Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development

Goals (SDGs) mencerminkan sebuah perubahan signifikan dalam berpikir

tentang bagaimana mempercepat perbaikan berkelanjutan dalam

pengembangan secara umum dan lebih mengarah kepada kesehatan global

dengan indicator menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong

kesejahteraan bagi semua orang di segala usia. (WHO, 2016)

Hal yang melatar belakangi dicanangkannya program SDGs

dikarenakan melalui evaluasi obyektif yang dilakukan oleh Utusan Khusus

Sekjen PBB masih banyaknya negara – Negara partisipan yang gagal

mewujudkan target MDGs hingga di akhir tahun pelaksanaannya,

khususnya Indonesia dimana terdapat 2 poin prioritas utama yang gagal

diraih yaitu tidak mampu menekan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

Kematian Bayi (AKB), dimana AKI dan AKB justru semakin tinggi

menjadi 359 per 100 ribu kelahiran hidup dan 32 per 1.000 kelahiran

hidup. Fakta lonjakan kematian ini tentu sangat memalukan pemerintah

yang sebelumnya bertekad akan menurunkan AKI hingga 108 per 100 ribu

pada 2015 dan 23 per 1.000 kelahiran hidup sesuai dengan target MDGs.

(INFID, 2015)

Laporan WHO (2015) Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu

216 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) 19 per

1
2

1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) di Amerika Serikat

yaitu 52 per 100.000 kelahiran hidup, Afrika 542 per 100.000 kelahiran

hidup, dan Asia Tenggara 164/ 100.000 kelahiran hidup. AKI di negara-

negara Asia Tenggara yaitu Indonesia 126 per 100.000 kelahiran hidup,

Filipina 114 per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam 54 per 100.000

kelahiran hidup, Thailand 20 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 23 per

100.000 kelahiran hidup, dan Malaysia 40 per 100.000 kelahiran hidup,

Myanmar 178 per 100.000 kelahiran hidup, Timor Leste 215 per 100.000

kelahiran hidup. (WHO, 2016)

Penyebab AKI di Indonesia pada tahun 2015 antara lain perdarahan

30,3%, hipertensi 27,1%, infeksi 7,3%, dan penyebab lain 40,8%. Oleh

karena itu, komitmen global SDGs menetapkan target AKI hingga di

bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030 dan menurunkan

AKN hingga 12 per 1.000 kelahiran hidup dan AKB 25 per 1.000

kelahiran hidup (KementerianKesehatan RI, 2016).

Pada tahun 2016 diperoleh data AKI di Provinsi Kalimantan Timur

sebanyak 95 kasus dan AKB sebanyak 644 kasus. Angka Kematian Ibu

dan Angka Kematian Bayi di Kalimantan Timur mengalami penurunan.

(Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, 2016)

Pada tahun 2016 didapatkan data AKI di kota Samarinda sebanyak

7 kasus dan AKB sebanyak 33 kasus. Pada tahun 2017 jumlah AKI di kota

Samarinda sebanyak 15 kasus dan AKB 30 kasus. AKI yang terjadi di kota

Samarinda mengalami kenaikan pada tahun 2016 dan pada tahun 2017
3

AKI kembali mengalami peningkatan. Sedangkan AKB di kota

Samarinda selama 3 tahun terakhir mengalami penurunan. (Dinas

Kesehatan Kota Samarinda, 2017)

Data dari Puskesmas pasundan padatahun 2017 dijelaskan bahwa

tidak ada kasus AKI dan AKB di wilayah kelurahan Dadimulya dan

Sidodadi. (Puskesmas Pasundan, 2017)

Untuk membantu upaya percepatan penurunan AKI dan AKB salah

satunya adalah melaksanakan asuhan secara berkelanjutan atau Continuity

of Care. Continuity of Care adalah pelayanan yang dicapai ketika terjalin

hubungan yang terus menerus antara seorang wanita dan bidan. Asuhan

yang berkelanjutan berkaitan dengan tenaga professional kesehatan,

pelayanan kebidanan dilakukan mulai prakonsepsi, awal kehamilan,

selama semua trimester, kelahiran dan melahirkan sampai 6 minggu

pertama postpartum. (Pratami, 2014)

Tenaga bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan utama

sebagai ujung tombak pembangunan kesehatan dalam upaya percepatan

penurunan AKI dan AKB. Bidan memberikan asuhan komprehensif yang

berbasis bukti (evidence based care), mandiri dan bertanggung jawab

terhadap asuhan yang berkesinambungan sepanjang siklus kehidupan

perempuan. (ICM, 2013)

Ibu E adalah seorang primigravida dengan kehamilan resiko

rendah, artinya Ibu E hamil dengan kondisi kesehatan yang baik dan tidak

memiliki factor resiko apapun pada dirinya dan janin yang dikandungnnya.
4

Menurut Muslihatun (2010) kehamilan resiko rendah dapat

direncanakan pertolongan persalinan oleh bidan. Dalam perjalanan

persalinan dan kehamilan ibu hamil risiko rendah dapat berubah menjadi

risiko tinggi, oleh karena itu diperlukan pemantauan terus menerus selama

periode kehamilan dan proses melahirkan.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk

melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif dengan cara continuity of

care di Bidan Praktik Mandiri Maimunah Amd, Keb di Kota Samarinda

Tahun 2018 wilayah kerja Puskesmas Pasundan.

B. RumusanMasalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka yang

menjadi perumusan masalahnya adalah :

1. Bagaimana gambaran pelaksanaan asuhan kebidanan kehamilan

pada Ny.Y ?

2. Bagaimana gambaran pelaksanaan asuhan kebidanan persalinan pada

Ny. Y?

3. Bagaimana gambaran pelaksanaan asuhan kebidanan bayi baru lahir

pada bayi Ny. Y?

4. Bagaimana gambaran pelaksanaan asuhan kebidanan masa nifas

pada Ibu E?

5. Bagaimana gambaran pelaksanaan asuhan kebidanan neonates pada

bayi Ny. Y?
5

6. Bagaimana gambaran pelaksanaan pelaksanaan asuhan kebidanan

pelayanan kontrasepsi pada Ny. Y?

C. Tujuan

1. TujuanUmum

Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada

primigravida tanpa factor resiko menggunakan pola pikir ilmiah

melalui pendekatan manajemen kebidanan Varney.

2. TujuanKhusus

Dalam memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif

penulis mampu:

a. Memberikan asuhan kebidanan kehamilan pada primigravida

tanpa factor resiko melalui pendekatan manajemen kebidanan

menurut Varney.

b. Memberikan asuhan kebidanan persalinan melalui pendekatan

manajemen kebidanan menurut Varney.

c. Memberikan asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir (BBL)

pada bayi melalui pendekatan manajemen kebidanan menurut

Varney.

d. Memberikan asuhan kebidanan pada masa nifas melalui

pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney.

e. Memberikan asuhan kebidanan pada neonates melalui

pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney.


6

f. Memberikan asuhan kebidanan pada pelayanan kontrasepsi

melalui pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney.

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Dengan pelaksanaan asuhan kebidanan secara komprehensif

dengan continuity of care, diharapkan ilmu kebidanan berkembang

sesuai dengan pendekatan manajemen kebidanan dan evidence based

dalam praktik kebidanan.

2. ManfaatPraktis

a. Bagi penulis

Dapat mempraktikkan teori yang didapat secara langsung di

lapangan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil,

bersalin, bayi baru lahir dan nifas serta pelayanan KB.

b. Bagi klien dan keluarga

Hasil asuhan kebidanan komprehensif ini diharapkan dapat

menambah pengetahuan bagi klien dan keluarga serta dapat

melaksanakan asuhan kebidanan secara mandiri.

c. Bagi institusi pendidikan

Dapat menjadi bahan yang dapat menambah wawasan atau

referensi khususnya dalam penatalaksanaan asuhan kebidanan

komprehensif.
7

d. Bagi Puskesmas Pasundan

Dapat dijadikan sebagai acuan untuk dapat meningkatkan mutu

pelayanan terutama dalam memberikan asuhan pelayanan

kebidanan secara komprehensif.

E. Ruang Lingkup

Pelaksanaan studi kasus berdasarkan metode penelitian deskriptif

dengan bentuk studi kasus continuity of care. Laporan studi kasus ini akan

membahas Manajemen Kebidanan Komprehensif mulai dari pengawasan

kehamilan, persalinan, perawatan Bayi Baru Lahir, perawatan pada masa

nifas, neonates hingga perencanaan program kontrasepsi, yang akan

dilakukan pada periode bulan agustus sampai bulan oktober 2018 di Bidan

Praktik Mandiri Maimunah, Amd, Keb di Kota Samarinda wilayah kerja

Puskesmas Pasundan.

F. SistematikaPenulisan

Adapun pada penulisan laporan studi kasus ini tersusun dari bagian

awal yang terdiri dari halaman sampul, halaman judul, halaman

persetujuan, halaman pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel,

dan daftar lampiran. Bagian inti berisi Bab I pendahuluan yang terdiri dari

latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, ruang lingkup,

sistematika penulisan. Bab II tinjauan pustaka terdiri dari konsep dasar

teori kehamilan, konsep dasar teori persalinan, bayi baru lahir, nifas,
8

neonatus, kontrasepsi, kehamilan normal, persalinan normal, bayi baru

lahir normal, nifas normal, neonatus normal, calon akseptor kontrasepsi.

Bab III metode laporan kasus, yang terdiri dari jenis karangan ilmiah,

lokasi dan waktu, subjek kasus, teknik pengumpulan dan, analisa data,

instrumen, kerangka kerja, etika, dan keterbatasan. Bab IV berisi tinjauan

kasus. Bab V merupakan pembahasan. Bab VI merupakan penutup, lalu

pada lampiran berisi dokumen – dokumen yang sekiranya diperlukan

untuk melengkapi asuhan termasuk Daftar Pustaka sebagai catatan sumber

kepustakaan dalam penulisan pendokumentasian asuhan.

Anda mungkin juga menyukai