armjin tidak hanya menulis
roman namun juga cerita pendek,sajak,essai dan sandiwara.Armijn
dianggap sebagai pendahulu angkatan sesudah perang karena dalam
karangannya lebih banyak melukiskan gerak kejiwaan tokoh daripada
gerak lahir dengan gaya bahasa yang sangat bebas dari strukrur bahasa
melayu,dan hal ini membedakan Armijn dengan para pengarang
semasanya.
3. AMIR HAMZAH adalah penyair dari keturunan bangsawan Langkat
di Sumatra Timur. Ia di kenal sebagai penyair religious yang tidak
semata-mata menulis sajak namun prosa berupa essai ,kritik maupun
sketsa juga ia tulis. Amir menuangkan pengalamannya dalam
sekumpulan sajak yakni berjudul Nyanyi Sunyi (1937 ) dalam bentuk
puisi dan menerbitkan kumpulan sajaknya dengan judul Buah Rindu
( 1941 ).Iate wasse cara tragiss saat terjadi “ RevolusiSosial”
padatahun 1946 .
4. J.E TATENGKENG merupakan seorang penyair dengan ketabahan
hati yang begitu besar seperti halnya saatia kehilangan anaknya selagi
bayi namun dengan lapang dada ia menghadapinya keikhlasan dan di
tuangkan dalam sajaknya yang berjudul“ Anakku” dandi terbitkan
dalam buku berjudul Rindu Dendam (1934) bersama sajak
lainnya.Dalam majalah Poejangga Baru ia memiliki banyak karya
dalam berbagaima jalah namun hanya buku Rindu Dendam yang di
terbitkan .
2.3 Para pengarang balai pustaka.
Tokoh pengarang poedjangga baroe seperti Sultan Takdir Alih sabana telah
menerbitkan roman-romannya pada balai pada tahun 20 an ia telah

iii
menerbitkan buah tangannya yang mendapat kesempatan pada kurun waktu
tahun 30 an misalnya Nur Sultan Iskandar danTulis Sultan Saati. Para
pengarang pada masa tahun 20 an telah menulis roman yang kebanyakan di
tulisoleh orang Sumatera. Hal tersebut sangat kelihatan pada perkembangan
lingkungan pengarang pujangga baru yang seakan pernah di singgung. Ada
dua tokoh pengarang balai pustaka yakni Nur Sutan Iskandar dan I Gusti
Nyoman Pandji Tisna dan beberapa pengarang lainnya.
2.4 Para pengarang wanita

Di Indonesia jumlah dari pengarang wanita sedikit. Salah satunya adalah


Selasih atau Seleguri yang dikenal pada zaman sebelum perang dimulai.
Keduanya telah membuahkan karya yaitu dua buah roman dan juga sajak-sajak.
Judul karyanya roman memiliki judul yang baik yakni Kalau Tak Untung pada
tahun 1933 kemudian ia membuat karya roman lagi pada tahun 1937 dengan judul
Pengaruh Keadaan. Sedangkan karya darinya berupa sajak telah diterbitkan oleh
majalah Poedjangga baroe dan Pandji Poestaka.

Pengarang wanita di Indonesia yang kedua yaitu Hamidah yang merupakan


nama samaran dari Fatimah H. Delais yang aktif dari tahun 1914 hingga 1953.
Dulunya Fatimah bekerja sebagai pembatu majalah Poedjangga baru di
Palembang. Karyanya yang berupa roman dengan berjudul Kehilangan Mestika
dari tahun 1935 yang berisi kisah tentang kemalangan dan penderitaan tokohnya.
Cerita ini mengisahkan seorang wanita muda yang kehilangan seorang bapak dan
kehilangan seorang pacar yang dicintainya.

2.5 Cerita pendek

Di abad 20-an sudah mulai ada cerita-cerita yang bersifat lucu digunakan
untuk menghibur para penonton contohnya cerita-cerita yang berjudul ; Si
Kabayan, Si Lebah Malang, dan lain lainnya.

Cerita-cerita jenaka yang dikarang oleh M. Kasim yang sebelumnya


diterbitkan oleh Balai Pustaka di tahun 1936. Tokoh M. Kasim telah dikenal
sebagai guru dan juga karya romannya yang berjudul Muda Taruna. Karya

iii
romannya mengangkat cerita pemandangan dalam dunia anak sehingga ia
memenangkan lomba sayembar pada tahun 1922 pada ta diselenggarakan oleh
Balai Pustaka. Yang mengangkat berbagai kehidupan manusia sehari-hari dan
dibuat bahan lelucon karangannya.

Tokoh dalam hal cerpen yaitu Sa’adah Alim yang membahas mengenai
pergaulan. Cerita pendek karya Sa’adah Alim yang berjudul Taman Penghibur
Hati 1941, gagal sebagai cerita pendek. Ia menulis cerpen yang ditujukkan kepada
generasi muda yang telah menang.

Pada zaman sesudah perang . Cerpen-cerpen yang ditambah sebelum adanya


perang. Dan ditulis kemudian dikumpulkan dan di cetak dengan judul karyanya
yang berjudul Kisah antara Manusia di tahun 1953, di majalah Panji poestaka
memuat cerpen ini.

2.6 Drama

Drama ialah suatu pertunjukan yang menghasilkan naskah drama dan dapat
dipentaskan serta ditonton oleh banyak orang. Di dalam sejarah jawa terdapat
cerita yang dikenal banyak orang dikalangan Jawa yaitu cerita dari Ken Arok dan
Ken Dedes pada tahun 1934.

Seorang pengarang di waktu itu suka menggambarkan kebesaran sejaran


karena kegemarannya dari pengarang itu sendiri. Karena rindu terhadap kebesaran
akan dirinya sendiri.

Pada zaman dahulu pertunjukkan drama hanya untuk dibaca bukan


ditampilkan seperti di era ini , drama yang ditampilkan sangat menarik dan
populer karena drama sekarang lebih bebas tema sehingga membuat pengarang
berimajinasi yang luas. Namun sesekali drama pada di zaman dahulu ditampilkan
jika ada acara-acara kusus seperti acara peringatan-peringatan atau kegiatan
kongres.

Contohnya salah satu tokoh yang menulis drama sebelum perang bernama
Armijin Pane. Ia menulis drama berdasarkan kondisi dan lingkungan yang ada

iii
disekitarnya. Pada 1953 Armijin Pane mengarang drama yang berjudul Jinak-
jinak merpati, yang telah diterbitkan setelah adanya perang.

2.9 Ciri Kesusasteraan di Indonesia

Di Indonesia pada zaman pujangga baru telah ada tokoh-tokoh kesusteraan


pada zaman tersebut. Tokoh-tokoh tersebut telah menghasilkan beberapa karya
yang memiliki beberapa ciri-ciri diantaranya :

a. Karyanya sudah tidak menggunakan bahasa lama dan sudah menggunakan


bahasa Indonesia.
b. Tokoh-tokoh sastrawan pada zaman poedjangga baru menyebar seluruh
nusantara.
c. Tema yang diangkat mengenai kondisi saat itu.
d. Bentuk prosanya yaitu roman dan novel
e. Bentuk puisinya yaitu puisi baru
f. Dipengaruhi oleh sastrawan yang berasal dari Belanda angkatan 80-an
g. Bersifat idealism

iii
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Peristiwa sastra periode 1933-1942 yaitu tentang lahirnya majalah


pujangga baru, dan adanya polemik diantara kaum muda dan kaum tua. Polemik
golongan pujangga baru dengan kaum tua itu tidak hanya mengenai bahsa saja,
karena gerakan pujangga baru bukanlah hanya gerakan bahasa dan sastra belaka,
tetapi juga mengenai kebudayaan, pendidikan, pandangan hidup dan
kemasyarakatan. Sutan takdir yang pro-Barat dan mengatakan bahwa hanya
dengan jalan mengeruk ilmu dan roh barat sepuas-puasnya sejalan kita dapat
mengimbangi bangsa Barat. Ia berharap dengan Dr. soetomo, Ki Hadjar
Dewantara, dan lain-lain yang hendak mempertahankan tradisionalisme yang
dianggap sebagai kepribadian bangsa. Sanusi pane juga turut aktif dalam polemic-
polemik itu dan akhirnya menatakan bahwa baginya manusia (Indonesia) baru
haruslah merupakan campur antara faust (yang dianggap mewkili roh kepribadian
barat) dengan arjuna (sebagai wakil roh kepribadian timur). Sikap ini dinyatakan
dalam dramanya yang berujudul manusia baru (1940). Sebelumnya sanusi pane
dikenal sebaai orang yang sangat mempetahankan Timur dalam menghadapi
Sutan Takdir Alisjahbana.

3.2 Saran

Diharapkan sebagai sarjana bahasa dapat mempelajari secara mendetail


dan menelaah setiap kejadian yang merupakan sejarah mengenai sesuah karya
sastra bangsa. Sebuah bangsa yang baik adalah bangsa yang mengetahui
mengenai pengalaman bangsa itu sendiri.

iii
DAFTAR PUSTAKA

Rosidi, Ajip. (2000). Ikhtisar Sejarah Sastra Indonesia. Bandung: Putra


Abardin.

iii

Anda mungkin juga menyukai