Disusun oleh :
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
JURUSAN KEPERAWATAN
AGUSTUS 2019
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah tugas
mata kuliah KDK 1 “Makalah Berfikir Kritis Dalam Keperawatan Gawat Darurat
”. Sholawat serta salam semoga senantiasa tetap terlimpahcurahkan atas
keharibaan baginda Rasulullah SAW, sebagai panutan dan penuntun ummat
sehingga akhir jaman. Amien.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BABI PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR RUJUKAN................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah :
1. Mengetahui definisi dari berfikir kritis dalam kegawatdaruratan
2. Mengetahui Bagaimana aspek-aspek berfikir kritis
3. Mengetahui Bagaimana Model berpikir kritis dalam keperawatan
4. Mengetahui Bagaimana Indikator berpikir kritis dalam keperawatan
5. Mengetahui Bagaimana Tahap berpikir kritis dalam keperawatan
6. Mengetahui Bagaimana Konsep berpikir kritis dalam keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Berpikir kritis merupakan suatu proses yang berjalan secara
berkisinambungan menjakup interaksi dari suatu rangkayan pikiran dan
presepsi. Sedangkan berpikir kritis merupakan konsep dasar yang terdiri dari
konsep berpikir yang berhubungan dengan proses belajar dan krisis itu sendiri
sebagai sudut pandang selain itu juga membahas tentang komponen berpikir
kritis dalam keperawatan yang didalamnya dipelajari krakteristik, sikap dan
standar berpikir kritis, analisis, pertanyaan kritis, pengambilan keputusan dan
kreatifitas dalam berpikir kritis.
Menurut para ahli (Pery dan Potter,2005), berpikir kritis adalah suatu
proses dimana seseorang atau individu dituntut untuk menginterfensikan atau
mengefaluasi informasi untuk membuat sebuah penilain atau keputusan
berdasarkan kemampuan,menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalaman.
Menurut Bandman (1988), berpikir kritis adalah pengujian secara rasional
terhadap ide-ide, kesimpulan, pendapat, prinsip, pemikiran,masalah,
kepercayaan, dan tindakan. Menutut Strader (1992), berpikir kritis adalah
suatu proses pengujian yang menitikberatkan pendapat atau fakta yang
mutahir dan menginterfensikan serta mengefaluasikan pendapat-pendapat
tersebut untuk mendapatkan suatu kesimpulan tentang adanya perspektif
pandangan baru.
Proses berpikir ini dilakukan sepanjang waktu sejalan dengan
keterlibatan kita dalam pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang
kita miliki, kita menjadi lebih mampu untuk membentuk asumsi, ide-ide dan
membuat kesimpulan yang valid, semua proses tersebut tidak terlepas dari
sebuah proses berpikir dan belajar.
3
4
Untuk lebih mengoptimalkan dalam proses berpikir kritis setidaknya
paham atau tau dari komponen berpikir kritis itu sendiri, dan komponen
berpikir kritis meliputi pengetahuan dasar, pengalaman, kompetensi, sikap
dalam berpikir kritis, standar/ krakteristik berpikir kritis.
Keterampilan kongnitif yang digunakan dalam berpikir kualitas tinggi
memerlukan disiplin intelektual, evaluasi diri, berpikir ulang, oposisi,
tantangan dan dukungan.
Berpikir kritis adalah proses perkembangan kompleks, yang berdasarkan
pada pikiran rasional dan cermat menjadi pemikir kritis adalah denominatur
umum untuk pengetahuan yang menjadi contoh dalam pemikiran yang disiplin
dan mandiri.
2. Keterampilan Mensintesis
Keterampilan mensintesis merupakan keterampilan yang
berlawanan dengan keteramplian menganallsis. Keterampilan
mensintesis adalah keterampilan menggabungkan bagian-bagian
menjadi sebuah bentukan atau susunan yang baru. Pertanyaan sintesis
menuntut pembaca untuk menyatupadukan semua informasi yang
diperoleh dari materi bacaannya, sehingga dapat menciptakan ide-ide
baru yang tidak dinyatakan secara eksplisit di dalam bacaannya.
Pertanyaan sintesis ini memberi kesempatan untuk berpikir bebas
terkontrol (Harjasujana, 1987: 44).
3. Keterampilan Mengenal dan Memecahkan Masalah
Keterampilan ini merupakan keterampilan aplikatif konsep kepada
beberapa pengertian baru. Keterampilan ini menuntut pembaca untuk
9
memahami bacaan dengan kritis sehinga setelah kegiatan membaca
selesai siswa mampu menangkap beberapa pikiran pokok bacaan,
sehingga mampu mempola sebuah konsep. Tujuan keterampilan ini
bertujuan agar pembaca mampu memahami dan menerapkan konsep-
konsep ke dalam permasalahan atau ruang lingkup baru (Walker,
2001).
4. Keterampilan Menyimpulkan
Keterampilan menyimpulkan ialah kegiatan akal pikiran manusia
berdasarkan pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang dimilikinya,
dapat beranjak mencapai pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang
baru yang lain (Salam, 1988). Berdasarkan pendapat tersebut dapat
dipahami bahwa keterampilan ini menuntut pembaca untuk mampu
menguraikan dan memahami berbagai aspek secara bertahap agar
sampai kepada suatu formula baru yaitu sebuah simpulan. Proses
pemikiran manusia itu sendiri, dapat menempuh dua cara, yaitu :
deduksi dan induksi. Jadi, kesimpulan merupakan sebuah proses
berpikir yang memberdayakan pengetahuannya sedemikian rupa untuk
menghasilkan sebuah pemikiran atau pengetahuan yang baru.
3.1 KESIMPULAN
Kemampuan berfikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial
untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek
kehidupan lainnya.
Sebagai perawat atau tenaga medis lain, kita di tuntut untuk berfikir kritis
guna untuk bisa menngani pasien agar leih efektif dan efisien. Meskipun di
tuntut untuk berfikir kritis perawatdalam melakukan tindakan harus tetap
sesuai dengan tugas dan peran perawat dan tidak boleh menyalahi peraturan
ataupun wewenang dari tenaga medis lainnya.
Perawat tidak mempunyai wewenang untuk meresepkan obat atau
memberikan injeksi obat obatan tanpa perintah dokter. Dan jika perawat
melanggar, ia bisa di tuntut pidanan. Oleh karena itu, perawat harus
menyesuaikan tugas dan perannya dengan tenaga medis lain, misal dokter.
11
12
DAFTAR PUSTAKA
Ackley,B.J & Ladwig, G. B. (2014). Nursing Diagnosis Handbook : An Evidence-
Based Guide to Planning Care. (Ed. ke-10). ST Louis, MI :Mosby Elsevier.
Capernito-Moyet,L.J. (2001).Buku Saku Diagnosa Keperawatan. (Terj.
MonicaEster). Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
DeLaune,S.C & Ladner,P.K (2011). Fundamental of Nursing : Standards
and Practice, (Ed. ke-4). New York : Delmar.
Doenges,M.E. (1995). Penerapan Proses Keperawatan dan DiagnosaKeperawatan.
(Terj. I Made Kariasa). Jakarta : Penerbit Buku KedokteranEGC.
Potter,P.A & Perry,A.G. (1997). Fundamental of Nursing Concept: Buku
Ajar Fundamental Keperawatan, Ed. 4th. Volume 1. United States of
America:Mosby. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,
danPraktik Vol. 1 E/4. Yulianti & Ester. EGC. JakartaPotter,
P.A&Perry,A.G.(2005).Buku Ajar Fundamental Keperawatan :
Konsep, Proses dan Praktis.(Renata Komalasari, et al, Penerjemah). Ed.Ke-
4. Jakarta : EGCPotter,
P.A&Perry,A.G. (2009). Fundamental of Nursing. Vol 1. (Ed. ke-7).(Terj. Team
Salemba Medika bekerja sama dengan dr. Adrina Ferderika).Jakarta :
Salemba Medika.
Deswani. 2009. Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis. Jakarta: Salemba
Medika.
Nursalam.2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam.2009. Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik.
Jakarta: Salemba Medika.
Rubenfeld, M, Gaie. 2006. Berpikir Kritis dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.
Rubenfeld, M, Gaie. 2010. Berpikir Kritis untuk Perawat: Strategis Berbasis
Kompetensi. Jakarta:EGC