Klaster Inovasi adalah kumpulan yang terdiri dari pemula
inovatif (kecil, menengah dan besar), lembaga riset dan institusi
lainnya yang memiliki keserupaan atau atas dasar karakteristik tertentu dan beroperasi pada sektor dan regional yang sama. Mereka didesain untuk meningkatkan aktivitas inovasi dengan mendorong interaksi secara intensif, sharing fasilitas dan pertukaran pengetahuan dan berkotribussi secara efektif dalam proses alih teknologi, jejaring dan penyebaran informasi. Direktur Sistem Inovasi Kemenristekdikti, Ophirtus Sumule menyampaikan, fokus utama dari program Klaster Inovasi pada tahun 2019, adalah terbentuknya industri Produk Unggulan Daerah (PUD) berbasis kolaborasi, terjadinya akuisisi dan difusi teknologi. Acara yang dihadiri oleh tujuh penerima Program Pendanaan Perumusan, Pendampingan dan Implementasi Klaster Inovasi Tahun Anggaran 2019 ini diselenggarakan untuk menindaklanjuti Program Klaster Inovasi yang telah dimulai sejak tahun 2017 lalu. Ophirtus melanjutkan, dari situ kemudian pemerintah akan mempertimbangkan, riset apa yang kira-kira akan dilakukan, dan teknologi apa yang bisa diterapkan untuk memproduksi itu, sambil terus menunggu produk-produk dari daerah lain. “Nanti teman-teman yang ada di daerah akan dicoba dibuka wawasannya untuk komunitas. Mereka punya potensi, kalau itu bisa dikelola dengan baik, dikembangkan dengan baik, maka perguruan tinggi yang menghasilkan teknologi, penelitian-penelitian, mereka bisa mengarahkan untuk risetnya,” katanya. Ophirtus mengaku sangat optimis hal tersebut akan membuat pemerintah daerah merasa senang. Dari situ akan bermunculan produk yang bernilai komersial dan bisa masuk ke pasar global. Itulah yang kita harapkan. Klaster Inovasi sebetulnya banyak, namun yang dipilih hanya tujuh Klaster Inovasi. Ophirtus menjelaskan, ada beberapa poin penilaian, pertama dari kesiapan pemerintah daerahnya, karena ini nanti dikembangkan di daerah. Kedua adalah kesiapan perguruan tinggi, untuk bisa melakukan mengembangkan. Berikutnya kita melihat potensi besarnya bagimana, kemudian kita pilih, kita dapatkan sekarang ini tujuh, sebenarnya banyak, tapi anggaranya sedikit. Ketiga, dilihat bagaimana pengelolaannya. Nanti apa ada kontribusi dari pemerintah daerah, apakah ada kontribusi dari sektor yang lain. Sementara itu, Kepala Seksi Wahana Inovasi, Nuhansyah Harahap, dalam laporannya menyebutkan tahun 2019 ini, Program Klaster Inovasi telah memasuk tahun ke-3 pelaksanaan. “Program ini mendapatkan respons yang cukup positif dari semua pembangunan di daerah karena melalui program klaster yang diharapkan dapat menghasilkan yang signifikan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat,” tuturnya. Selain itu, tambah Nuhansyah, Klaster Inovasi juga menambah penyediaan lapangan kerja yang meningkatkan daya saing daerah melalui kegiatan kolaboratif antara akademisi, bisnis, pemerintah dan masyarakat dalam meningkatkan daya saing produk unggulan daerah melalui inovasi.
Dirjen Penguatan Inovasi, Jumain Appe mengatakan, bahwa
model pengembangan klaster inovasi berbasis PUD ini adalah upaya mendorong kolaborasi dan sinergi peran serta fungsi para aktor inovasi di daerah yang dikenal sebagai ABGC, dalam upaya mengembangkan potensi lokal untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. “Pendekatan Model Klaster Inovasi dilakukan melalui peningkatan peran perguruan tinggi sebagai salah satu elemen penting dalam pembangunan sumber daya manusia yang mampu menciptakan invensi dan inovasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah berbasis sumber daya lokal,” kata Jumain.
phirtus menambahkan implementasi klaster inovasi merupakan
tahap pembangunan industri dan unit bisnis PUD hasil kolaborasi dan sinergi stakeholder yang dikenal sebagai penta helix, yakni akademisi, dunia usaha, pemerintah daerah, komunitas, dan media. "Ini bukan hanya bagiannya Ristek tapi melibatkan industri, melibatkan pemerintah daerah, provinsi, pusat kemudian melibatkan masyarakat. Ini semua kita rangkai ini masing-masing dimana perannya dengan catatan produk yang dibawa ada pasarnya disitu peran industrinya," ujarnya. Senada dengan Ophirtus, Presiden Direktur PT Astra Mitra Ventura Jefri Rudyanto menilai program pengembangan klaster inovasi akan membantu pengembangan kekayaan alam bisa menembus pasar global. "Kita akan kembali memastikan nilai manfaat itu akan ada di seluruh klaster regional kita. Kita akan menggunakan kekayaan dan seluruh potensi alam, ditambah dari kekayaan intelektual kita. Jadi kemampuan kita mengolah sumber daya alam," tuturnya.