LECTURE NOTES
LEARNING OUTCOMES
OUTLINE MATERI :
- ITPM
- The Business Case
- Project Selection and Approval
- IT Governance and the Project Management Office
0134M – Manajemen Proyek
ISI MATERI
Adapun kelima tahapan dalam manajemen proyek teknologi informasi dapat diuraikan
sebagai berikut:
a. Conceptualize & Initialize Project
Pada tahap pertama ini, metodologi proyek teknologi informasi secara utuh harus
mendefiniskan dengan jelas tujuan dari proyek tersebut. Dimana harus sangat dipahami
bahwa sebuah proyek harus mempunyai awal yang jelas dan dipastikan bagaimana kondisi
akhir dari proyek tersebut. Pada umumnya, awal dari proyek berbentuk dokumen proyek
yang berisi anggaran dan aktifitas proyek sedangkan akhir suatu proyek biasanya tujuan dari
proyek sudah dipenuhi semua dan dinyatakan semua pekerjaan sudah diselesaikan.
Kesulitan dalam mendefinisikan proyek adalah tidak adanya ukuran yang jelas dan
perbedaan yang jelas antara satu proyek dengan proyek lainnya. Bisa saja proyek yang sama
dikerjakan pada perusahaan yang berbeda akan membutuhkan waktu dan tenaga serta biaya
yang berbeda. Pengelolaan proyek memerlukan kemampuan dalam aspek seni, karena
manajemen proyek merupakan ilmu yang fleksibel.
0134M – Manajemen Proyek
Pada akhirnya, tahapan ini akan menghasilkan business case. Dimana termuat hasil dari
analisis nilai organisasi, kelayakan, biaya, manfaat, dan risiko dari rencana proyek. Semua itu
tertuang dalam sebuah dokumen.
dengan utilisasi sumber daya yang dipergunakan dalam proyek. Sebagai tambahan, standar-
standar dan prosedur yang akan dipergunakan dalam melakukan pengelolaan proyek pun
harus jelas dan disepakati bersama oleh seluruh anggota personel.
c. Execute and Control the Project
Dalam tahap ini akan dibicarakan tentang bagaimana mengendalikan jalannya proyek agar
proyek tersebut dapat mencapai tujuan dari proyek yang sudah didefiniskan pada tahap
sebelumnya. Dimana dalam tahapan ini seorang manajer proyek harus memastikan
lingkungan dan infrastuktur untuk mendukung jalannya proyek agar sesuai dengan apa yang
sudah direncanakan. Dalam tahapan ini tercakup aktifitas mencari sumber daya yang sesuai
dengan kebutuhan proyek, infrastruktur yang digunakan dalam pengembangan proyek,
metodologi pengembangan sistem dan tools nya, lingkungan kerja dan menyiapkan
manajemen perubahan serta mengendalikan kualitas atas proyek dengan cara melakukan
testing.
d. Close Project
Setelah menyelesaikan semua aktifitas proyek, termasuk didalamnya pengembangan, testing
dan instalasi, biasanya akan dilakukan proses penyerahan secara formal dari team proyek
yang diwakili oleh manajer proyek ke client atau sponsor proyek. Dalam tahapan ini, team
proyek yang biasanya diwakili oleh manajer proyek akan melakukan presentasi tentang
semua kegiatan dari proyek dan pencapaian yang dilakukan, sehingga client atau sponsor
proyek dapat dengan yakin menyetujui bahwa proyek sudah selesai.
Sampai tahapan ini, team pendukung proyek (yang diluar anggota proyek), seperti bagian
keuangan dan akuntansi akan melakukan perhitungan semua biaya yang terjadi serta
melakukan penagihan atas pembayaran yang masih belum dilunasi oleh sponsor proyek atau
client.
e. Evaluate Project Success
Tahapan terakhir adalah melakukan Evaluasi terhadap empat area.
Final project review atau disebut “Postmortem”. Hal ini harus dilakukan oleh manajer
proyek dan anggota team agar menjadi pembelajaran sehingga proyek-proyek selanjutnya
dapat diselesaikan dengan lebih baik lagi. Selain itu, semua pengalaman dari anggota
proyek perlu didokumentasikan sebagai pengetahuan untuk anggota team lainnya dalam
melaksanakan proyek nantinya.
0134M – Manajemen Proyek
Performance review. Dalam tipe ini, review dilakukan terhadap kinerja dari organisasi
dan kelebihan dari procedure serta policies yang sudah dijalankan. Hal ini menjadi
penting, karena semua itu akan menjadi feedback bagi anggota proyek untuk
pembelajaran. Biasanya dalam feedback dari tipenya sifatnya lebih jujur dan terbuka.
Answer dan Following Questions. Tipe ini biasanya berisi evaluasi tentang kemungkinan
proyek untuk mencapai sasarannya, kesesuaian antara perkiraan dengan kenyataan terkait
akan anggaran, scope, jadwal dan kualitas. Selain itu, juga mengevaluasi bagaimana
tanggapan (kepuasan) client/sponsor proyek terhadap hasil pekerjaan dari proyek.
Manfaat proyek terhadap organisasi. Tipe ini mengevaluasi apakah proyek yang
dikerjakan tersebut member manfaat kepada organisasi.
Measurable Organizational Value atau yang disingkat dengan MOV adalah istilah yang
diperkenalkan oleh Jack Marchewka sebagai alternatif tools untuk melakukan Evaluasi terhadap
nilai dari investasi yang dikenal selama ini dengan sebutan ROI. Marchewka mendefinisikan
MOV ini sebagai tujuan keseluruhan proyek dan sebagai ukuran kesuksesan. Jadi MOV secara
implisit menyatakan sebuah proyek harus dapat diukur, memberikan nilai bagi organisasi, sudah
disepakati dan dapat diverifikasi.
Sebuah proyek sistem informasi harus bisa terukur dengan jelas, tapi hal ini sangat sulit
untuk dilakukan. Karena banyak proyek SI bersifat tidak terukur (lihat gambar 2.2), sebagai
contoh, perusahaan ingin membuat sebuah sistem yang mempermudah pekerjaan karyawan. Hal
ini dengan tujuan agar karyawan bisa lebih merasa senang. Hal ini menjadi sulit, karena tingkat
kesenangan (kebahagiaan) tidak ada tolok ukurnya. Namun dapat disepakati, bahwa karyawan
yang senang dapat bekerja lebih baik, lebih setia, dan lebih senang berinteraksi dengan karyawan
lainnya.
0134M – Manajemen Proyek
Organizational Drives
Vision & Mission
Drives
Organizational
Strategy
Supports
Project’s
Organizational
Measurable
Supports Value
(MOV)
Sebuah business case harus menyediakan manajer puncak dalam framework untuk
memutuskan apakah suatu proyek harus dimulai atau tidak. Selain itu, juga harus menyediakan
manajer proyek dan manajemen tim proyek dengan template yang dapat digunakan untuk
mengawasi dan mengendalikan proyek agar dapat memastikan bahwa manfaat yang
diproyeksikan akan tercapai.
0134M – Manajemen Proyek
Dengan business case akan memberikan manfaat secara langsung kepada manajer perusahaan
berupa kesempatan untuk mengeksplorasi seberapa besar potensial melaksanakan sebuah proyek
serta bagaimana potensi kerugian yang akan muncul kalau tidak melakukan proyek tersebut.
Semua itu dapat dilakukan sebelum mereka membuat keputusan untuk mengeluarkan biaya.
Proses menulis business case juga dapat memaksa tim manajer dan karyawan untuk:
Mengatur pemikiran dan pengetahuan tentang potensial proyek.
Mempertimbangkan potensi kelemahan dan menyempurnakan informasi yang hilang
dengan penelitian lebih lanjut.
Menentukan kelebihan dan kekurangan dari proyek, dan mengembangkan
kemampuan untuk mengkomunikasikan kepada pihak lain baik di dalam maupun di
luar perusahaan.
Mengembangkan justifikasi keuangan untuk proyek.
Membangun tim yang familiar dengan poin utama proyek bahkan sebelum proyek
disetujui.
0134M – Manajemen Proyek
Hasil Akhir dari business case ini merupakan sebuah laporan yang terkait dengan proyek
yang akan dikembangkan. Adapun bentuk laporannya dapat dilihat pada template dari business
case seperto pada gambar 2.4 dibawah ini.
Kata balance di BSC mempunyai arti yang sangat mendasar. Konsep BSC sebenarnya
menunjukkan adanya keseimbangan antara semua factor yang menjadi perpekstif. Keempat
faktor yang harus diseimbangkan adah antara :
o Faktor keuangan dan non keuangan
o Pihak eksternal dan internal
o Jangka pendek dan jangka panjang
Secara garis besar, perspektif dari BSC dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu Keuangan dan
Nonkeuangan. Dimana yang masuk dalam keuangan adalah Perspektif Keuangan sendiri dan
lainnya masuk ke perspektif non keuangan. Mungkin timbul pertanyaan, kenapa harus ada
perspektif non keuangan? Bukankah perspektif keuangan sudah mencakup semua hal? Dalam hal
ini perlu disadari bahwa dibutuhkannya perspektif non keuangan dikarenakan perspektif
keuangan tidak cukup untuk mencerminkan kinerja perusahaan, karena belum tentu perspektif
keuangan yang baik akan menjamin kestabilan perusahaan dalam jangka panjang.
Dari uraian diatas, terlihat bahwa perspektif non keuangan menjadi penting, karena
perspektif non keuangan dianggap sebagai bagian yang bila ikut diperhatikan, pada akhirnya
dapat mendongkrak kinerja keuangan. Untuk dapat stabil dan berkembang, perusahaan harus
0134M – Manajemen Proyek
mempunyai strategi yang dituangkan dalam program kerja, sehingga penilaian kinerja juga harus
lebih dari sekedar penilaian keuangan saja.
Menurut Kaplan (1996) ;
perspektif pelanggan dapat diukur dengan lima aspek utama, yaitu; (1) Pangsa Pasar, (2)
Customer Retention, (3) Customer Acquisition, (4) Customer Satisfaction dan (5) Customer
Profitability.
perspektif bisnis internal diukur dengan tiga aspek utama yaitu ; (1) Proses Inovasi, (2)
Proses Operasi, dan (3) Pelayanan Purna Jual.
perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dapat diukur dari sisi aspek, yaitu; (1) kemampuan
karyawan, (2) kemampuan sistem informasi, dan (3) Motivasi, Pemberian Wewenang dan
Pembatasan Wewenang Karyawan
menciptakan nilai yang sesuai ke dalam Strategi corporate governance secara keseluruhan, dan
tidak dalam bentuk disiplin sendiri. Hal yang menguatkan, dalam pengambilan keputusan dengan
pendekatan ini, semua stakeholder akan berpartisipasi. Hal ini akan menciptakan suasana saling
berbagi tanggung jawab dan memastikan bahwa keputusan terkait TI dibangun dan didorong
oleh bisnis, bukan sebaliknya.
0134M – Manajemen Proyek
SIMPULAN
Pada dasarnya metodologi proyek teknologi informasi terdiri dari 5 tahapan, yaitu; initiasi
proyek, perencanaan proyek, execute dan control proyek, penyelesaian proyek dan Evaluasi.
Tetapi sebuah metodologi yang baik harus fleksibel.
MOV merupakan metodologi yang digunakan oleh Marchewka untuk mengukur dan
menganalisis nilai dari investasi. MOV ini melengkapi (menggantikan) ROI.
Business case menggambarkan bagaimana IT memberikan nilai (keuntungan) terhadap
organisasi. Bahkan dengan business case, segala resiko yang berpotensi untuk merugikan
proyek dapat di prediksi sedini mungkin.
BSC digunakan untuk menyeimbangkan 4 perspektif yang akan mendukung pencapaian
tujuan organisasi melalui pengembangan proyek sistem informasi.
Framework dari IT governance dapat dijadikan dasar dalam menentukan framework
manajemen teknologi informasi. Karena tujuan utama dari IT governance adalah untuk (1)
menjamin bahwa investasi IT akan meningkatkan nilai bisnis, dan (2) mengurangi risiko
yang berkaitan dengan kegagalan TI.
0134M – Manajemen Proyek
DAFTAR PUSTAKA
Balanced Scorecard Institute . (n.d.). What is the Balanced Scorecard? . Retrieved January
2012, 09, from Balanced Scorecard Institute : http://www.balancedscorecard.org/
Marchewka, J. T. (2013). Information Technology Project Management (4 ed.). Chinnei:
Wiley.
Schmidt, M. J. (2011, December 23 ). Business case / Business case analysis. Retrieved
January 05, 2012, from Solution Matrix • Cost-Benefit-Analysis :
http://www.solutionmatrix.com