Anda di halaman 1dari 7

Resume Pemeriksaan Piutang Usaha dan Piutang Lainnya

Disusun untuk memenuhi Tugas Individu


Pengauditan II
Dosen Pengampu : Sri Astuti, SE., MSi., Ak.,

Nama : Faaris Edria


No Mhs : 142170086
Kelas : EA-F

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2019
BAB I
Pendahuluan

A. Sifat dan contoh piutang


Standar Akuntansi Keuangan menggolongkan piutang menurut sumber terjadinya
dalam 2 kategori yaitu piutang usaha dan piutang lain-lain
Piutang usaha adalah piutang yang berasal dari penjualan barang dagangan atau jasa
secara kredit
Piutang lain-lain adalah piutang yang timbul dari transaksi diluar kegiatan usaha
normal perusahaan.
Contoh dari perkiraan-perkiraan yang biasa digolongkan sebagai piutang antara lain :
- Piutang Usaha
-Wesel Tagih
- Piutang Pegawai
-Piutang Bunga
-Uang Muka
-Refundable Deposit (uang jaminan)
-Piutang lain-lain
-Allowance for bad debts (penyisihan piutang tak tertagih)

Perkiraan piutang pemegang saham dan piutang perusahaan afiliasi harus dilaporkan
tersendiri (tidak digabung dengan dengan perkiraan piutang) karena sifatnya yang
berbeda.
Piutang dinyatakan sejumlah tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak dapat
ditagih. Jumlah kotor piutang harus tetap disajikan pada neraca didikuti dengan
penyisihan untuk piutang yang tidak dapat ditagih.
Jenis-jenis piutang dalam suatu perusahaan dapat berupa :
1. Piutang Usaha
2. Piutang Pegawai
3.Piutang Direksi
4. Piutang Pemegang Saham
5. Piutang Perusahaan Afiliasi
6. Piutang lain-lain

B. Tujuan pemeriksaan piutang

1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengendalian intern (internal control)


yang baik atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas
Jika auditor dapat meyakinkan dirinya bahwa internal control atas piutang dan transaksi
penjualan, piutang dan penerimaan kas berjalan efektif maka luasnya pemeriksaan
dalam melakukan substantive test dapat diperkecil.
Beberapa ciri internal control yang baik atas piutang dan transaksi penjualan, piutang
dan penerimaan kas adalah :
a) Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab yang melakukan penjualan,
mengirimkan barang, melakukan penagihan, memberikan otorisasi atas penjualan
kredit, membuat faktur penjualan dan melakukan pencatatan.
b) Formulir yang digunakan bernomor urut tercetak (prenumbered)
c) Digunakan price list (daftar harga jual)
d) Diadakannya sub buku besar piutang atau kartu piutang (account receivable
subledger card)
e) Setiap akhir bulan : dibuat aging schedule piutang (analisa umur piutang), saldo
piutang setiap pelanggan dibandingkan (direconcile) dengan saldo piutang menurut
buku besar dan setiap pelanggan dikirim monthly statement of account
f) Uang kas, check atau giro yang diterima dari pelanggan harus disetor dalam jumlah
seutuhnya (intact)
g) Mutasi kredit diperkiraan piutang (buku besar dan sub buku besar) yang berasal
dari retur penjualan dan penghapusan harus diotorisasi oleh pejabat berwenang
h) Setiap pinjaman yang diberikan kepada pegawai, direksi, pemegang saham dan
perusahaan afiliasi harus diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang

2. Untuk memeriksa validity (keabsahan) dan authenticity (keotentikan) daripada


piutang.
Validity maksudnya apakah piutang itu sah, masih berlaku (diakui oleh yang
mempunyai utang). Authenticity maksudnya apakah piutang itu didukung oleh bukti
yang otentik yang ditandatangi pelanggan.

3. Untuk memeriksa collectibility (kemungkinan tertagihnya) piutang dan cukup


tidaknya perkiraan allowance for bad debts (penyisihan piutang tak tertagih)
Collectibility maksudnya kemungkinan tertagihnya piutang. Piutang disajikan sebesar
jumlah yang diperkirakan dapat ditagih. Jumlah yang diperkirakan tidak bisa ditagih
harus dibuatkan penyisihan dalam jumlah yang cukup.
• Jika allowance terlalu tinggi, piutang disajikan terlalu kecil [understated], biaya
penyisihan piutang terlalu besar [overstated], dan laba rugi terlalu kecil [understated].
• Jika allowance terlalu kecil, piutang disajikan overstated, biaya penyisihan piutang
understated dan laba rugi overstated.

4. Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat (contingent liability) yang


timbul karena pendiskontoan wesel tagih.
Wesel tagih yang didiskontokan ke bank sebelum tanggal jatuh tempo, harus
diungkapkan sebagai contingent liability pada tanggal neraca.

5. Untuk memeriksa apakah penyajian piutang di neraca sesuai dengan prinsip


akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
Menurut SAK :
Piutang usaha, wesel tagih dan piutang lain-lain harus disajikan secara terpisah
Piutang dinyatakan sebesar jumlah kotor tagihan dikurangi taksiran jumlah yang
tidak dapat ditagih
Saldo kredit piutang individual, jika jumlahnya material harus disajikan dalam
kelompok kewajiban
Piutang yang dijaminkan harus diungkapkan
Kewajiban bersyarat dalam hubungannya dengan penjualan piutang yang disertai
perjanjian untuk dibeli kembali kepada suatu lembaga keuangan harus dijelaskan.
BAB II
ISI

C. PROSEDUR PEMERIKSAAN PIUTANG


Prosedur audit dilalukan dalam rangka mendapatkan bahan-bahan bukti (audit evidence)
yang cukup untuk mendukung pendapat auditor atas kewajaran laporan keuangan.
Prosedur audit piutang usaha sebagai berikut:
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas piutang dan transaksi penjualan, piutang
dan penerimaan kas.
2. Buat Top Schedule dan Supporting Schedule piutang pertanggal neraca.
3. Minta aging shedule dari piutang usaha pertanggal neraca yang antara lain
menunjukkan nama pelanggan (customer), saldo piutang, umur piutang dan kalau bisa
subsequent collections-nya.
4. Periksa mathematical accuracy-nya dan check individual balance ke subledger lalu
totalnya ke general ledger.
5. Test check umur piutang dari beberapa customer ke subledger piutang dan sales
invoice.
6. Kirimkan konfirmasi piutang :
a) Tentukan dan tuliskan dasar pemilihan pelanggan yang akan dikirim surat
konfirmasi.
b) Tentukan apakah akan digunakan konfirmasi positif atau konfirmasi negatif.
c) Cantumkan nomor konfirmasi baik di schedule piutang maupun di surat
konfirmasi.
d) Jawaban konfirmasi yang berbeda harus diberitahukan kepada klien untuk dicari
perbedaannya.
e) Buat ikhtisar (summary) dari hasil konfirmasi

7. Periksa subsequent collections dengan memeriksa buku kas dan bukti penerimaan
kas untuk periode sesudah tanggal neraca sampai mendekati tanggal penyelesaian
pemeriksaan lapangan (audit field work). Perhatikan bahwa yang dicatat sebagai
subsequent collections hanyalah yang berhubungan dengan penjualan dari periode yang
sedang diperiksa.
8. Periksa apakah ada wesel tagih (notes receivable) yang didiskontokan untuk
mengetahui kemungkinan adanya contingent liability.
9. Periksa dasar penentuan allowance for bad debts dan periksa apakah jumlah yang
disediakan oleh klien sudah cukup, dalam arti tidak terlalu besar dan terlalu kecil.
10. Test sales cut-of dengan jalan memeriksa sales invoice, credit note dan lain-lain,
lebih kurang 2 (dua) minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca. Periksa apakah
barang-barang yang dijual melalui invoice sebelum tanggal neraca, sudah dikirim per
tanggal neraca. Kalau belum cari tahu alasannya. Periksa apakah ada faktur penjualan
dari tahun yang diperiksa, yang dibatalkan dalam periode berikutnya.
11. Periksa notulen rapat, surat-surat perjanjian, jawaban konfirmasi bank, dan
correspondence file untuk mengetahi apakah ada piutang yang dijadikan sebagai
jaminan.
12. Periksa apakah penyajian piutang di neraca dilakukan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK
13. Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang diperiksa
BAB III
Penutup

A. KESIMPULAN
Piutang usaha adalah piutang yang berasal dari penjualan barang dagangan atau jasa
secara kredit. Piutang lain-lain adalah piutang yang timbul dari transaksi diluar kegiatan
usaha normal perusahaan. Perkiraan piutang pemegang saham dan piutang perusahaan
afiliasi harus dilaporkan tersendiri (tidak digabung dengan dengan perkiraan piutang)
karena sifatnya yang berbeda. Disamping itu, perusahaan tetap harus melakukan
pemeriksaan terhadap piutang sesuai dengan prosedur pemeriksaan piutang yang
berlaku. Dimana tujuan dari pemeriksaan piutang adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengendalian intern (internal control) yang baik
atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas
2. Untuk memeriksa validity (keabsahan) dan authenticity (keotentikan) daripada
piutang.
3. Untuk memeriksa collectibility (kemungkinan tertagihnya) piutang dan cukup
tidaknya perkiraan allowance for bad debts (penyisihan piutang tak tertagih)
4. Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat (contingent liability) yang
timbul karena pendiskontoan weseil tagih.
5. Untuk memeriksa apakah penyajian piutang di neraca sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
http://yana-anggraini.blogspot.com/2012/09/pemeriksaan-piutang.html

Anda mungkin juga menyukai