Anda di halaman 1dari 7

DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai
dengan kondisi kesehatannya. Defisit perawatan diri merupakan suatu
kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam
melakukan/melewati aktivitas perawatan diri secara mandiri.
Pemeliharaan hygiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan
individu, keamanan, dan kesehatan. Seperti pada orang sehat dapat
memenuhi kebutuhan personal hygienenya sendiri. Cara perawatan diri
menjadi rumit dikarenakan kondisi fisik atau keadaan emosional klien.
Selain itu,beragam faktor pribadi dan sosial budaya mempengaruhi praktik
hygiene klien.
B. Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah penyebab kurang perawatan diri
adalah sebagai berikut:
a. Kelelahan fisik
b. Penurunan kesadaran
C. Rentan Respon
Asuhan yang dapat dilakukan keluarga bagi klien yang tidak dapat
merawat diri sendiri adalah:
a. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri
1) Bina hubungan saling percaya.
2) Bicarakan tentang pentingnya kebersihan.
3) Kuatkan kemampuan klien merawat diri.
b. Membimbing dan menolong klien merawat diri.
1) Bantu klien merawat diri
2) Ajarkan ketrampilan secara bertahap
3) Buatkan jadwal kegiatan setiap hari
4) Ciptakan lingkungan yang mendukung
5) Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk mandi.
6) Dekatkan peralatan mandi biar mudah dijangkau oleh klien.
D. Faktor Predisposisi dan Presipitasi
1. Faktor Predisposisi
a. Perkembangan

Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga


perkembangan inisiatif terganggu.

b. Biologis Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu


melakukan perawatan diri.

Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga


perkembangan inisiatif terganggu.

c. Kemampuan realistis turun

Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang


menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk
perawatan diri.

d. Sosial

Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri


lingkungannya situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri.

2. Faktor Presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah
kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas,
lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang
mampu melakukan perawatan diri.

Menurut Depkes (2000: 59) faktor-faktor yang mempengaruhi


personal hygiene adalah:

a. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri, misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga
individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
b. Praktik sosial
Pada anak-anak yang selalu dimanja dalam kebersihan diri
maka kemungkinan akan terjadi perubahan pada personal hygiene
c. Status sosial ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,
pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya
memerlukan uang untuk menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya
pada pasien diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
e. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak
boleh dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu
dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, shampo dan lain-
lain.
g. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu/sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
E. Manifestasi Klinik
Menurut Depkes (2000) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan
diri adalah:
a. Fisik
1. Badan bau, pakaian kotor.
2. Rambut dan kulit kotor.
3. Gigi kotor disertai mulut bau.
4. Penampilan tidak rapi
b. Psikologis
1. Malas, tidak ada inisiatif.
2. Menarik diri, isolasi diri.
3. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
c. Sosial
1. Interaksi kurang.
2. Kegiatan kurang
3. Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
4. Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok
gigi dan mandi tidak mampu mandiri.
F. Manifestasi Koping
a. Regresi
b. Penyangkalan
c. Isolasi diri, menarik diri
d. Intelektualisasi

G. Pohon Masalah

Gangguan pemeliharaan
kesehatan (BAB/BAK, mandi,
makan dan minum)

Defisit Perawatan diri

Menurunnya motivasi dalam perawatan diri

Isolasi sosial: menarik diri


H. Diagnosa
 Defisit perawatan diri
I. Intervensi Keperawatan

TUK: Klien mampu memenuhi kebutuhan perawatan diri

Strategi Tindakan
Tujuan
Pelaksanaan
SP 1 TUK: - Menjelaskan kebersihan
diri
1. Klien dapat membina - Menjelaskan cara
hubungan saling menjaga kebersihan diri
percaya dengan - Membantu klien
perawat. mempraktekan cara
2. Klien dapat menjaga kebersihan diri
melakukan cara - Menganjukan kien
menjaga kebersihan memasukkan dalam
diri. jadwal kegiatan harian
SP 2 TUK: - Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian klien
1. Klien mengetahui cara
untuk berdandan dan - Menjelaskan cara
berpenampilan rapi. berdandan

- Membantu klien
mempraktekkan cara
berdandan

- Menganjurkan klien
memasukkan ke dalam
jadwal kegiatan harian

S3 TUK: - Mengevaluasi jadwal


kegiatan harian klien
1. Klien mengetahui tata
cara makan yang baik - Menjelaskan cara makan
dan benar. yang baik

- Membantu klien
mempraktekkan cara
makan yang baik

- Mengajurkan klien
meamasukkan dalam
jadwal kegiatan.

SP 4 TUK: - Mengevaluasi jadwal


kegiatan harian klie
1. Klien dapat
melaksanakan BAB - Menjelaskan cara
dan BAK eliminasi yang baik
sebagaimana
mestinya. - Membantu klien
mempraktekan cara
eliminasi yang baik dan
memasukkan dalam
jadwal

- Menganjurkan klien
memasukkan ke dalam
jadwal kegiatan harian
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.


Jakarta: EGC.

Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa. Jakarta

Sadoch, Kaplan. 1998. Sinopsis Psikiatri. Edisi 7. Jakarta: EGC

Keliat. B.A. 2006. Modul MPKP Jiwa UI. Jakarta: EGC

Keliat. B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Nurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa.


Yogyakarta: Momedia

Perry, Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC

Rasmun. 2004. Stres Koping dan Adaptasi: Teori dan Pohon Masalah
Keperawatan. Jakarta: CV Sagung Seto

Stuart, Sudden, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. Jakarta: EGC

Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda. Jakarta: Prima


Medika.

Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.

Wartonah, Tarwoto. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika

Townsend, Marry C. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Perawatan


Psikiatri Edisi 3. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai