PENDAHULUAN
1
sikap, dan keterampilan seseorang. Pendidikan secara personal, berlangsung
seumur hidup. Sejak buaian sampai menuju liang lahat.
Pendidikan tidak sekedar istilah, ia memiliki komponen utama dalam proses
memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan, yakni; guru, siswa, dan
kurikulum. Guru sebagai pendidik, menurut pandangan sosiologis informal, adalah
sosok orang yang memiliki kelebihan, baik dalam hal ilmu pengetahuan maupun
kepribadiannya. Ia berusaha secara sadar dan sengaja untuk memberikan informasi
pendidikan kepada satu atau beberapa orang yang menjadi muridnya.
Evaluasi adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk
menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan
menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi siswa”. Evaluasi adalah
alat untuk mengukur tingkat keberhasilan guru dalam mengajarkan materi pelajaran
kepada siswa. Untuk menghasilkan penilaian yang baik, seorang guru harus
merumuskan instrumen yang sesuai dengan berbagai ranah pembelajaran, salah
satunya adalah ranah afektif. Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan
sikap dan nilai.ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat,
sikap, emosi, dan nilai. Jadi, siswa yang tidak memiliki minat pada pelajaran
tertentu sulit untuk mencapai keberhasilan belajar secara optimal. Seseorang yang
berminat dalam suatu mata pelajaran diharapkan akan mencapai hasil pembelajaran
yang optimal. Oleh karena itu, semua pendidik harus mampu membangkitkan minat
semua siswa untuk mencapai kompetensi yang telah ditentukan.
Seperti yang terjadi di SD Negeri Sukarame IX, yang mulai melaksanakan
SPMI, terdapat beberapa kelemahan diantaranya tidak semua warga sekolah
memahami mengenai pengisian siklus SPMI, mulai dari pemetaan mutu,
penyusunan rencana pemenuhan, pelaksanaan rencana pemenuhan, monitoring dan
evalusi dan penyusunan strategi peningkatan mutu, hanya beberapa warga sekolah
yang paham mengenai siklus SPMI, dilihat dari raport mutu SD Negeri Sukarame
IX terdapa beerapa kelemahan pada setiap Standar Pendidikan, salah satu
kelemahannya ada pada Standar Kompetensi Lulusan indikator 1.2.” Lulusan
memiliki kompetensi pada dimensi pengetahuan”, Sub Indikator 1.2.1.” Memiliki
Pengetahuan Faktual, Prosedural, Konseptual dan Metakognitif” dan Standar
Proses Indikator 3.2 . “Membentuk rombongan belajar dengan jumlah siswa sesuai
2
ketentuan, Sub Indikator 3.2.13 “Memanfaatkan media pembelajaran dalam
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran”. Siswa kesulitan untuk
mengarahkan, mengelola dan mengendalikan proses pembelajaran mereka sendiri.
Maka dari itu sekolah khsusunya kepala sekolah dan guru dituntut untuk membuat
suatu program pemenuhan mutu khsusunya dalam proses pembelajaran yaitu
dengan meperbaharui pembelajaran yang dilakukan. Salah satunya dengan memilih
metodee atau strategi pembelajran yang berorientasi pada siswa seperti
pembelajaran demonstransi
Metode demonstrasi adalah metode panyajian pelajaran dengan
memeragakan dan menunjukkan kepada siswa tetang suatu proses, situasi atau
benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Terlepas dari metode
penyajian tidak terlepas dari penjelasan guru. Walau dalam metode demonstrasi
siswa haya sekedar memperhatikan. (Ahmad Mujin Nasih dan Lilik Nur Kholidah,
49 :2009)
Menurut Drajat metode demonstrasi merupakan metode yang menggunakan
peragaan untuk memperjelas atau pengertian atau untuk memperlihatkan
bagaimana melakukan sesuatu kepada peserta lain. Demonstrasi merupakan metode
pembelajaran yang efektif, karena peserta didik dapat mengetahui secara langsung
penerapan materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari (Miftahul Huda, 233:2013)
B. Identifikasi Masalah
Setelah mengkaji Indikator pada setiap standar pendidikan serta penomena
yang terjadi Penulis dapat mengidentifikasi permasalahan yang ditemukan sebagai
berikut:
1. Warga Sekolah dan Pemangku Kepentingan Pendidikan belum paham
tentang penerapan SPMI di satua pendidikan.
2. Peserta didik kurang memiliki pengetahuan Faktual, procedural, koseptual
dan mektagoknitif, sehingga hasil proses pembelajarna belum maksimal.
3. Guru diharapkan menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik siswa dan KD pada mata pelajaran matematika.
C. Perumusan Maslaah
Berdasarkan identifikasi tersebut dirumuskan permasalahan yaitu,
“Bagaimana Penjamina Mutu Pendidikan pada Standar Kompetensi Lulusan dan
3
Standar Proses dapat tercapai melalui Proses Pembelajaran dengan Metode
Demontrasi . Sebagai Pemenuhan Mutu Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar
Proses Pada Peserta Didik.”
4
BAB II
CARA PENYELESAIAN MASALAH
5
dimiliki oleh siswa sebagai peserta didik yang tergabung dalam empat cara yaitu
:
1. Way of thinking, cara berfikir yaitu beberapa kemampuan berfikir yang
harus dikuasai peserta didik untuk menghadapi dunia abad 21.
Kemampuan berfikir tersebut diantaranya: kreatif, berfikir kritis,
pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan pembelajar.
2. Ways of working. kemampuan bagaimana mereka harus bekerja dengan
dunia yang global dan dunia digital. Beberapa kemampuan yang harus
dikuasai peserta didik adalah communication and collaboration.
Generasi abad 21 harus mampu berkomunikasi dengan baik, dengan
menggunakan berbagai metode dan strategi komunikasi. Disamping itu
mereka juga harus mampu berkolaborasi dan bekerja sama dengan
individu maupun komunitas dan jaringan. Jaringan komunikasi dan
kerjasama ini memanfaatkan berbagai cara, metode dan strategi berbasis
ICT. Bagaimana seseorang harus mampu bekerja secara bersama
dengan kemampuan yang berbeda-beda.
6
pengembangan metode atau strategi pembelajaran khsusunya metode
pembelajaran demonstrasi.
7
SDN IX Sukarami membuat program baru dalam kegiatan SPMI yaitu
Program pegembangan silabus dan Workshop penyusunan rencana
pembelajaran berbasis kurikulum 2013.
8
untuk perbaika selajutnya (Direktorat Tenaga Kependidikan, Strategi Pembelajara
dan Pemilihannya 2008 : 16).
Penggunaan metode demonstrasi sangat menunjang proses interaksi
mengajar belajar dikelas. Keuntungan yang diperoleh ialah : dengan demonstrasi
perhatian siswa lebih terpusatka pada pelajaran yag sedang diberikan, kesalahan-
kesalahan yang terjadi bila pelajaran diceramahkan dapat diatasi melalui
pengamatan dan contoh kongkrit. Sehingga yang diterima oleh siswa lebih
mendalam dan tinggal lebih lama dalam jiwanya. Jadi dengan metode demonstrasi
itu siswa dapat berpartisi pasi aktif dan memperoleh pengalaman langsung, serta
dapat mengembagkan kecakapannya walaupun demikian kita masih melihat juga
kelemahan pada metode ini (Zakiah Draja, 2012:307).
Kelebihan Dan Kekurangan Metode Demonstrasi Metode demonstrasi
mempunyai kelebihan dan kekuranga sebagai berikut:
a. Kelebiha Metode Demonstrasi
1. Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan konkret, sehingga
menghindari verbalisme ( pemahama secara kata-kata atau kaimat )
2. Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari
3. Proses pengajaran lebih menarik
4. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori
denga kenyataan dan mencoba Melaukannya sendiri.
b. Kekuranga Metode Demonstrasi
1. Metode ini memerluka keterampila guru secara khusus, karena tapa
ditunjuang denga hal itu pelasanaan demonstrasi tidak aka efektif
2. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya ynag memadai tidak selalu
tersedia denga baik
3. Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang
disamping memerlukan waktu yang cukup panjang, yag mungkin terpaksa
mengambil waktu atau jam pelajaran lain (Syaiful Bahri Djamarah, Aswan
Zain, 2010: 90-91)
Sehingga dalam melakukan metode demonstrasi ini kita perlu
mengkombinasikan dengan metode lain sehingga dapat saing melengkapi. Dari
beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi adalah cara
9
yang digunakan oleh guru dalam menyajikan pembelajaran kepada siswa dengan
memperagakan atau menunjukkan secara langsung dengan menggunaka alat bantu
yang sebenarnya atau tiruan, biasanya metode demonstrasi diikuti dengan
eksperimen
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang upaya pemenuhan mutu
pendidikan pada Standar kompetensi Lulusan dan standar Proses melalui kegiatan
Pengembangan Kurikulum dan Evaluasi Pembelajaran di SD Negeri Sukarame IX
Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut, dapat ditarik simpulan sebagai berikut.
1. Aktivitas belajar siswa adalah salah satu tolak ukur dalam peningkatan
proses pembelajaran.
2. Penerapan Metode Pembelajaran perlu di kebangkan supaya proses
pembelajaran menjadi interaktif.
3. Penggunan media pembelajaran perlu dilakukan supaya pemahaman
siswa dapat berkembang.
B. SARAN
Adapun saran untuk beberapa kendala yang dihadapi pada kegiatan SPMI
dalam memenuhi SNP di SDN IX Sukaremi, sebagai berikut :
1. Mengundang fasilitator daerah untuk memberikan arahan terkait siklus
SPMI.
2. Membuat komitmen SPMI bagi warga sekolah
3. Perlunya pengawasan agar tim TPMPS dapat Sinergi yang artinya
bersama tim yang kompak dan solid, Efektif yang artinya tepat sasaran
dan Objektif yang artinya semua data bisa dipertanggung jawabkan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Mujin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan Tehnik Pembelaaran
Agama Islam ( Bandung:PT Refika Aditama, 2009 ) hal.49
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta, Rineka
Cipta, 2010 ) hal 90-91
web.unair.ac.id/admin/file/f_7697_Kemampuan_Berliterasi.doc
staff.ui.ac.id/system/files/users/laksmi/publication/pelatihantradisimembaca.doc
https://pandisuryadi.files.wordpress.com/2012/02/8-standar-nasional-
pendidikan.doc
12
LAPORAN
BEST PRACTICE
Disusun Oleh
NUNIK BAROKAH, S.Pd
NIP 197605142014102008
13
BIODATA PRIBADI
14
HALAMAN PERSETUJUAN
BEST PRACTICE
2 Identitas Penyusun
Nama Lengkap : NUNIK BAROKAH, S.Pd
NIP : 19760514214102001
Pangkat/Golongan : Guru Pertama /IIIb
Jabatan : Guru Kelas
Intansi : SD Negeri Sukarame IX
Tempat Best Practice : SD Negeri Sukarame IX
Disetujui
Kepala LPMP Jawa Barat Pengawas Bina
15
PERNYATAAN
16
KATA PENGANTAR
Puji sukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat,
rahmat dan petunjuk-Nyalah penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Laporan
Best Practice ini dengan judul “ Pengalaman Terbaik Dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Menggunakan Metode Demontrasi Untuk Pemenuhan Mutu Standar
Kompetensi Lulusan Dan Standar Proses Di SD Negeri Sukarame IX Kecamatan
Bayongbong Kabupaten Garut ” dapat diselesaikan.
Menyelesaikan sebuah pekerjaan bukanlah hal yang mudah, apalagi
menyusun sebuah Laporan Best Practice. Banyak sekali hambatan dan kesulitan
dalam penulisan Laporan Best Practice ini yang hampir tidak dapat diatasi
Dalam penulisan Laporan Best Practice ini, penulis telah banyak
mendapatkan bimbingan, bantuan serta dorongan baik secara moril maupun materil
dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang penulis
rasakan. Pada kesempatan ini, perkenankanlah penulis dengan segala kerendahan
hati untuk menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar- besarnya
Oleh karena itu saran dan kritik dari semua pihak yang membangun sangat
penulis harapkan. Tidak lupa dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan karya
ilmiah bentuk hasil penelitian ini.
Akhirnya semoga hal-hal yang penulis sajikan dapat bermanfaat bagi yang
memerlukannya. Amin
Penulis
17
DAFTAR ISI
18