Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BERFIKIR KRITIS DALAM

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

Disusun oleh :

1. Revi Maulana Aziz 1601470047


2. Erlina Reno Griyandini 1601470048
3. Atika Puspita Sari 1601470052
4. Metta Santoso 1601470054
5. Ratih Rahmania K.N 1601470063
6. Yurindra Ajeng Setiyani 1601470066
7. Rendra Aghita Putra 1601470067
8. Rizki Faridatul Hakiki 1601470077
9. Dyah Tri Apriliasari 1601470081
10. Mauludina Zahroh 1601470083

S.Tr Keperawatan IVB

KEMENTRIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN MALANG

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN LAWANG

AGUSTUS 2019
UCAPAN TERIMAKASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah tugas
mata kuliah KDK 1 “Makalah Berfikir Kritis Dalam Keperawatan Gawat Darurat
”. Sholawat serta salam semoga senantiasa tetap terlimpahcurahkan atas
keharibaan baginda Rasulullah SAW, sebagai panutan dan penuntun ummat
sehingga akhir jaman. Amien.

Makalah ini dapat terselesaikan tidak lepas dari bantuan dan


bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
sampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Ns. Marsaid, M.Kep. dosen mata kuliah KDK 1


2. Ayah dan bunda yang senantiasa mendampingi dan memberikan dorongan
semangat dengan tulus ikhlas, serta banyak memberikan inspirasi, sehingga
penulis bisa menyelesaikan dengan lancar dan tepat waktu.
3. Semua pihak yang turut membantu pembuatan makalah ini yang tidak
bisa penyusun sebutkan satu persatu.

Penulis berharap semoga budi baik semua pihak tersebut diatas


mendapat balasan dari Allah SWT berupa pahala yang berlipat ganda.

Malang, 2 September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

UCAPAN TERIMA KASIH...................................................................................... i

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BABI PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 2

1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi dari berfikir kritis ................................................................. 3

2.2 Aspek-aspek berfikir kritis dalam keperawatan...........................4


2.3 Model berpikir kritis dalam keperawatan ....................................... 5

2.4 Indikator berpikir kritis dalam keperawatan ................................... 6

2.5 Tahap berpikir kritis dalam keperawatan ........................................ 7

2.6 Konsep berpikir kritis dalam keperawatan ...................................... 9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 10

DAFTAR RUJUKAN................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Berfikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesenambungan
mencakup interaksi dari suatu rangkayan pikiran dan persepsi. Sedangkan
berfikir kritis merupakan konsep dasar yang terdiri dari konsep berfikir yang
berhubungan dengan proses belajar dan kritis itu sendiri berbagai sudut
pandang selain itu juga membahas tentang komponen berfikir kritis dalam
keperawatan yang didalamnya dipelajari defenisi, elemen berfikir kritis, model
berfikir kritis, analisa berfikir kritis, berfikir logis dan kreatif, krakteristik
berfikir kritis, pemecahan masalah dan langka-langka pemecahan
masalah,proses pengambilan keputusan, fungsi berfikir kritis, model
pebggunaan atribut, proses intuisi, indikator, dan prinsip utama.
Perawat sebagai bagian dari pemberi layanan kesehatan, yaitu memberi
asuhan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan akan selalu
dituntut untuk berfikir kritis dalam berbagai situasi. penerapan berfikir kritis
dalam proses keperawatan dengan kasus nyata yang akan memberikan
gambaran kepada perawat tentang pemberian asuhan keperawatan yang
komprehensif dan bermutu. Seseorang yang berfikir dengan cara kreatif akan
melihat setiap masalah dengan sudut yang selalu berbeda meskipun obyeknya
sama, sehingga dapat dikatakan, dengan tersedianya pengetahuan baru,
seseorang profesional harus selalu melakukan sesuatu dan mencari apa yang
selalu efektif dan ilmia dan memberikan hasil yang lebih baik untuk
kesejateraan diri maupun orang lain.
Proses berfikir ini dilakukan sepenjang waktu sejalan dengan keterlibatan
kita dalam pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang kita miliki,
kita jadi lebih mampu untuk membentuk asumsi, ide-ide dan membuat
simpulan yang valid. Semua proses tersebut tidak terlepas dari sebuah proses
berfikir dan belajar.
1
2
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan dari makalah ini adalah :
1. Apa definisi dari berfikir kritis dalam keperawatan
2. Bagaimana aspek-aspek berfikir kritis dalam keperawatan
3. Bagaimana Model berpikir kritis dalam keperawatan
4. Bagaimana Indikator berpikir kritis dalam keperawatan
5. Bagaimana Tahap berpikir kritis dalam keperawatan
6. Bagaimana Konsep berpikir kritis dalam keperawatan

1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah :
1. Mengetahui definisi dari berfikir kritis dalam kegawatdaruratan
2. Mengetahui Bagaimana aspek-aspek berfikir kritis
3. Mengetahui Bagaimana Model berpikir kritis dalam keperawatan
4. Mengetahui Bagaimana Indikator berpikir kritis dalam keperawatan
5. Mengetahui Bagaimana Tahap berpikir kritis dalam keperawatan
6. Mengetahui Bagaimana Konsep berpikir kritis dalam keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI
Berpikir kritis merupakan suatu proses yang berjalan secara
berkisinambungan menjakup interaksi dari suatu rangkayan pikiran dan
presepsi. Sedangkan berpikir kritis merupakan konsep dasar yang terdiri dari
konsep berpikir yang berhubungan dengan proses belajar dan krisis itu sendiri
sebagai sudut pandang selain itu juga membahas tentang komponen berpikir
kritis dalam keperawatan yang didalamnya dipelajari krakteristik, sikap dan
standar berpikir kritis, analisis, pertanyaan kritis, pengambilan keputusan dan
kreatifitas dalam berpikir kritis.
Menurut para ahli (Pery dan Potter,2005), berpikir kritis adalah suatu
proses dimana seseorang atau individu dituntut untuk menginterfensikan atau
mengefaluasi informasi untuk membuat sebuah penilain atau keputusan
berdasarkan kemampuan,menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalaman.
Menurut Bandman (1988), berpikir kritis adalah pengujian secara rasional
terhadap ide-ide, kesimpulan, pendapat, prinsip, pemikiran,masalah,
kepercayaan, dan tindakan. Menutut Strader (1992), berpikir kritis adalah
suatu proses pengujian yang menitikberatkan pendapat atau fakta yang
mutahir dan menginterfensikan serta mengefaluasikan pendapat-pendapat
tersebut untuk mendapatkan suatu kesimpulan tentang adanya perspektif
pandangan baru.
Proses berpikir ini dilakukan sepanjang waktu sejalan dengan
keterlibatan kita dalam pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang
kita miliki, kita menjadi lebih mampu untuk membentuk asumsi, ide-ide dan
membuat kesimpulan yang valid, semua proses tersebut tidak terlepas dari
sebuah proses berpikir dan belajar.

3
4
Untuk lebih mengoptimalkan dalam proses berpikir kritis setidaknya
paham atau tau dari komponen berpikir kritis itu sendiri, dan komponen
berpikir kritis meliputi pengetahuan dasar, pengalaman, kompetensi, sikap
dalam berpikir kritis, standar/ krakteristik berpikir kritis.
Keterampilan kongnitif yang digunakan dalam berpikir kualitas tinggi
memerlukan disiplin intelektual, evaluasi diri, berpikir ulang, oposisi,
tantangan dan dukungan.
Berpikir kritis adalah proses perkembangan kompleks, yang berdasarkan
pada pikiran rasional dan cermat menjadi pemikir kritis adalah denominatur
umum untuk pengetahuan yang menjadi contoh dalam pemikiran yang disiplin
dan mandiri.

2.2 ASPEK-ASPEK BERPIKIR KRITIS


Kegiatan berpikir kritis dapat dilakukan dengan melihat penampilan dari
beberapa perilaku selama proses berpikir kritis itu berlangsung. Perilaku
berpikir kritis seseorang dapat dilihat dari beberapa aspek:
1. Relevance
relevansi ( keterkaitan ) dari pernyataan yang dikemukan.
2. Importance
Penting tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang dikemukaan.
3. Novelty
Kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau informasi
baru maupun dalam sikap menerima adanya ide-ide orang lain.
4. Outside material
Menggunakan pengalamanya sendiri atau bahan-bahan yang diterimanya
dari perkuliahan
5. Ambiguity clarified
Mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut jika dirasakan ada ketidak
jelasan
5
6. Linking ideas
Senantiasa menghubungkan fakta, ide atau pandangan serta mencari data
baru dari informasi yang berhasil dikumpulkan.
7. Justification
Memberi bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap suatu solusi atau
kesimpulan yang diambilnya. Termasuk didalamnya senantiasa
memberikan penjelasan mengenai keuntungan dan kerungian dari suatu
situasi atau solusi.

2.3 MODEL BERPIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN


Dalam penerapan pembelajaran pemikiran kritis di pendidikan
keperawatan, dapat digunakan tiga model, yaitu: feeling, vision model, dan
examine model yaitu sebagai berikut:
1. Feling Model
Model ini menerapkan pada rasa, kesan, dan data atau fakta yang
ditemukan. Pemikir kritis mencoba mengedepankan perasaan dalam
melakukan pengamatan, kepekaan dalam melakukan aktifitas keperawatan
dan perhatian. Misalnya terhadap aktifitas dalam pemeriksaan tanda vital,
perawat merasakan gejala, petunjuk dan perhatian kepada pernyataan serta
pikiran klien.
2. Vision model
Model ini dingunakan untuk membangkitkan pola pikir, mengorganisasi
dan menerjemahkan perasaan untuk merumuskan hipotesis, analisis,
dugaan dan ide tentang permasalahan perawatan kesehatan klien, beberapa
kritis ini digunakan untuk mencari prinsip-prinsip pengertian dan peran
sebagai pedoman yang tepat untuk merespon ekspresi.
3. Exsamine model
Model ini dungunakan untuk merefleksi ide, pengertian dan visi. Perawat
menguji ide dengan bantuan kriteria yang relevan. Model ini digunakan
untuk mencari peran yang tepat untuk analisis, mencari, meguji, melihat
6
konfirmasi, kolaborasi, menjelaskan dan menentukan sesuatu yang
berkaitan dengan ide.
Model berfikir kritis dalam keperawatan menurut para ahli,
a. Costa and colleagues (1985)
Menurut costa and colleagues klasifikasi berpikir dikenal sebagai ‘the
six Rs” yaitu:
 Remembering ( mengingat)
 Repeating (mengulang)
 Reasoning (memberi alasan)
 Reorganizing (reorganisasi)
 Relating (berhubungan)
 Reflecting (merenungkan)
b. Lima model berpikir kritis
 Total recall
 Habits ( kebiasaan)
 Inquiry ( penyelidikan / menanyakan keterangan )
 New ideas and creativity
 Knowing how you think (mengetahui apa yang kamu pikirkan)
Ada empat alasan berpikir kritis yaitu: deduktif, induktif, aktifitas
informal, aktivitas tiap hari, dan praktek. Untuk menjelaskan lebih mendalam
tentang defenisi tersebut, alasan berpikir kritis adalah untuk mengenalisis
penggunaan bahasa, perumusan masalah, penjelasan, dan ketegasan asumsi,
kuatnya bukti-bukti,menilai kesimpulan, membedakan antara baik dan
buruknya argumen serta mencari kebenaran fakta dan nilai dari hasil yang
diyakini benar serta tindakan yang dilakukan.

2.4 INDIKATOR BERFIKIR KRITIS


Karakteristik lain yang berhubungan dengan berpikir kritis, dijelaskan
Beyer (1995) :
7
1) Watak (dispositions)
Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap
skeptis, sangat terbuka, menghargai sebuah kejujuran, respek terhadap
berbagai data dan pendapat, respek terhadap kejelasan dan ketelitian,
mencari pandangan-pandangan lain yang berbeda, dan akan berubah sikap
ketika terdapat sebuah pendapat yang dianggapnya baik.
2) Kriteria (criteria)
a. Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria /patokan.
Untuk sampai ke arah sana maka harus menemukan sesuatu untuk
diputuskan atau dipercayai. Argumen dapat disusun dari beberapa
sumber pelajaran, namun akan mempunyai kriteria yang berbeda.
b. Apabila kita akan menerapkan standarisasi maka haruslah berdasarkan
kepada relevansi, keakuratan fakta-fakta, berlandaskan sumber yang
kredibel, teliti, tidak bias, bebas dari logika yang keliru, logika yang
konsisten, dan pertimbangan yang matang.
3) Argumen (argument)
Argumen adalah pernyataan atau proposisi yang dilandasi oleh data-data.
Keterampilan berpikir kritis akan meliputi kegiatan pengenalan, penilaian,
dan menyusun argumen.
4) Pertimbangan atau pemikiran (reasoning)
Yaitu kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari satu atau beberapa
premis. Prosesnya akan meliputi kegiatan menguji hubungan antara
beberapa pernyataan/data.
5) Sudut pandang (point of view)
 Sudut pandang adalah cara memandang atau menafsirkan dunia ini,
yang akan menentukan konstruksi makna.
 Seseorang yang berpikir dengan kritis akan memandang sebuah
fenomena dari berbagai sudut pandang yang berbeda.
8
6) Prosedur penerapan kriteria (procedures for applying criteria)
 Prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan prosedural.
 Prosedur tersebut akan meliputi merumuskan permasalahan,
menentukan keputusan yang akan diambil, dan mengidentifikasi
perkiraan-perkiraan.

2.5 TAHAPAN BERFIKIR KRITIS


1. Keterampilan Menganalisis
Keterampilan menganalisis merupakan suatu keterampilan
menguraikan sebuah struktur ke dalam komponen-komponen agar
mengetahui pengorganisasian struktur tersebut. Dalam keterampilan
tersebut tujuan pokoknya adalah memahami sebuah konsep global
dengan cara menguraikan atau merinci globalitas tersebut ke dalam
bagian-bagian yang lebih kecil dan terperinci. Pertanyaan analisis,
menghendaki agar pembaca mengindentifikasi langkah-langkah logis
yang digunakan dalam proses berpikir hingga sampai pada sudut
kesimpulan (Harjasujana, 1987).

2. Keterampilan Mensintesis
Keterampilan mensintesis merupakan keterampilan yang
berlawanan dengan keteramplian menganallsis. Keterampilan
mensintesis adalah keterampilan menggabungkan bagian-bagian
menjadi sebuah bentukan atau susunan yang baru. Pertanyaan sintesis
menuntut pembaca untuk menyatupadukan semua informasi yang
diperoleh dari materi bacaannya, sehingga dapat menciptakan ide-ide
baru yang tidak dinyatakan secara eksplisit di dalam bacaannya.
Pertanyaan sintesis ini memberi kesempatan untuk berpikir bebas
terkontrol (Harjasujana, 1987: 44).
3. Keterampilan Mengenal dan Memecahkan Masalah
Keterampilan ini merupakan keterampilan aplikatif konsep kepada
beberapa pengertian baru. Keterampilan ini menuntut pembaca untuk
9
memahami bacaan dengan kritis sehinga setelah kegiatan membaca
selesai siswa mampu menangkap beberapa pikiran pokok bacaan,
sehingga mampu mempola sebuah konsep. Tujuan keterampilan ini
bertujuan agar pembaca mampu memahami dan menerapkan konsep-
konsep ke dalam permasalahan atau ruang lingkup baru (Walker,
2001).
4. Keterampilan Menyimpulkan
Keterampilan menyimpulkan ialah kegiatan akal pikiran manusia
berdasarkan pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang dimilikinya,
dapat beranjak mencapai pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang
baru yang lain (Salam, 1988). Berdasarkan pendapat tersebut dapat
dipahami bahwa keterampilan ini menuntut pembaca untuk mampu
menguraikan dan memahami berbagai aspek secara bertahap agar
sampai kepada suatu formula baru yaitu sebuah simpulan. Proses
pemikiran manusia itu sendiri, dapat menempuh dua cara, yaitu :
deduksi dan induksi. Jadi, kesimpulan merupakan sebuah proses
berpikir yang memberdayakan pengetahuannya sedemikian rupa untuk
menghasilkan sebuah pemikiran atau pengetahuan yang baru.

5. Keterampilan Mengevaluasi atau Menilai


Keterampilan ini menuntut pemikiran yang matang dalam
menentukan nilai sesuatu dengan berbagai kriteria yang ada.
Keterampilan menilai menghendaki pembaca agar memberikan
penilaian tentang nilai yang diukur dengan menggunakan standar
tertentu (Harjasujana, 1987: 44).

2.6 KONSEP BERFIKIR KRITIS


1. Dasar Pengetahuan Khusus
Komponen pertama berfikir kritis adalah dasar pengetahuan khusus
perawat dalam keperawatan. Dasar pengetahuan ini beragam sesuai
10
dengan program pendidikan dasar keperawatan dan jenjang pendidikan
berkelanjutan tambahan.
2. Pengalaman
Pengalaman klinis memberikan suatu sarana laboratorium untuk
menguji pengetahuan keperawatan . Perawat akan mengetahui bahwa
pendekatan teori mempunyai landasan kerja yang penting untuk praktik
tetapi harus dibuat modifikasi untuk merangkul lingkungan praktik,
kualitas keunikan yang ada.
3. Kompetensi
Kompetensi dalam pemikiran kritis adalah proses kognitif yang
digunakan perawat untuk membuat penilaian keperawatan. Kompetensi
berfikir kritis dibagi menjadi 3 :
a. Kompetensi Umum
b. Kompetensi Khusus dalam situasi klinis
c. Kompetensi khusus dalam keperawatan
4. Sikap
Sikap adalah adalah nilai yang diyakini terbentuk dalam bentuk
pemikiran yang termanifestasi dalam sebuah tindakan. Adapun yang
mencakup sikap antara lain :
a. Tanggung gugat
b. Berfikir mandiri
c. Mengambil resiko
d. Kerendahan hati
e. Integritas
f. Ketekunan
g. Kreatif
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Kemampuan berfikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial
untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek
kehidupan lainnya.
Sebagai perawat atau tenaga medis lain, kita di tuntut untuk berfikir kritis
guna untuk bisa menngani pasien agar leih efektif dan efisien. Meskipun di
tuntut untuk berfikir kritis perawatdalam melakukan tindakan harus tetap
sesuai dengan tugas dan peran perawat dan tidak boleh menyalahi peraturan
ataupun wewenang dari tenaga medis lainnya.
Perawat tidak mempunyai wewenang untuk meresepkan obat atau
memberikan injeksi obat obatan tanpa perintah dokter. Dan jika perawat
melanggar, ia bisa di tuntut pidanan. Oleh karena itu, perawat harus
menyesuaikan tugas dan perannya dengan tenaga medis lain, misal dokter.

11
12
DAFTAR PUSTAKA
Ackley,B.J & Ladwig, G. B. (2014). Nursing Diagnosis Handbook : An Evidence-
Based Guide to Planning Care. (Ed. ke-10). ST Louis, MI :Mosby Elsevier.
Capernito-Moyet,L.J. (2001).Buku Saku Diagnosa Keperawatan. (Terj.
MonicaEster). Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
DeLaune,S.C & Ladner,P.K (2011). Fundamental of Nursing : Standards
and Practice, (Ed. ke-4). New York : Delmar.
Doenges,M.E. (1995). Penerapan Proses Keperawatan dan DiagnosaKeperawatan.
(Terj. I Made Kariasa). Jakarta : Penerbit Buku KedokteranEGC.
Potter,P.A & Perry,A.G. (1997). Fundamental of Nursing Concept: Buku
Ajar Fundamental Keperawatan, Ed. 4th. Volume 1. United States of
America:Mosby. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,
danPraktik Vol. 1 E/4. Yulianti & Ester. EGC. JakartaPotter,
P.A&Perry,A.G.(2005).Buku Ajar Fundamental Keperawatan :
Konsep, Proses dan Praktis.(Renata Komalasari, et al, Penerjemah). Ed.Ke-
4. Jakarta : EGCPotter,
P.A&Perry,A.G. (2009). Fundamental of Nursing. Vol 1. (Ed. ke-7).(Terj. Team
Salemba Medika bekerja sama dengan dr. Adrina Ferderika).Jakarta :
Salemba Medika.
Deswani. 2009. Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis. Jakarta: Salemba
Medika.
Nursalam.2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam.2009. Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik.
Jakarta: Salemba Medika.
Rubenfeld, M, Gaie. 2006. Berpikir Kritis dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.
Rubenfeld, M, Gaie. 2010. Berpikir Kritis untuk Perawat: Strategis Berbasis
Kompetensi. Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai