Anda di halaman 1dari 4

Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan ke dalam substansi rtrw, menjadi sangat penting,

sehingga penetapan rtrw tidak akan menimbulkan persoalan baru, baik secara ekonomi,
sosial, budaya dan lingkungan, sehingga dapat mengakomodir semua kepentingan dengan
prinsip berkelanjutan. Prinsip pengamanan dalam KLHS menjadikan rtrw mempunyai jiwa
sosial, budaya, ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan untuk menjaga dan
mempertahankan kesejahteraan masyarakat
Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan ke dalam subtansi Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) menjadi sangat penting, sehingga penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah tidak
akan menimbulkan persoalan baru, baik secara ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan, serta
dapat mengakomodir semua kepentingan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan.
Demikian disampaikan Bupati Kampar yang diwakili Asisten Ekonomi dan Pembangunan
Setda Kabupaten Kampar Ir. Azwan, MSi saat membuka Sosialisasi Konsultasi Publik
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Kampar 2018-2038 bertempat di aula kantor Bupati Kampar, Selasa (30/10/18).
Disampaikan Azwan bahwa Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) diperlukan dalam
upaya penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang dilakukan dengan cara
mengidentifikasi pengaruh atau konsekuensi dari Rencana Tata Ruang Wilayah yang telah
disusun terhadap lingkungan hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan
keputusan.
Menurut Azwan prinsip pengamanan dalam Kajian Lingkungan Hidup Strategis menjadi
Rencana Tata Ruang Wilayah mempunyai jiwa sosial, budaya, ekonomi dan lingkungan yang
berkelanjutan untuk menjaga dan mempertahankan kesejahteraan masyarakat.
Diingatkan Azwan bahwa perencanaan tata ruang wilayah yang berlandaskan pada daya
dukung dan daya tampung lingkungan akan menjaga tekanan-tekanan eksternal maupun
internal yang mempengaruhi terhadap perkembangan wilayah di masa mendatang seperti
halnya yang dihadapi Kabupaten Kampar.

Oleh sebab itu menurut Azwan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pemerintah dalam
mengantisipasi dampak yang akan timbul akibat implementasi kebijakan adalah dengan
mengembangkan langkah-langkah sesuai prosedur Kajian Lingkungan Hidup Strategis.
Prosedur KLHS merupakan suatu proses yang sistematis dan komprehensif dalam evaluasi
dampak lingkungan yang diperkirakan timbul dari suatu kebijakan, perencanaan atau
program dan alternatif-alternatifnya. Termasuk persiapan laporan secara tertulis terhadap
temuan-temuan yang berguna untuk membuat keputusan publik yang bertanggung jawab.
“Saya menyambut baik dengan diselenggarakannya kegiatan sosilisasi Penyusunan KLHS
RTRW Kabupaten Kampar ini. Besar Harapan saya semoga seluruh pemangku kepentingan
yang ada di Kabupaten Kampar ini terus mendukung pemerintah, terus bekerja sama demi
mewujudkan Kabupaten Kampar Negeri yang Maju dan Berdaya Saing khususnya di
Provinsi Riau dan semoga hasil yang diperoleh pada Forum ini memberi kontribusi terhadap
pembangunan daerah,” harap Azwan mewakili Bupati Kampar.
Sementara itu Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten
Kampar Afrizal, S.Sos selaku Ketua Panitia Kegiatan menyampaikan bahwa Peserta
Sosialisasi Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Kampar diikuti Organisasi Perangkat Daerah di Pemerintah Kabupaten, Para
Camat, Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat Kampar, Unsur Akademisi dari Perguruan Tinggi,
Pimpinan Asosiasi, Lembaga Swadaya Masyarakat, NGO.
Sedangkan Narasumber Kegiatan Sosialisasi Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kampar adalah dari Pusat Studi Lingkungan Hidup
(PSLH) Universitas Riau.
Adapun Tujuan Pelaksanaan Sosialisasi Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kampar adalah Mengevaluasi, menapis kebijakan
rencana Pembangunan Wilayah yang dilandaskan pada kebijakan Pembangundanan
lingkungan yang berkelanjutan (Sustainable development). Serta Memperkaya Substansi
Penataan Ruang Wilayah, yaitu sebagai Instrumen metodologis pelengkap (komplementer)
atau tambahan (suplementer) dari Penjabaran Rencana Tata Ruang Wilayah ataupun
kombinasi keduanya.
Hasil yang diharapkan dari Sosialisasi Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kampar yaitu mendapatkan masukan dari berbagai
pihak untuk menginventarisir Isu-Isu Pembangunan Berkelanjutan yang berkaitan dengan
Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Kampar yang dituangkan ke dalam Berita
Acara Pelaksanaan Kegiatan.
Afrizal menyampaikan bahwa Kegiatan Sosialisasi Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kampar merupakan tahapan awal dari
Pelaksanaan Penyusunan Dokumen KLHS terhadap RTRW Kabupaten Kampar sesuai
dengan amanat Peraturan Pemerintah 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis.
Dalam sosialisasi ini Tim Ahli Pendamping Penyusunan KLHS RTRW Kabupaten Kampar
DR Suwondo, M.Si dari Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Universitas Riau
menyampaikan materi tentang KLHS RTRW Kabupaten Kampar. Pada sesi diskusi banyak
tanggapan yang disampaikan oleh peserta diantaranya, Afrizal (Kepala Bappeda), Amir Lutfi
(Camat Bangkinang), H. Syawir Dt Tandiko (Ninik mamak), Abdul Azis (Apkasindo Riau),
Yudi (LSM Aman) Ulil Amri (LSM Insan Insani). Semua tanggapn saran dan
pertanyaanndpatntangapi secara gambalang oleh narasumber DR. Suwondo, M.Si.
PROKAL.CO, TANJUNG REDEB - Bekerjasama dengan TNC, Pokja REDD+, Badan
Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbang) Kabupaten Berau,
menggelar konsultasi publik rencana tata ruang wilayah kabupaten (RTRWK) serta
konsultasi publik kajian lingkungan hidup strategis (KLHS) RTRWK 2016-2036.
Konsultasi publik yang diikuti organisasi perangkat daerah terkait dan stakeholder terkait, di
Meeting Room Hotel Palmy Exlusive Tanjung Redeb, Selasa (14/2) kemarin, dibuka Asisten
II Bidang Pembangunan dan Perekonomian Setkab Berau, Mansyah Kelana.
Dalam sambutannya, Asisten II Mansyah Kelana, menyampaikan Pemerintah Kabupaten
Berau telah memiliki acuan rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) 2016-
2021 dan telah ditetapkan dalam Perda Nomor 3 tahun 2016.
Dokumen ini, menjadi landasan pemerintah dalam merumuskan arah, tujuan dan sasaran
pembangunan Kabupaten Berau dalam bentuk program dan kegiatan yang semuanya
bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat.
Pada akhir 2016, disampaikannya, bersama DPRD Berau telah ditetapkan perda RTRWK
Berau tahun 2016-2036, yang saat ini dalam proses evaluasi oleh Gubernur Kaltim. Di mana,
RTRWK Berau menjadi pedoman dan acuan dalam pemanfaatan ruang Kabupaten Berau.
Dokumen RTRWK dan KLHS RTRWK merupakan dua dokumen yang tidak dapat
dipisahkan. “Di mana penyusunan RTRWK memperhatikan dan mempertimbangkan struktur
dan pola penataan ruang yang sesuai dengan KLHS RTRWK Berau sebagai dasar untuk
menetapkan lokasi program pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang daerah
di Kabupaten Berau,” ungkapnya.
Mengacu pada Undang-Undang (UU) Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, dikatakan Mansyah Kelana, pemerintah wajib membuat
kajian lingkungan hidup strategis untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan
berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah.
“Sehingga sudah sangat tegas bahwa penyusunan KLHS merupakan suatu kewajiban yang
harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun pemerintah daerah,” ucapnya.
Dokumen KLHS diharapkannya, akan mampu memperbaiki mutu dan proses formulasi
substansi RTRW. Memfasilitasi proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan
agar dapat menyeimbangkan tujuan lingkungan hidup dengan tujuan sosial dan ekonomi.
KLHS dimungkinkan untuk mampu meminimalisasi potensi dampak penting negatif akibat
usulan RTRW jika tingkat keberlanjutan substansi RTRW rendah. Serta melakukan langkah
langkah perlindungan yang tanggung, jika tingkat keberlanjutan substansi RTRW moderat
dan memelihara sumber daya alam dan daya dukung air, udara, tanah dan ekosistem.
“Dengan demikian KLHS dilaksanakan mekanisme pengkajian pengaruh kebijakan, rencana
dan atau program terhadap kondisi lingkungan hidup di Kabupaten Berau. Perumusan
alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana dan atau program, dan rekomendasi perbaikan
untuk pengambilan keputusan kebijakan, rencana dan atau program yang mengintegrasikan
prinsip pembangunan berkelanjutan,” tandasnya.
KLHS bukan bertujuan untuk menghalangi pembangunan, namun dengan pertimbangan isu
lingkungan maka pembangunan yang dilakukan tidak akan mengurangi daya dukung dan
daya tampung dari lingkungan. KLHS bermanfaat untuk menunjang sebuah kebijakan agar
kebijakan tersebut dapat diterapkan dalam jangka panjang, serta bukan kebijakan yang hanya
bisa diterapkan dalam jangka pendek karena berdampak besar terhadap lingkungan.
Pangkalan Kerinci, Selasa 6 November 2018, Bertempat di Ruang Rapat Dinas Penanaman
Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kab. Pelalawan, Kepala Bappeda
Pelalawan Ir. M. Syahrul Syarif memimpin rapat Konsultasi Publik Kajian Lingkungan
Hidup Strategis (KLHS) dalam penyusunan revisi RPJMD Kabupaten Pelalawan 2016-2021
dan Penyusanan RTRW Kabupaten Pelalawan 2018-2038. Hadir pada kesempatan tersebut
Wakil Ketua DPRD Kab. Pelalawan, Supriyanto, SP, Kepala Dinas Lingkungan Hidup,
Syamsul Anwar, Perwakilan Bappeda Provinsi Riau, Tenaga Ahli SDGs Provinsi Riau dari
UNDP, Kepala-kepala OPD atau yang mewakili, Tim Ahli Pendamping Penyusunan KLHS
Kabupaten Pelalawan DR Suwondo, M.Si dari Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH)
Universitas Riau, Tokoh Masyarakat Pelalawan, Prof. Dr. T. Dahril, Prof. Dr. Detri Karya,
dan Tokoh Mayarakat lainnya yang berkesempatan Hadir, unsur akademisi dari perguruan
tinggi, Pimpinan Perusahaan-Perusahaan serta para Kabid Kasubbid di lingkungan Bappeda
Kabupaten Pelalawan, .

Kepala Bappeda Kabupaten Pelalawan, Ir. M. Syahrul Syarif Lebih lanjut menyampaikan
bahwa tujuan pelaksanaan forum konsultasi publik ini adalah, untuk menjaring dan
menghimpun masukan serta harapan para tokoh masyarakat dan pemangku kepentingan,
akademisi, pimpinan perusahaan dan seluruh pihak mengenai identifikasi dan perumusan isu
pembangunan berkelanjutan terkait dengan kebijakan rencana program dalam
rancangan Perubahan RPJMD Kabupaten Pelalawan Tahun 2016 – 2021. Kepala Bappeda
Menambahkan terintegrasinya KLHS dalam dokumen RPJMD itu hal yang sangat penting.
Agar segala dampak negatif yang mungkin muncul dalam pelaksanaan pembangunan dapat
untuk diminimalisir. Sehingga dapat dikatakan bahwa KLHS, merupakan pendekatan
strategis jangka panjang dalam pengelolaan lingkungan hidup menuju pembangunan yang
berkelanjutan. Untuk itu, beliau mengatakan melalui forum konsultasi publik ini, pihaknya
mengharap masukan dan saran positif dan konstruktif dari peserta forum konsultasi publik,
Sehingga nanti akan dapat kita sepakati komitmen bersama, sekaligus rekomendasi atas
penyusunan Perubahan RPJMD dan RTRW Kabupaten Pelalawan.
Sementara itu, Tim Ahli Pendamping Penyusunan KLHS Kabupaten Pelalawan DR
Suwondo, M.Si menyampaiakan bahwa pelaksanaan konsultasi publik ini adalah
untuk mengevaluasi, menapis kebijakan rencana pembangunan wilayah yang dilandaskan
pada kebijakan pembangun dan lingkungan yang berkelanjutan (sustainable development).
Serta memperkaya substansi penataan ruang wilayah, yaitu sebagai Instrumen metodologis
pelengkap (komplementer) atau tambahan (suplementer) dari penjabaran RPJMD dan
RTRW. Suwondo menambahkan kegiatan sosialisasi KLHS RTRW merupakan tahapan dari
pelaksanaan penyusunan dokumen KLHS terhadap Perubahan RPJMD dan RTRW
Kabupaten Pelalawan sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah 46 Tahun 2016 tentang
Tata Cara Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis. (Admin)

Anda mungkin juga menyukai