Anda di halaman 1dari 3

PROGRAM MUTU PELAYANAN LABORATORIUM

RSUD KABUPATEN SUMENEP

I. PENDAHULUAN
Usaha pelayanan kesehatan saat ini baru dalam keadaan transformasi yang cepat untuk
memenuhi permintaan dan kebutuhan masyarakat yang meningkat terus menerus. Selain
pentingnya peran dan kedudukan laboratorium klinik dalam upaya pelayanan kesehatan,
terdapat faktor lain yang mengharuskan setiap laboratorium berkomitmen terhadap
penjaminan mutu. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
kedokteran laboratorium serta pesatnya arus informasi, tingkat pendidikan masyarakat yang
semakin maju, dan adanya peraturan perundang-undangan dan hukum kesehatan telah
mendorong tingginya tuntutan akan mutu pelayanan laboratorium klinik.

II. LATAR BELAKANG


Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan bagian integral yang tidak dapat
dipisahkan dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Pada saat ini perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan semakin meningkat dan sudah mengarah
pada spesialisasi dan subspesialisasi. Semakin pesat lajunya pembangunan, semakin besar
pula tuntutan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik.
Perlu disadari bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat,
tuntutan akan pelayanan kesehatan yang bermutu pun semakin meningkat. Di lain pihak
pelayanan Rumah Sakit yang memadai, baik di bidang diagnostik maupun pengobatan
semakin dibutuhkan. Sejalan dengan itu maka pelayanan diagnostik yang diselenggarakan
oleh laboratorium klinik Rumah Sakit sangat perlu untuk menerapkan sebuah standar mutu
untuk menjamin kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.
UU No. 23/1992 tentang kesehatan menjadi landasan hukum yang kuat untuk
pelaksanaan peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Sebagai penjabaran dari undang-undang
tersebut salah satunya adalah Surat Keputusan Direktur Jendral Pelayanan Medik Nomor HK
006.06.3.5.00788 tahun 1995 tentang pelaksanaan akreditasi Rumah Sakit (termasuk di
dalamnya adalah pelayanan laboratorium klinik) untuk mengukur mutu pelayanan kesehatan
di Rumah Sakit.
Laboratorium klinik adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan
di bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik, parasitologi klinik, imunologi klinik,
atologi anatomi dan atau bidang lain yang berkaitan dengan kepentingan kesehatan
perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
Laboratorium klinik sebagai subsistem pelayanan kesehatan menempati posisi terpenting
dalam diagnostik invitro. Dengan pengukuran dan pemeriksaan laboratorium akan didapatkan
data ilmiah yang tajam untuk digunakan dalam menghadapi masalah yang diidentifikasi
melalui pemeriksaan klinis dan merupakan bagian esensial dari data pokok pasien. Indikasi
permintaan laboratorium merupakan pertimbangan terpenting dalam kedokteran
laboratorium. Informasi laboratorium dapat digunakan untuk diagnosis awal yang dibuat
berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik. Analisis laboratorium juga merupakan
bagian integral dari penapisan kesehatan dan tindakan preventif kedokteran.
Oleh karena itu laboratorium klinik menempati kedudukan sentral dalam pelayanan
kesehatan. Karena kedudukan yang penting itulah maka tanggung jawab laboratorium klinik
bertambah besar, baik tanggung jawab professional (professional responsibility), tanggung
jawab teknis (technical responsibility) maupun tanggung jawab pengelolaan (management
responsibility).
Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium adalah semua kegiatan yang
ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium. Kegiatan
ini terdiri atas empat komponen penting, yaitu : Pemantapan Mutu Internal (PMI),
Pemantapan Mutu Eksternal (PME), verifikasi, validasi, audit, dan pendidikan dan pelatihan.

III. TUJUAN UMUM


Untuk meningkatkan mutu pelayanan laboratorium
IV. TUJUAN KHUSUS
1. Menyaring berbagai penyakit dan mengarahkan tes ke penyakit tertentu misalnya dengan
urinalisis ditemukan bilirubin dan urobilin positif yang berarti ikterus, maka tes
selanjutnya adalah untuk melihat gangguan faal hati.
2. Menegakkan atau menyingkirkan diagnosis misalnya anemia, malaria, tbc, DM.
3. Memastikan diagnosis dari diagnosis dugaan, misalnya tifoid, hepatitis B, HIV.
4. Memasukkan/mengeluarkan dari diagnosis diferensial misalnya pasien dengan panas;
tifoid, malaria, dengue hemorrhagic fever (DHF).
5. Menentukan beratnya penyakit, misalnya hepatitis, infeksi saluran kemih
6. Menentukan tahap penyakit, misalnya penyakit kronis: tbc paru, sirosis hati.
7. Menyaring penyakit dalam seleksi calon donor darah.
8. Membantu menentukan rawat inap, misalnya observasi tifoid, observasi leukemia.
9. Membantu dalam menentukan terapi atau pengelolaan dan pengendalian penyakit,
misalnya leukemia, diabetes.
10. Membantu ketepatan terapi, misalnya tes kepekaan kuman.
11. Memonitor terapi, misalnya tes HbA1c pada diabetes, widal pada tifoid.
12. Menghindari kesalahan terapi dan pemborosan obat setelah ditemukan diagnosis.
13. Membantu mengikuti perjalanan penyakit, misalnya diabetes, hepatitis.
14. Memprediksi atau menentukan ramalan (prognosis) penyakit, misalnya dislipidemia
dengan penyakit jantung, kanker dengan kematian.
15. Membantu menentukan pemulangan pasien rawat inap, misalnya bila hasil pemeriksaan
laboratorium kembali normal.
16. Membantu dalam bidang kedokteran kehakiman, misalnya tes untuk membuktikan
perkosaan.
17. Mengetahui status kesehatan umum (general check up)

V. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Pemantapan Mutu Internal (PMI)
2. Pemantapan Mutu Eksternal (PME)
3. Verifikasi
4. Validasi hasil
5. Audit
6. Pendidikan dan Pelatihan

VI. SASARAN
Seluruh staf Laboratorium Patologi Klinik
VII. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Persiapan Pra Analitik pemeriksaan laboratorium klinik
a. Kelengkapan formulir pemeriksaan pasien
b. Persiapan pasien
c. Persiapan pengumpulan spesimen
d. Identifikasi spesimen
e. Pengiriman spesimen ke laboratorium

2. Persiapan Analitik pemeriksaan laboratorium klinik


a. Penanganan spesimen
b. Quality control
c. Kalibrasi
3. Persiapan Pasca Analitik pemeriksaan laboratorium klinik
a. Interpretasi hasil
b. Kepuasan pelanggan

VIII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


IX. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN
X. TINDAK LANJUT
XI. PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai