Anda di halaman 1dari 34

Farmakoterapi obat-obat emergency

Ira Rahmawati, S.Kep.,Ns., MNSc(EM)


2019
Kemampuan akhir yang diharapkan

Setelah mengikuti pembelajaran, mahasiswa mampu:


o Menjelaskan pengertian farmakokinetik dan
farmakodinamik obat
o Menjelaskan farmakokinetik obat-obat emergency
o Menjelaskan farmakodinamik obat-obat emergency
o Menjelaskan indikasi dan kontraindikasi pemberiaan
obat-obat emergency
o Mendemonstrasikan pemberian obat-obat
emergency
Definisi

Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari tentang obat dan


seluruh aspeknya, baik sifat kimia, fisik, kegiatan fisiologi dan
nasibnya didalam tubuh

Farmakoterapi adalah ilmu yang mempelajari tentang


penggunaan obat dalam pencegahan dan pengobatan penyakit

Farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang cara membuat,


memformulasikan, menyimpan dan menyediakan obat
Farmakokinetik

Proses yang dialami obat ketika masuk kedalam tubuh. Terdiri dari
4 Tahap

1. Absorpsi
2. Distribusi
3. Metabolisme/ biotransformasi
4. ekskresi

Konsentrasi Kritis : adalah konsentrasi obat didalam darah yang


diperlukan untuk menimbulkan efek yang terapeutik
Absorpsi

Masuknya obat dari tempat pemberian kedalam darah.

Contoh:
1. Obat yang diberikan secara oral akan diabsorpsi di usus halus
Usus halus >> pembuluh darah kapiler >> Pembuluh darah mesentrik >> vena porta
>> hepar >> Pembuluh darah

2. Sublingual >> lebih cepat, langsung ke vana cava, contoh nitrogliserin


3. Rektal
4. Jaringan subkutan
5. Otot

Hal Yang perlu diperhatikan dalam proses absorpsiadalah adanya Efek Lintas Pertama
Distribusi

o Bagian obat yang berhasil melewati efek lintas pertama memasuki


sirkulasi untuk dihantarkan ke seluruh tubuh.
o Perfusi jaringan yang adekuat, kelarutan obat dalam lemak
merupakan faktor penting dalam distribusi zat aktif obat.
o Obat akan berikatan dengan protein didalam darah. Obat terebut
harus dilepaskan dari sisi pengikat protein agar dapat dapat masuk
kedalam jaringan untuk bereaksi
o Barrier darah otak. Hanya obat yang sangat larut dalam lemak yang
dapat menembus barrier darah otak dan mencapai SSP
Biotransformasi (Metabolisme)

o Biotransformasi merupakan proses yang merubah obat menjadi


zat kimia baru yang kurang aktif dan mudah diekskresikan
o Hati merupakan tempat metabolisme obat yang utama
o Struktur intraseluler sel-sel hepatic dilapisi enzim-enzim yang
dikenal dengan sistem microsomal hepatic dan berperan dalam
menyebabkan efek lintas pertama >>> jelaskan!
o Jika hati tidak berfungsi secara efektif maka obat tidak dapat
dimetabolisme, dan kadar toksik akan terjadi dengan cepat.
Ekskresi

o Pengeluaran obat dari dalam tubuh


o Ginjal mempunyai peran paling penting dalam ekskresi obat
o Rute ekskresi obat yang lain adalah feses, keringat
Obat Kardiovaskuler
Gagal Jantung
Review Patofisilogi Gagal Jantung
o Gagal jantung adalah curah jantung tidak cukup memenuhi
kebutuhan O2 tubuh.
o Penyebab adalah kelainan structural dan fungsional jantung
o Manifestasi klinik yang utama adalah sesak nafas, rasa lelah dan
retensi cairan.
Patofisiologi gagal Jantung
Gagal Jantung Sistolik >< Gagal Jantung Diastolik

Gagal Jantung Sistolik Gagal Jantung Diastolik


Kekuatan kontraksi ventrikel ↓; Ejeksi Relaksasi dinding Ventrikel
Ventrikel ↓; Curah Jantung ↓ terganggu, pengisian darah ↓; Curah
jantung ↓
Umumnya disebabkan Infark Umumnya disebabkan Hipertensi
Miokard

12
Kompensasi Utama pada kondisi Gagal Jantung Sistolik adalah:
1. Sistem Simpatis
2. Activasi sistem Renin-Agiotensin-Aldosteron (RAA)
Mekanisme Kompensasi lama kelamaan akan memperburuk disfungsi
miokard:

Hipertrofi dinding ventrikel → fibrosis →proses remodelling jantung →


kontraktilitas otot jantung ↓↓ → curah jantung semakin menurun →
dekompensasi jantung.
Pengobatan Gagal Jantung

Tujuan Pengobatan:
1. Mencegah memburuknya fungsi jantung > diberikan ACE Inhibitor
dan Beta Bloker, calsium channel blocker
2. Mengurangi gejala-gejala gagal jantung > Diuretik, Vasodilator dan
Inotropik.

15
ACE Inhibitor (Angiotensin Converting Enzyme
Inhibitor)
o Menghambat konversi Angiotensin I (Ang I) menjadi angiotensin II
(Ang II). Angiotensin II
o Angiotensin II akan berikatan dengan reseptor AT1 dan
menyebabkan:
- Vasokontriksi
- Pelepasan aldosterone → ↑↑ reabsorpsi Na dan air di ginjal
- ↑↑ aktivitas simpatis
- hipertrofi miokard
o ACE Inhibitor akan mengurangi pembentukan Ang II sehingga
memberikan efek:
- mengurangi hypertrofi miokard
- menurunkan preload jantung 16
- menghambat progresifitas remodelling jantung
Contoh Obat yang termasuk ACE inhibitor

1. Kaptopril (Capote) > untuk pengobatan hipertensi dan gagal


jantung kongestif dan disfungsi ventrikel kiri setelah MI
2. Enalapril (Vasotec) > HT, GJK,
3. Lisinopril
4. Benazepril
5. Ramipril
6. kuinapril

17
Cara Kerja Obat dan Indikasi Terapeutik

Farmakokinetik
o Obat-obat ini dapat diabsorpsi dengan baik, didistribusi secara luas,
metabolisme dihati dan ekresi melalui urine dan feses.
o Ace inhibitor dapat menembus plasenta >> tidak boleh digunakan
selama kehamilan dan menyusui

Kontraindikasi dan Peringatan


o Alergi terhadap ACE inhibitor
o Kerusakan fungsi ginjal
o Kehamilan
o Laktasi
o Hati-hati penggunaanya pada pasien yang mengalami hiponatremia
18
ACE inhibitor

Efek samping:
o Takikardia, aritmia jantung, iritasi GI, konstipasi, fotosensitivitas,
dermatitis, dan batuk membandel

Interaksi obat
Dengan allopurinol > meningkatkan reaksi hipersensitivitas
Terjadi penurunan absorpsi obat oral ini jika digunakan bersama
makanan.

19
Pertimbangan Keperawatan untuk Pasien
yang mendapatkan ACE inhibitor

o Kaji apakah terdapat kontraindikasi pada pasien, alergi,


gangguan fungsi ginjal.
o Jelaskan mengenai efek samping obat dan kaji sebelum dan
sesudah mengonsumsi obat
o Pantau dengan seksama pada pasien dengan diare, muntah
atau dehidasi karena dapat mengalami hipotensi berlebihan
yang dapat terjadi
o Berikan tindakan yang membantu rasa nyaman pasien.
Misalnya memberikan makanan dengan porsi sedikit tapi
sering, jaga keamanan pasien, dan perawatan kulit jika 20
diperlukan
Calcium Channel Blocker/ Penyekat Saluran Kalsium

Calcium Channel Blocker yang digunakan untuk pengobatan


hipertensi adalah:
1. Amlodipin (Norvasc)
2. Diltiazem (Cardizem, Tiamate)
3. Felodipin (Plendil)
4. Isradipin (DynaCirc)
5. Nikardipin (Cardene): Hipertensi dan angina> tersedia dalam
bentuk intravena
6. Nifedipin (Procardia XL)
7. Nisoldipin (sular) 21
8. Verapamil (Calan SR)
Mekanisme kerja Calcium channel blocker
o Menghambat pergerakan ion kalsium masuk kedalam membrane sel
miokard dan sel pembuluh darah arteri sehingga menghambat kontraksi sel
otot miokard
o Memperlambat pembentukan impuls jantung
o Relaksasi dan dilatasi arteri >> menurunkan tekanan darah
o Penurunan aliran darah balik vena ke jantung
Farmakokinetik
o Diabsorpi di saluran cerna dengan baik, metabolisme terjadi di hati,
ekskresi melalui urine
o Dapat menembus plasenta, dan air susu ibu >> tidak dianjurkan
dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui
Kontraindikasi dan peringatan
o Alergi
o Sick sinus syndrome 22
o Disfungsi hati dan ginjal
o Kehamilan dan menyusui
Calcium Channel blocker
Efek samping
o Sakit kepala, keletihan, pusing
o Mual
o Hipotensi, bradikardia, blok jantung

Agen lain yang digunakan dalam pengobatan gagal jantung


o Vasodilator : contoh nitroprusid, diazoksid, hidralazin
o Diuretik: contoh furosemide

23
1. Jelaskan mekanisme kerja diuretik?
2. Apa yang dimaksud dengan diuretic hemat kalium,
berikan contohnya
3. Intervensi keperawatan yang harus
dipertimbangkan sebelum memberikan diuretik

24
Agen Antihipotensif

o Hipotensi berat atau syok merupakan kondisi gawat yang harus


ditangani dengan segera.

Dopamine
o Merupakan beta adrenergic agonist >> maksudnya dapat bereaksi
dengan reseptor adrenergic dan menghasilkan efek respon stress
simpatis, yaitu vasokontriksi dan peningkatan kontraktilitas otot
jantung (efek vasopressor dan inotropic)
o Dosis pemberian 2 – 20 micro/kg BB/menit
o Dopamine harus diberikan secara IV infusion atau IV drip

25
Sebagai perawat anda harus dapat memberikan dopamine secara tepat
Rumus pemberian dopamine

26
Efek samping pemberian Dopamine

o Sakit kepala
o Mual dan muntah
o Menggigil
o Palpitasi
o Ectopic beats
o takikardia

27
Farmakoterapi Pada Kasus Sindrom Koroner
Akut
Aspirin
o Acetylsalicyclic Acid (ASA)
o Merupakan first line therapy pada SKA
o Menurunkan aggregasi trombosit
o Rapid Affect : efek maksimal terjadi dalam 15-30 menit, efek
menetap selama masa hidup platelet (7-10 hari)
o Loading dose 300 mg (daily dose 75-150 mg)

28
Farmakoterapi Pada Kasus Sindrom Koroner
Akut
o Aspirin menurunkan kematian atau terjadinya MI sampai dengan
50% pada pasien NSTEMI
o Efek samping utama: GI bleeding
o Kontraindikasi : peptic ulser aktif, alergi terhadap aspirin atau
NSAID, gangguan perdarahan lain
o Reaksi alergi dapat berupa: bronkospasme, angioedema, rhinitis

29
Farmakoterapi Pada Kasus Sindrom Koroner
Akut

Angiodema

30
Farmakoterapi Pada Kasus Sindrom Koroner
Akut
Clopidogrel
o Nama dagang: Plavix
o Inhibitor platelet aggregation
o Effect : bertahan sampai masa hidup trombosit >> 7-10 hari
o Loading dose 300 mg dilanjutkan 75mg/ hari
setelah diberikan loading dose 300 mg >> mencegah aggregasi
trombosit dalam 4-6 jam.
o CPG lebih aman dan efektif dibandingkan ASA karena resiko
perdarahan saluran cerna lebih kecil
o Efek samping: dyspepsia, abdominal, pain, Bleeding including
GI tract
31
o Efek samping yang jarang: intracranial bleeding, trombocitpenia.
Farmakoterapi Pada Kasus Sindrom Koroner
Akut
Nitrat
o Cedocard, NTG, Nitrogliserin
o Menyebabkan relaksasi otot polos pembuluh darah
o Vasodilatasi vena akan menurunkan preload
o Nitrat diberikan secara SL, spray, patch, oral dan IV infusion

Efek samping pemberian Nitrat


o Headache, takikardia, hipotensi,
o Orthostatuc hipotensi,dizziness
o Edema perifer
32
Farmakoterapi Pada Kasus Sindrom Koroner
Akut
Low Molecular weight heparin – LMWH
o antikoagulan
o Enoxaparin (Clexane)
o Diberikan secara fixed dose, injeksi subkutan
o Tidak memerlukan monitoring kadar antikoagulan
o Jarang menyebabkan thrombocytopenia
Kerugian: jika PCI diindikasikan Karena, LMWH memiliki efek
long acting.

33
Daftar Pustaka
Morton, PG., Fontaine, D., Hudak, CM & Gallo, BM. (2011). Keperawatan
Kritis: Pendekatan Asuhan Holistik. Edisi 8. Jakarta: EGC.
Turris, SA & Finamore, S 2011. “What Every Emergency Nurse needs to
know about aspirin: An update’, International Emergency Nursing, vol. 19, no.
3, pp.152-153.

34

Anda mungkin juga menyukai