Makalah
Oleh
Nama Kelompok 2:
Tim Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Sampul …………………………………………………………………….i
Kata Pengantar…………………………………………………………….ii
Daftar Isi……………………………………………………………...…..iii
Bab I Pendahuluan……………………………………………………………...1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………...1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………...………..…1
1.3Tujuan …………………………………………………………………..….2
1.4Manfaat ………………………………………………………………..…...2
Bab II Pembahasan………………………………………………………3
2.1 Lahirnya Poedjangga Baru……………………………………………..3
2.2 Tokoh-tokoh Poejangga Baru………………………………………….3
2.3 Para pengarang balai pustaka…………………………………………..4
2.4 Para pengarang wanita………………………………………………….5
2.5 Cerita pendek …………………………………………………………...5
2.6 Drama……………………………………………………………………6
2.7
2.8
2.9 Ciri Kesusasteraan di Indonesia………………………………………..
Baba III Kesimpulan dan Saran……………………………………………
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………..
3.2 Saran…………………………………………………………………….
Daftar Pustaka………………………………………………………………
iii
BAB I
Pendahuluan
iii
3. Bagaimanakah ciri-ciri karya kesusasteraan modern di Indonesia
periode 1933-1942?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui mengenai perkembangan kesusasteraan modern
yang ada di Indonesia pada periode 1933-1942
b. Untuk mengetahui tokoh-tokoh sastrawan di Indonesia pada
periode periode 1933-1942.
c. Untuk mengetahui mengenai ciri-ciri karya kesusasteraan modern
yang ada di Indonesia pada periode 1933-1942.
1.4 Manfaat
Hasil dari pembuatan makalah ini dapat digunakan untuk
memberikan wawasan dan informasi kepada sang pembaca mengenai
kesusasteraan modern yang terjadi di Indonesia kususnya pada periode
1933 sampai 1942.
iii
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Lahirnya Poedjangga Baru
Kesusatraan modern di Indonesia dimulai dari periode 1933-1942 yaitu
dengan lahirnya majalah pujangga baru. Sejak tahun 1920 sudah mengenal
majalah yang memuat karangan “sastra seperti Sri Poestaka (1919-1941).
Majalah kebudayaan dan kesastraan sudah di terbitkan sebelum awal tahun
1930. Ide-ide baru majalah dalam bidang kebudayaan tidak menimbulkan
reaksi apapun. Sehingga berkat pengorbanan dan perjuangan Sultan Takdir
Alisah bana menimbulkan reaksi bagi bangsa Indonesia terutama dalam
bidang bahasa melayu di sekolah yang menimbulkan banyak reaksi.
2.2 Tokoh-tokoh Poejangga Baru :
1. Sultan Takdir Alisahbana adalah sastrawan Indonesia yang telah
menerbitkan romanya yang pertama yaitu berjudul Tak Putus
Dirundung Malang. Balai pustaka menerbitkan roman ini dan juga
roman-roman lainnya. Pada era 30 an roman adalah salah satu terbitan
yang dianggap sangat penting. Selain penulis roman Takdir juga
sebagai Pembina Bahasa Indonesia dan penulis essai. Karena itu ia
diberi julukan oleh Ir.S.Udin dengan sebutan “Insinyur Bahasa
Indonesia.” Takdir bukan hanya penulis roman, namun ia juga menulis
sajak-sajak terlebih pada sajak yang pertama di terbitkan yang berjudul
Tebaran Mega (1936). Kemudian menurut pandangan Takdir bahwa
sastera merupakan pancaran dari tiap masyarakat. Sastera lama sebagai
pancaran masyarakat lama, dan sastera baru sebagai masyarakat baru.
2. Armijn Pane, ia adalah seorang organisator Pujangga Baru dan
memiliki adik yang bernama Sanusi Pane. Karena mengikuti kata
hatinya ia memilih bertumpu pada Bahasa dan Sastera di Solo
meskipun sebelumnya sempat berkunjung di sekolah kedokteran.
Armijn pane beserta teman-temannya termasuk Takdir menerbitkan
majalah pujangga baru pada tahun 1933. Majalah Poedjangga Baroe
untuk pertama kali menerbitkan roman Belenggu (1940) yang di
iii
karang oleh Armijn. Pada roman Belenggu Armijn melukiskan gerak-
gerak batin dan gerak-gerak lahir tokoh-tokohnya yang membuat
roman ini menjadi menarik. Ia memiliki kebiasaan yang membuatnya
menarik karena berbeda dengan pengarang sebelumnya yakni
membuat para pembaca berimajinasi menentukan akhir cerita yang
sengaja di buat menggantung oleh Armijn.Armjin tidak hanya menulis
roman namun juga cerita pendek,sajak,essai dan sandiwara.Armijn
dianggap sebagai pendahulu angkatan sesudah perang karena dalam
karangannya lebih banyak melukiskan gerak kejiwaan tokoh daripada
gerak lahir dengan gaya bahasa yang sangat bebas dari strukrur bahasa
melayu,dan hal ini membedakan Armijn dengan para pengarang
semasanya.
3. AMIR HAMZAH adalah penyair dari keturunan bangsawan Langkat
di Sumatra Timur. Ia di kenal sebagai penyair religious yang tidak
semata-mata menulis sajak namun prosa berupa essai ,kritik maupun
sketsa juga ia tulis. Amir menuangkan pengalamannya dalam
sekumpulan sajak yakni berjudul Nyanyi Sunyi (1937 ) dalam bentuk
puisi dan menerbitkan kumpulan sajaknya dengan judul Buah Rindu
( 1941 ).Iate wasse cara tragiss saat terjadi “ RevolusiSosial”
padatahun 1946 .
4. J.E TATENGKENG merupakan seorang penyair dengan ketabahan
hati yang begitu besar seperti halnya saatia kehilangan anaknya selagi
bayi namun dengan lapang dada ia menghadapinya keikhlasan dan di
tuangkan dalam sajaknya yang berjudul“ Anakku” dandi terbitkan
dalam buku berjudul Rindu Dendam (1934) bersama sajak
lainnya.Dalam majalah Poejangga Baru ia memiliki banyak karya
dalam berbagaima jalah namun hanya buku Rindu Dendam yang di
terbitkan .
2.3 Para pengarang balai pustaka.
Tokoh pengarang poedjangga baroe seperti Sultan Takdir Alih sabana telah
menerbitkan roman-romannya pada balai pada tahun 20 an ia telah
iii
menerbitkan buah tangannya yang mendapat kesempatan pada kurun waktu
tahun 30 an misalnya Nur Sultan Iskandar danTulis Sultan Saati. Para
pengarang pada masa tahun 20 an telah menulis roman yang kebanyakan di
tulisoleh orang Sumatera. Hal tersebut sangat kelihatan pada perkembangan
lingkungan pengarang pujangga baru yang seakan pernah di singgung. Ada
dua tokoh pengarang balai pustaka yakni Nur Sutan Iskandar dan I Gusti
Nyoman Pandji Tisna dan beberapa pengarang lainnya.
2.4 Para pengarang wanita
Di abad 20-an sudah mulai ada cerita-cerita yang bersifat lucu digunakan
untuk menghibur para penonton contohnya cerita-cerita yang berjudul ; Si
Kabayan, Si Lebah Malang, dan lain lainnya.
iii
romannya mengangkat cerita pemandangan dalam dunia anak sehingga ia
memenangkan lomba sayembar pada tahun 1922 pada ta diselenggarakan oleh
Balai Pustaka. Yang mengangkat berbagai kehidupan manusia sehari-hari dan
dibuat bahan lelucon karangannya.
Tokoh dalam hal cerpen yaitu Sa’adah Alim yang membahas mengenai
pergaulan. Cerita pendek karya Sa’adah Alim yang berjudul Taman Penghibur
Hati 1941, gagal sebagai cerita pendek. Ia menulis cerpen yang ditujukkan kepada
generasi muda yang telah menang.
2.6 Drama
Drama ialah suatu pertunjukan yang menghasilkan naskah drama dan dapat
dipentaskan serta ditonton oleh banyak orang. Di dalam sejarah jawa terdapat
cerita yang dikenal banyak orang dikalangan Jawa yaitu cerita dari Ken Arok dan
Ken Dedes pada tahun 1934.
Contohnya salah satu tokoh yang menulis drama sebelum perang bernama
Armijin Pane. Ia menulis drama berdasarkan kondisi dan lingkungan yang ada
iii
disekitarnya. Pada 1953 Armijin Pane mengarang drama yang berjudul Jinak-
jinak merpati, yang telah diterbitkan setelah adanya perang.
iii
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
iii
DAFTAR PUSTAKA
iii