Anda di halaman 1dari 24

TERAPI FARMAKOLOGI PADA SISTEM

KARDIOVASKULER DAN ENDOKRIN

SISTEM KARDIOVASKULER
GANGGUAN PADA JANTUNG
0 HIPERTENSI
0 GANGGUAN FREKUENSI DENYUT JANTUNG DAN IRAMA
JANTUNG
0 ARITMIA
0 ISCHEMIC HEART DISEASE (PENYAKIT ATEROSKLEROSIS/PJK)
0 ANGINA PECTORIS
0 INFARK MIOKARD
0 CONGESTIVE HEART FAILURE (GAGAL JANTUNG KONGESTIV)
OBAT-OBAT JANTUNG
1. VASODILATOR
a. Golongan nitrat
b. Ca-bloker
c. Inhibitor Fosfodiesterase
Phosphodiesterase (PDE) Inhibitors
d. Gol. Lain : ACE inhibitor, AR2B, Agonis reseptor α2 dan
antagonis α1
2. DIURETIK
3. OBAT ANTITROMBOTIK (ANTIKOAGULAN, ANTIPLATELET,
TROMBOLITIK)
4. B-BLOKER
5. KARDIOTONIK
a. Glikosida jantung (digoksin)
b. Simpatomimetik / Dopaminergik (dopamin)
c. Penghambat fosfodiesterase (amrinon)
6. OBAT-OBAT YANG MENGURANGI KADAR LEMAK DALAM
DARAH
GOL1. ONGAN OBAT VASODILATOR
GOLONGAN OBAT VASODILATOR
A. Nitrat Organik dan Sodium Nitroprusid
Contoh: gliseril trinitrat ,
nitrogliserin
isosorbid dinitrat (ISDN)
B. Inhibitor Fosfodiesterase Phosphodiesterase (PDE) Inhibitors
 Termasuk golongan Phosphodiesterase Inhibitors adalah
Amrinone, Milrinone dan Sildenafil, vardenafil, tadalafil  are
used to promote erection.
C.Obat Penyekat Kanal Kalsium ( Ca2+ Channel Blockers
Obat yang termasuk golongan ini adalah dihidropiridin ( nifedipin,
amlodipin dan felodipin), benzothiazepin (diltiazem), dan
fenilalkilamin (verapamil).
D.Pembuka Kanal Kalium ( K+ Channel Openers )
 Obat yang termasuk golongan K+ Channel Openers adalah
minoxidil, cromakalim, pinacidil, nicorandil.
E. Antagonis Reseptor Endothelin
Obat yang termasuk golongan ini adalah bosentan, sitaxsentan.
F. Golongan Lain Yang Memodulasi Tekanan Vaskular
a. Hidralazin (Hydralazine)
Hidralazin suatu turunan hidrazin yang efeknya mendilatasi arteriol dan
bukan vena.
b. Antagonis α1-Adrenergik
Yang termasuk obat golongan antagonis α1-adrenergik adalah Prazosin
dan Terazosin.
c. Antagonis β-Adrenergik
Antagonis β2-adrenergik secara klinik banyak digunakan untuk mengatasi
hipertensi, angina, cardiac arrhythmias dan kondisi lainnya.
d. Penyekat Sistem Renin-Angiotensin (Renin-Angiotensin System
Blockers)
Efek hipotensi dari inhibitor ACE disebabkan oleh penurunan katabolisme
dari bradikinin, pelepasan vasorelaksan adalah respon dari stimulasi inflamasi.
Golongan obat ini digunakan untuk mengatasi hipertensi dan gagal
jantung.

2. DIURETIK

Diuretik
Obat yang dapat meningkatkan volume urin
Diuresis mempunyai dua pengertian
1. Menunjukkan adanya penambahan volume urin yang diproduksi
2. Menunjukkan jumlah pengeluaran zat-zat terlarut dalam air.
0 Paling umum Diuretik bekerja dengan menghambat reabsorbsi Na
sehingga Na banyak diekskresikan
(Natriuresis  mengacu pada peningkatan ekskresi natrium ginjal)
0 Obat-obat natriuretik umumnya selalu meningkatkan sekresi air, sehingga
disebut “diuretika” dan diasumsikan terjadi peningkatan ekskresi
natrium.

Golongan Diuretik
1. Inhibitor Karbonat Anhidrase: Acetazolamide
2. Osmotic Diuretic : Manitol
3. Loop Diuretic: Furosemid
4. Aldosterone Antagonis : Spironolactone
5. Thiazid: Hydrochlorothiazide
6. Antagonis Hormon Antidiuretik: golongan Vaptan
Carbonic Anhydrase Inhibitor
Lokasi ENZIM Karbonat Anhydrase:
terdapat di banyak tempat bagian nefron, predominan sel epitel tubulus
proksimal,
CONTOH:
Acetazolamide. Efek menyeluruh dari Acetazolamide maksimal
meliputi sekitar 45% penghambatan dari reabsorpsi bikarbonat dari
keseluruhan ginjal
2. Diuretika Ansa Henle ( Loop Diuretics )
CONTOH:
Furosemide dan Asam etakrinat, Bumetanide, Torsemide
3. Diuretik Thiazide
0 CONTOH:
Hydrochlorothiazide, Metolazone,indapamid dll

0 MEKANISME KERJA:
Thiazide menghambat reabsorpsi NaCl di sisi luminal sel epitel di tubulus
distal dengan menghambat pengangkut Na+/Cl-.
4. Diuretik Hemat Kalium
5. CONTOH:
6. Spironolaktone, eplerenon, triamterene, amiloride.
7. MEKANISME KERJA:
8. Diuretik ini menghambat reabsorpsi Na+ dan mencegah sekresi K+
dengan melawan efek aldosteron di tubulus pengumpul. Inhibisi terjadi
melalui antagonisme farmakologis langsung reseptor mineralokortikoid
(Spironolaktone eplerenon) atau dg menghambat influks Na+ melalui
saluran ion di membran luminal (triamterene, amiloride)
5. Diuretika Osmotik
0 CONTOH:
Manitol, terutama digunakan untuk menurunkan peningkatan tekanan
intrakranial.
6. Antagonis Hormon antidiuretik
CONTOH:
golongan Vaptan, Litium dan demeklosiklin (digunakan secara terbatas
pada situasi tertentu)
Penggunaan Diuretik
0 Mobilisasi Udem
Biasanya menggunakan diuretik kuat (furosemid)
Penggunaan Diuretik
• Congestive Heart Failure
Diuretik Meringankan kerja jantung dalam meng-ejeksi-kan darah dari
jantung (menurunkan afterload) dengan menurunkan resistensi perifer serta
digunakan pada kondisi Overload cairan (udem) akibat CHF
Diuretik golongan tiazid, digunakan bila fungsi ginjal normal.
Diuretik kuat biasanya furosemid, terutama bermanfaat pada penderita dengan
gangguan fungsi ginjal. Diuretik hemat kalium, digunakan bersama tiazid atau
diuretik kuat bila ada bahaya hipokalemia.
0 Hipertensi
Diuretik bekerja menghambat reabsorpsi Na+ di tubulus, sehingga Na+
dan air banyak diekskresi, akibatnya volume air dan jumlah Na+ vaskular
berkurang  resistensi perifer akan berkurang  Tekanan darah berkurang.
Diuretik golongan Tiazid, merupakan pilihan utama step 1, pada sebagian
besar penderita. Diuretik kuat (biasanya furosemid), digunakan bila terdapat
gangguan fungsi ginjal atau bila diperlukan efek diuretik yang segera. Diuretik
hemat kalium, digunakan bersama tiazid atau diuretik kuat, bila ada bahaya
hipokalemia.

Penggunaan Diuretik
0 Sindrom nefrotik
Biasanya digunakan tiazid atau diuretik kuat bersama dengan
spironolakton
0 Acute angle closure glaucoma
Diuretik osmotik atau asetazolamid digunakan prabedah.
Untuk pemilihan obat Diuretik a yang tepat ada baiknya anda harus periksakan
diri dan konsultasi ke dokter.
0 Payah ginjal akut
Manitol dan/atau furosemid, bila diuresis berhasil, volume cairan tubuh
yang hilang harus diganti dengan hati-hati.
0 Penyakit hati kronik
spironolakton (sendiri atau bersama tiazid atau diuretik kuat).
0 Udem otak
Diuretik osmotik

0 Hiperklasemia
Diuretik furosemid, diberikan bersama infus NaCl
hipertonis.
0 Batu ginjal (kebanyakan karena gangguan reabsorpsi Ca2+  batu
kalsium)
Diuretik tiazid (meningkatkan reabsorpsi Ca2+  brkurang
konsentrasi Ca2+ di urin)
0 Diabetes insipidus (karena defisiensi produksi hormon antidiuretik)
Diuretik golongan tiazid disertai dengan diet rendah garam
0 Open angle glaucoma
Diuretik asetazolamid digunakan untuk jangka panjang.

ANTITHROMBOTIC
RESPON NORMAL TERHADAP
CIDERA/KERUSAKAN VASKULAR
• 1. Vasokonstriksi sementara pada vaskular yang cidera (untuk
mengurangi aliran darah)
• 2. Hemostatis primer (pembentukan sumbat trombosit/platelet)
• 3. Koagulasi (Pembentukan bekuan darah)
ANTITHROMBOTIC
0 Obat-obat antithrombotic digunakan untuk mencegah atau menangani
trombosis.
0 Ada 3 golongan obat yang dapat digunakan untuk mengatasi
pembentukan trombus yaitu :
1. Anti platelet (with the predominance of platelets in arterial thrombi,
strategies to inhibit or treat arterial thrombosis focus mainly on
antiplatelet agents, although, in the acute setting, they often include
anticoagulants and fibrinolytic agents)
2. Antikoagulan (the mainstay of prevention and treatment of venous
thromboembolism because fibrin is the predominant component of
venous thrombi.)
3. Trombolitik (selected patients with venous thromboembolism, ex:
massive PE)

Beberapa Penyakit
Penyakit Jantung Koroner
ST-segment elevation myocardial infarction (STEMI) to presentations found in
non–ST-segment elevation myocardial infarction (NSTEMI) or in unstable
angina)
CVD / Stroke
Trombosis Vena Dalam (DVT)
Venous thromboembolism (VTE)
Pulmonali embolism (PE)

ANTIPLATELET
Golongan obat anti platelet dapat dikelompokan menjadi :
 inhibitor cyclooxygenase (COX)
 inhibitor phosphodieterase
 inhibitor reseptor ADP pathway
 antagonis GPIIb-IIIa (Glikoprotein)

Inhibitor Cyclooxygenase (COX)


0 Aspirin (asam asetilsalisilat) adalah antiplatelet digunakan luas, sebagai
antiplateet yang murah dan efektif.
0 Aspirin bekerja menghambat enzim Cyclooxygenase (COX) (asetilasi)
sehingga terjadi penurunan pembentukan TxA2 thromboxane A2
Indikasi: mencegah kejadian kardiovaskular sekunder (seperti kematian akibat
penyakit infark miokard, dsb) pada pasien dengan penyakit arteri koroner,
serebrovaskular, atau periferal vaskular. Dibandingkan dengan placebo, aspirin
dapat menyebabkan penurunan 25% resiko kematian berhubungan dengan
kardiovaskular, infark miokard dan stroke.
Dosis: 75-325 mg/hari (dosis 75-100 mg lebih dianjurkan, karena resiko ES)
Efek samping: gastrointestinal, dari dispepsia hingga gastritis dan ulkus peptik
dengn perdarahan, perdarahan.
Inhibitor Phosphodiesterase
0 Inhibitor Phosphodiesterase: Dipyridamole.
0 Dipyridamol merupakan agen antiplatelet yang relatif lemah jika
digunakan sendiri. Dalam kombinasi dengan aspirin dosis rendah
(aggrenox) digunakan untuk mencegah stroke pada pasien yang
mengalami serangan iskemia transient.
0 Dosis: aggrenox 2x sehari, tiap kapsul megandung 200 mg dipyridamole
dan 25 mg aspirin.
0 Efek samping: efek vasodilator, komplain gastrointestinal.
Inhibitor Reseptor ADP Pathway
0 Inhibitor reseptor ADP pathway: Ticlopidine dan Clopidogrel
(derivate Thienopyridine)
0 Indikasi: seperti aspirin. Karena onsent aksi tertunda, tidak
direkomendasikan untuk pasien infark miokard akut. Clopidogrel
menggantikan ticlopidin karena lebih potent dan profil keamanan lebih
baik. Clopidogrel berdasarkan penelitian lebih efektif dari aspirin, tapi
lebih mahal.
0 Dosis: Ticlopidin 250 mg (2x sehari), clopidogrel 75 mg/hari.
0 Efek samping: gastrointestinal, neutropenia, trombositopenia. Efek
samping lebih jarang pada penggunaan Clopidogrel.
Antagonis GPIIb-IIIa
0 Eptifibatide, Abciximab, dan Tirofiban.
0 Indikasi: Acute coronary syndrome (refers to a spectrum of clinical
presentations ranging from those for ST-segment elevation myocardial
infarction (STEMI) to presentations found in non–ST-segment elevation
myocardial infarction (NSTEMI) or in unstable angina)
0 Pemberian: semua antagonis GPIIb/IIIa diberikan IV diikuti dg infus.
0 Efek samping: perdarahan, trombositopenia
ANTIKOAGULAN
ANTIKOAGULAN Adalah zat yang dapat mencegah pembekuan darah
dengan jalan menghambat pembentukan fibrin.
0 UFH (Unfractionated Heparin)
ES : perdarahan, kelainan pembekuan darah (5%), trombositopenia
0 Warfarin
ES : perdarahan (1-10%)
0 LMWH (Low Molecular Weight Heparin) : enoxaparin, dalteparin 
trombositopenia <<  lebih aman daripada UFH
ES : perdarahan (kemungkinan terjadi kecil)
0 Fondaparinux
Trombositopenia = 0, manfaat <<  tidak digunakan luas
Heparin
0 Keadaan normal heparin terdapat sebagai kompleks makromolekul
bersama histamin dalam sel mast.
0 Mekanisme kerja: Heparin terikat dengan antitrombin III menyebabkan
inaktifasi trombin dan faktor-faktor pembekuan aktif (IIa, Ixa, Xa, Xia,
XIIa, XIIIa) secara cepat sehingga mencegah konversi fibrinogen menjadi
fibrin. Tanpa heparin inaktifasi ini terjadi secara lambat
Dosis:
 Tromboprofilaksis: Subq 5000 unit tiap 8-12 jam
 DVT/PE: IV 80 unit/Kg (5000 units) I.V diikuti infus 18 unit/jam (1300
unit/jam)
 NSTEMI: bolus 60 unit/kg (maksimum 4000 unit) diikuti infus 12
unit/Kg/Jam (maksimum 1000 units)

Warfarin
Mekanisme kerja: Beberapa faktor protein termasuk faktor II, VII, IX, X ikut
dalam reaksi koagulasi bergantung vit K sebagai kofaktor sintesis di hati.
Dalam tahap reaksi vit. K diubah menjadi Vit K epoksid. Vit K dibentuk
kembali dari epoksid oleh Vit K epoksid reduktase. Enzim ini dihambat oleh
warfarin.
Dosis: Pencegahan / pengobatan trombosis / emboli:
I.V. (injeksi bolus lambat): 2-5 mg / hari
Oral: dosis awal sifatnya individual. Pertimbangkan pasien dari fungsi hati,
fungsi jantung, usia, status gizi, risiko perdarahan; respon dosis sebelumnya
(jika tersedia) dan situasi klinis. Dosis awal 2-5 mg sehari selama 2 hari atau 5-
10 mg setiap hari selama 1-2 hari . Sesuaikan dosis menurut hasil INR, rentang
dosis pemeliharaan biasanya 2-10 mg sehari (setiap pasien mungkin
memerlukan dosis awal dan pemeliharaan di luar pedoman umum).

LMWH
0 LMWH: consisting of smaller fragments of heparin
0 Keuntungan: Bioavailibiltas lebih baik, waktu paruh lebih lama, klirens
tidak bergantung dosis, respon antikoagulan dapat diprediksi,
trombositopenia dan osteoporosis <<.
0 Mekanisme kerja sama dengan heparin, Tapi efek penghambatan faktor
Xa > trombin.
0 Dosis: 4000-5000 unit SC/hari untuk profilaksis, 150-200 unit/kg/hari
(tromboembolisme vena), 100-120 units/kg/12 jam (unstable angina).

Fondaparinux
0 Fondaparinux: a synthetic analogue of antithrombin-binding
pentasaccaride sequence.
0 Fondaparinux di izinkan untuk tromboprofilaksis pada pembedahan,
alternatif heparin/LMWH pada pasien tromboembolisme, dan acute
coronary syndrome.
0 Mekanisme: Fondaparinux berikatan dg antitrombin  mengkatalisa
penghambatan faktor Xa oleh antitrombin.
0 Dosis: 2.5 mg/hari untuk mencegah tromboembolism vena dan acute
coronary syndrome.

TROMBOLITIK / FIBRINOLITIK
0 Trombolitik / Fibrinolitik adalah obat yang dapat melarutkan gumpalan
darah dengan cara mengubah plasminogen menjadi plasmin, suatu enzim
yang dapat menguraikan fibrin
0 Contoh fibrinolitik :
• Streptokinase
• Alteplase
• Urokinase
• Reteplase
• Fibrinolisis alami tubuh : tPA (tissue Plasminogen Activators) dan
uPA (urokinase-type Plasminogen Activators)

Alteplase
Alteplase sebagai senyawa trombolitik bekerja menghidrolisis ikatan peptida
arginin-valin pada plasminogen untuk membentuk enzim proteolitik aktif
plasmin dan sebagai suatu relatif aktivator plasminogen fibrin selektif
0 Efek samping utama perdarahan
0 Dosis:
0 Pulmonary Embolism (PE), 100 mg by IV infusion over 2 hours
0 DVT (Deep VenaTrombosis) 0,05 mg/kg per hour continous
infusion over 24 hour (Maximum 150 mg). Or 80-100 mg infusion
over 2 hours

Another Fibrinolytic drugs


0 Urokinase- human enzyme synthesized by the kidney that directly
converts plasminogen to active plasmin
0 Streptokinase- a protein (but not an enzyme in itself) synthesized by
streptococci that combines with the proactivator plasminogen →
catalyzes the conversion of inactive plasminogen to active plasmin
0 Anistreplase - a complex of purified human plasminogen and bacterial
streptokinase that has been acylated to protect the enzyme's active site

Angina Pectoris
Macam2 Angina:
1. Stable Angina
2. Unstable Angina/pra infark
3. Prinz Metal/ varian

Nitrat
Nitrogliserin  mengalami first past efek  diberikan scr sublingual
Isosorbid dinitrat
Bentuk lain: ointment, patch transdermal dan IV

CONGESTIVE HEART FAILURE


NYHA (New York Heart Association) : tingkat keparahan gagal jantung
seseorang diklasifikasikan berdasarkan kelasnya, sebagai berikut yaitu :
0 Kelas 1: Tidak ada keterbatasan dari aktivitas fisik, aktivitas biasa tidak
menimbulkan gejala.
0 Kelas 2: ada sedikit keterbatasan dari aktivitas fisik, lebih nyaman saat
istirahat, aktivitas fisik sehari-hari dan menaiki tangga agak banyak
menyebabkan lelah, berdebar-debar, dan sesak.
0 Kelas 3: adanya keterbatasan dari aktivitas fisik secara signifikan, lebih
nyaman saat beristirahat, aktivitas fisik yang ringan dapat menyebabkan
lelah, berdebar, dan sesak.
0 Kelas 4: Tidak bisa melakukan aktivitas fisik dengan nyaman, timbul
gejala gangguan jantung pada saat istirahat, bila beraktivitas, keluhan
akan semakin berat.
CONGESTIVE HEART FAILURE
1. Reduction of Cardiac Workload
Pharmacologically : Vasodilator
a) angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitors
b) angiotensin receptor blockers
c) b blockers
d) aldosterone receptor antagonists
ACE inhibitor ARB
Benazepril Candesartan
captopril Eprosartan
Enalapril Irbesartan
Fosinopril Losartan
Lisinopril Valsartan
Moexipril
Quinapril
Ramipril

Penghambat beta
 Menghambat reseptor Beta1  menurunkan denyut jantung &
kontraktilitas miokard
 Utk obat antiangina, antidisritmia, antihipertensi
Macam2nya:
 Penghamat beta tidak selektif (menghambat beta1 dan beta2) ex:
propanolol(Inderal), nadolol(Cogard), pindolol(Viksen)
 P’hmbt beta (jantung) selektif  m’hmbt beta1  ex: atenolol
(Tenormin), metoprolol (Lopresor)
Penghambat Chanel kalsium
0 me kontraktilitas jantung (efek inotropik negatif) dan beban kerja
jantung
0 Menurunkan kebutuhan O2 miokard angina klasik
0 Merelaksasikan arteri koroner angina Printz metal
0 Ex: verapamil
CONGESTIVE HEART FAILURE
2. Control of Excessive Fluid
0 Heart failure berhubungan dg retensi Na & air
0 Penanganannya :
- Lower dietary intake of sodium
- Diuretik
Diuretics are almost always used to control excess fluid accumulation in
heart failure
CONGESTIVE HEART FAILURE
3. Enhancement of Contractility
(Cardiac Glycosides)
Digitalis purpurea :
0 Digoxin
0 Digitoxin
Glikosida Jantung
Meningkatkan kontraktilitas myocardium dengan menghambat pompa Na+ –K+
-ATPase
 me↑ Ca intraseluler  kontraksi serabut miokard lebih efesien
Digitalis memp. 3 khasiat pd miokard:
1. Kerja inotropik positip (me↑ kontraksi miokard)
2. Konotropik negatif (memperlambat denyut )
3. Dromotropik negatif (me- hantaran sel2 jantung)
Yang perlu diperhatikan
0 Glikosida Jantung Index terapinya sempit
0 Toksisitas Glikosida Jantung banyak terjadi pada pasien dg level serum
potasium rendah.
Krn banyak pasien heart failure diberi digoxin & Diuretik
0 Toksisitas yg dpt terjadi :
- Aritmia
- Anoreksia, nausea & diare
- Drowsiness & fatigue
- Visual disturbance
- Life-threatening
Sympathomimetics
0 Dobutamine digunakan untuk meningkatkan cardiac output pada heart
falure
0 Dapat digunakan pada penanganan shock
0 Dobutamine adalah Beta 1 agonis
0 Dengan dosis sedang dapat meningkatkan kontraktilitas jantung tanpa
mempengaruhi tekanan darah atau heart rate.
Only given intravenously (IV)

SISTEM ENDOKRIN
 Sistem endokrin :
 Hormon (agen kimia yang disekresikan oleh sel endokrin langsung
kedalam aliran darah dan ditransportasikan ke pada target)
 Transmisinnya lambat
 Melalui sistem sirkulasi

 Sistem syaraf :

 Neuoro transmiter (agen kimia yang di sekresikan oleh sel syaraf (neron)
dalam memberikan aksi langsung ke neron atau sel lainnya)

 Transmisi cepat

 Komunikasi sel-sel

HORMON
Hormon : Substansi kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin dan langsung
disalurkan kedalam sirkulasi ke sel targetnya melalui ikatannya pada resptor
yang terdapat pada sel tersebut untuk menimbulkan respon.
Mekanisme aksi hormon :
 Semua hormon hipotalamik dan pituitari merupakan peptida yang
memberikan efek melalui ikatan dengan reseptor (spesifik dan afinitas
tinggi)
 Satu atau lebih proses intraseluler harus terjadi (misalnnya: reaksi
enzimatis,pergerakan ion dll)  aktivasi resptor

Fungsi hormon
1.perkembangan
 Berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan
 Biologi reproduksi intra/ekstra uterus sampai dengan pubertas
 Antara lain:estrogen,progresteron,testosteron
2.Metabolisme
 Mengatur metabolisme tubuh
 Antara lain :insulin,glukagon,GH
3.Tropik
 Hormon ini merupakan perangsang bagi kelenjar lain untuk menghasilkan
hormon
 Antara lain : FSH,LH,ACTH,Realesing hormone
4.mengatur metabolisme air dan mineral
Antara lain :calcitonin,ADH
PATOLOGI TERKAIT HORMON
 Hypersecretion :kelebihan
 Tumors or cancer
 Grave`s disease-thyroxin

 Hyposecrection :kekurangan
 Goiter-thyroxin
 Diabetes-insulin
Agen tiroid dan antitiroid
Efek hormon tiroid:
1. Increases cardiac output
2. Increases heart rate
3. Increases ventilation rate
4. Increases basal metabolic rate
5. Development of brain
6. Thickens endometrium

KELAINAN HORMON TIROID


Hypothyroidism hyperthyroidism

0 Pada orang dewasa Peningkatan basal metabolic rate


(BMR
Tiredness & lethargy Berat badan menurun
Berat badan naik Peningkatan suhu tubuh
Intoleran kondisi dingin Cemas
Kulit kering Tremor
bradikardi Tahhikardi
Penurunan mental Ganguan pebglihatan

0 Pada anak-anak
Pertumbuhan tulang tergangu
Reterdasi mental pada infant
cretinism

HIPOTIROID
Cause Pathgonesis Goiter Deegre
Hypothyroidism
Hashimoto`s Autoimune Prenet,early,absent Mild to severe
thyroiditis destruction of later
thyroid
Drug-induced Blocked Present Mild to
hormone moderate
formation
Dsyhhormonogenesi Impaerid Present Mild to severe
s shyntetis of t4
due toenzime
deficency
Radiation,131 I,X- Descruction Absent Severe
ray,thyroiddectomy of remoral of
gland
Congenital Athyreosis of Absent or present Severe
(cretinism) ectopic
thyroid,iodine
eficiance;TS
H receptor-
blocking
antibodies
Secondary (TSH Pituitary or Absent Mild
deficit) hypothalamic
disease

AGEN TIROID : TERAPI SUBTITUSI TIROID


1. Levothyroxine(T4)
0 MK: Thyroxine dikonversi menjadi T3 di dalam tubuh
2. Liothyroine (i-triidithyroine sodium)  T3
0 MK: liothroine dengan cepat diunbah menjadi T3
HIPERTIROID
 1.Penyakit graves  goiter  autoimun stimulasi TSH >>
 2.Goiter oninoduler
 3.Goiter multinoduler
 4.Tirotoksitosis factitia

Agen antitiroid
 Tiomides
 Inhibitor anion
 Lodide
 Media kontrasteriodinasi
 Iodine radioaktif
 Inhibitor adrenoreseptor
Agen atitiroid : thiomides
 Thiomides
 Carbimazolinvivomethimazole10x poten
 Propylthiourcacil(PTU)

 Farmakokinetik:
 PTU  abs 50-80%,eks ginjal,t1/2 1.5 j
 Methimazole  abs100 %,eks<,t1/2 6 j
 Akumulasi di kel.tiroid

 MK
 Mencegah sintetis hormon dengan menghambat rx katalisasi
o/peroksidase tiroid  (-) organifikasi iodine
 Mencegah gabungan iodotirosin
 Menghambat deiodinasi T4,T3 perifer
 Kerja lambat  3-4 minggu T4>>

 ES

1. Ruam,mirip lupus,hepatitis,demam

2. Dosis tinggi: agranulositosis (fatal)

Agen antitiroid :inhibitor anion


 Anion monovalen
1. Perchlorate (CIO4-),Tc04-,tiosianat(SCN-)

 MK:
1. Inhibitor kompetetif pada proses transport iodide ke kelenjar tiroid
2. Iodide >>kurang efektif

 Pengunaan klinis :
 Kalium perklorat untuk pasien hipertioroidisme karena induksi iodide
mis.oleh amiodaron,tapi jarang digunakan karenamenyebabkan anemia
aplastik.

Agen antitiroid : iodide


 MK
1. Menghambat organifikasi dan rilis hormon (Dosis > 6 mg/hari
inh.proteolisis)
2. Menurunkan ukuran dan vaskularisasi kelenjar yang hiperplastik

 Pengunaan klinis:

1. Praoperatif untuk mengecilkan kelenjar hiperplastik

2. Tidak digunakan tunggal

 KL
1. Hamil:goiter pada janin.

HORMON PANKREAS DAN OBAT ANTI


DIABETES
KELENJAR PANKREAS
 Fungsi endokrin dan fungsi non-endokrin
 Fungsi non-endokrin pencernaan
 Terdiri dari 1juta pulau Langerhans
 Memiliki 4 sel penghasil hormon
Cell types Approximate pearcent of Islet Secretory products
A cell:alpha 20 Glucagon,proglucagon
B cell:beta 75 Insulin,c-peptide,proinsulin,islet
amyoid polypeptide (pp)
D cell:delta 3-5 Somatostatin
C cell:pp cel <2 Pancreatic,polypeptide (PP)

Diabete Melitus
Diabete melitus (DM)  ganguan metabolisme yang ditandai oleh kondisi
hiperglikemia,yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme
karbohidrat,lemak,protein.

TIPE-TIPE DIABETES
0 DM TIPE 1 (IDDM) INSULIN-DEPENDENT DIABETES MELITUS
0 DM TIPE 2 (NIDDM) NON INSULIN-DEPENDENT DIABETES
MELITUS
0 GDM (GESTASIONAL DIABETES MELITUS)
0 DM TIPE LAIN (DIABETES SEKUNDER)
TERAPI DIABETES
INJEKSI 
 Insulin
 Agonis amilin
 Agonis GLP-1
ORAL 
 Insulin screta gogue : sulfonilurea,meglitinide
 Golongan biguanida
 Golongan tiazolidindion (TZDs)
 Golongan inhibitor a-glukosidase
 Obat baru : stitagliptin (2007)

INSULIN
 MK: Menstimulasi pengambilan glukosa perifer dan menghambat
produksi glukosa hepatik
1. Indikasi
2. Dm tipe 1
3. Dm tipe 2 yang darahnnya tidak dapat dikendalikan dengan diet dan
antidiabetik oral
4. Dm dengan BB yang menurun cepat
5. Dm dengan komplikasi akut
6. Dm dengan kehamilan
7. Dm paskabedah pankreas

 Peringatan : kadar gula darah dipantau


 ES : Hipoglikemia,reaksi alergi

JENIS INSULIN :
1) Bekerja sangat cepat (ultra short acting),onset cepat ,durasi
pendek,reguler,lispro dan aspart
2) Intermediated onset,durasi panjang : nph(isophane),lente
3) Campuran insulin  reguler +NPH (lebih disukai)/reguler + lente.

SULFONILERA :
MK:
1) Merangsang sekresi insulin pada beta pankreas
2) Menurunkan kosentrasi glukagon serum
3) Peningkatan ikatan insulin pada reseptor jaringan

Hanya efektif bila sel beta pankreas masih dapat reproduksi


Terdiri dari :
1) Generasi pertama : tolbutamid,klorpropamid,tolazamid
2) Generasi ke dua (lebih kuat) : gliburid,glipizid,glimepirid

BIGUANIDA
MK:
Meningkatkan eliminasiglukosa dari darah (glikolisis jaringan)
Penurunan glukoneogenesis hati
Memperlambat absorbsi glukosa dari saluran cerna
Penurunan kadar glukagon plasma
Contoh obat : metformin hcl
Indikasi : dm tipe dua terutama pada pasien yang gemuk dan resisten
insulin,kombinasi dengan sulfonilurea.
TZDs
o MK: meningkatkan sensitivitas insulin pada otot dan jaringan adiposa dan
menghambat glukoneogenesis hepatik
o Terdiri dari :
o Pioglitazon
o Rosiglitazon

INHIBITOR A-GLUKOSIDASE
o MK: menghambat a-glukosidase sehingga mencegah penguraian sukrosa
dan karbohidrat kompleks dalam usus halus dengan demikian
memperlambat dam menghambat penyerapan karbohidrat
o Terdiri dari :
o Akarbosa
o Miglitol

Sitagliptin
0 MK: menghambat enzim DPP-4 GLP-1 di hasilkan lebih banyak
0 Pengunaan : 100 mg sehari sekali
0 PERINGATAN : pada pasien yang mempunyai kelainan fungsi ginjal
0 Kontraindikasi : ibu hamil dan menyusui,diabetes ketoasidosis,pengunaan
alkohol.

Anda mungkin juga menyukai