Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sistem penjaminan Mutu Pendidikan Internal merupakan suatu siklus yang
kontinyu yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan dalam menjamin peningkatan
mutu pendidikan berkelanjutan serta terbangunnya budaya mutu pendidikan di
sekolah. Dalam menjalankan penjaminan mutu pendidikan disetiap satuan
pendidikan merupakan upaya terpadu dan sistematis antara seluruh pemangku
kepentingan di sekolah yang meliputi kepala sekolah, guru dan tenaga
kependidikan/tata usaha, dan bekerjasama dengan komite sekolah.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dan merupakan sub sistem
pendidikan nasional mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya
mengembangkan sumber daya manusia. Untuk itu perlu adanya usaha-usaha yang
dinamis dan inovatif ke arah peningkatan kualitas pendidikan secara terusmenerus
dan berkesinambungan
Sekolah adalah lembaga pendidikan yang bertugas menciptakan budaya
mutu untuk mengembangkan dan mencapai tujuan pendidikan nasional yang telah
dicanangkan pemerintah. Dalam hal ini Kementrian Pendidikan Nasional, yang
dituangkan dalam undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Sebagai pusat
pengembangan mutu sekolah, setiap satuan pendidikan bertanggungjawab atas
ketercapaian mutu yang diharapkan.
Kepala sekolah sebagai penanggung jawab setiap satuan pendidikan tentu
bertugas mengembangkan mutu sekolah yang mengarah pada ketercapaian tujuan
tersebut. Kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut hasil
evaluasi sebagai dasar pengembangan selanjutnya akan sangat menentukan mutu
sekolah yang dipimpinnnya.
Pendidikan merupakan suatu upaya mendorong, membimbing, dan
memberi motivasi, dari seseorang kepada orang lain dalam mencapai, mendapatkan
suatu tujuan yang lebih baik. Pendidikan adalah proses pemerolehan pengetahuan,

1
sikap, dan keterampilan seseorang. Pendidikan secara personal, berlangsung
seumur hidup. Sejak buaian sampai menuju liang lahat.
Pendidikan tidak sekedar istilah, ia memiliki komponen utama dalam proses
memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan, yakni; guru, siswa, dan
kurikulum. Guru sebagai pendidik, menurut pandangan sosiologis informal, adalah
sosok orang yang memiliki kelebihan, baik dalam hal ilmu pengetahuan maupun
kepribadiannya. Ia berusaha secara sadar dan sengaja untuk memberikan informasi
pendidikan kepada satu atau beberapa orang yang menjadi muridnya.
Evaluasi adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk
menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan
menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi siswa”. Evaluasi adalah
alat untuk mengukur tingkat keberhasilan guru dalam mengajarkan materi pelajaran
kepada siswa. Untuk menghasilkan penilaian yang baik, seorang guru harus
merumuskan instrumen yang sesuai dengan berbagai ranah pembelajaran, salah
satunya adalah ranah afektif. Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan
sikap dan nilai.ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat,
sikap, emosi, dan nilai. Jadi, siswa yang tidak memiliki minat pada pelajaran
tertentu sulit untuk mencapai keberhasilan belajar secara optimal. Seseorang yang
berminat dalam suatu mata pelajaran diharapkan akan mencapai hasil pembelajaran
yang optimal. Oleh karena itu, semua pendidik harus mampu membangkitkan minat
semua siswa untuk mencapai kompetensi yang telah ditentukan.
Seperti yang terjadi di SD Negeri Sukarame IX, yang mulai melaksanakan
SPMI, terdapat beberapa kelemahan diantaranya tidak semua warga sekolah
memahami mengenai pengisian siklus SPMI, mulai dari pemetaan mutu,
penyusunan rencana pemenuhan, pelaksanaan rencana pemenuhan, monitoring dan
evalusi dan penyusunan strategi peningkatan mutu, hanya beberapa warga sekolah
yang paham mengenai siklus SPMI, dilihat dari raport mutu SD Negeri Sukarame
IX terdapa beerapa kelemahan pada setiap Standar Pendidikan, salah satu
kelemahannya ada pada Standar Kompetensi Lulusan indikator 1.2.” Lulusan
memiliki kompetensi pada dimensi pengetahuan”, Sub Indikator 1.2.1.” Memiliki
Pengetahuan Faktual, Prosedural, Konseptual dan Metakognitif” dan Standar
Proses Indikator 3.2 . “Membentuk rombongan belajar dengan jumlah siswa sesuai

2
ketentuan, Sub Indikator 3.2.13 “Memanfaatkan media pembelajaran dalam
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran”. Siswa kesulitan untuk
mengarahkan, mengelola dan mengendalikan proses pembelajaran mereka sendiri.
Maka dari itu sekolah khsusunya kepala sekolah dan guru dituntut untuk membuat
suatu program pemenuhan mutu khsusunya dalam proses pembelajaran yaitu
dengan meperbaharui pembelajaran yang dilakukan. Salah satunya dengan memilih
metodee atau strategi pembelajran yang berorientasi pada siswa seperti
pembelajaran demonstransi
Metode demonstrasi adalah metode panyajian pelajaran dengan
memeragakan dan menunjukkan kepada siswa tetang suatu proses, situasi atau
benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Terlepas dari metode
penyajian tidak terlepas dari penjelasan guru. Walau dalam metode demonstrasi
siswa haya sekedar memperhatikan. (Ahmad Mujin Nasih dan Lilik Nur Kholidah,
49 :2009)
Menurut Drajat metode demonstrasi merupakan metode yang menggunakan
peragaan untuk memperjelas atau pengertian atau untuk memperlihatkan
bagaimana melakukan sesuatu kepada peserta lain. Demonstrasi merupakan metode
pembelajaran yang efektif, karena peserta didik dapat mengetahui secara langsung
penerapan materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari (Miftahul Huda, 233:2013)
B. Identifikasi Masalah
Setelah mengkaji Indikator pada setiap standar pendidikan serta penomena
yang terjadi Penulis dapat mengidentifikasi permasalahan yang ditemukan sebagai
berikut:
1. Warga Sekolah dan Pemangku Kepentingan Pendidikan belum paham
tentang penerapan SPMI di satua pendidikan.
2. Peserta didik kurang memiliki pengetahuan Faktual, procedural, koseptual
dan mektagoknitif, sehingga hasil proses pembelajarna belum maksimal.
3. Guru diharapkan menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik siswa dan KD pada mata pelajaran matematika.
C. Perumusan Maslaah
Berdasarkan identifikasi tersebut dirumuskan permasalahan yaitu,
“Bagaimana Penjamina Mutu Pendidikan pada Standar Kompetensi Lulusan dan

3
Standar Proses dapat tercapai melalui Proses Pembelajaran dengan Metode
Demontrasi . Sebagai Pemenuhan Mutu Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar
Proses Pada Peserta Didik.”

4
BAB II
CARA PENYELESAIAN MASALAH

A. Langkah-Langkah Penyelesaian Masalah


1. Silus SPMI
a. Pemetaan Mutu
Sekolah membuat TIM TPMPS sekolah antara lain Ketua TPMPS,
Kordinator 8 Standar Nasional Pendidikan dan Tim Monev (Monitoring dan
Evaluasi) yang dimana akan mengawasi program kerja kemudian memberikan
saran solusi dari kelemahan program kepada kordinator dan anggota standar
Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Sekolah (TPMPS)
Kemudian Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Internal mulai membuat
pemetaan mutu yang didasarkan pada Instrumen PMP (Penjaminan Mutu
Pendidikan). Hal ini dilakukan karena instrument PMP berstandar dari Standar
Nasional Pendidikan (SNP) yaitu Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi,
Standar Proses, Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana
dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, Standar Penilaian.
Sesuai dengan latar belakang penulis mengkhusukan pada 2 sandar yaitu
standar kompetensi lulusan dan standar proses.
Alasan Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Sekolah menggunakan
instrument PMP karena nilai raport PMP yang masih kurang dari standar SNP
maka dari itu TIM TPMPS membuat siklus pemenuhan mutu untuk
meningkatkan raport mutu sekolah dengan melibatkan semua pihak warga
sekolah dalam menyusun siklus SPMI di SDN IX Sukareme.
dalam pemetaan mutu khsusunya standar kompetensi lulusan dan
strandar proses, sekolah membuat program diantaranya program
pengembangan kurikulum dan evaluasi pembelajaran yang bertujuan untuk
mengetahui aktivitas pembelajaran dan hasil belajar peserta didik.
Pembelajaran abad ke-21 yang berpusat pada siswa berbeda dengan
pembelajaran tradisional yang berpusat pada guru, dalam arti bahwa keduanya
memiliki pendekatan yang berbeda terhadap isi, pembelajaran, lingkungan
ruang kelas, penilaian, dan teknologi. Hal ini yang menjadikan hal yang harus

5
dimiliki oleh siswa sebagai peserta didik yang tergabung dalam empat cara yaitu
:
1. Way of thinking, cara berfikir yaitu beberapa kemampuan berfikir yang
harus dikuasai peserta didik untuk menghadapi dunia abad 21.
Kemampuan berfikir tersebut diantaranya: kreatif, berfikir kritis,
pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan pembelajar.
2. Ways of working. kemampuan bagaimana mereka harus bekerja dengan
dunia yang global dan dunia digital. Beberapa kemampuan yang harus
dikuasai peserta didik adalah communication and collaboration.
Generasi abad 21 harus mampu berkomunikasi dengan baik, dengan
menggunakan berbagai metode dan strategi komunikasi. Disamping itu
mereka juga harus mampu berkolaborasi dan bekerja sama dengan
individu maupun komunitas dan jaringan. Jaringan komunikasi dan
kerjasama ini memanfaatkan berbagai cara, metode dan strategi berbasis
ICT. Bagaimana seseorang harus mampu bekerja secara bersama
dengan kemampuan yang berbeda-beda.

b. Perencanaan Pemenuhan Mutu


Dari hasil Pemetaan Mutu yang dilaksanakan Tim Penjaminan Mutu
Sekolah disusunlah rencana Pemenuhan Mutu sebagai acuan dalam
Implementasi Pemenuhan Mutu yang akan dilaksanakan oleh Tim
Penjaminan Mutu Pendidikan Sekolah (TPMPS). Tim TPMPS SDN IX
Sukareme menentukan skala prioritas dalam pelaksanaan rencana
Pemenuhan Mutu Sekolah berdasarkan kepada beberapa faktor seperti
program yang akan dilakukan.
Hal ini berdasar dari dari pelaksana kegiatan, waktu, sumber dana
dan sarana prasarna. Berdasarkan dari pertimbangan Tim TPMPS memilih
program pengembangan Metode pembelejaran yang bergunan untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik, melalui kegiatan
tersebut Tim TPMPS dapat memberikan rekomendasi kepada Kepala
Sekolah untuk memberikan arahan supaya setiap guru melakukan

6
pengembangan metode atau strategi pembelajaran khsusunya metode
pembelajaran demonstrasi.

c. Implementasi Peningkatan Mutu


Sebagaimana telah diuraikan dalam Perencanaan Peningkatan Mutu,
Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Sekolah membuat Program
Pengembangan Kurikulum dan Evaluasi Pembelajaran dengan membuat
pengembangan silabus dalam proses pembelajran dan kepala sekolah
melakukan supervise untuk melihat peningkatan aktivitas proses
pembelajaran yang berdampak pada hasil belajar siswa.

d. Monitoring Dan Ealuasi (Monev)


Selanjutnya Tim PMPS akan di evaluasi oleh Tim Monev yang
dimana program yang telah berlangsung terkait dengan keunggulan dan
kelemahan apa saja yang telah muncul pada program kompetensi pada
dimensi pengetahuan dan Program Pengawasan dan penilaian otentik
dilakukan dalam proses pembelajaran melaui kegiatan Pengembangan
Kurikulum dan Evaluasi Pembelajaran. Tim Monev juga telah memberikan
rekomendasi saran terkait dengan beberapa kelemahan yang ditemui yiatu
kegiatan tersebut.
Kesimpulan dari Tim Monev adalah kegiatan Pengembangan
Kurikulum dan Evaluasi Pembelajaran sangat bermanfaat dan selalu
dilakukan secara sistematis setiap semesternya, supaya dampak kepada
peserta didik di dalamnya bisa dikatakan berhasil terutama dalam aktivias
dan hasil belajar peserta didik. Untuk kekurangannya akan dipenuhi pada
standar mutu baru yiatu dengan memenuhi keterbatasan media
pembelajaran dan sumber pembelajaran.

e. Penyususnan Startegi Baru


Kemudian Tim TPMPS telah menyusun strategi baru pendidikan
internal dengan data yang diperoleh dari data Tim monev. Pada tahun 2019

7
SDN IX Sukarami membuat program baru dalam kegiatan SPMI yaitu
Program pegembangan silabus dan Workshop penyusunan rencana
pembelajaran berbasis kurikulum 2013.

2. Merancan Pembelajaran Demonstransi


metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih
berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan
sempurna. Juga siswa dapat mengamati guru selama proses pebelajaran
berlangsung. Adapun penggunaan metode demonstrasi mempunyai tujuan agar
siswa mampu memahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu misalnya
dalam materi pai tata cara tayamum, tata cara sholat baik fardu, sunnah, dan
sebagainya
Langkah-langkah Peggunaan Metode Demonstrasi
Adapun langkah-langkah dalam penggunaan metode demonstrasi antara
lain:
a) Mulailah demonstrasi denagn kegiatan-kegiatan yang metangsang peserta
didik untuk berfikir, misalnya melaui pertanyaan-pertayaan yang
mengandungb teka teki sehingga mendorong peserta didik untuk tertarik
memperhatika demonstrai.
b) Ciptakan suasana yag menyejukkan dengan menghindari suasana yang
menegangkan.
c) Yakin bahwa semua peserta didik mengikuti jannya demonstrasi dengan
memperhatikan seluruh reaksi peserta didik.
d) Berika kesempatan pada pesertabdidik untuk secara aktif memikirkan lebih
lajut sesuai denagn apa yag dilihat dari proses demonstrai itu.
Berikutnya adalah cara mengakhiri kegatan pembelajaran dengan
menggunaka metode demonstrasi adalah denagn memberika tugas-tugas tertentu
yag ada kaitannya dengan metode demonstrasi dan proses pencapaian tujua
pembelajaran, hal ini untuk 17 meyakinkan apakah peserta didik memahami proses
demonstrai atau tidak. Selain memberikan tugas yag relevan, ada baiknya guru dan
peserta didik melaukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu

8
untuk perbaika selajutnya (Direktorat Tenaga Kependidikan, Strategi Pembelajara
dan Pemilihannya 2008 : 16).
Penggunaan metode demonstrasi sangat menunjang proses interaksi
mengajar belajar dikelas. Keuntungan yang diperoleh ialah : dengan demonstrasi
perhatian siswa lebih terpusatka pada pelajaran yag sedang diberikan, kesalahan-
kesalahan yang terjadi bila pelajaran diceramahkan dapat diatasi melalui
pengamatan dan contoh kongkrit. Sehingga yang diterima oleh siswa lebih
mendalam dan tinggal lebih lama dalam jiwanya. Jadi dengan metode demonstrasi
itu siswa dapat berpartisi pasi aktif dan memperoleh pengalaman langsung, serta
dapat mengembagkan kecakapannya walaupun demikian kita masih melihat juga
kelemahan pada metode ini (Zakiah Draja, 2012:307).
Kelebihan Dan Kekurangan Metode Demonstrasi Metode demonstrasi
mempunyai kelebihan dan kekuranga sebagai berikut:
a. Kelebiha Metode Demonstrasi
1. Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan konkret, sehingga
menghindari verbalisme ( pemahama secara kata-kata atau kaimat )
2. Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari
3. Proses pengajaran lebih menarik
4. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori
denga kenyataan dan mencoba Melaukannya sendiri.
b. Kekuranga Metode Demonstrasi
1. Metode ini memerluka keterampila guru secara khusus, karena tapa
ditunjuang denga hal itu pelasanaan demonstrasi tidak aka efektif
2. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya ynag memadai tidak selalu
tersedia denga baik
3. Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang
disamping memerlukan waktu yang cukup panjang, yag mungkin terpaksa
mengambil waktu atau jam pelajaran lain (Syaiful Bahri Djamarah, Aswan
Zain, 2010: 90-91)
Sehingga dalam melakukan metode demonstrasi ini kita perlu
mengkombinasikan dengan metode lain sehingga dapat saing melengkapi. Dari
beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi adalah cara

9
yang digunakan oleh guru dalam menyajikan pembelajaran kepada siswa dengan
memperagakan atau menunjukkan secara langsung dengan menggunaka alat bantu
yang sebenarnya atau tiruan, biasanya metode demonstrasi diikuti dengan
eksperimen

3. Penerapan Pembelajaran Demonstrasi di Sekolah


Dalam pengembangan pembelajaran, guru sebagai fasilitator menentukan
permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar sekolah. Permasalahan yang
dimunculkan yaitu kurang aktivanya peserta didik pada proses pembelajaran.
Penerapan model pembelajaran demonstrasi mampu meningkatkan aktivitas
pembelajaran baik dari segi kualitas proses pembelajarannya maupun keterampilan
siswa di SD Negeri IX Sukareme. Hal ini dapat dibuktikan dengan tercapainya
indikator yang telah ditetapkan sebelumnya dalam pembelajaran. Setiap cara dalam
penerapan model pembelajaran demonstrasi mengalami peningkatan yangcukup
berarti. Setelah dilakukannya pengolahan data pada setiap tahap.
Pada pengembangan rancanan pembelajaran, guru menyusun
pengembangan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) berbasis kurikulum
2013 dalam RPP yang dikembangkan sesuai dengan standar dalam pengembangan
RPP yang berlaku, hanya saja diberikan komponen-komponen tambahan yang
menunjang dalam pengembangan pembelajaran. Adapun rencana pelaksanaan
pembelajaran yang dikembangkan yaitu di kelas VI SD Negeri Sukaremi IX.
Pengamatan terhadap siswa dalam pembelajaran dinilai pada tiga aspek,
yaitu: (1) keaktifan siswa selama apersepsi, (2) minat dan motivasi siswa saat
mengikuti kegiatan pembelajaran, (3) keaktifan dan perhatian siswa pada saat guru
menyampaikan materi. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, saat diskusi
kelompok siswa aktif menyampaikan pendapatnya dan menghargai pendapat
temannya. Semua siswa berkontribusi dalam kelompoknya untuk
mendemonstrasikan didepan kelas
penerapan metode pembelajaran demonstrasi dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran terhadap siswa di kelas. Hal ini dapat ditandai dengan peningkatan
nilai rata-rata kinerja guru di SD Negeri IX Sukarame.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang upaya pemenuhan mutu
pendidikan pada Standar kompetensi Lulusan dan standar Proses melalui kegiatan
Pengembangan Kurikulum dan Evaluasi Pembelajaran di SD Negeri Sukarame IX
Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut, dapat ditarik simpulan sebagai berikut.
1. Aktivitas belajar siswa adalah salah satu tolak ukur dalam peningkatan
proses pembelajaran.
2. Penerapan Metode Pembelajaran perlu di kebangkan supaya proses
pembelajaran menjadi interaktif.
3. Penggunan media pembelajaran perlu dilakukan supaya pemahaman
siswa dapat berkembang.

B. SARAN
Adapun saran untuk beberapa kendala yang dihadapi pada kegiatan SPMI
dalam memenuhi SNP di SDN IX Sukaremi, sebagai berikut :
1. Mengundang fasilitator daerah untuk memberikan arahan terkait siklus
SPMI.
2. Membuat komitmen SPMI bagi warga sekolah
3. Perlunya pengawasan agar tim TPMPS dapat Sinergi yang artinya
bersama tim yang kompak dan solid, Efektif yang artinya tepat sasaran
dan Objektif yang artinya semua data bisa dipertanggung jawabkan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Mujin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan Tehnik Pembelaaran
Agama Islam ( Bandung:PT Refika Aditama, 2009 ) hal.49

Dirjen Pendasmen Kemendikbud,2017.Pengembangan Sekolah Model.Jakarta.

Dimyati. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Depdikbud.

Dispen Jawa Barat,2016. Gerakan Literasi Sekolah.Jawa Barat

Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, ( Yogyakarta: Pustaka


Belajar, 2013 ) hal 233

Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta, Rineka
Cipta, 2010 ) hal 90-91

Wendhie prayitno s.kom, mt .implementasi project based learning dalam


pembelajaran abad 21 pada mata pelajaran ipa kelas v sd n jetis ii nglora
kec. Saptosari, kab. Gunungkidul. Lpmp d.i.yogyakarta

web.unair.ac.id/admin/file/f_7697_Kemampuan_Berliterasi.doc

staff.ui.ac.id/system/files/users/laksmi/publication/pelatihantradisimembaca.doc

https://pandisuryadi.files.wordpress.com/2012/02/8-standar-nasional-
pendidikan.doc

Direktorat Tenaga Kependidikan, Strategi Pembelajara dan Pemilihannya, (


Jakarta: Diknas, 2008 )

Zakiah Drajat dkk, Metodik Khusus Pengajaran Islam,…………. hal

12
LAPORAN
BEST PRACTICE

PENGALAMAN TERBAIK DALAM MENINGKATKAN HASIL


BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DEMONTRASI UNTUK
PEMENUHAN MUTU STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DAN
STANDAR PROSES DI SD NEGERI SUKARAME IX KECAMATAN
BAYONGBONG KABUPATEN GARUT

Disusun Oleh
NUNIK BAROKAH, S.Pd
NIP 197605142014102008

SEKOLAH DASAR NEGERI SUKARAME IX


UPT PENDIDIKAN KECAMATAN BAYONGBONG
KABUPATEN GARUT
2019

13
BIODATA PRIBADI

Nama : NUNIK BAROKAH, S.Pd


NIP : 197605142014102001
Tempat Tanggal Lahir : Subang, 14 Mei 1976
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status Kepegawaian : PNS
Alamat Rumah : Kp. Padarek Rt/Rw 05/02 Desa.Sukahati
Kecamatan Cilawu Kab. Garut
TMT CPNS : 01-10-2014
Pangkat/Gol Ruang : Penata Muda Tk.I
Jabatan : Guru Pertama
Masa Kerja Keseluruhan : 10 tahun 02 bulan
Sekolah Tempat Tugas
Nama : SDN Sukarame IX
Alamat Sekolah : Jl. Raya Waspada KP. Cibuntu Desa Sukamanah
Kecamatan Bayongbong Garut
Alamat e-mail : sdnsukarame9@gmail.com
Nomor Statistik Sekolah : 101021115035
Mata Pelajaran: : Guru Kelas V
Beban Mengajar : 32 jam/minggu

14
HALAMAN PERSETUJUAN
BEST PRACTICE

1.. Judul Best Practice : Pengalaman Terbaik Dalam Meningkatkan Hasil


Belajar Siswa Menggunakan Metode Demontrasi
Untuk Pemenuhan Mutu Standar Kompetensi
Lulusan Dan Standar Proses Di Sd Negeri
Sukarame Ix Kecamatan Bayongbong Kabupaten
Garut

2 Identitas Penyusun
Nama Lengkap : NUNIK BAROKAH, S.Pd
NIP : 19760514214102001
Pangkat/Golongan : Guru Pertama /IIIb
Jabatan : Guru Kelas
Intansi : SD Negeri Sukarame IX
Tempat Best Practice : SD Negeri Sukarame IX

Diketahui Garut, November 2018


Kepala SDN Sukarame IX Penyusun

KUNKUN SETIAWATI,S.Pd NUNIK BAROKAH, S.Pd


NIP 196808281984102003 NIP 19760514052014102001

Disetujui
Kepala LPMP Jawa Barat Pengawas Bina

Drs.H.TOTOH SANTOSA,M.M ASEP RIDWAN,S.Pd..,M.M


NIP 19591125 1968403 1 001 NIP 19600509 198109 1 005

15
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Best Practice dengan judul:

PENGALAMAN TERBAIK DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR


SISWA MENGGUNAKAN METODE DEMONTRASI UNTUK PEMENUHAN
MUTU STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DAN STANDAR PROSES DI
SD NEGERI SUKARAME IX KECAMATAN BAYONGBONG KABUPATEN
GARUT adalah karya saya sendiri, dan seluruh sumber yang dikutip maupun
dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Apabila di kemudian hari ternyata
ditemukan adanya hal-hal yang tidak sesuai dengan pernyataan ini maka saya
bersedia menerima sanksi yang dikenakan.

Garut, September 2019


Yang membuat pernyataan

Nunik Barokah, S.Pd


NIP 19760514052014102001

16
KATA PENGANTAR

Puji sukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat,
rahmat dan petunjuk-Nyalah penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Laporan
Best Practice ini dengan judul “ Pengalaman Terbaik Dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Menggunakan Metode Demontrasi Untuk Pemenuhan Mutu Standar
Kompetensi Lulusan Dan Standar Proses Di SD Negeri Sukarame IX Kecamatan
Bayongbong Kabupaten Garut ” dapat diselesaikan.
Menyelesaikan sebuah pekerjaan bukanlah hal yang mudah, apalagi
menyusun sebuah Laporan Best Practice. Banyak sekali hambatan dan kesulitan
dalam penulisan Laporan Best Practice ini yang hampir tidak dapat diatasi
Dalam penulisan Laporan Best Practice ini, penulis telah banyak
mendapatkan bimbingan, bantuan serta dorongan baik secara moril maupun materil
dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang penulis
rasakan. Pada kesempatan ini, perkenankanlah penulis dengan segala kerendahan
hati untuk menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar- besarnya
Oleh karena itu saran dan kritik dari semua pihak yang membangun sangat
penulis harapkan. Tidak lupa dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan karya
ilmiah bentuk hasil penelitian ini.
Akhirnya semoga hal-hal yang penulis sajikan dapat bermanfaat bagi yang
memerlukannya. Amin

Garut, September 2019

Penulis

17
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN .........................................................................


LEMBAR PERNYATAAN ...........................................................................
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................. 1
B. Identifikasi ....................................................................... 3
C. Perumusan Masalah .......................................................... 3
BAB II CARA MENYELESAIKAN MASALAH............................. 4
A. Langkah-Langkah Penyelesaian Masalah ........................ 4
1. Siklus SPMI ................................................................ 4
2. Perencanaan Pembelajaran Demonstransi ................... 8
3. Penerapan Pembelajaran Demontransi ........................ 10
BAB III PENUTUP .............................................................................. 11
A. Kesimpulan ...................................................................... 11
B. Saran .................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 12
LAMPIRAN –LAMPIRAN FOTO KEGIATAN ............................................

18

Anda mungkin juga menyukai