PENDAHULUAN
Fenomena ini dipicu oleh semakin mengglobalnya tren mengenai praktik CSR
dalam dunia bisnis (Fitria dan Hartanti, 2010). CSR merupakan mekanisme bagi
Anggraini, 2006).
Menurut Bowen, tanggung jawab sosial diartikan sebagai, “it refers to the
to follow those lines of actions which a desirable in term of the objectives and
values of our society” (Untung, 2014: 2). Tanggung jawab sosial perusahaan
dalam hal ini mengacu pada kewajiban pengusaha untuk mengejar kebijakan
tersebut, untuk membuat keputusan atau mengikuti garis dari tindakan yang
1
2
bidang dan/ atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan
dikenai sanksi yang diatur dalam pasal 34, yaitu sanksi administratif dan sanksi
lainnya.
tak terpisahkan dari social community, dimana sebuah entitas tidak hanya dituntut
pemerintah, kreditor dan masyarakat saja tetapi lebih utama adalah adanya sebuah
Eskadewi, 2012). Bank syariah sebagai suatu entitas bisnis yang berkomitmen
CSR dalam perbankan syariah harus diyakini dan dipahami sebagai bagian
pemberdayaan ekonomi ke arah yang lebih baik. Dasar filosofi tersebut bersifat
yang diderivasi dari nilai-nilai Islam dan disesuaikan dengan ketetapan yang telah
Institution (AAOIFI). Standar ini sering disebut dengan Islamic Social Reporting
(ISR).
ISR pertama kali digagas oleh Haniffa pada tahun 2002 dalam tulisannya
lanjut dikembangkan secara lebih ekstensif oleh Rohana Othman, Azlan Md Thani
dan Erlane K. Ghani pada tahun 2009 di Malaysia dan saat ini ISR masih terus
(Gustani, 2013) yang diukur dengan menggunakan sebuah indeks yakni indeks
ISR. Fitria dan Hartanti (2010) mengungkapkan bahwa secara khusus indeks ISR
adalah perluasan dari social reporting yang meliputi harapan masyarakat tidak
perusahaan dalam perspektif spiritual. Selain itu, indeks ISR juga menekankan
pada keadilan sosial terkait pelaporan mengenai lingkungan, hak minoritas dan
karyawan.
perbankan syariah yang berisi kompilasi item-item standar CSR yang ditetapkan
oleh AAOIFI yang kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh para peneliti
mengenai item-item CSR yang seharusnya diungkapkan oleh suatu entitas Islam
(Fitria dan Hartanti, 2010). Sesuainya indeks ISR untuk entitas Islam karena
yang sudah terbebas dari unsur riba, spekulasi dan gharar, serta mengungkapkan
zakat, status kepatuhan syariah serta aspek-aspek sosial seperti sadaqah, waqaf,
index (indeks GRI). Indeks GRI merujuk pada panduan GRI tahun 2006. Adapun
5
indikator-indikator yang digunakan dalam indeks GRI meliputi Profil dan Strategi
perusahaan yang diakui sebagai entitas syariah dan dinyatakan memenuhi syariat
diharamkan oleh Islam. Lain halnya dengan Islamic Social Reporting index
sektor perbankan syariah. Penelitian Fitria dan Hartanti (2010) mencoba melihat
apakah konsep syariah akan memberikan hasil yang lebih baik dalam pelaporan
CSR dibandingkan konsep konvensional. Tabel 1.1. berikut menujukkan skor GRI
Dari Tabel 1.1. di atas, terlihat bahwa nilai tertinggi diperoleh Bank Y, yaitu
sebesar 73 (51%). Nilai ini masih jauh dari angka sempurna yaitu 144. Nilai ini
hanya dapat memenuhi nilai minimal jika semua item diungkapkan dengan tidak
6
oleh Bank Syariah A. Dan nilai untuk Bank Syariah B, Bank Syariah C, Bank X
(42%). Kelima nilai ini menunjukkan bahwa pengungkapan pada Bank Syariah A,
Bank Syariah B, Bank Syariah C, Bank X dan Bank Z masih terbatas. Hasil
perbandingan ini memperlihatkan bahwa jika kita hanya melihat nilai terbesar dan
terkecil, maka bank konvensional lebih baik dibandingkan dengan bank syariah.
Selain itu, perbandingan skor GRI index dengan ISR index pada bank
Bank Syariah
Nama
A B C
Skor GRI Index 52 (36%) 66 (46%) 58 (40%)
Skor ISR Index 25 (42%) 34 (58%) 27 (46%)
Sumber: Fitria dan Hartanti, 2010
berdasarkan ISR index pada bank syariah ternyata juga lebih rendah dibandingkan
dengan GRI index. Nilai tertinggi hasil skoring diperoleh Bank Syariah B dengan
nilai sebesar 34 (58%). Bank Syariah A dan Bank Syariah C mendapat nilai
sampel pada GRI index dan ISR index adalah serupa. Perusahaan yang mendapat
ranking tinggi pada indeks GRI akan mendapat ranking tinggi juga pada indeks
ISR. Hal ini berarti bahwa pengungkapan CSR di bank syariah dengan
Terkait dengan rendahnya skor indeks ISR ini ditengarai karena belum
berkembangnya konsep ISR di Indonesia. Dari telaah hasil checklist ISR ketiga
bank syariah, item-item terkait elemen kinerja sosial dan tata kelola organisasi
hubungan produk dan jasa dengan nasabah, lingkungan serta mengenai tenaga
kerja/ karyawan. Bila dilihat item yang telah dipenuhi adalah item yang
tekanan dari stakeholder yang minim membuat perusahaan tidak terlalu perlu
yang dilakukan oleh Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2010-2011 adalah
55, 20%. Tabel 1.3. berikut ini menunjukkan nilai indeks Islamic Social Reporting
Dari Tabel 1.3. di atas, dapat dilihat bahwa semua Bank Umum Syariah
menunjukkan kenaikan indeks ISR pada tahun 2011. Bank Syariah Mandiri
merupakan bank yang konsisten memiliki nilai indeks ISR tertinggi selama tahun
2010-2011. Pada tahun 2010 nilai indeks ISR Bank Syariah Mandiri adalah 38
poin, sedangkan pada tahun 2011 nilai indeks ISR mencapai 41 poin. Nilai indeks
ISR terendah pada tahun 2010 adalah Bank Jabar Banten Syariah yaitu 12 poin
yang juga mendapatkan nilai indeks ISR terendah pada tahun 2011 dengan nilai
14 poin. Bank yang memiliki nilai indeks ISR terendah cenderung hanya
indeks ISR yang dimiliki BJB Syariah tidak berarti bahwa bank tersebut tidak
melaksanakan tanggung jawab sosial dengan baik, karena ada kemungkinan bank
tersebut telah melaksanakan tanggung jawab sosial hanya saja tidak diungkapkan
dalam laporan.
9
44 48 42 45
30 32 22 23
10 14
Dari Gambar 1.1. dapat diketahui bahwa terjadi kenaikan jumlah indeks ISR
pada tahun 2011 pada seluruh indikator tema ISR yang diteliti. Artinya, bahwa
antara tema lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa bank syariah telah melaksanakan
di bidang lingkungan.
oleh tingginya nilai pengungkapan tema Corporate Governance. Hal ini terjadi
pengungkapan tanggung jawab sosial antara lain UU No. 40 tahun 2007 tentang
bersifat sukarela (voluntary). Selain itu juga belum ada peraturan khusus yang
mengenai indeks ISR pun masih jarang dilakukan. Berbeda dengan perkembangan
indeks ISR di negara-negara Islam seperti Malaysia, Sudan, Bahrain, Uni Emirat
Arab, Iran, Palestina, Kuwait, Bangladesh dan Qatar, dimana indeks ISR telah
pada Bank Umum Syariah di Indonesia sudah cukup baik namun belum optimal
yakni rata-rata 50% dari indeks ISR telah diungkapkan (Khoirudin, 2013; Fauziah
dan Yudho, 2013). Sementara itu, Farook et al. (2011) menemukan bahwa faktor-
antara lain political right and civil liberties, proportion of muslim population,
Islamic governance score dan Investment Account Holders (IAH). Penelitian ini
11
memperkaya penelitian Khoirudin (2013) dan Farook et al. (2011) untuk menguji
Tanggung Jawab DPS dan Kepatuhan Syariah. Hal yang membedakan antara
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah adanya dua variabel baru
Social Reporting pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Dua variabel baru
tersebut yaitu Pelaksanaan Tugas dan tanggung Jawab DPS dan Kepatuhan
Syariah.
perbankan yang sumbernya berasal dari dana nasabah atau dalam penelitian ini di-
proxykan dengan dana syirkah temporer. Dana syirkah temporer adalah dana yang
diterima sebagai investasi dengan jangka waktu tertentu dari individu dan pihak
diduga berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan ISR karena jika rasio
12
IAH tinggi maka perusahaan akan mengungkapkan ISR lebih luas sebagai bentuk
Penelitian Farook et al. (2011) dan Fitriyah dan Oktaviana (2012) menemukan
itu, Sudaryati dan Eskadewi (2012) menemukan adanya pengaruh negatif antara
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab DPS merupakan variabel baru yang
ditambahkan dalam penelitian ini. DPS memegang peranan penting dalam proses
terhadap prinsip syariah. Tugas dan tanggung jawab DPS mengacu pada Peraturan
Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab DPS ini diduga memiliki pengaruh yang positif terhadap tingkat
pengungkapan ISR dikarenakan jika DPS telah melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya dengan baik maka pengungkapan dalam laporan tahunan atau dalam hal
ini pengungkapan ISR seharusnya akan dapat diungkapkan dengan baik pula.
kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa dalam
positif terhadap pengungkapan ISR. Bank syariah yang patuh terhadap aturan
syariah, seharusnya akan melakukan pengungkapan lebih baik termasuk dalam hal
Indonesia”.
Rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Indonesia?
Syariah di Indonesia?
14
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Indonesia.
Syariah di Indonesia.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi dan dasar untuk
praktik CSR Islami pada Bank Umum Syariah di Indonesia serta dapat