Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Organisasi terdiri dari berbagai macam komponen yang berbeda dan saling memiliki
ketergantungan dalam proses kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Perbedaan yang
terdapat dalam organisasi seringkali menyebabkan terjadinya ketidakcocokan yang akhirnya
menimbulkan konflik. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya ketika terjadi suatu
organisasi, maka sesungguhnya terdapat banyak kemungkinan timbulnya konflik .

Konflik dapat menjadi masalah yang serius dalam setiap organisasi, tanpa peduli apapun
bentuk dan tingkat kompleksitas organisasi tersebut, jika konflik tersebut dibiarkan berlarut-
larut tanpa penyelesaian. Karena itu keahlian untuk mengelola konflik sangat diperlukan
bagi setiap pimpinan atau manajer organisasi.

Makalah ini mencoba menyajikan apa yang sebenarnya didefinisikan sebagai konflik
dalam suatu organisasi dan cara penyelesaian konflik yang dimiliki.

Konflik dalam keseharian kita kini tak terhindarkan, ditambah lagi pelaku konflik yang
tidak hanya menyangkut orang per orangan melainkan menjadi kelompok per kelompok
maupun negara ke negara lainnya. Manajemen konflik menjadi sangat penting untuk
dipahami, dikarenakan penengah diperlukan dalam suatu konflik untuk menyelesaikannya.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui konsep manajemen konflik
dan penyelesaian masalah.

1.3 Manfaat Penulisan


Secara umum penyusunan makalah ini memiliki manfaat sebagai pedoman dalam
memahami konsep manajemen keperawatan khususnya manajemen konflik dan
penyelesaian masalah.

1
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian

Istilah manajemen berasal dari bahasa Italia Maneggiare (Haney dalam Mardianto, 2000)
yang berarti melatih kuda-kuda atau secara harfiah to handle yang berarti mengendalikan,
sedangkan dalam kamus Inggris Indonesia (Echols dan Shadily, 2000) management berarti
pengelolaan dan istilah manager berarti tindakan membimbing atau memimpin. Sehingga
manajemen dapat didefinisikan sebagai mengawasi/mengatur orang bekerja dan
menmanajemen konfliksi administrasi dengan baik. Manajemen merupakan proses penting
yang menggerakkan organisasi karena tanpa manajemen yang efektif tidak akan ada usaha
yang berhasil cukup lama. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
manajemen merupakan sebuah tindakan yang berhubungan dengan usaha tertentu dan
penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan.

Setelah memahami pengertian manajemen, selanjutnya adalah pengertian konflik.


Menurut kamus bahasa Indonesia (1997), konflik berati percekcokan, pertentangan, atau
perselisihan. Konflik juga berarti adanya oposisi atau pertentangan pendapat antara orang-
orang atau kelompok-kelompok. Setiap hubungan antar pribadi mengandung unsur-unsur
konflik, pertentangan pendapat, atau perbedaan kepentingan. Menurut Johnson (Supratiknya,
1995) konflik adalah situasi dimana tindakan salah satu pihak berakibat menghalangi,
menghambat atau mengganggu tindakan pihak lain. Menurut defenisi konflik di atas dapat
disimpulkan bahwa konflik adalah segala macam interaksi pertentangan antara dua pihak
atau lebih. Konflik dapat timbul pada berbagai situasi sosial, baik terjadi dalam diri individu,
antar individu, kelompok, organisasi, maupun negara.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen konflik adalah cara
yang digunakan individu untuk menghadapi pertentangan atau perselisihan antara dirinya
dengan orang lain yang terjadi di dalam kehidupan.

2
2.2 Kategori Konflik

Konflik dalam organisasi secara struktural dapat dikategorikan sebagai konflik vertikal
dan horizontal (Marriner, 1979). Konflik vertikal meliputi perbedaan antara pimpinan dan
anak buah. Konflik horizontal adalah garis konflik antara staf dan ada hubungannya dengan
praktek, keahlian, otoritas dan sebagainya.

Selain itu, konflik juga dapat dibedakan menjadi :

 Menurut Sifat Kejadiannya


a. Konflik Langsung (direct conflict)

Yaitu konflik yang terjadi secara langsung yang disebabkan oleh perbedaan
pandangan antar satu orang dengan orang lain atau gangguan hubungan interpersonal
atau dengan orang lain.

b. Konflik Tidak Langsung (indirect conflict)

Yaitu perbedaan pandangan individu dan organisasi. Perbedaan tersebut tidak


ditunjukkan secara langsung, melainkan melalui konteks kinerja atau hubungan kerja.
Misalnya : antara atasan dan bawahan. Atasan yang selalu menyuruh-nyuruh
bawahan sehingga akhirnya bawahan selalu datang terlambat bahkan tidak hadir sama
sekali.

 Menurut Tingkatan Kejadian Dalam organisasi (Winardi (1992:174))


a. Konflik dalam diri individu

Adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi bila seseorang
individu menghadapi ketidakpuasan tentang pekerjaan (yand tidak sesuai
ketidakmampuan, pekerjaan yang bertentangan atau pekerjaan yang tidak
diharapkan).

b. Konflik antar individu

3
Adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena pertentangan
kepentingan atau keinginan saat berinteraksi. Hal ini sering terjadi karena perbedaan
kepribadian dan perbedaan peranan.

c. Konflik antar individu dan kelompok

Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan


untuk mencapai konformitas atau keseragaman yang dipaksakan atau ditekankan
kepada mereka oleh kelompok kerja mereka.

d. Konflik antar kelompok

Hal ini terjadi karena perbedaan kepentingan antar kelompok. Hal ini terjadi karena
adanya perbedaan kepentingan dan kelompok berupaya dalam mencapainya.

e. Konflik antar organisasi

Biasanya terjadi karena adanya persaingan antar organisasi dan di Amerika atau
negara-negara maju konflik ini muncul dalam persaingan bisnis yang mempengaruhi
sistem perekonomian.

 Menurut Hellriegel dan Slocum


a. Konflik Tujuan

Disebut juga goal conflict, terjadi apabila hasil akhir yang diinginkan atau hasil yang
diprevensi tidak kompatibel.

b. Konflik Kognitif

Disebut juga cognitive conflict, terjadi apabilaindividu-individu menyadari bahwa


pemikiran atau ide-ide mereka tidak konsisten.

c. Konflik Afektif

Muncul apabila perasaan atau emosi tidak kompatibel dengan yang lain.

4
2.3 Tahap Proses Konflik

1) Tahap I : Potensi Oposisi dan Ketidakcocokan

Kondisi yang menciptakan terjadinya konflik meskipun kondisi tersebut tidak


mengarah langsung ke konflik. Kondisi ini antara lain disebabkan oleh :

a. Komunikasi yg kurang baik dalam organisasi sehingga menimbulkan


ketidaknyamanan antar anggota organisasi.
b. Struktur tuntutan pekerjaan menyebabkan ketidaknyamanan antar anggota organisasi
c. Variabel pribadi, ketidaksukaan pribadi atas individu lain
2) Tahap II : Kognisi dan Personalisasi

Apabila pada tahap I muncul kondisi yang negatif, maka pada tahap ini kondisi
tersebut didefinisikan, sesuai persepsi pihak yang berkonflik.

a. Konflik yang dipersepsikan : kesadaran satu pihak atau lebih atas adanya konflik
yang menciptakan peluang terjadinya konflik
b. Konflik yang dirasakan : keterlibatan emosional saat konflik yang menciptakan
kecemasan, ketegangan, frustasi, atau kekerasan.
3) Tahap III : Maksud

Keputusan untuk bertindak dengan cara tertentu / dengan strategi penyelesaian konflik.

4) Tahap IV : Perilaku

Pada tahap ini konflik tampak nyata, mencakup pernyataan, tindakan dan reaksi yg
dibuat pihak2 yg berkonflik.

5) Tahap V : Hasil

Pada tahap ini konflik dapat ditentukan apakah merupakan Konflik Fungsional atau
Konflik Disfungsional.

5
2.4 Langkah-langkah Penyelesaian

Vestal (1994) menjabarkan langkah-langkah menyelesaikan suatu konflik meliputi :

1) Pengkajian
a. Analisa situasi

Identifikasi jenis konflik untuk menentukan waktu yang diperlukan. Setelah fakta
dan memvalidasi semua perkiraan melalui pengkajian lebih mendalam. Kemudian
siapa yang terlihat dan peran masing-masing. Tentukan jika situasinya bisa berubah.

b. Analissa dan mematikan isu yang berkembang

Jelaskan masalah dan prioritas fenomena yang terjadi. Tentukan masalah utama yang
memerlukan suatu penyelesaian dimulai dari masalah tersebut. Hindari penyelesaian
semua masalah dalam satu waktu.

c. Menyusun tujuan

Jelaskan tujuan spesifik yang akan dicapai.

2) Identifikasi
a. Mengelola perasaan

Hindari suatu respon emosional : marah, dimana setiap orang mempunyai respon
yang berbeda terhadap kata-kata, ekspresi dan tindakan.

3) Intervensi
a. Masuk pada konflik
b. Diyakini dapat diselesaikan dengan baik.

c. Identifikasi hasil yang positif yang akan terjadi.

d. Menyeleksi metode dalam menyelesaikan konflik

Penyelesaian konflik memerlukan strategi yang berbeda-beda. Seleksi metode yang


paling sesuai untuk menyelesaikan konflik yang terjadi.

6
2.5 Strategi Penyelesaian Konflik
1) Kompromi/Negosiasi .”Lose-lose Solution”
Suatu strategi penyelesaian konflik dimana semua yg terlibat saling menyadari dan
sepakat ttg keinginan bersama.
2) Kompetisi “ Win-lose”
Konflik.penyelesaian ini menekankan bahwa hanya ada satu orang/kelompok yang
menang tanpa mempertimbangkan yang kalah
3) Akomodasi (cooperative)
Mengakomodasi permasalahan dan memberi kesempatan orang lain untuk menang.
4) Smoothing
Penyelesaian konflik dengan mengurangi komponen emosional dalam konflik,
mencapai kebersamaan daripada perbedaan dengan penuh kesadaran dan intropeksi
diri.
5) Menghindar
Memilih untuk menghindar atau tidak menyelesaikan masalahnya. Dipilih bila
ketadaksepakatan membahayakan kedua pihak.
6) Kolaborasi.“Win-win solution”.
Kedua unsur yang terlibat menentukan tujuan bersama dan bekerjasama dalam
mencapai tujuan.

2.6 Negosiasi
2.6.1 Pengertian Negosiasi

Negosiasi adalah sesuatu yang kita lakukan setiap saat dan terjadi hampir di setiap
aspek kehidupan kita. Selain itu negosiasi adalah cara yang paling efektif untuk
mengatasi dan menyelesaikan konflik atau perbedaan kepentingan. Kita memperoleh apa
yang kita inginkan melalui negosiasi. Negosiasi terjadi ketika kita melihat bahwa orang
lain memiliki atau menguasai sesuatu yang kita inginkan. Tetapi sekedar menginginkan
tidak cukup.

Kita harus melakukan negosiasi untuk mendapatkan apa yang kita inginkan dari pihak
lain yang memilikinya dan yang juga mempunyai keinginan atas sesuatu yang kita miliki.

7
Sedangkan agar negosiasi dapat terjadi dengan sukses, kita harus juga bersiap untuk
memberikan atau merelakan sesuatu yang bernilai yang dapat kita tukar dengan sesuatu
yang kita inginkan tersebut.

Dalam buku Teach Yourself Negotiating, karangan Phil Baguley, dijelaskan tentang
definisi negosiasi yaitu suatu cara untuk menetapkan keputusan yang dapat disepakati
dan diterima oleh dua pihak dan menyetujui apa dan bagaimana tindakan yang akan
dilakukan di masa mendatang.

2.6.2 Karakteristik Negosiasi

Sedangkan negosiasi memiliki sejumlah karakteristik utama, yaitu:

1) Senantiasa melibatkan orang – baik sebagai individual, perwakilan organisasi atau


perusahaan, sendiri atau dalam kelompok
2) Memiliki ancaman terjadinya atau di dalamnya mengandung konflik yang terjadi
mulai dari awal sampai terjadi kesepakatan dalam akhir negosiasi
3) Menggunakan cara-cara pertukaran sesuatu –baik berupa tawar menawar (bargain)
maupun tukar menukar (barter)
4) Hampir selalu berbentuk tatap-muka –yang menggunakan bahasa lisan, gerak tubuh
maupun ekspresi wajah
5) Negosiasi biasanya menyangkut hal-hal di masa depan atau sesuatu yang belum
terjadi dan kita inginkan terjadi
6) Ujung dari negosiasi adalah adanya kesepakatan yang diambil oleh kedua belah
pihak, meskipun kesepakatan itu misalnya kedua belah pihak sepakat untuk tidak
sepakat.

2.6.3 Tips Negosiasi


1) Negosiasilah dengan orang yang mau mendengar (pilah dan pilih)
2) Meninggalkan Negosiasi tanpa meninggalkan target (buat daftar target, pastikan
selama negosiasi selalu fokus)
3) Tahu kapan bertanya, dan tidak sekedar bertanya (tahu kapan menekan)

8
4) Jangan mengambil jalan singkat (guna menjaga nilai yang kita anut, pelajari situasi
negosiasi sebelumnya
5) Ubah rasa iri menjadi energi
6) Hindari mencampuri masalah orang lain (jangan mewarisi masalah)
7) Gunakan prinsip mengambil dan memberi
8) Mintalah sesuatu yang lebih

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Manajemen konflik adalah cara yang digunakan individu untuk menghadapi pertentangan
atau perselisihan antara dirinya dengan orang lain yang terjadi di dalam kehidupan.
Penyelesaian konflik dapat dilakukan dengan langkah-langkah mulai dari mengkaji,
mengidentifikasi dan melakukan intervensi sebelum memulai penyelesaian. Dalam
intervens,i seleksi metode/strategi yang paling sesuai untuk menyelesaikan konflik yang
terjadi

3.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang ada maka penyusun dapat memberikan saran yang kiranya
dapat bermanfaat bagi pembaca maupun penulis sendiri yaitu agar lebih memahami
mengenai konsep manajemen dan kepemimpinan keperawatan terkhususnya pada makalah
ini yaitu mengenai manajemen konflik dan penyelesaian masalah demi mewujudkan kualitas
pelayanan yang baik dengan komunikasi yang baik dalam pengaplikasiannya di bidang
keperawatan.

10

Anda mungkin juga menyukai